Sabtu, 10 Mei 2014

Obyek Wisata Balong Keramat Darmaloka Kumuh




Nuryaman/"PRLM"


KUNINGAN, (PRLM).- Kawasan obyek wisata Balong Keramat Darmaloka, di Desa Darma, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, belakangan ini terlihat kumuh.

Genangan air jernih mengalir di sejumlah kolam keramat serta area tempat istirahat dan lalu lalang pengunjung di kawasan obyek wisata itu, sering dinodai sampah berserakan.
Selain itu, di kolam-kolam serta kawasan obyek wisata itu, kini banyak dilintasi pipa paralon terpasang semrawut penyalur air ke perumahan penduduk.

Bahkan, di salah satu kolam keramat di anataranya terdapat sebentang pipa berdiameter puluhan centi meter milik Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kuningan, terpasang begitu saja melintasi bagian tengah genangan kolam.

Tidak hanya itu, area terbuka di kawasan obyek wisata itu juga banyak yang ditumbuhi rumput liar dan rumpun semak belukar. Padahal, obyek wisata itu selama ini merupakan salah satu obyek wisata di Kabupaten Kuningan yang kerap dipromosikan Pemkab Kuningan.

Kumuhnya kondisi di kawasan obyek wisata itu juga diakui Wakil Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata Darmaloka Odik.

"Ya, begini lah keadaannya saat ini. Sering bala oleh sampah yang berserakan, dan kolam-kolam keramat di antaranya sekarang jadi kolam paralon seperti ini," ujar Odik, yang sedang memimpin gerakan operasi bersih sampah di kawasan obyek wisata tersebut, Jumat (9/5/2014).

Gerakan opsih sampah di kawasan obyek wisata itu, menurut Odik, dalam beberapa bulan terakhir telah dijadikan agenda rutin pihaknya setiap hari Jumat.

Gerakan rutin jumat bersih di obyek wisata itu menurut Odik, selain melibatkan masyarakat anggota Kompepar Darmaloka, juga diikuti oleh sejumlah personel Lembaga Swadaya Masyarakat Katumbiri dari Cirebon yang akhir-akhir ini sedang melakukan kegiatan pendampingan upaya peningkatan sumber daya manusia Kompepar Darmaloka.

Odik dan salah seorang tokoh masyarakat setempat Rudi O'ang Ramdani, menyebutkan, tingkat kunjungan wisatawan ke obyek wisata itu belakangan ini juga terbilang minim. Kecuali pada suasana lebaran idul fitri atau pada hari-hari raya Islam.

Sementara itu, Balong Keramat Darmaloka, konon merupakan bekas peninggalan zaman Walisanga dalam rangka penyebaran Islam ratusan tahun silam.

Lokasi obyek wisata peninggalan zaman Walisanga itu, berada di tepi lintasan jalan jalur Cirebon-Kuningan-Cikijing, Majalengka-Ciamis. berjarak sekitar 13,5 Km ke arah selatan dari ibu kota Kabupaten Kuningan.

Di kawasan obyek wisata itu, terdapat lima kolam (balong) keramat. Terdiri atas Balong Ageung, Balong Bangsal, Balong Beunteur, Bale Kambang, dan Balong Panyipuhan atau kolam sumber air Cibinuang.

Balong-balong keramat di Darmaloka itu selalu berair jernih dan menjadi sumber air yang cukup subur. Sejak dulu hingga saat ini, kolam-kolam keramat di Darmaloka dihuni dan menjadi habitat ikan Kancra Bodas yang biasa disebut juga "ikan dewa" sejenis dengan yang ada di obyek wisata Kolam Cibulan dan Cigugur.

Kawasan obyek wisata Darmaloka memiliki total luas area sekitar 3 Hektare, dinaungi pepohonan tropis yang rindang dan menyejukan. Di komplek Balong Keramat Darmaloka terdapat makam Syekh Rama Gusti yang konon ditugaskan oleh Walisanga untuk menyebarluaskan agama Islam di daerah tersebut.

Sayang, berbagai potensi daya tarik kawasan obyek wisata yang juga sering dikunjungi peziarah itu, saat ini kurang terpelihara. Di samping itu keberadaanobyek wisata itu belum terpasilitasi infrastruktur jalan dan tempat parkir kendaraan yang memadai.(Nuryaman/"PR"/A-89)***

Harvard Akan Berlakukan 'Sumpah Kejujuran'

Untuk tidak Berbuat Curang

 




HARVARD, (PRLM).- Universitas Harvard akan memperkenalkan kode etik kejujuran yang mewajibkan para pelajar berjanji untuk tidak berbuat curang dalam kegiatan belajar.
Ini merupakan pertama kalinya universitas bergengsi di Amerika Serikat ini meminta pelajarnya untuk membuat komitmen publik agar tidak melakukan plagiarisme atau menyontek dalam tugas atau ujian.

Pada 2012, Harvard pernah menghadapi skandal menyontek terbesar di ujian akhir, dan sejumlah mahasiswa yang terlibat dikeluarkan.

Dikenal dengan nama "kode kehormatan", aturan ini sebetulnya bukan hal baru dan sudah dilakukan disejumlah universitas AS untuk meminimalisir aksi menyontek.

Harvard sebelumnya tidak menjadikan kode ini sebagai syarat, tetapi Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan sudah memutuskan untuk memperkenalkannya dan membuat semacam dewan untuk mengawasi.

Kode ini akan memuat bahwa berbuat curang, plagiarisme, dan ketidakjujuran akademik, atau kekeliruan merepresentasikan ide atau bahasa yang dimiliki oleh orang lan akan menjadi pelanggaran dari standar komunitas.

Pengajuan kode etik baru ini berarti pelajar di Harvard mulai tahun 2015 sudah harus menyetujui "penegasan integritas".

Namun bagaimana janji ini diucapkan dan seberapa sering siswa akan diwajibkan untuk membacanya masih akan diputuskan kemudian.

Harvard, seperti juga sejumlah universitas lain di dunia, tengah menghadapi tantangan untuk mencegah siswa menyalin informasi dari internet dan bagaimana sebuah materi bisa dikutip dengan legal.(bbc/A-147)***

Teater Dongkrak Juara Umum Festival Drama Basa Sunda




BANDUNG, (PRLM).- Kelompok Teater Dongkrak dari Kota Tasikmalaya keluar sebagai Juara Umum Festival Drama Basa Sunda XIII 2014 Teater Sunda Kiwari yang berakhir Minggu (4/5/2014) malam. Membawakan karya Nazarudin Azhar “Di Hiji Tempat Nu Biasa” dengan sutradara Jabo Widianto, Kelompok Teater Dongkrak menyabet empat katagori untuk mengungguli 60 peserta lainnya.

Dewan juri yang terdiri dari Godi Suwarna, Bambang Aryana dan Rahman Sabur secara aklamasi menyatakan bahwa Kelompok Teater Dongkrak dari Kota Tasikmalaya keluar sebagai Juara Umum Festival Drama Basa Sunda XIII 2014 Teater Sunda Kiwari.

“Bukan tugas ringan untuk memilih siapa saja yang dapat kami masukan sebagai kelompok teater terbaik dari yang

baik, setelah kami mempertimbangkan dan menilai, jawara tahun ini Festival Drama Basa Sunda Teater Sunda Kiwari diraih Kelompok Teater Dongkrak asal Kota Tasikmalaya,” ujar Bambang Aryana selaku ketua dewan juri Festival Drama Basa Sunda XIII 2014 Teater Sunda Kiwari, dalam sambutannya, pada pengumuman pemenang Festival Drama Basa Sunda XIII 2014 Teater Sunda Kiwari, bertempat di Gedung Kesenian Rumentangsiang, Jalan Baranangsiang, Kosambi Bandung, Minggu (4/5/2014) malam.

Hasil selengkapnya, Artis Pinunjul diraih Siti Aisyah dari Teater Citraresmi pada naskah “Rucah” (karya Lugiena De), dan Aktor Pinunjul Yoke Darisman dari Teater Getih “Bulan Jeung Kurupuk” (karya Yusef Muldiyana diterjemahkan Rosyid E. Abby). Pementas Pinunjul 1 diraih Teater Dongkrak Kota Tarsikmalaya, diikuti Komunitas Seni Sastra
Indonesia (KSSI) Kota Cimahi dan Teater Lakon sebagai Pementas Pinunjul 1 dan 2.
Artistik Terbaik, Yudi Carmed (Teater Dongkrak Kota Tasikmalaya), Sutradara Terbaik , Jabo Widianto (Teater Dongkrak Kota Tasikmalaya) dan Penata Musik terbaik, Deden (Teater Dongkrak Kota Tasikmalaya). (Retno Heriyanto/A-147)***