Minggu, 31 Agustus 2014

Mahasiswa Australia Kunjungi Peternakan Domba dan Sapi di Cimaung





SOREANG, (PRLM).- Sejumlah mahasiswa dari Universitas Sturt Australia didampingi staf Kedutaan Besar Australia mengunjungi peternakan domba dan sapi di Desa Cipinang dan Cempaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Sabtu (30/8/2014). Mereka memantau secara langsung kondisi peternakan dan kesehatan hewan di lingkungan peternak.

Sepuluh mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan Universitas Sturt memantau kandang domba dan sapi di kedua desa tersebut. Mereka juga berbincang dengan para peternak untuk mengetahui kondisi hewan ternaknya.

Salah seorang mahasiswa universitas tersebut, Maddy Reid (20) mengungkapkan, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara ternak di Indonesia dan Australia. Ternak di Indonesia, menurut dia, lebih banyak dipelihara di kandang, sementara di Australia di alam bebas.

“Akses terhadap air di Indonesia untuk ternak juga cukup jauh. Kalau di Australia sangat mudah. Tapi soal kualitas, saya tidak bisa berkomentar. Soalnya, ini kondisinya berbeda,” katanya di Desa Cipinang, Kecamatan Cimaung.

Meski demikian, mahasiswa tingkat dua Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Sturt itu mengungkapkan, perbandingan kondisi ternak di Indonesia dan Australia akan menjadi pembelajaran untuk mengembangkan peternakan di kedua negara tersebut ke depan. Lebih dari itu, menurut dia, pertukaran pelajar antara Indonesia dan Australia tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga, khususnya di bidang peternakan dan kesehatan hewan di kedua negara itu.

Sekretaris Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, Matt Duckworth menuturkan, kunjungan para mahasiswa ke peternakan di Bandung tersebut merupakan bagian dari proyek New Colombo Plan dari Pemerintah Australia. Selain itu, proyek yang sama juga digulirkan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dengan Pemerintah Australia sebagai salah satu donaturnya.

Tahun ini, sebanyak 90 mahasiswa Australia terlibat dalam proyek yang sama di Indonesia. Mereka mengunjungi sejumlah peternakan domba dan sapi di berbagai daerah di Indonesia.

“Tujuannya, untuk meningkatkan pola pengembangbiakan ternak dan juga kesehatan reproduksi ternak di kedua negara. Lebih jauh, ini juga menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di kedua negara,” katanya.

Fasilitaror PNPM Kecamatan Cimaung, Dedi Kusnadi menambahkan, Desa Cipinang dan Cempaka Mulya merupakan dua daerah peternakan di Cimaung. Di kedua desa itu, menurut dia, ada beberapa kelompok peternak yang masing-masing beranggotakan sepuluh orang.

“Para peternak di kedua desa itu rutin mendapatkan bantuan dari PNPM. Salah satu donaturnya memang dari Australia,” ujarnya. (Cecep Wijaya-"PR"/A_88)

Master A - Eiger Rancaupas MTB XC Challenge 2014 : de'Captone

Tidur Sendiri Lebih Baik untuk Bayi




PRLM - Membawa bayi yang menangis ke tempat tidur besar dengan harapan mendapatkan tidur malam yang baik adalah strategi untuk gagal, kata para ahli, Sabtu (30/8/2014).

Mereka menemukan bahwa semakin lama bayi usia 18 bulan itu tidur bersama dengan orang tua, semakin besar kemungkinan akan menderita bermasalah dan dipersingkat tidur.

Para peneliti mengatakan sekitar 56.000 laporan oleh ibu tidur anak yang digunakan dalam penelitian ini, mengambil data dari Ibu dan Anak Norwegia, Cohort Study.

Dr Mari Hysing, seorang psikolog di Universitas Bergen, mengatakan: 'Bed-sharing adalah prediktor independen dan bergradasi terbangun malam hari dan pendek, durasi tidur, juga setelah mengendalikan tidur sebelumnya."

'Sepertiga dari bayi yang mengalami terbangun malam hari pada usia enam bulan, masih memiliki terbangun setiap malam di usia 18 bulan. Mereka memiliki total durasi tidur yang lebih pendek pada malam hari, dan terbangun lebih sering daripada anak-anak lain."

Para peneliti mengatakan bahwa total 55.831 laporan ibu tidur anak yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperkirakan stabilitas dan prediktor terbangun dan tidur pendek.

Mereka menemukan bahwa bayi yang memiliki kesempatan lebih tinggi memiliki bermasalah dan mempersingkat di usia 18-bulan, semakin lama mereka memiliki tempat tidur-bersama dengan orang tua mereka di masa lalu.

Dr Hysing berkata: "Semakin lama anak berbagi tempat tidur dengan orang tua mereka, semakin besar kesempatan itu durasi tidur pendek dan sering terbangun di usia 18 bulan.

'Menyusui terkait dengan sering terbangun pada usia enam bulan, tetapi tidak terkait dengan masalah tidur nanti. " (A-88/bbc)***

Lomba Sumpit di Babakan Siliwangi



Gowes MTB Trek Dago Bengkok Jero - Bandung, Jawa Barat



Senin, 11 Agustus 2014

Oleh-oleh mudik dari Pangalengan

Saat Idul fitri tiba, banyak orang yang berebut untuk mudik. Segala cara dipakai agar bisa mudik. Akan tetapi berbeda dengan mereka yang tidak bisa mudik atau belum bisa mudik karena sesuatu hal, apalagi bagi mereka yang tidak punya tempat mudik. Pastinya hanya bisa diam di rumah sehabis sholat Id, paling banter bersilaturahik ke saudara yang dekat atau jalan-jalan di dalam kota.

Begitupun dengan Idul Fitri 1435 H saya dan keluarga hanya bisa diam di rumah. Adik saya hanya bisa nonton film horor di siang hari. Akhirnya teman saya mengirim pesan singkat, bahwa pada tanggal 2 Agustus 2014, mengajak bersepedah ke daerah pangalengan, saya pun menanyakan teman-teman yang lain ada yang ikut tidak? Jawab temanku ada kira-kira 4 orang. Saya langsung balas pesan singkat itu dengan ya... saya ikut.

Saya berangkat dari rumah kira-kira pukul 05.50 pagi, menyusuri Jalan Soekarno-Hatta yang lurus dan terasa membosankan meskipun banyak pesepeda yang lain di jalan itu. Baru setelah masuk ke Jalan Kopo saya mulai bersemangat lagi mengayuh sepeda. Akhirnya sampai di titik kumpul, di Lanud Sulaiman, Bandung dan sudah ada sang Komandan menunggu bersama saudaranya. Tidak lama kemudian mulailah berdatangan rekan-rekan saya yang lain.

Kami saling bersilaturahim, mengobrol, dan bercanda. Kemudian mobil pengangkut sepeda datang. Mulailah sepeda dinaikkan di atas bak mobil. Setelah kumpul semua, mulailah perjalanan ke daerah Pangalengan diselingi obrolan dan candaan yang selalu menghiasai kebiasaan kami kala bersepeda adventur.

Setiba di Pangalengan, kami bertemu dengan pemandu tim kami, ada 4 orang yang biasa memandu kami kala bersepeda di sekitaran perkebunan teh di Pangalengan.

Bersepeda belum mulai, ada kejadian yang sungguh mengejutkan, sepeda komandan kami ternyata bannya kempes, bukan karena bocor tetapi karena terhembus knalpot mobil yang membuat ban luar dan ban dalam jadi bocor. Untungnya teman kami dari Pangalengan punya ban luar yang bisa dipinjam. Kami meneruskan perjalanan ke tempat tujuan yakni titik pemberangkatan/start.

Sampai di tempat start, kami mengecek sepeda yang baru diturunkan dari atas mobil. Ada yang memasang/mengganti ban, menyetel seatpost, dll. Sebelum berangkat kami semua berdoa agar selamat sampai tujuan. Petualangan dimulai....

Suguhan pertama sudah tersaji sebuah turunan yang mengasyikan, setelah itu lumayan curam. Sepanjang perjalanan menyusuri perkebunan teh dan menyisir daerah di sekitaran jalur pipa-pipa besi tenaga uap. Oleh-olehnya berupa foto.















































Link video:

Gowes XC Perkebunan Teh Wayang Windu - Situ Cileunca Pangalengan - de' Captone





Ahmad Saparudin
Anggota komunitas sepeda de' Captone Bandung