Selasa, 28/01/2014 - 20:28
BANDUNG, (PRLM).- Raden Abimanyu bukanlah seorang satria keturunan
seorang raja atau pemimpin negara, tapi karena ditakdirkan untuk
menjadi pemimpin dan turunannya menjadi raja maka semua dapat terjadi.
Tidak demikian halnya dengan Lesmana putra Prabu Duryudana dan Samba
putra Prabu Kresna, meski keduanya anak raja tapi karena tidak
ditakdirkan menjadi raja maka keinginannya menjadi pemimpin tidak
terwujud.
Cerita wayang golek “Dewa Pulung Wahyu Cakraningrat”, tentang Abimanyu putera Raden Arjuna dari Dewi Subadra, yang mendapatkan ajian Cakraningrat dibawakan dimainkan dalang muda Hedi Risdiana, pada acara “Atikan Bakaling Dalang”. Acara yang berlangsung sejak sejak Sabtu (25/1) dan berakhir Senin (27/1), diikuti 60 peserta dalang muda maupun peminat seni pedalangan diselenggarakan atas prakarsa Bengkel Kerja Golek Kancana didukung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, serta SMKN 10 Bandung.
Karena ceritanya tidak jauh berbeda dengan kondisi kekinian yang tengah berlangsung di negara kita yang akan menghadapi pemilihan pemimpin negara, jalan cerita wayang golek “Dewa Pulung Wahyu Cakraningrat”, banyak berisikan sindiran.
“Bencana alam terjadi dimana-mana, gunung meletus, tanah longsor, banjir dan bencana lainnya terjadi dimana-mana, tapi para pemimpin kita maupun pengurus parpol sibuk dengan urusan masing-masing untuk mencari calon pemimpin. Parahnya lagi, meski sudah jelas-jelas pemimpinnya korupsi, malah keluarganya mau ikut dicalonkan jadi pemimpin atau wakil rakyat,” ujar Hedi Risdiana, yang disambut tempuk tangan dan teriakan penonton. (A-87/A-108)***
DALANG
muda Hedi Risdiana salah seorang peserta “Atikan Bakaling Dalang” yang
diselenggarakan Bengkel Kerja Golek Kancana didukung Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Jawa Barat, serta SMKN 10 Bandung, saat unjuk kemampuan
dihadapan peserta dan penonton di Gedung YPK Bandung.*
Cerita wayang golek “Dewa Pulung Wahyu Cakraningrat”, tentang Abimanyu putera Raden Arjuna dari Dewi Subadra, yang mendapatkan ajian Cakraningrat dibawakan dimainkan dalang muda Hedi Risdiana, pada acara “Atikan Bakaling Dalang”. Acara yang berlangsung sejak sejak Sabtu (25/1) dan berakhir Senin (27/1), diikuti 60 peserta dalang muda maupun peminat seni pedalangan diselenggarakan atas prakarsa Bengkel Kerja Golek Kancana didukung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, serta SMKN 10 Bandung.
Karena ceritanya tidak jauh berbeda dengan kondisi kekinian yang tengah berlangsung di negara kita yang akan menghadapi pemilihan pemimpin negara, jalan cerita wayang golek “Dewa Pulung Wahyu Cakraningrat”, banyak berisikan sindiran.
“Bencana alam terjadi dimana-mana, gunung meletus, tanah longsor, banjir dan bencana lainnya terjadi dimana-mana, tapi para pemimpin kita maupun pengurus parpol sibuk dengan urusan masing-masing untuk mencari calon pemimpin. Parahnya lagi, meski sudah jelas-jelas pemimpinnya korupsi, malah keluarganya mau ikut dicalonkan jadi pemimpin atau wakil rakyat,” ujar Hedi Risdiana, yang disambut tempuk tangan dan teriakan penonton. (A-87/A-108)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar