Rabu, 20 Oktober 2010

Bahasa Iklan

Memasarkan produk dilakukan dengan berbagai cara termasuk menggunakan media iklan. Bahasa untuk iklan memang dibuat singkat dan adakanya keluar dari kaidah bahasa baku. Hal ini bertujuan agar menarik, terkesan, dan terpengaruh pada akhirnya konsumen menggunakan produk yang diiklankan.  Kalau dicermati adakalanya tulisan-tulisan pada suatu produk yang diklankan setelah ditelaah ternyata maknanya menjadi aneh dan tidak karuan.

Berikut saya tampilkan cuplikan suatu iklan produk rokok berikut.


Sekilas tidak ada yang aneh, dan salah tulisan iklan produk rokok yang dilingkari dengan warna merah di atas. 

Silakan Anda telaah dulu, adakah yang aneh dan terasa janggal?

Hal ini, memang menimbulkan makna yang multitafsir bagi para pembaca iklan tersebut.

Saya berkeyakinan, para pembaca pasti lebih hebat dalam hal menafsirkannya.


Apabila fitrinya merupakan nama seseorang maka akan sangat lucu dan menggelikan. Jadi, para lelaki yang ada pada iklan tersebut boleh menikmati kesucian fitri. Hal ini, menjadi aneh dan menggelikan. 

Jadi, tidak selamanya penggunaan bahasa yang ringkas akan lebih efektif, nyatanya maknanya menjadi berbeda. 

Kalau penulisannya lengkap mungkin maknanya tidak akan menjadi aneh dan lucu.

"Syukuri kemenangan, nikmati kesucian Idul Fitri" atau  (Idul fitri merupakan hari yang suci)

"Syukuri kemenangan, nikmati kesucian hari yang Fitri" (yang suci harinya)


Saya pikir penjelasan ini masih kurang, ada di antara Anda yang lebih pintar dan hebat untuk memberikan penjelasan secara rinci, terima kasih.

***