Rabu, 17 Juli 2013

Terowongan Wilhelmina Terpanjang di Indonesia

PANGANDARAN, (PRLM).- Jalur kereta api (KA) Banjar-Cijulang menyimpan segudang cerita dan pengalaman menarik bagi banyak orang. Terutama mereka yang pernah merasakan menggunakan kereta api tersebut.

Selain sebagai sarana transportasi massal darat, jalur yang dibuka dan dibangun pada 1911 dikatakan sebagai kereta api wisata. Sebab, pemangdangan yang disuguhkan pada jalur sepanjang 82,385 kilometer itu bagus dan indah. Mulai dari pegunungan, terowongan, jembatan, hingga panorama laut Pangandaran.

Di jalur tersebut, ada satu stasiun kelas 3, empast stasiun kelas 2, dan tiga stasiun kelas 1. Kemudian, pada jalur ini pun terdapat terowongan dan jembatan terpanjang. Untuk terowongan ada tiga, yaitu Terowongan Hendrik 100 meter, Terowongan Juliana 250 meter, dan Terowongan Wilhelmina 1.116 meter.

Sedangkan untuk jembatan, yaitu Jembatan Cikacepit dengan panjang 1.250 meter, lebar 1,70 meter, dan ketinggian sekitar 100 meter dari permukaan tanah. dan, Jembatan Ciputrapinggan. Untuk Terowongan Wilhelmina, dan Terowongan Cikacepit adalah yang terpanjang di Indonesia.

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop II Bandung, Bambang S Prayitno mengatakan, nantinya dengan ada rencana akan diaktifkannya kembali jalur kereta tersebut, diakui akan membantu roda perekonomian masyarakat. “Tentu ini akan membantu jika kereta api tersebut kembali beroperasi. Pertama, perekonomian masyarakat di sekitar kereta api dapat terdongkrak. Dan, juga ini akan menjadi jalur wisata heritage,” jelasnya.

Dikatakan Bambang, jika jalur tersebut diaktifkan kembali akan mendatangkan banyak keuntungan dan manfaat. Khususnya bagi Kabupaten Pangandaran yang baru saja menjadi Daerah Otonom Baru (DOB). Terutama bagi masyarakat. Sebab, selain banyak yang merindukan ingin menaiki kereta api di jalur tersebut. kereta api dapat menjadi salah satu pilihan alat transportasi.

“Kita ketahui Pangadaran sudah menjadi destinasi wisata baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Nantinya, mereka yang hendak ke Pangandaran dapat menggunakan kereta api dari Banjar, dan mendapatkan pengalaman indah. Yaitu melihat panorama alam,” ucapnya.

Seperti diketahui, jalur tersebut memiliki jembatan dan terowongan terpanjang di Indonesia. Yaitu Jembatan Cikacepit, dan Terowongan Wilhelmina. “Nantinya, kita tidak hanya sebagai heritage yang dipertahankan dari jalur tersebut. tetapi pelayanan kepada masyarakat. Tentu kita harus menambah dan meningkatkan dari yang dahulu sudah ada,” ucapnya.

Menurut dia, seperti Stasiun Pangandaran dan Cijulang, itu akan tetap dipertahankan keaslian bangunannya. Namun, akan ada pengembangan.(A-195/A-147)***

Wayang Serok, Terbuat dari Barang Rongsokan








PRLM - Bermula dari mata pencaharian sebagai tukang rongsokan, justru memberi berkah bagi Abah Adang Standar Supaya (51), rongsokan-rongsokan miliknya itu diubah menjadi karya seni bernilai tinggi.

Dari barang-barang rongsokan yang ia miliki dia ciptakan wayang-wayang golek berkepala aneh, kepala wayang golek yang biasanya terbuat dari ukiran-ukiran kayu diubah oleh Abah Adang menjadi cangkir, serok, penggorengan, lampu dan berbagai jenis bentuk barang rongsokan lainnya.

"Sudah dua tahun saya mulai iseng-iseng bikin wayang kayak gini, dulu saya mah karena suka wayang dan senang mempelajari kesenian, maka tertarik untuk membuat wayang-wayang rongsokan ini," kata Abah Adang, di Kediamannya di Kampung Cipurut, RT 04/05, Desa Baros, Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung, Selasa (16/7/2013).

Abah Adang menjelaskan pada mulanya dia hanya membuat wayang-wayang saja dari rongsokan-rongsokan itu, namun akhirnya terpikir untuk membuat grup wayang sendiri, yang berisikan warga sekitar rumahnya.

"Semua personelnya ada delapan orang dan semuanya warga di sini, kecuali pemain rebab yang merupakan warga Katapang, Kabupaten Bandung," kata Abah Adang.

Sementara itu ketika disinggung cerita wayang yang dimainkannya ternyata sedikit berbeda dengan pertujunkan wayang golek biasanya.

"Kalau saya lebih ke menceramahi di Kampung-Kampung yang mengundang saya, dan memberikan sindiran kepada pemerintah, tentu saja dengan diiringi humor," kata Abah Adang.

Dan dari mulut ke mulut kini Abah Adang mulai dikenal di Kabupaten Bandung karena kesenian yang ia sebut sebagai Wayang Serok ini, karena terinspirasi dari wayang pertama yang ia buat dari serok penggorengan. (Mochamad Iqbal Maulud/"PRLM"/A_88)***

Kebutuhan Kereta Api Pengangkut Barang Sudah Mendesak

BANDUNG, (PRLM).-Kebutuhan mengangkut barang menggunakan kereta api sudah mendesak. Kenaikan harga barang sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak bisa dielakkan para produsen dan distributor.

Pada sisi lain, kondisi jalan rusak menjadi sasaran akibat beberapa pengusaha mengurangi beban biaya dengan mengangkut barang meski tonasenya melebihi batas yang diizinkan.

Salah satu pihak pengusaha yang membutuhkan alternatif jalur angkutan selain jalan disampaikan PT Tirta Investama sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK).
Government Relationship Director PT Tirta Investama Rahmat Hidayat mengatakan para pengusaha sebenarnya ingin membantu pemerintah dengan tidak menambah beban jalan.
Salah satu alternatif yang mereka usulkan adalah dengan penyediaan infrastruktur kereta api pengangkut barang atau logistik lainnya.

“Bagaimana pun kebutuhan masyarakat yang rata-rata sudah menggunakan air minum kemasan harus terpenuhi. Sebagai perusahaan yang ada di beberapa tempat seperti Sukabumi, Subang, Cianjur, dll kami pasti sering menggunakan jalan. Kami sudah mencoba mencari alternatif jalan lain tetapi hingga saat ini tidak ada,” kata Rahmat di Bandung, Rabu (17/7/2013).

Padahal, jika alternatif angkutan barang menggunakan kereta api tersedia, Rahmat yakin pengangkutan menggunakan kereta api jauh lebih efisien dan mengurangi beban jalan. Angkutan barang menggunakan kereta api bagi perusahaan yang memiliki konsumen di berbagai wilayah Jabar bahkan luar provinsi Jabar ini menurut Rahmat sudah mendesak.(A-199/A-107)***

Riset Kepariwisataan Dunia dalam Literatur

PROGRAM STUDI

 Selasa, 16 Juli 2013 | 14:43 WIB

 
Baru sejak 1940-an, pariwisata diupayakan oleh sejumlah akademisi dan peneliti untuk diajarkan di universitas-universitas, yang melahirkan definisi-definisi dan teori-teori kepariwisataan serta berbagai penelitian kepariwisataan. | shutterstock.com

 

 Oleh Teguh Amor Patria A.Par, PGDip, MPPar

KOMPAS.com - Belum banyak tulisan sengaja dibuat untuk meninjau perkembangan riset kepariwisataan di dunia, terutama yang dipublikasikan di Indonesia, baik yang ditulis dalam Bahasa Indonesia maupun hasil terjemahan dari bahasa lain. Begitu juga halnya dengan jurnal, walau sudah banyak dipublikasikan di Indonesia, tetapi belum ditemukan satu jurnal yang membahas perkembangan riset kepariwisataan.

Berdasarkan hal itu, tulisan ini sengaja mengangkat dinamika riset kepariwisataan di dunia. Harapannya agar dapat menjadi dasar serta mendorong penulisan yang lebih mendalam tentang topik serupa di masa mendatang.

Penelitian kepariwisataan baru berkembang pada awal abad ke-20 di Eropa. Hingga tahun 1930-an, pariwisata masih dicermati dan dikaji melalui kacamata ilmu-ilmu tradisional lainnya yang lebih tua, lebih berkembang, dan diakui masyarakat luas, seperti ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu budaya, ilmu geografi, dan lain sebagainya.

Baru sejak 1940-an, pariwisata diupayakan oleh sejumlah akademisi dan peneliti untuk diajarkan di universitas-universitas, yang melahirkan definisi-definisi dan teori-teori kepariwisataan serta berbagai penelitian kepariwisataan. Upaya tersebut baru membuahkan hasil di awal milenium ini, dengan ditetapkannya pariwisata sebagai suatu keilmuan mandiri.

Dari lima literatur (textbook) yang digunakan untuk penulisan ini, semuanya diterbitkan dalam periode waktu relatif baru, yaitu antara 1989 hingga 2006. Hal ini disebabkan masih relatif barunya serta masih langkanya sumber-sumber tertulis yang mengangkat tentang dinamika riset kepariwisataan di dunia. Selain itu, data tentang dinamika riset kepariwisataan masih sangat terbatas.

Dibandingkan dengan bahasan-bahasan lain, seperti aspek-aspek perencanaan dan pengelolaan kepariwisataan, bahasan tentang riset kepariwisataan masih sangat kecil lingkupnya dalam buku-buku teks tentang kepariwisataan. Perbedaan tahun penerbitan buku-buku yang digunakan untuk tulisan ini tidak mencerminkan perkembangan riset kepariwisataan secara kronologis. Masing-masing buku menjelaskan periode waktu dan bahasan tentang riset kepariwisataan masing-masing.

1. Tahun 1989 (Tourism Development-Second Edition (Pearce, Addison Wesley Longman Limited)
Buku ini diterbitkan di Inggris sehingga pemikiran-pemikiran dan studi-studi kasusnya banyak mencerminkan apa yang terjadi di Inggris. Sekedar catatan, kepariwisataan modern lahir pertama kali di Inggris pada abad ke-16 dengan lahirnya the Grand Tourserta dilanjutkan oleh tur terorganisir (organized tour) yang digagas Thomas Cook pada abad ke-19. Hal ini menjadikan Inggris sebagai salah satu negara kiblat riset dan edukasi kepariwisataan terkemuka di dunia.

Beberapa point penting dari buku ini adalah:
- Pariwisata semakin berkembang menjadi sebuah topik penelitian bagi para peneliti dari berbagai disiplin ilmu selama dua puluh tahun terakhir (1970-an dan 1980-an), namun belum diterima secara luas sebagai sebuah ilmu tersendiri. Pariwisata dipandang sebagai sebuah topik yang merupakan bagian dari ilmu geografi, ekonomi, manajemen, sosiologi, antropologi, dan lain-lain.

- Pearce (1979) mengidentifikasi enam area sebagai topik penelitian pariwisata dari ilmu geografi, yaitu pola spasial sediaan (supply spatial pattern), pola spasial permintaan (demand spatial pattern), geografi resor (resort geography), analisis pergerakan dan alur wisatawan (tourist movement and flow analysis), dampak pariwisata (tourism impacts), dan model kawasan wisatawan (tourist destination model). Di tahun-tahun berikutnya (awal 1980-an), muncul topik-topik lebih variatif di sejumlah negara di dunia.

- Dalam ilmu ekonomi, manajemen, dan pemasaran, penelitian yang berhubungan dengan kepariwisataan muncul lebih awal dibanding yang terjadi dalam ilmu geografi (1970-an), namun dalam dekade berikut kemunculannya tidak menunjukkan perubahan signifikan. Kontribusi terhadap penelitian kepariwisataan dari sisi ekonomi dilakukan oleh Gray (1982), yang mengangkat topik pengukuran, analisis biaya-manfaat, alokasi sumber daya, dan pemanfaatan barang-barang publik dalam pengembangan kepariwisataan.


- Dalam sosiologi kepariwisataan, Cohen (1984) mengidentifikasi delapan pandangan sosiologis terhadap pariwisata, yaitu pariwisata sebagai sebuah bidang jasa yang dikomersialkan, perjalanan yang didemokratisasikan, sebuah bentuk kegiatan waktu luang yang modern, sebuah variasi modern dari ziarah tradisional, sebuah pengungkapan tema-tema kebudayaan dasar, sebuah proses bersifat akulturatif, sebuah bentuk dari hubungan-hubungan etnis, dan sebuah bentuk neokolonisasi.

Cohen juga membagi empat isu prinsip, yaitu wisatawan, hubungan antara wisatawan dan penduduk lokal, struktur dan pemfungsian sistem kepariwisataan, dan konsekuensi pariwisata. Menurut Graburn (1983), para ahli antropologi telah berfokus pada studi tentang dampak-dampak pariwisata terhadap penduduk lokal dan juga terhadap studi tentamg wisatawan itu sendiri.

- Dari semua penelitian di tahun 1970-an dan 1980-an, topik mengenai dampak pariwisata terhadap berbagai aspek sesuai latar belakang peneliti adalah yang paling banyak muncul.

2. Tahun 1995 (Tourism Analysis-A Handbook (Smith, Addison Wesley Longman Limited)
Sama seperti buku pertama, buku ini juga diterbitkan di Inggris. Dalam salah satu sub-bab-nya, buku ini membahas sedikit tentang riset kepariwisataan, dengan beberapa point sebagai berikut:

- Melihat riset pariwisata melalui berbagai perspektif, yaitu human experience, social behavior, geographic phenomenon, resources, business, industry, dan intellectual debate.

-
Melihat isu-isu kontemporer dalam riset kepariwisataan.

- Meninjau tantangan-tantangan dalam riset kepariwisataan, seperti kurangnya pengukuran yang dapat dipercaya untuk menjelaskan ukuran dan dampak pariwisata, keberagaman industri pariwisata sehingga menimbulkan pertanyaan apakah pariwisata merupakan sebuah industri tersendiri atau gabungan atas industri-industri terkait, kompleksitas spasial dan wilayah, dan tingginya tingkat fragmentasi.

3. Tahun 2004 (Tourism Management–3rd Edition (Leiper, Pearson Education Australia)
Buku yang diterbitkan di Australia ini ditulis oleh Leiper, salah satu penulis ternama di bidang kepariwisataan yang terkenal dengan model Sistem Pariwisata dari sisi spasial-nya. Buku ini pada umumnya membahas manajemen kepariwisataan yang bersifat komprehensif. Riset kepariwisataan merupakan satu topik yang dibahas dalam salah satu sub-bab-nya, dengan point-point sebagai berikut:

- Riset kepariwisataan dimulai 90 tahun yang lalu.

- Sekitar tahun 1910, Picard dan von Scullard memerhatikan dampak ekonomi yang dihasilkan wisatawan, yang kebanyakan berasal dari Jerman dan Inggris, di Austria dan Swis dan mulai melakukan penelitian.

- Pada 1930-an, sekelompok akademisi membentuk tim pertama yang tertarik untuk mempelajari pariwisata dari berbagai sudut pandang, seperti sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Belum ada studi tentang gambaran keseluruhan, namun apabila digabungkan, penelitian-penelitian itu menghasilkan suatu pandangan yang komprehensif dan menyeluruh.

- Tahun 1940, didasari keyakinan dan keinginan untuk menjadikan pariwisata sebagai sebuah subjek di universitas-universitas, mendorong dua profesor di Universitas Berne untuk menciptakan definisi pariwisata secara formal.

- Tahun 1962, the Journal of Travel Research diterbitkan Universitas Boulder, Colorado, AS, sebagai yang pertama dalam hal riset berbasis statistik.

- Pada 1960-an, sebuah program edukasi dan riset pariwisata diluncurkan di Universitas Michigan, AS, di mana Robert McIntosh menulis teks utama pertama di tahun 1972.

- Tahun 1973, Jafar-Jafari mendirikan Annals of Tourism Research di Universitas Wisconsin-Stout, yang menggabungkan beberapa disiplin ilmu.

- Di awal 1970-an, Universitas Surrey di Inggris merupakan pionir dalam program studi pariwisata. Selain itu, universitas ini juga mempublikasikan buku teks yang berpengaruh berjudul Tourism Management.

- Tiga jurnal yang disebut di atas, Journal of Travel Research, Annals of Tourism Research, dan Tourism Management, saat ini dianggap sebagai tiga riset pariwisata utama di dunia.

- Di tahun 1980-an dan 1990-an pariwisata telah menjadi tema riset dan pendidikan di banyak universitas dan kampus di seluruh dunia. Selain itu, banyak juga lembaga kursus yang menyediakan pendidikan keterampilan keterampilan.


- Buku ini juga menyebutkan tentang empat sumber bagi pembelajaran pariwisata, yaitu pengalaman seorang layperson, pengalaman kerja, pelatihan keterampilan, dan riset dan edukasi akademis. Buku itu juga menyebutkan karakteristik keempat sumber itu.

- Buku ini juga menyebutkan tentang tujuan riset dan pendidikan pariwisata.

4. Tahun 2006 (Tourism A Modern Synthesis (Page and Connell, Thomson, London)
Seperti buku ketiga di atas, buku ini juga diterbitkan di Australia dan pada umumnya membahas mengenai manajemen kepariwisataan yang bersifat komprehensif. Riset kepariwisataan merupakan satu topik yang dibahas dalam salah satu sub-bab-nya, dengan point-point sebagai berikut:

- Pariwisata kini sudah dianggap sebagai sebuah subjek studi akademik secara serius.
- Sebelum tahun 1980-an, studi pariwisata dipandang oleh banyak akademisi dan analis sebagai suatu subjek yang dangkal (superficial) dan kurang berharga, tidak seperti subjek-subjek lain seperti sejarah, ekonomi, dan politik. Pariwisata sering dianggap sebagai sebuah subjek pada tingkatan praktisi yang diajarkan untuk pada craft level.

-
Pada 1990-an, hal tersebut berubah. Saat ini, pariwisata diajarkan di banyak sekolah, kampus, politeknik, dan universitas di seluruh dunia, dengan berbagai kualifikasi mulai darilevel sertifikat hingga PhD, dan menjadi dewasa sebagai sebuah subyek.

- Buku-buku teks yang telah membantu pendewasaan pariwisata saat ini kebanyakan ditulis dan diterbitkan pada tahun 1980-an hingga awal 1990-an (walau ada sejumlah kecil di tahun 1970-an dan di awal milenium).

- Buku ini juga menyebutkan tentang Annals of Tourism Research, Tourism Management, dan Journal of Travel Research yang memunculkan pariwisata sebagai sebuah subjek yang serius di tingkat vokasi, sarjana, dan pascasarjana di seluruh dunia.

- Saat ini, edukasi pariwisata dilengkapi dengan kemajuan teknologi, seperti Travel Trade Gazette dan sumber berita kabel seperti TravelMole (www.travelmole.com) di mana temuan-temuan riset juga dipublikasikan. Buku-buku teks pariwisata disebutkan sebagai media penting bagi diskusi tentang pariwisata, konsep, dan pengembangannya.

- Buku-buku teks pariwisata yang tersedia ditulis melalui persepsi Amerika (Mathieson and Wall, 1982; Mill and Morrison, 1985; Murphy, 1985), Eropa (Foster, 1985; Cooper et al. 2005) atau Australasia (Pearce, 1995; Hall at al, 2003) atau Asia (Hall and Page, 2000) dan negara-negara berkembang atau masyarakat asli (Hall dan Page, 1996).

5. Tahun 2006 (Tourism Management–Third Edition (Weaver and Lawton, 2006)
Buku ini diterbitkan di Inggris dan pada umumnya membahas tentang manajemen kepariwisataan bersifat komprehensif. Riset kepariwisataan merupakan satu topik yang dibahas dalam salah satu sub-bab dengan point-point sebagai berikut:

- Pada umumnya, buku ini melihat hambatan-hambatan perkembangan pariwisata sebagai sebuah ilmu, indikasi perkembangannya, urutan platform pariwisata, dan pendidikan tinggi.

- Hambatan-hambatan perkembangan pariwisata mengulas tentang pariwisata yang dipandang sebagai sebuah aktifitas trivial (dangkal), pariwisata skala besar sebagai kegiatan kekinian, pariwisata yang dipandang sebagai studi vokasi, kurangnya definisi yang jelas dan data yang dapat dipercaya, kurangnya teori-teori asli atau tradisi akademis yang kuat.

- Indikasi perkembangan mengulas tentang perkembangan pariwisata dalam sektor universitas, perkembangan jumlah jurnal-jurnal referensi.

- Urutan platform pariwisata meninjau advocacy, cautionary, adaptancy, dan knowledge-based.

- Menjelaskan bagaimana pariwisata sering termarjinalisasi dari disiplin-disiplin lainnya di tahun 1980an, namun kini semakin (walau belum sepenuhnya) dianggap sebagai sebuah keilmuan yang penting.

(Penulis adalah Research Coordinator Hotel Management Department di Binus University)

"Bergabunglah dengan komunitas kelas dunia: www.binus.ac.id

Editor : Latief

 

 

Miliarder Rencanakan Kereta Api Super "Hyperloop"

San Francisco - Los Angeles Hanya 30 Menit








CALIFORNIA, (PRLM).- Seorang miliarder dan pengusaha antariksa telah meluncurkan sebuah rencana untuk kereta api super 'hyperloop' yang ia klaim memungkinkan orang melakukan perjalanan 380 mil antara Los Angeles dan San Francisco hanya dalam 30 menit, lebih cepat dari pada dengan pesawat terbang.

Elon Musk mengklaim kereta supernya, yang ia gambarkan sebagai persilangan antara Concorde dan kereta api peluru, yang akan melakukan perjalanan dua kali lebih cepat dari pesawat terbang.

Ia berencana untuk mengungkapkan rincian lengkapnya bulan depan, termasuk bagaimana kereta akan bekerja dan kecepatan berjalan maksima.

Sementara beberapa orang mungkin menganggap idenya gila, namun Musk memiliki rekam jejak seorang yang berpikir besar.

Dia adalah CEO SpaceX, perusahaan swasta pertama yang mengirim pasokan ke Stasiun Antariksa Internasional selain juga pendiri PayPal dan produsen mobil elektronik Tesla Motors.

Musk mengatakan, seperti dilaporkan Daily Mail, bahwa ia akan menerbitkan 'desain alfa' untuk proyek transportasi ambisiusnya ini pada 12 Agustus.

Musk meluncurkan rencana ini selama Konferensi D11 di California pada Mei lalu. (Aya/A-107)**

Inikah Tanda Adanya Samudra di Mars?

Penulis : Yunanto Wiji Utomo |Rabu, 17 Juli 2013 | 13:27 WIB



Wilayah yang ditandai adalah Aeolis Dorsa di Mars. Di wilayah tersebut, ilmuwan menemukan struktur inverted channel yang diduga merupakan bagian dari delta yang menjadi petunjuk adanya samudra di Mars. | NASA

KOMPAS.com — Dengan bantuan wahana Mars Reconnaissance Orbiter (MRO), ilmuwan California Institute of Technology (Caltech) menemukan bekas aliran air di sebuah wilayah Mars yang disebut Aeolis Dorsa, berjarak 1.000 kilometer dari Kawah Gale, tempat wahana Curiosity sekarang menjalankan misinya.

Bekas saluran air itu kerap disebut inverted channel atau saluran yang terbalik. Disebut demikian karena bekas saluran air ini tampak menggunung. Struktur ini terbentuk ketika material seperti batu dan kerikil dibawa arus serta mengumpul dan setelah sungai mengering, pasir dan tanah liatnya tererosi.

Ilmuwan menduga bahwa saluran yang terbalik itu adalah bukti adanya sebuah delta di muara sungai Mars. Adanya delta itu membuat ilmuwan menduga bahwa di belahan utara tempat saluran terbalik ini ditemukan pernah ada samudra yang mencakup sepertiga wilayah Mars.

Benarkah dugaan ilmuwan tersebut? Bagaimana bisa meyakini bahwa struktur yang ditemukan memang terkait dengan adanya delta dan samudra?

"Ilmuwan telah lama punya hipotesis bahwa dataran rendah di belahan utara Mars adalah dasar dari samudra yang dulu pernah ada di Mars, tetapi belum ada satu pun yang menemukan buktinya," kata Mike Lamb, salah satu peneliti yang terlibat riset ini dalam keterangan pers di situs web Caltech yang diunggah Selasa (16/7/2013).

Diterangkan bahwa struktur saluran terbalik itu bisa terbentuk oleh tiga sebab, yaitu aliran air dari banyak sungai yang kemudian bertemu menjadi satu sungai yang lebih besar, aliran air dari satu sungai yang lalu bercabang menjadi banyak sungai, atau disebabkan oleh delta.

Untuk mengetahui sebab paling mungkin, ilmuwan menguak dengan bantuan kamera HiRISE pada wahana MRO yang mampu mendeteksi struktur hingga yang besarnya hanya 25 cm dan mengetahui perubahan ketinggian dengan resolusi 1 meter. Dengan kamera ini, komposisi sedimen, aliran air, dan proses bagaimana sedimen diendapkan bisa diketahui.

Ilmuwan akhirnya menemukan bahwa saluran yang terbalik menyebar, bukan menyatu. Hal ini menunjukkan bahwa saluran itu adalah bagian dari delta sungai.

Delta sungai bukan baru kali ini ditemukan. Namun, delta yang ditemukan kali ini berbeda karena tidak berada di sebuah kawah atau memiliki batas yang jelas. Ini menunjukkan bahwa delta ini lebih terkait dengan adanya badan air yang besar atau samudra.

"Ini mungkin merupakan bukti paling meyakinkan dari adanya delta di wilayah yang tak berbatas, dan delta ini menunjukkan adanya badan air yang besar di belahan utara Mars," kata Roman DiBiase, peneliti lain yang terlibat riset ini. Samudra itu dahulu diperkirakan menutupi seluruh wilayah Aeolis Dorsa seluas 100.000 kilometer persegi.

Ilmuwan berencana untuk terus melakukan penelitian lain untuk memperkuat hipotesis adanya lautan di Mars. Masih mungkin ada kesalahpahaman dari penelitian ini, misalnya karena dahulu sebenarnya ada batas badan air, tetapi seiring waktu tererosi. Hasil riset ini dipublikasikan di Journal of Geophysical Research pada Jumat (12/7/2013). 

Editor : Yunanto Wiji Utomo

Selasa, 16 Juli 2013

Kalender Tertua Ditemukan di Skotlandia




12 lubang yang digali di Aberdeenshire, Skotlandia menirukan fase bulan.*


BIRMINGHAM, (PRLM).- Para arkeolog percaya bahwa mereka telah menemukan 'kalender' tertua di dunia di Skotlandia.

Sekelompok 12 lubang yang baru-baru ini digali di Aberdeenshire muncul untuk meniru dan menyelaraskan fase bulan, sehingga memungkinkan untuk melacak bulan lunar selama setahun.

Peneliti dari Universitas Birmingham, Inggris kini percaya bahwa monumen ini telah berusia 10.000 tahun, mendahului kalender awal yang dikenal berusia 5.000 tahun.
Secara formal perangkat pengukur waktu pertama telah diciptakan di Mesopotamia sekitar 5.000 tahun yang lalu.

Menurut para ahli yang dikutip Mail Online, keselarasan lubang dekat Crathes Castle mendahului penemuan-penemuan tersebut dalam ribuan tahun.

Monumen Mesolithic di Warren Field ini dikatakan telah diciptakan oleh masyarakat pemburu hampir 10.000 tahun yang lalu. Pertama kali digali antara 2004 dan 2006 dan baru-baru ini dianalisis oleh para peneliti dari Universitas Birmingham. (Aya/A-147)***

Selasa, 02 Juli 2013

Patung Mesir Berumur 4000 Tahun Ini Bisa Bergerak Sendiri

Penulis : Yunanto Wiji Utomo Selasa, 2 Juli 2013 | 13:46 WIB 


 
Patung Mesir berumur 4000 tahun ini bisa bergerak sendiri. | Luke Lovelock



MANCHESTER, KOMPAS.com - Patung Mesir berusia 4000 tahun di Museum Manchester, Manchester, Inggris bisa bergerak sendiri. Hal ini dilaporkan oleh kurator museum tersebut, Campbell Price.

Patung itu seorang pria bernama Neb-Senu yang berukuran sekitar 20 cm itu merupakan persembahan pada Dewa Osiris dan telah berada di Museum Manchester selama 80 tahun. Hingga beberapa minggu lalu, patung tetap diam.

"Saya menyadari suatu hari bahwa patung itu berputar. Saya pikir ini aneh karena patung itu berada di dalam kotak dan hanya saya yang memiliki kuncinya," ungkap Price.

Price mengatakan bahwa para sejarawan Mesir bukanlah orang-orang yang suka bertakhyul. Saat pertama menyadari patung itu berputar, Price bertanya-tanya bagaimana bisa patung itu bisa berputar.

"Tapi pada saat berikutnya, patung itu menghadap ke arah lain dan sehari sesudahnya lagi, patung juga berubah arah lagi," kata Price. Price merekam gerakan patung dalam video dan mengatakan, patung itu benar-benar bergerak tanpa bantuan manusia.

Menurut Price, orang Mesir Kuno percaya bahwa patung bisa menjadi "rumah" alternatif bagi roh orang yang direpresentasikan oleh patung itu sendiri. Gerakan patung mungkin terkait adanya roh yang masuk di dalamnya.

Sementara itu, Brian Cox, seorang fisikawan, menjelaskan bahwa gerakan patung itu mungkin terkait dengan differential friction, Menurut Cox, interaksi antara batu serpentine material patung dengan permukaan gelas menyebabkan getaran sehingga patung bisa berputar.

Diberitakan Huffington Post, Minggu (23/6/2013), teori Cox diperkuat dengan fakta pada hasil rekaman video yang menunjukkan bahwa patung hanya bergerak saat ada pengunjung.
.
Price kurang percaya dengan teori Cox. Patung itu telah berada di museum selama 80 tahun. Mengapa baru-kali ini saja bergerak. Gerakan patung ini tetap jadi teka-teki. Gerakan patung ini juga yang mendatangkan berkah bagi museum. Kunjungan ke museum itu meningkat.


Sumber : Huffington Post
Editor : Yunanto Wiji Utomo

Perkusi, Sederhana tapi Kaya Nada








BANDUNG, (PRLM).- Bunyi atau suara merupakan musik yang paling sederhana. Namun bila suatu alat musik sederhana dimainkan akan menghasilkan komposisi irama beranekaragam dan sangat kaya akan harmonisasi.

“Contoh kecil saja alat musik Jimbe asal Afrika yang kini musisi Afrika saja memesan dan membuatnya di Cipacing Sumedang. Meski hanya media yang dipukulnya hanya satu bagian, tapi dengan teknik memukul yang berbeda akan menghasilkan banyak bunyi dan irama musik, itulah perkusi atau alat musik pukul. Sederhana tapi kaya nada,” ujar budayawan Aat Suratin saat menjadi narator pada pegelaran musik perkusi S.O.R.A (The Sound of Natural Rhytmic Arrangement) bertempat di Auditorium Lokantara Budaya RRI Bandung, Jalan Diponegoro Bandung, Minggu (30/6) malam.

Pegelaran yang diprakarsai komunitas musik perkusi United State of Bandung Percussion (USBP) memainkan komposisi dari berbagai benda yang dipukul. Diantara suara piano dan paduan suara kaleng bekas, alat memasak dan lainnya memainkan nomor pembuka.
Selain barang tidak terpakai sebagai sarana mencipta bunyi (musik) juga dimainkan komposisi dengan memainkan rampak Jimbe, kolaborasi kendang dengan jimbe, kendang dengan dog-dog dan lainnya. Sebagai bintang tamu tampil Punk Cut, Bina Seni Vokal, dan Reaktibelat. (A-87/A-147)***