Senin, 25 Juni 2012

Luas Gunung Padang 10 Kali Borobudur

Ditemukan 20 terasering yang tersusun memanjang rapi.

 Minggu, 24 Juni 2012, 06:43                                                                        Denny Armandhanu, Permadi (Sukabumi)

 

 Sketsa imajiner Gunung Padang 

 
VIVANews - Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang, meyakini situs megalitik ini 10 kali lipat lebih luas dari Candi Borobudur. Hal ini disampaikan oleh arkeolog Ali Akbar kepada VIVAnews, Sabtu 23 Juni 2012, setelah struktur Gunung Padang wilayah timur berhasil terbuka.

“Dari sebelah timur ini kita menemukan 20 lebih terasering yang menjadi bagain dari konstruksi Gunung Padang saat ini. Terasering ini cukup tersusun rapi, diperkirakan terus memanjang hingga 200 meter lebih dari konstruksi punden berundak," kata Ali.

"Hingga saat ini kita sudah mencapai jarak seratus meter keberadaan terasering di bagian timur hingga utara secara melingkar. Ini 10 kali lebih luas dari Borobudur,” lanjutnya lagi.

Untuk struktur di bagian selatan, tim mendapatkan kesulitan. Kondisi teras-teras ditemukan sudah berantakan, diduga akibat bencana besar di masa lalu. Hal ini membuat konstruksinya longsor dan hancur. Namun tim masih menemukan struktur berupa teras-teras kecil yang tersisa.

Untuk eskavasi di bagian barat, tim terkendala tumpukan tanah akibat longsor dari bukit yang ada di sebelahnya. Di sisi ini tumpukan tanah diperkirakan jauh lebih tebal dibandingkan wilayah timur dan selatan, sehingga tim hanya menyusuri struktur dari permukaan saja.

“Dari setiap sudut ini kita menemukan beberapa tangga yang diduga jalan untuk masuk ke puncak punden berundak yang diperkuat oleh adanya mata air di setiap gerbangnya. Namun bukti adanya pintu masuk ke dalam perut situs ini nampak dari bagian timur," dia menjelaskan.

Berbagai langkah dan metode terus dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil arkeolog di sekitar kawasan Gunung Padang. Namun riset ini difokuskan di wilayah timur. “Kita terus berkoordinasi dengan tim geologi. Hasil pemindaian menjadi acuan utama eskavasi arkeologi untuk menemukan misteri ruang dan pencarian jalan masuknya,” ujarnya.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar