Sabtu, 28 September 2013

LAPOR Tempat Mengeluh Warga

Sabtu, 28 september 2013 01:24 WIB




WASTUKANCANA (Galamedia) - Warga Kota Bandung yang memiliki keluhan dan permasalahan pembangunan di Kota Bandung bisa meLAPORkannya secara online. Dalam waktu dekat Pemkot Bandung akan meluncurkan LAPOR atau Layanan Aspirasi Pendukung Online Rakyat. Melalui LAPOR secara online ini wali kota bisa menelusurinya.
 
Saat ini pemkot melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Bandung tengah menyosialisasikan program tersebut. Ditemui usai sosialisasi di Auditorium Balai Kota, Jln. Wastukancana, Jumat (27/9), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, masyarakat bisa menyampaikan keluhan dan permasalahan kota secara online.

"Masyarakat LAPOR, nanti operator yang akan mendistribusikan keluhan tersebut pada dinasnya," ujarnya.

Melalui sistem ini, dirinya bisa melihat apakah keluhan tersebut direspons secara cepat dalam hitungan jam oleh dinas atau malahan tidak ada penyelesainnya. "Ini sistem pengaduan yang bisa di-track, semua keluhan bisa diawasi dan saya sangat mudah melihat interaksi masyarakat dengan pemerintah kota," ungkapnya.

Dengan sistem ini, dirinya bisa melakukan evaluasi. Karena bisa melacak proses dan hasil peLAPORannya. Dari evaluasi ini, nantinya bakal ada rapor untuk setiap satuan kerja perangkat daerah. Rencananya, setiap 3 bulan sekali akan ada penilaian terhadap SKPD-SKPD.

"Sistem ini sudah terbukti di kementerian. Nanti di akhir proses kita akan pinta rapor dinas-dinas mana yang responsnya cepat, lambat atau tidak menyelesaikan sama sekali," ujar Ridwan. LAPOR dibangun dan dikelola unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)

Namun warga yang tidak memiliki alat komunkasi atau saluran internet tetap bisa meLAPORkan keluhannya. Karena peLAPORan ini bisa dilakukan dalam dua bentuk, yakni konvensional dan online.

"Warga bisa meLAPORkan dengan temu muka langsung ke Diskominfo dan dinas terkait, serta kotak pengaduan di dinas-dinas," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Bandung Bulgan Alami mengatakan, masyarakat bisa mengadu melalui telepon, SMS atau e-mail diskominfo@bandung.go.id. "Selain bertatap muka untuk meLAPORkan setiap permasalahan atau melalui kotak pengaduan di setiap dinas-dinas," tandas Bulgan.

Ketika ditanya sumber daya manusia (SDM) yang akan jadi operatornya, kata Bulgan hal itu masih dalam pembahasan.
(B.95)**

Batu Antariksa yang Menghujani Rusia




PECAHAN meteorit dari Chebarkul yang ditemukan di dasar danau.*
 
 
MOSKOW, (PRLM).- Foto-foto dari meteorit yang meledak di atas Rusia pada bulan Februari lalu dan kemudian mendarat di sebuah danau telah diperlihatkan untuk pertama kalinya.

Batu meteor yang meluncur ke arah belahan timur dan menerangi kota Ural pada tanggal 15 Februari telah melukai 1.500 orang dan memecahkan jendela dan pintu rumah-rumah.
Sebagian dari batuan itu telah ditemukan saat ilmuwan meneliti dasar Danau Chebarkul, seperti dilaporkan The Siberian Times.

"Sebuah potongan meteorit seukuran kepalan manusia telah diangkat dari kedalaman 13 meter di Danau Chebarkul," kata sebuah pernyataan dari Universitas Federal Ural.

Keasliannya telah dikonfirmasi oleh Viktor Grokhovsky, pendiri dan pemimpin ekspedisi meteorit universitas ini yang mengatakan: "Saya menerima gambar obyek ini , yang menurut anggota ekspedisi memiliki sedikit sifat magnetik sedikit dan memiliki kerak cokelat dengan jejak peleburan."

"Saya mengkonfirmasi bahwa ini memang meteorit," tambah Viktor. (Aya/A-107)***

Lidah Buaya Bisa Turunkan Kolesterol



LIDAH buaya yang punya kandungan nutrisi lebih banyak ketimbang air kelapa. Berdasarkan penelitian, minuman lidah buaya memiliki sejumlah khasiat.*
 
 
LONDON, (PRLM).- Minuman super sehat air kelapa yang selama ini digemari pesohor dunia kini mendapat saingan, yakni minuman sari lidah buaya.

Seperti dilaporkan Daily Mail, sari lidah buaya punya kandungan nutrisi lebih banyak ketimbang air kelapa. Berdasarkan penelitian, minuman lidah buaya memiliki ssejumlah khasiat, di antaranya melancarkan buang air besar, membuang racun, menyehatkan pencernaan dan juga menuurnkan kolesterol.

Lidah buaya atu aloe vera dikenal mengandung sjeumlah vitamin penting, seperti A, C, E, B1. B2 B3, B6 dan asam folat. Di masa lampau 5000 tahun lalu lidah buaya sudah dikenal masyarakat Mesir Kuno sebagai obat herbal. (A-133/A-108)***

Jumat, 27 September 2013

Peluncuran Jumat Bersepeda Menuju Bandung Juara



ADE BAYU INDRA/"PRLM"



Gondang Buhun, Tradisi Mengolah Gabah Jadi Beras



RETNO HERIYANTO/"PRLM"

KESENIAN Gondang Buhun Kampung Kuta merupakan kesenian hasil program pewarisan yang diselenggarakan BPTB Jabar bersama Disparbud Kab. Ciamis.*
 
 
BANDUNG, (PRLM).- Pergelaran rutin akhir pekan, Sabtu (28/9/2013), Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat akan menampilkan kesenian tradisional Gondang Buhun dari Kampung Adat Kuta, Tambaksari, Ciamis. Kesenian gondang buhun merupakan kesenian tradisi mengolah gabah menjadi beras dengan menggunakan lisung dan halu membuat irama untuk mengiringi kawih atau tembang.

“Kesenian Gondang Buhun Kampung Kuta yang akan ditampilkan Sabtu (28/9/2013) malam merupakan kesenian hasil program pewarisan yang diselenggarakan BPTB Jabar bersama Disparbud Kab. Ciamis. Selain keseniannya yang nyaris punah, juga syair-syairnya yang sudah tidak lagi dinyanyikan oleh generasi sekarang karena mengolah gabah yang sudah modern,” terang Kepala Seksi Pengembangan BPTB Jabar, Dra. Siti Hapiatun, dalam keterangannya, Jumat (27/9/2013).

Gondang Buhun adalah kesenian khas Kampung Kuta yang tidak terdapat di daerah lain. Dalam kesenian gondang , alat yang digunakan adalah alu biasanya tingginya mencapai 2 meter, dan lisung yang panjangnya 2,5 meter.

Biasanya lisung diisi dua ikat padi atau masyarakat Kamp. Kuta menyebutnya dua geugeus pare. Tapi dalam kesenian gondang yang ditampilkan dalam Upacara Adat Nyuguh kali ini tidak menggunakan padi.

Kesenian kondang selalu diadakan setiap kali ada hajatan. Baik itu pernikahan maupun khitanan. Kesenian kondang diadakan di pagi buta. Ibu-ibu yang ada di kampung kuta menumbuk padi dengan menggunakan lesung dan halu. Suara dihasilkan dari halu yang dipukulkan ke lesung sambil menumbuk padi hingga menjadi beras. (A-87/A-147)***

"Burung Garuda" itu Berhasil Diselamatkan...

Jumat, 27 september 2013 00:43 WIB

id.wikipedia.org



ELANG Jawa (Spizaetus bartelsi) merupakan satwa langka yang dilindungi, karena populasinya di bawah bayang-bayang kepunahan. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda dengan jambul pada bagian kepala. Sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.

Ironisnya, semakin langka elang Jawa bukannya membuat masyarakat semakin peduli untuk menyelamatkannya dari kepunahan. Sebaliknya masih ada segelintir warga yang malah berupaya memburunya untuk dijadikan hewan peliharaan.

Upaya penyelamatan satwa langka ini terus digelorakan para pencinta satwa liar bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).

Berbagai razia terus dilakukan dengan sasaran tempat-tempat perdagangan satwa atau mendatangi langsung warga yang dicurigai memelihara satwa langka tanpa izin.

Seperti yang dilakukan BBKSDA Wilayah III (Kabupaten/Kota Bandung dan Sumedang), yang berhasil mengamankan satu ekor elang Jawa dari Ryza Kleib, warga Jln. Panday RT 02/RW 13 Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Rabu (25/9). Selain itu, ikut diamankan harimau Sumatra (offset/diawetkan, red) milik Hj. Ucun Ruchyatin di Dusun Cidempet RT 05/RW 03 Desa Cibeureuyeuh, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.

"Informasi keberadaan dua jenis satwa yang dilindungi ini berasal dari masyarakat. Kemudian kita tindaklanjuti dengan menerjunkan petugas ke lokasi. Alhamdulillah pemiliknya bersedia menyerahkan elang Jawa dan harimau Sumatra yang sudah diawetkan. Petugas mengambil satwa dilindungi ini Rabu (25/9) sore," kata Kepala Seksi Konservasi pada BBKSDA Wilayah III, Siswoyo di kantor BBKSDA Wilayah III, Jalan Raya Soreang-Cipatik, Kamis (26/9).

Dikatakannya, elang Jawa yang disita ini dalam kondisi sehat dan usianya masih remaja. Menurut pengakuan pemiliknya, satwa langka ini didapat dari hasil tangkapan di makam Pasarean, Kabupaten Sumedang sekitar dua bulan lalu. Elang Jawa ini saat ditemukan dalam keadaan tersangkut di pohon.

"Diduga elang tersebut lepas dari pemiliknya bersama rantai pengikatnya yang kemudian terlilit di ranting pohon. Elang Jawa ini akan kita titiprawatkan ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikanangan Sukabumi, sebelum akhirnya dilepasliarkan di Gunung Tampomas.

Sedangkan untuk offset harimau Sumatra diamankan di kantor bidang Soreang," ungkapnya.

Menurutnya, elang Jawa adalah salah satu spesies elang berukuran sedang endemik Pulau Jawa. Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur (Semenanjung Blambangan Purwo). Namun demikian, penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan.

Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Sepertinya burung ini hidup dengan spesialisasi wilayah berlereng. Diperkirakan populasi wlang Jawa kini tinggal 325 pasang.

Sementara pemilik harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) mengaku tidak mengetahui asal-usul harimau offset tersebut.

Menurut Hj. Ucun, harimau Sumatra tersebut pemberian dari Ateng Jumhana pada tahun 1998. "Kami masih menyelidiki apakah harimau Sumatra itu sengaja dibunuh lalu kemudian di-offset atau memang harimau mati yang kemudian dijadikan offsetan," tandasnya.

Harimau Sumatra merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered).

Jumlah populasinya di alam bebas hanya sekitar 400 ekor. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau mempertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah pengendaliannya. Sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga.

"Harimau Sumatra menghadapi dua jenis ancaman untuk bertahan hidup, yaitu kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan terancam oleh perdagangan ilegal," ungkapnya.
 
(dicky mawardi/"GALAMEDIA")**

Sony Riza dan Tina Setarawati Raih Pinunjul Hiji

Pasanggiri Juru Kawih 2013




PINUNJUL hiji Anggana Sekar , Sony Riza Windiyagiri dan Tina Setarawati didaulat untuk ngawih berdua setelah dinyatakan sebagai juara pertama pada Pasanggiri Juru Kawih 2013 Anggana Sekar & Layeutan Swara di Gedung Kesenian Sunan Ambu STSI Bandung, Kamis (26/9) malam.*** 
 
 
BANDUNG,(PRLM).-Juru Kawih Sunda Sony Riza Windiyagiri dan Tina Setarawati dinyatakan sebagai pinunjul kahiji pada Pasanggiri Juru Kawih 2013 Anggana Sekar & Layeutan Swara. Keduanya menyisihkan 152 peserta pasanggiri yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat beserta Pagauban Kawih Sunda Jawa Barat untuk ketigakalinya.

“Penyelenggaraan Pasanggiri Juru Kawih 2013 Anggana Sekar & Layeutan Swara, merupakan pembuktian bahwa generasi muda tidak melupakan seni budaya daerah. Kalau diberi kesempatan mereka akan tampil dan menujukan rasa cinta serta tanggungjawabnya sebagai generasi penerus dan pewaris seni budaya tradisi,” ujar Suhendi Afrianto, salah seorang dewan juri dalam pernyataannya, seusai mengumumkan nama-nama pemenang Pasanggiri Juru Kawih 2013 Anggana Sekar & Layeutan Swara, Kamis (26/9) malam bertempat di Gedung Kesenian Sunan Ambu, kampus STSI Bandung, Jalan Buah Batu Bandung.

Dewan juri yang terdiri dari Yus Wiradiredja, Suhendi Afrianto,Uwar Warliah, Ida Rosida, dan Nunung Nurmalasari, menyatakan untuk katagori Anggana Sekar lalaki secara berurutan direbut Sony Riza Windiyagiri sebagai pinunjul kahiji diikuti Rudi Iskandar (pinunjul dua), Taofik Mukhariman (pinunjul tilu), Gilang Angga Gumelar (harapan hiji) dan, GJ Setra Pramudita (harapan dua).

Untuk katagori Anggana Sekar wanoja, pinjunjul kahiji direbut Tina Setarawati, diikuti Yanti Nur Aprianti (pinunjul dua), Nurul Cholidania (pinunjul tilu), Puput Pujiati (harapan hiji) dan Iis Sumarni (harapan dua). Sementara untuk katagori Layeutan Swara, juara pertama diraih kelompok Gitaswara sebagai pinunjul kahiji, diikuti Lembur Hariring 1(pinunjul dua), Pusaka Bandung (pinunjul tilu), Lembur Hariring (harapan hiji) dan Suara Motekar (harapan dua). (A-87/A-107)***

Kamis, 26 September 2013

Sedot Darah Beku antara Kaki Hingga Jantung



UCLA/"PRLM"
PROSES menyedot darah beku pada pembuluh nadi yang terbentang dari kaki hingga ke jantung.*
 
 
CALIFORNIA, (PRLM).- Todd Dunap (62) berhasil menjalani operasi yang pertama kali dilakukan tim medis, menyedot darah beku pada pembuluh nadi yang terbentang dari kaki hingga ke jantung.

Operasi yang dijalani pria asal California, AS itu sangat berisiko, karena bisa mempengaruhi paru-parunya. Namun darah beku sepanjang 24 inch atau 61 cm itu harus dibuang karena bisa mematikan secara instan.

Prosedur invasif minimal memakai peralatan yang dinamai AngioVac menjadi tawaran selain operasi jantung terbuka. Prosedur operasi minimal itu bisa menjadi populer di masa depan.

Todd menerima tawaran Dr John Moriarty dari IGD Pusat Medis UcLA, Agustus 2013. Dan hanya sepekan setelah operasi, dia sudah beraktivitas kembali dan bermain bersama cucu berusia sembilan bulan.

Prosedur operasinya dimulai dengan tim medis yang beranggotakan ahli radiologi dan bedah jantung memasukkan kamera mini lewat kerongkongan. Kamera itu untuk memantau jantung dan nantinya memandu selang melalui pembuluh arteri di leher yang menuju jantung.

Sementara ujung selang satu lagi dipasang pada pembuluh vena di dekat selangkangan.
Lantas mesin pompa sentrifugal mulai menyedot darah beku dari pembuluh arteri di leher dan disaring untuk dipisahkan dari cairan darah. Darah yang terbebas dari darah beku kemudian dipompakan ke saluran vena di kaki. Dengan demikian mengurangi kebutuhan transfusi darah.

Operasi itu berlangsung selama tiga jam. Sementara prosedur operasi jantung terbuka membutuhkan waktu dua kali lipat, karena harus membelah tulang dada. (A-88/dailymail)***

Rabu, 25 September 2013

Apple 5S Kini Bisa Dibuka dengan Puting Susu

Setelah Cakar Kucing dan Jempol Kaki




KINI puting susu bisa membuka pemindai sidik jari Apple iPhone 5S.*


CUPERTINO, (PRLM).- Selain dengan sidik jari, cakar kucing, dan jempol kaki. Kini bagian tubuh manusia lainnya yang bisa membuka pemindai sidik jari Apple iPhone 5S adalah puting susu.

Seperti dilaporkan Daily Mail, Selasa (24/9/2013), sejumlah video telah muncul secara online yang menunjukkan puting susu pria dan wanita yang ditekankan ke sensor TouchID smartphone itu, berhasil membuka kuncinya.

Sensor kapasitif dapat digunakan dengan setiap bagian kulit, asalkan detak jantung dan suhu tubuh dapat dideteksi, untuk membuka kunci perangkat ini.

Salah satu pemilik iPhone 5S mengatakan: "Saya senang pemindai Apple bisa mengenali puting. Kini jika ada yang mencoba menyerang saya, mereka harus memotong salah satu dari puting saya jika mereka ingin menggunakan ponsel saya, dan saya tidak akan memberitahu yang sebelah mana."

Handset Apple terbaru ini dilengkapi dengan teknologi dimana pemiliknya dapat mengakses perangkatnya dengan menempatkan jari pada tombol kontrol.

Ini memungkinkan pemilik mendaftar hingga lima cetakan yang berbeda untuk membuka telepon dan membayar untuk aplikasinya. (Aya/A-107)***

Tradisi Nyangku Akan Jadi Ikon Wisata Budaya Kab.Ciamis




TRADISI Nyangku yang dilaksanakan masyarakat Panjalu akan dikembangkan menjadi salah satu ikon wisata budaya Kab. Ciamis selain upacara tradisi masyarakat Kampung Adat Kuta dan Gegersunten di Desa Karangpaninggal, Kec. Tambaksari, Kab. Ciamis.*
 
 
CIAMIS,(PRLM).-Pemerintah Kabupaten Ciamis kembangkan wisata budaya sebagai ikon baru sektor pariwisata. Selain onjek wisata budaya Karangkamulyan, Pemkab Ciamis berencana mengembangkan wisata budaya Kampung Adat Kuta dan Kampung Adat Gegersunten.

Diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Ciamis, Drs. Sobar Sugema, M.Pd., saat ini Pemkab Ciamis telah menyiapkan berbagai langkah upaya dan strategis dalam menggali berbagai potensi yang akan menghasilkan PAD dari sektor pariwisata.

“Pasca hilangnya PAD dari (pariwisata) Pangandaran, kita mulai mengambil sejumlah langkah untuk mengembangkan potensi wisata budaya, yang selama ini baru Cagar Budaya Karangkamulyan dan Astana Gede Kawali dikenal masyarakat,” ujar Sobar ditemui disela-sela Sosialisasi Pewarisan Seni Tradisional Gondang Buhun Kampung Adat Kuta, Selasa (24/9) bertempat di Alun-alu Kecamatan Tambaksari, Kab. Ciamis.

Kampung Adat Kuta dan Gegersunten di Karangpaninggal, Kec. Tambaksari, menurut Sobar, memiliki potensi untuk dikembangkan untuk salah satu tujuan wisata budaya.

“Seperti halnya kampung adat pada umumnya di Jawa Barat, Kampung Adat Kuta maupun Gegersunten memiliki kegiatan tradisi pada waktu tertentu seperti Kampung Adat Ciptagelar (Kab. Sukabumi) atau Kampung Naga (Kab. Tasikmalaya),” ujar Sobar.

Selain kedua kampung adat tersebut, menurut Sobar Pemkab Ciamis juga akan lebih menata dan mengembangkan wisata budaya yang sudah berlangsung dan dikenal selama ini. Seperti tradisi Nyangku di Panjalu, tradisi Nyepuh di Ciomas, tradisi Ngikis di Karangkamulyan dan Nyiar Lumar di Astana Gede.

“Bahkan kemungkinan kami akan menjadikan Situ Lengkong dan Panjalu dengan tradisi Nyangkunya akan menjadi ikon wisata budaya dan relijius Kab. Ciamis. Karena selama ini tradisi tersebut sudah dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan domestik,” ujar Sobar.(A-87/A-107)***

Kamis, 12 September 2013

Pemburu Badai Berhasil Mengabadikan "Supercell" Tornado




SOLENT NEWS/"PRLM"

PEMBURU badai, Marko Korosec, tidak bisa mempercayai penglihatannya saat kepergok dengan formasi awan supercell yang menakutkan.*
 
 
TEXAS, (PRLM).- Awan badai menggantung di atas ladang menghijau dan jalanan sepi, sebuh ancaman yang akan memulai kehancuran.

Seperti pesawat ruang angkasa yang melayang di atas bumi, formasi awan silinder ini saat menyentuh bumi akan membentuk putaran badai tornado yang akan memorakporandakan apapun yang dilewatinya.

Seorang pemburu badai Marko Korosec (31) berada di sebuah ekspedisi di Amerika Serikat selama 26 hari saat ia berhadapan dengan formasi awan paling menakutkan ini.

Seperti dilaporkan laman Mail Online, Rabu (11/9/2013) Marko, seorang administrator sistem untuk informasi cuaca jalanan, berhasil menjepret tiga badai di Lembah Tornado di Texas, Kansas, dan Colorado.

Dari jarak 1km ia mengamati adegan itu setidaknya satu jam pada suatu waktu, mengatakan tornado itu merobek pohon dan kabel telepon pada lintasannya. Kondisi unik di lembah ini mengindikasikan bahwa tornado sering terbentuk sini.

Udara hangat dan lembab dari Teluk Meksiko bertemu udara dingin dan kering dari Pegunungan Rocky dan Kanada, secara intens menciptakan badai penghasil tornado yang dikenal sebagai supercell.

Badai-badai supercell mengandung pilar berputar, yang disebut mesocyclone, memberikan awan-awan ini bentuk lingkaran mirip pesawat ruang angkasa. (Aya/A-147)***

Seminar Makna Simbolik dan Fungsi Bendera Macan Ali



PEMBICARA Drs HR Bambang Itianto (tengah) dengan latar depan Bendera Macan Ali saat memaparkan pandanganya tentang Makna Simbolik Bendera Macan Ali pada Seminar Bendera Kesultanan Cirebon dalam Peran dan Fungsinya bertempat di Auditorium Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Rabu (11/9/13).*
 
 
BANDUNG, (PRLM).- Bendera Cirebon “Macan Ali” tidak hanya berfungsi sebagai lambang atau simbol Kesultanan Cirebon tetapi juga dipandang sebagai benda regalia. Pemerintah Belanda menganggap bendera Cirebon memiliki potensi sangat membahayakan hingga akhirnya merampas dan hingga kini tersimpan di Museum Rotterdam.

Hal tersebut terungkap dalam Seminar Bendera Kesultanan Cirebon dalam Peran dan Fungsinya” bertempat di Auditorium Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Rabu (11/9). “Bendera (Macan Ali) dibuat oleh Syarif Hidayatullah sebagai lambang kerajaan dan semangat perjuangan Islam, secara tidak langsung merupakan motivator dan pembangkit semangat perjuangan Islam,” ujar Prof. Dr. A. Sobana Hardjasaputra, M.A, dalam paparan makalahnya.

Menurut Sobana yang melakukan penelitian menggunakan metode argumentasi secara analogi data, bendera “Macan Ali” dibawa Fatahillah (menantu Syarif Hidayatullah) dalam peperangan merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis (1527 M). Ketika dirawat Keraton Kanoman, oleh Sultan Anom dipinjamkan ke Sultan Mangkunegara Surakarta untuk menolak bala mengusir penyakit Sultan Mangkunegara.

“Terhadap perlakuan bendera tersebut pemerintah Belanda merasa khawatir dan merampasnya dan dikirim ke Belanda hingga kini tersimpan di Museum Rotterdam. Untung pihak Kesultanan Mangkunegaraan telah membuat duplikat dan sejak tahun 1975 replikan tersebut menjadi koleksi Museum Tekstil Jakarta, namun ada baiknya Kesultanan Cirebon melalui pemerintah (RI) meminta agar pemerintah Belanda mengembalikan,” terang Sobana.

Sementara Drs. Tawalluddin Haris, M.S., mengungkapkan bendera “Macan Ali” yang merupakan koleksi Museum Teksil berukuran 310 X 196 cm merupakan pemberian Kanjeng Gusti Putri Mangkunegara ke VII (1976). “Pada bendera tersebut terdapat tiga gambar macan yang disamarkan dengan tulisan kaligrafi Arab, pedang bermata dua, bintang bersudut lima dan inkripsi dari kitab suci Al Quran,” ujar Tawalluddin.

Inskripsi di sisi atas merupakan surat Al Ikhlas, sisi bawah Surat Al An’am, sisi kiri terdapat surat Ash Shaff dan di sisi kanan surat Al Fatihah.Sementara hewan macan yang kemudian oleh masyarakat Cirebon dikenal dengan motif Macan Ali dibuat dengan teknik stilasi (penyamaran) berupa dua kalimah syahadat.

“Di negara Persia (Iran) kalimat-kalimat yang mengagungkan Saidina Ali dibentuk dalam wujud singa dan di Cirebon dalam bentuk macan. Bisa jadi konsep Macan Ali merupakan adaptasi pengaruh budaya Persia dengan kondisi lokal mengingat agama Islam dibawa ke Indonesia tidak langsung dari Arab, tapi dari Iran atau India,” ujar Tawalluddin.

Dalam hal ini menurut Tawalluddin, fungsi dari bendera Macan Ali tidak hanya sebagai lambang, identitas atau simbol, tetapi dipandang sebagai regalia yang memiliki kekuatan magis. Benda yang dipercaya mendatangkan keselamatan atau kebaikan bagi seseorang atau masyarakatnya.

Namun demikian, terhadap keberadaan bendera Macan Ali sebagai simbol yang memiliki makna hingga kini masih belum lengkap dan dibutuhkan penelitian lebih jauh. Karenanya baik para pembicara mapun peserta seminar berharap pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk meminta bendera Macan Ali yang aslinya, selain sebagai upaya penyelamatan sejarah juga kepentingan penelitian. (A-87/A-108)***

Rabu, 11 September 2013

Thundebird 2, Pesawat Amfibi Raksasa




AEROSCRAFT mengingatkan kita pada era kejayaan pesawat udara Zeppelin.*
 
 
SACRAMENTO, (PRLM).- Pesawat udara Zeppelin pernah dianggap sebagai masa depan transportasi udara, namun setelah bencana Hindenburg yang mengerikan, airship ini menghilang dari langit selama lebih dari 75 tahun.

Kini sebuah perusahaan penerbangan perintis berharap untuk membawa kembali kejayaan airship dalam upaya untuk merevolusi pasar global dalam angkututan barang.

Aeroscraft ini dibangun menggunakan teknologi inovatif yang memungkinkan untuk mengendalikan pesawat yang lebih baik daripada airship sebelumnya, sehingga bisa menghindari masalah yang dialami oleh generasi pertama zeppelin.

Pesawat ini hanya membutuhkan sepertiga bahan bakar pesawat terbang kargo, dan dapat lepas landas serta mendarat di mana saja bahkan tanpa perlu landasan formal, termasuk di atas air, sehingga cocok untuk zona perang dan daerah bencana.

Seperti diberitakan Business Insider, pesawat ini telah dirancang berkat hibah sebesar US$ 3 juta dari pemerintah AS, dan akan siap untuk uji terbang pertama. (Aya/A-147)***

Apple Resmikan "iPhone Murah"

Penulis: Reza Wahyudi | Rabu, 11 September 2013 | 00.46 WIB


(TheVerge)
 iPhone 5C saat diperkenalkan secara resmi untuk pertama kalinya di markas Apple, Cupertino, California, Amerika Serikat, Selasa (10/9/2013).


 KOMPAS.com — iPhone dengan harga terjangkau akhirnya resmi diluncurkan Apple pada Selasa (10/9/2013) waktu setempat.

Dalam sebuah acara yang digelar di Apple Campus, Cupertino, California, AS, Philip Schiller selaku Senior Vice President of Worldwide Marketing Apple mengumumkan kehadiran smartphone terbaru Apple ini.

Nama resmi iPhone murah, yang ternyata tak murah (baca: "Berapa Harga iPhone 5S dan 5C") tersebut sesuai dengan rumor yang telah beredar sebelumnya, yaitu iPhone 5C.

iPhone 5C dibekali dengan prosesor Apple A6 dan layar 4 inci dengan teknologi Retina Display, sama dengan yang terdapat di iPhone 5.

"iPhone 5C dibuat dengan seluruh teknologi yang luar biasa dari iPhone 5," kata Phil Schiller.

Untuk urusan kamera, iPhone 5C mengusung kamera belakang 8 MP dan kamera depan yang mampu merekam video/facetime sekualitas HD.

Dari sisi jaringan, iPhone murah ini sudah mendukung jaringan LTE, Wi-Fi 802.11n Dual-Band, dan Bluetooth 4.0.

Berbeda dengan tradisi iPhone yang selalu mengusung bodi aluminium, iPhone 5C hadir dengan cangkang dari bahan plastik atau polikarbonat, yang dipilih untuk menekan harga jualnya.

Apple telah membekali iPhone 5C dengan sistem operasi mobile iOS terbaru, yakni versi 7. iOS 7 juga tersedia gratis untuk perangkat Apple lainnya, dan dapat diunduh mulai 18 September 2013.
 
(TheVerge)

iPhone 5C hadir dengan 5 pilihan warna, yaitu hijau, putih, biru, merah muda, dan kuning. Tak tersedia warna klasik, hitam dan putih untuk iPhone 5C.

Dari sisi harga, untuk pasar Amerika Serikat, perangkat ini akan dijual di harga 99 dollar AS (16 GB) dan 199 dollar AS (32 GB) dengan ikatan kontrak operator selama dua tahun.

 
Sumber: The Verge
Editor: Wicak Hidayat

86 Situs Purbakala di Kab Bandung Belum Diteliti

Oleh: Dani R Nugraha
Bandung raya - Selasa, 10 September 2013 | 22:44 WIB
 
ilustrasi - inilah.com
 
 INILAH.COM, Bandung - Di Kabupaten Bandung, sedikitnya terdapat 86 situs kepurbakalaan yang tersebar di 29 kecamatan. Namun dari sekian banyak situs kepurbakalaan ini, belum ada yang melakukan penelitian ilmiah maupun pemugaran.

Kepala Bidang Kepurbakalaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bandung, Dedi Sutardi mengatakan, minimnya anggaran menjadi salah satu kendala untuk melakukan penelitian ilmiah. Karena untuk melakukan penelitian yang melibatkan berbagai ahli seperti sejarah, arkeologi dan lain sebagainya itu, memerlukan anggaran yang tidak sedikit.

"Diperlukan anggaran yang besar sekali. Dan harus diakui anggaran kami masih sedikit, per tahun dibawah Rp500 juta. Kalau diberi anggaran Rp10 miliar, kami sanggup menyerapnya. Karena memang banyak hal yang harus di kerjakan," ujar Dedi Sutardi, Selasa (10/9).

Menurut Dedi, ke-86 situs purbakala yang dilakukan penelitian diantaranya situs candi Bojongmenje di Rancaekek. "Beberapa waktu lalu saja, cuma dua minggu habis dana kurang lebih Rp300 juta. Kalau mau selesai semua hingga dibangun kembali, biayanya sangat besar. Kami perkirakan untuk pembebasan lahan saja bisa mencapai Rp3 miliar lebih," ujarnya.

Sehingga, kata Dedi, sejauh ini pihaknya hanya baru sebatas melakukan penelusuran dan inventarisir. Pihaknya belum masuk ke dalam tahap penelitian yang bisa menelan biaya cukup besar.

Dari 86 situs yang ada, paling banyak ditemukan di Kecamatan Paseh dengan lebih dari 10 titik situs purbakala. Karena, berdasarkan penelusuran pihaknya, di kecamatan tersebut pernah berdiri kerajaan Saung Galah.

"Bentuk situs di Paseh itu ada makam, situs batu dan bukit Karang Gantungan. Dimana bukit Karang Gantungan itu dipercaya sebagai tempat berlatih perang prajurit Majapahit. Dan memang di beberapa daerah lainnya pun situs yang kami temukan tidak jauh berbeda dengan yang di Paseh," terangnya.

Selain langkah penelusuran, pihaknya kini memberikan insentif bagi juru pelihara (Jupel/kuncen) yang selama ini mau merawat berbagai situs peninggalan leluhur tersebut. Pemberian insentif ini, telah dilakukan sejak 2012 lalu kepada 60 orang Jupel yakni Rp. 100 ribu per bulan. Sedangkan pada 2013 ini, pihaknya menambah besaran insentif menjadi Rp. 150 ribu per bulan dan diberikan kepada 108 orang Jupel.[ang]

Senin, 09 September 2013

Bongkar Pendidikan Tinggi Kita

Jumat, 30 Agustus 2013 | 10:05 WIB
 

Ilustrasi | Shutterstock

Oleh: Terry Mart

Tulisan Hendra Gunawan (Kompas, 19/8) sangat menarik dan patut disimak semua insan yang terlibat dalam kegiatan pendidikan tinggi.

Hendra mengupas fakta kerdilnya perguruan tinggi (PT) kita dibandingkan dengan PT di negara jiran sekalipun; jangan dulu dibandingkan dengan PT di negara maju. Rayap-rayap kecil di bawah tanah yang sulit terlihat telah menggerogoti akar PT kita sehingga sulit tumbuh meski sudah dirawat dengan perhatian penuh dan penanganan khusus.

Beberapa PT kita sudah berusia lebih dari 50 tahun, tetapi pertumbuhan mutunya tak normal. Karena PT bukanlah pohon yang sembarang dapat ditebang dibuang begitu saja, satu-satunya jalan, ya, membongkarnya.

Jelas dari paparan Hendra, solusi harus radikal, sampai ke akar. Jika tidak, program insentif, hibah, akreditasi, dan sertifikasi tak akan pernah menumbuhkan pohon PT kita sebagaimana pohon di negara tetangga atau di negara maju. Hendra memaparkan delapan masalah. Saya hanya membahas tiga yang urgen: sistem, kualitas dosen, dan dana yang bermuara pada riset di PT.

Benar bahwa semuanya berawal dari sistem perguruan tinggi kita yang kurang/tidak berbasis merit. Sistem perekrutan dosen, sistem penilaian kinerja, hingga sistem kepangkatan kita terlalu manusiawi: beberapa dosen PTN masih tetap menikmati gaji meski hanya datang ke kampus satu-dua kali seminggu. Tak perlu mati-matian riset, asal ada satu-dua di antara berkas yang diajukan terindeks Scopus, seorang dosen dapat menjadi profesor. Di negara maju betapa sulit memperoleh posisi profesor di PT sana.

Mental amtenar

Ada benarnya bahwa kualitas dosen kita rendah karena sistem perekrutan dosen kita tak pernah diperbaiki sejak tempo dulu. Kualitas dosen PTN seharusnya lebih tinggi dari yang lain, tetapi mental amtenar sudah menjelma menjadi salah satu rayap tadi. Meski mengamini ihwal ini, saya masih yakin bahwa cukup banyak dosen kita berkualitas mumpuni untuk bersaing di dunia internasional. Buktinya, banyak dosen kita yang menamatkan S-3 di PT papan atas negara maju dengan hasil riset yang bahkan mencengangkan koleganya di sana. Sayangnya, pembusukan akademis selama puluhan tahun di Tanah Air telah menurunkan kualitas kebanyakan mereka hingga hampir mencapai titik nadir.

Cerita tentang dana riset PT membosankan, tetapi tetap mengherankan mengapa hingga kini pemerintah tak berambisi berinvestasi besar-besaran di PT? Mestinya pemerintah berani karena, jika tidak, PT kita akan makin jauh ketinggalan dari PT di Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam (”Antara Langit dan Bumi”, Kompas 24 November 2011).

Pemerintah harus berupaya memberi otonomi seluas-luasnya kepada PTN meski bagi sekelompok orang di republik ini, otonomi sudah masuk barang haram karena diterjemahkan dengan kamus yang tak tepat. Sebenarnya tanpa otonomi, PTN akan terus dibebani para amtenar yang menuntut lebih banyak hak dibandingkan dengan menunaikan kewajiban. Dengan otonomi, PTN ditantang membuat sendiri sistem yang sehat, berbasis merit yang dituntut Hendra, yang tidak mengizinkan hidupnya rayap-rayap tadi.

PTN, misalnya, dapat langsung menghukum dosen yang malas atau memberi jabatan profesor untuk yang berprestasi tanpa harus menunggu izin pemerintah. Sistem berbasis merit ini rasanya sulit diciptakan secara nasional karena disparitas mutu PT di Tanah Air yang sangat lebar.

Harus diakui bahwa bukan hanya PTS yang melakukan bisnis pendidikan. PTN pun turut mengais rezeki. Meski bisnis ini halal selama tidak menzalimi orang, kegiatan ini harus dikurangi agar PT mulai berorientasi kepada riset. Tingginya kegiatan pendidikan di PTN yang terlihat dengan tingginya aktivitas para dosen, baik dalam kelas maupun dalam pembuatan perangkat pendidikan, jelas mengindikasikan kelalaian pada riset. Jumlah mahasiswa sarjana dan pascasarjana yang berimbang merupakan syarat mutlak perbaikan kualitas PT, asalkan program pascasarjana tersebut berbasis riset.

Tidak ada pilihan lain, kecuali dosen yang direkrut adalah lulusan terbaik yang ada. Dosen yang direkrut haruslah berjenjang S-3 sehingga dapat langsung masuk ke dunia riset di kelompoknya. Apabila masih S-1 atau S-2, kemungkinan yang bersangkutan pindah bidang sewaktu studi S-3 sehingga menyulitkan pengembangan kelompok riset yang sudah ada.

Dosen yang periset

Perekrutan harus langsung melibatkan departemen bahkan kelompok riset karena hanya mereka yang lebih tahu bidang dan dengan kualifikasi apa seorang pelamar bisa diterima. Harus ditekankan, seorang dosen adalah juga periset sehingga pelamar yang tak berbakat riset hanya akan merepotkan PT di belakang hari. Jadi, perekrutan melalui sistem pegawai negeri seperti yang berlaku saat ini jelas tak tepat. Di sini otonomi PTN mutlak perlu.

Profesor yang sebenarnya adalah profesor paripurna yang sudah didefinisikan dalam UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 49 Ayat 3 dan 4). Meski memiliki ribuan kum, profesor yang ada saat ini belum tentu profesor sebenarnya dan mungkin harus direposisi ke jabatan profesor asosiasi atau madya.

Untuk mendapatkan jabatan paripurna, profesor harus dinilai ulang atau harus melakukan penelitian lebih giat lagi untuk memenuhi tuntutan ayat 3 yang mensyaratkan pengakuan internasional sehingga posisinya jelas setara dengan posisi profesor di negara maju dan dampaknya jelas signifikan dalam menaikkan kualitas PT.

Profesor adalah jabatan, bukan hadiah atau gelar. Yang berhak mendapat jabatan itu ialah mereka yang mampu mengemban tugas jabatan. Pikiran bahwa profesor adalah hak bagi mereka yang telah memiliki sejumlah kum tertentu jelas akan terus mengerdilkan PT.

Pada akhirnya rekomendasi di atas tak dapat dijalankan jika tak ada komitmen pemerintah berinvestasi besar-besaran dalam dunia riset PT. Riset di PT butuh dana sangat besar. Tak semua menghasilkan produk hilir yang langsung dinikmati masyarakat.

Memanggil lulusan terbaik jadi dosen tak mudah jika insentif dan fasilitas yang ditawarkan tak menarik. Namun, dengan PDB lebih dari Rp 1.500 triliun rasanya tak mustahil mewujudkan hal ini. Lagi pula, apa mungkin kita dapat memancing ikan paus dengan umpan ikan teri seperti yang selama ini kita lakukan?


Terry Mart, Pengajar Fisika FMIPA UI
Sumber : KOMPAS CETAK
Editor : Caroline Damanik

Sabtu, 07 September 2013

Gunung Terbesar di Bumi Ditemukan di Samudra Pasifik

PenulisYunanto Wiji Utomo, Jumat, 6 September 2013 | 11:59 WIB



citra 3D Tamu Massif | William Sager

KOMPAS.com — Ada gunung api terbesar di Bumi yang tersembunyi di Samudra Pasifik. Para geolog memublikasikan penemuan tersebut di jurnal Nature Geoscience, Kamis (5/9/2013).

Disebut "Tamu Massif", ukuran gunung berapi tersebut mengalahkan gunung yang selama ini dianggap terbesar di Bumi, Mauna Loa di Hawaii. Ukuran Tamu Massif juga hanya 25 persen lebih kecil dari Olympus Mons di Mars, gunung terbesar di Tata Surya.

"Kami berpikir gunung berapi sekelas ini belum pernah disadari sebelumnya," kata William Sager, geolog dari University of Houston, pimpinan penelitian ini.

Tamu Massif berukuran lebar 650 kilometer, tetapi hanya punya tinggi 4 kilometer. "Kemiringannya rendah. Jika Anda berdiri di gunung ini, Anda tak akan kesulitan untuk mengatakan ke mana jalan turun gunung," kata Sager.

Gunung ini bererupsi beberapa juta tahun sekali dalam masa Cretaceous, sekitar 144 juta tahun lalu. Kini, gunung itu telah mati.

Gunung raksasa ini ditemukan lewat penelitian selama beberapa tahun sejak Sager mengajar di Texas A&M University. Sager dan tim menganalisis data sampel batuan, melakukan pengeboran, serta survei seismik yang dilakukan dengan bantuan kapal penelitian yang dilengkapi fasilitas pendukungnya.

Pengolahan data kemudian mengonfirmasi adanya kaldera, hal yang sama seperti yang dilihat di Mauna Loa di Hawaii, menunjukkan terdapatnya sebuah gunung.

Penemuan ini merombak pemahaman tentang Tamu Massif. Sebelumnya, Tamu Massif hanya dianggap sebagai bagian dari dataran tinggi laut bernama Shatsky Ride di Samudra Pasifik sebelah timur Jepang. Dengan penemuan ini, Tamu Massif dianggap sebagai gunung api yang berdiri sendiri.

Sager mengungkapkan, dengan penemuan ini, maka siapa pun yang ingin menjelaskan tentang dataran tinggi laut dan gunung laut harus memenuhi syarat tertentu.

"Mereka harus bisa menjelaskan pembentukan gunung api ini di satu titik tertentu dan bagaimana mengirimkan magmanya dalam waktu cepat," ungkap Sager seperti dikutip oleh Livescience, Kamis kemarin.

Walau kini dianggap terbesar, rekor Tamu Massif mungkin akan segera terkalahkan. Survei dataran tinggi laut di kemudian hari kemungkinan akan menemukan gunung yang lebih besar.

Dataran tinggi laut terbesar di Bumi berada di Samudra pasifik yang berdekatan dengan ekuator, disebut Ontong Java Plateau. Dengan ukuran tersebut, wilayah itu kemungkinan juga menyimpan gunung api yang lebih besar.

Berbeda seperti Krakatau dan Mauna Loa yang muncul ke permukaan, Tamu Massif mungkin selamanya tersembunyi di lautan.

Nama gunung yang volumenya mencapai 600 juta kilometer kubik ini diambil dari singkatan nama Texas A&M University, tempat Sager mengajar selama 29 tahun sebelum pindah ke University of Houston pada tahun ini.
Editor : Yunanto Wiji Utomo

Rabu, 04 September 2013

Varibike, Sepeda yang Dikayuh dengan Kaki dan Tangan



VARIBIKE/"PRLM"

VARIBIKE ini dilengkapi dengan satu set engkol sehingga pengendara bisa mengubah tangannya mengayuh agar lebih mudah dan lebih cepat saat bersepeda.*

ULM, (PRLM).- Seorang perancang asal Jerman muncul dengan penemuan unik dengan menciptakan sepeda pertama di dunia yang dikayuh dengan kaki dan tangan.

Sepeda unik yang disebut Varibike ini tampak seperti sepeda biasa, dengan pedal kaki tradisional, tetapi juga dilengkapi dengan satu set engkol sehingga pengendara bisa mengubah tangannya mengayuh agar lebih mudah dan lebih cepat saat bersepeda.

Sepeda aluminium seberat 15 kg ini hasil rancangan Martin Kraiss (43) dari Ulm, Jerman dan dihargai 4.000 poundsterling.

Varibike memungkinkan pengendara menggunakan seluruh tubuhnya untuk memacu sepeda dan orang di balik penemuan ini yakin sepeda baru ini akan lebih kencang dari sepeda biasa.

"Bersepeda selalu ditekankan pada satu sisi hanya datang dari kekuatan kaki. Sementara tubuh bagian atas yang statis, tidak mendapatkan latihan dan benar-benar diabaikan," kata Kraiss.

"Tujuan kami adalah untuk menciptakan sepeda yang digerakkan oleh seluruh tubuh yang bahkan lebih cepat daripada sepeda konvensional," tambahnya seperti dilaporkan Daily Mail, Selasa (3/9/2013). (Aya/A-107)***

Conclusive CAV, Angkung yang Bercerita






BANDUNG, (PRLM).- Percaya diri dan optimis mempersembahkan yang terbaik untuk kesenian tradisi, itulah pesan pertunjukkan yang disampaikan "Concert of Angklung Symphony and Festive" Corps Angklung V (Conclusive CAV) yang digelar di Padepokan Seni Mayang Sunda, Jln. Peta 209 Bandung.

Pentas simponi angklung ini dikemas dalam satu rangkaian cerita tentang perjalanan seseorang dari Negeri Harapan menuju Negeri Impian. Sebuah perjalanan yang notabene menyiratkan semangat, percaya diri, dan optimisme bahwa apapun -- termasuk angklung sebagai kesenian tradisi -- apabila dikemas dan disuguhkan dengan optimal akan mendapat sanjungan dan menjadi kembanggaan.

Cerita ini dituturkan dalam rangkaian lagu-lagu dengan para pengisi acara tidak hanya Corps Angklung V (CAV), tetapi juga Arumba SMPN 22, Gitar 5, dan Vocal Group 5. Konduktor CAV pada pentas ini dipercayakan kepada Nisrina Ulfa Amanda dan Adinda Laksmi Devi yang memimpin lebih kurang 50 pemain angklung. Dengan setiap pemain memainkan 2-4 alat musik angklung.




Pentas dibuka dengan suguhan Vocal Group 5 dengan lagu andalannya "Lalajo Wayang". Dilanjutkan dengan Medley "Badminton" dan "He's Pirate". Kelima gadis yang tergabung dalam VG 5 ini dengan manis menuntaskan lagunya yang bersyair unik dan satire dengan vocal suara lembut.

Pentas beralih pada suguhan Arumba SMPN 44 dengan lagu yang juga lembut "Sway". Dilanjut "Peuyeum Bandung". Komposisi riang lagu ini seakan-akan menjadi awal tonggak perjalanan mereka menuju Negeri Impian.

Panggung berlanjut pada suguhan Gitar 5 dengan lagu-lagu andalannya "Tresure" dan "Praha Cinta". Pada bagian ini, muncul juga suguhan ballet "Swan Lake" yang lembut.

CAV tampil untuk "Medlay Magical", "What Makes You Beautiful", "Cintaku", "Jai-Ho", dan "Pesta. Semua lagu-lagu ini diarransemen dalam nada symphony sehingga terkadang terasa asing di pendengaran. Lompatan-lompatan nada yang biasanya diekspresikan lewat tuts-tuts piano, pada pentas ini digantikan oleh suara dari kibasan gerak angklung. Alhasil, sangat asing tetapi menarik.

Seperti saat balerina hadir membawakan "Swan Lake". Komposisi nada yang biasanya dimainkan oleh alat-alat orskestra symphony, pada kesempatan ini justru angklung yang mengiringinya. Inilah keunikan dari pentas "Consclusive" CAV. Walaupun masih terasa kurang serempak dalam memainkannya. Termasuk gerak yang terbatas karena sempitnya area panggung.

CAV atau Corps Angkung V adalah salah satu ekstras kulikuler di SMA Negeri 5 Bandung. CAV didirikan pada 16 Juni 1985 oleh para pecinta seni angklung. Dalam perjalanannya, CAV telah meraup banyak prestasi dan dua kali pentas di Singapore. Yakni pada ajang "CAV Road to Singapore" (2009) dan "Singapore Youth Festival" (2012).

Tiga prestasi terakhir yang pernah diraih CAV antara lain, Juara 3 FPA XII ITB (2009), Juara 2 FPA XIII ITB (2011), dan Juara Harapan 1 LMAP UPI (2012). Konser yang pernah digarapnya antara lain, "Memorabilia Harmony and Charity" (2008), "Musical Flightventure" (2010), dan Konser Angklung Padaeng 111 "All The World Dance" (2012).

Selain konser dalam dan luar negeri, CAV juga sering mengisi acara di Istana Negara dan mengiringi beberapa artis terkenal. Pada konser "Conclusive" ini, CAV seraya ingin menggarisbawahi kembali bahwa sikap percaya diri dan optimis tidak datang dari orang lain tetapi dari diri sendiri.

Demikian pula, sikap percaya diri dan optimis CAV dalam melestarikan seni angklung. Dengan CAV konsisten menggelar konser-konser rutinnya dan mengadakan kolaborasi dengan berbagai jenis kesenian lain seperti Gitar D dan Vocal Group 5, menunjukkan bahwa CAV akan terus eksis mengemban amanah melestarikan angklung. Selamat!  (A-148/A-147)***

Senin, 02 September 2013

Kerusakan Cikapundung Cermin Perilaku





BANDUNG, (PRLM).- Kerusakan ekosistem Sungai Cikapundung adalah cermin dari perilaku masyarakat yang tak peduli terhadap kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, informasi terkait pentingnnya kelestarian Sungai Cikapundung melalui pendidikan masyarakat berbasis lingkungan perlu dilakukan.

Demikian disampaikan Gian Ergiansyah selaku Kepala Sakola Cikapundung saat ditemui di Kawasan Curug Dago, Minggu (1/9/2013). Keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan Sungai Cikapundung membuat Gian beserta sejumlah mahasiswa Antropologi Unpad dan kampus lain mendirikan komunitas belajar masyarakat dengan nama Sakola Cikapundung.

Gian menuturkan, Sakola Cikapundung menjadi lubang informasi serta sarana pembelajaran masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung untuk tetap menjaga sungai tersebut terbebas dari pencemaran.

"Sakola Cikapundung didirikan sejak awal 2013. Sakola Cikapundung digelar di ruang terbuka bagi masyarakat di sekitar sungai Cikapung dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajarannya,"ujar Gian. Saat ini, tuturnya, Sakola Cikapundung melakukan kegiatan mengajar bagi anak-anak di Rw 08 Kelurahan Ciumbuleuit, kecamatan Cidadap yang berdekatan dengan Curug Dago. "Kegiatan dilakukan pada Sabtu dan Minggu dan diikuti seratus anak-anak,"ucapnya.

Sedangkan tenaga pengajar berasal dari para mahasiswa. "Anak-anak diajari bahasa Inggris melalui pengenalan terhadap berbagai jenis tumbuhan dan serta sungai dalam bahasa itu,"uja Gian. Kegiatan belajar pun jauh dari kesan formal karena berlangsung di alam terbuka. Selain belajar, kegiatan di alam terbuka juga dilakukan oleh Sakola Cikapundung dengan bermain sepak bola.

"Titik awalnya memang dari anak-anak, selanjutnya kita akan mengajari ibu-ibu untuk membuat kerajinan dari sampah. Ini dibuat untuk menciptakan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan,"kata Gian. Rencananya, Sakola Cikapundung akan disebar ke sejumlah daerah lain yang berada di sekitar Sungai Cikapundung. (A-201/A-26)***