Selasa, 08 November 2011

Pertemuan China dan Arab di Najiahu

Islam di China

Subhan SD | Robert Adhi Ksp | Selasa, 8 November 2011 | 08:47 WIB


M Subhan SD/KOMPAS
Mengunjungi Pabrik Suvenir Haji di Ningxia, China


oleh M Subhan SD

JEJAK-jejak Islam di China sangat kental. Hubungan niaga sejak jalur sutra di masa silam meneguhkan hubungan hubungan antara bangsa Arab dan bangsa China.

Di kampung Najiahu, Yanghe,Yongning, kira-kira 40 menit berkendaraan arah selatan dari Yinchuan, ibu kota Ningxia, sebuah masjid besar menjadi saksi hubungan kedua bangsa itu.

Masjid Raya Najiahu dibangun hampir 500 tahun silam. Bentuk bangunan sebagaimana umumnya di China, namun masjid ini merupakan kombinasi seni arsitektur Dinasti Tang dan kebudayaan Arab.

Berdiri di atas lahan seluas 9.000 meter persegi, kompleks bangunan ini memiliki beberapa bangunan, antara lain, masjid raya, menara Malwiya, rumah bulan, juga ruang belajar. "Saat ini ada sekitar 20 santri yang tengah belajar di sini," ujar imam masjid, Na Xuejun, yang bernama Islam Abdullah Hud.

Masjid itu juga kerap dikunjungi kaum Muslim dan tokoh-tokoh Muslim dari beberapa negara berpenduduk Islam di Timur Tengah, Afrika, Asia Tenggara,tentu termasuk Indonesia.

Di dalam masjid tersebut, di bagian dinding tertera sejumlah surah Al Quran yang tercetak besar-besar dalam kain biru muda yang dibentangkan dari bagian atas di tepi langit-langit hingga menjuntai menyentuh lantai. "Supaya semua orang (jemaah) bisa membacanya," ujarnya.

Dia menambahkan, Muslim di Najiahu harus bisa membaca Al Quran karena telah diajarkan sejak kecil. Tahun ini, kampung Najiahu juga memberangkan jemaah haji, yaitu sebanyak 20 orang.

Biaya haji sekitar 40.000 yuan atau kira-kira Rp 56 juta. Mahal karena, antara lain, harus melewati Beijing sehingga perjalanannya lebih panjang. (M Subhan SD menulis dari Yongning, China)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar