Rabu, 29 Desember 2010

Akhirnya Merah Putih Berkibar

Ekspedisi 7 Puncak Dunia
Rabu, 29 Desember 2010 | 10:47 WIB


ISTIMEWA/Tim 7 SUMMIT
Inilah puncak Aconcagua di Argentina, Amerika Selatan. Waktu ideal untuk pendakian gunung setinggi 6.962 mdpl ini adalah Januar-Maret. Pegunungan andes merupakan pegunungan terpanjang di dunia, membentang sejauh 7.000 km mebyisir pantai barat Amerika Latin. Puncak Aconcagua berdiri di perbatasan Argentina-Chili.



JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini dikabarkan tiga orang pendaki sudah mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Aconcagua, Argentina, Rabu (29/12/2010). Ketiga pendaki itu adalah Ardhesir, Martin, dan Fajri. Mereka adalah anggota tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) 2009-2012.

Sementara dilaporkan, anggota tim yang lain saat mencapai ketinggian 6.800 mdpl kemudian diminta turun akibat cuaca memburuk. Sekarang mereka baru sampai base camp. Lusa, sisa pendaki akan mencoba summit attack lagi.

Akhir pekan lalu, tim yang didukung penuh oleh PT Mudking Asia Pasifik Raya itu bergerak ke Mendoza, Argentina, dengan menggunakan bus.

Tim yang beranggotakan Sofyan Arief Fesa (27), Janatan Ginting (21), Broery Andrew (21), dan Xaverius Frans (21) itu mendaki puncak Aconcagua dengan dukungan pemandu gunung dari Acomara. Pendakian dimulai pada 28 Desember setelah sebelumnya tim bergerak ke Puenta del Inca menggunakan kendaraan.

Pendakian ke Aconcagua dimulai dari titik ini setelah pencatatan administrasi di Destacamento Guardaparque Horcones atau semacam kantor pengelola taman nasional setempat. Dari 33 jalur menuju puncak, jalur melalui Polish Original Glacier termasuk yang terpanjang.

Dari Puente del Inca, akses menuju puncak terbagi menjadi dua, ke arah barat melalui Lembah Horcone di mana Rute Normal berada, serta ke arah timur melalui Lembah Vacas, di mana Rute Polish Glacier berada.
Pada peta topografi Provincial Aconcagua skala 1:50.000 terlihat, perjalanan di Lembah Vacas ini relatif landai dengan melintasi dua-tiga kontur dan dua kali menyeberangi Sungai Vacas. Jalan mulai menanjak tajam setelah melewati Casa de Piedra (3.245m), empat hari perjalanan dari Puente del Inca.

"Cuaca setempat benar-benar tak menentu. Karena itu, pandai-pandailah mengatur waktu buat summit attack," tutur Qobin yang juga sudah mendaki Everest (2004), Kilimanjaro (2010), dan Kosciusko (2010).

Perlengkapan memadai
Sementara itu perlengkapan pendakian yang digunakan tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar 2009-2012 sendiri dinilai memadai untuk menghadapi cuaca ekstrem di Gunung Aconcagua (6.962m). Pakaian  dan perlengkapan untuk bermalam di tenda dengan spesifikasi  sanggup menahan suhu hingga minus  30 derajat Celcius itu sangat membantu melancarkan jalannya pendakian.

Hal itu diungkapkan Holmes Pantoja saat memeriksa peralatan tim sebelum  memulai pendakian, Selasa (28/12/2010) di Mendoza, Argentina. Pria kelahiran Peru berusia 32 tahun itu menjadi kepala pemandu gunung dari Acomara yang akan memimpin pendakian . Ia dibantu dua pemandu lainnya yaitu Mauricio Moreno dan Marcos Sentis.

“Perlengkapan untuk bertahan di tenda sangat penting karena angin dingin yang bertiup diatas sana sangat kencang. Di dalam tenda suhu bisa turun menjadi minus 17 derajat Celcius, kita harus bisa bertahan dengan perlengkapan yang memadai,” tutur Apu, sapaan akrab Holmes Pantoja.

Pria keturunan Indian Quechua, penduduk asli kawasan pegunungan Andes di sebelah timur Amerika Selatan itu menambahkan, pendaki harus banyak minum air dan istirahat yang cukup sebelum memulai perjalanan.  “Sekurangnya minum lima liter sehari untuk mencegah dehidrasi,” tuturnya sebagaimana dilaporkan wartawan Warta Kota Max Agung Pribadi yang mendaki bersama tim.

Gunung Aconcagua dikenal  memiliki angin kencang yang membuat suhu drop secara drastis di kawasan puncak. El Viento Blanco yang berarti ‘angin putih’ timbul dari pertemuan udara bertekanan rendah di Lautan Pasifik dengan udara tekanan tinggi dari daratan yang naik ke Pegunungan Andes. Arus angin Humbolt atau Peru itu ditambah angin dingin dan kering dari arah Kutub Selatan kerap menciptakan  turbulens I udara dengan angin berkecepatan hingga 80 kilometer perjam dan membawa hujan salju serta  petir. Fenomena ini juga menjelaskan mengapa kandungan air pada salju Aconcagua sangat sedikit dan cuacanya kering.

Kurang adil
Dalam briefing pendakian sebelumnya, Juan Pablo dari Acomara mengatakan, setiap pendaki wajib melaporkan diri ke petugas taman nasional Aconcagua Provincial Park di Puente del Inca. Setiap pendaki dikenai biaya 3.000 peso atau setara dengan 700 dolar AS atau naik 100 persen dibanding tahun lalu. Biaya tersebut digunakan untuk mencakup asuransi kecelakan dan pertolongan yang dilakukan bila pendaki mengalami kecelakaan, termasuk evakuasi menggunakan helicopter.

Pada kenyataannya helicopter tersebut jarang digunakan karena jumlahnya hanya satu unit, sementara jumlah pendaki bisa mencapai 700-800 orang dalam satu musim pendakian. “Dalam kasus dimana pendaki harus diturunkan dari Base Camp dengan segera dan helicopter tidak dapat digunakan  mereka akan menggunakan mulas dengan biaya tambahan yang ditanggung pendaki,” tutur Pablo.

Saat ditanyakan bahwa praktik seperti itu dirasakan kurang adil bagi para pendaki yang mengalami kecelakaan, Pablo mengatakan hal itu sudah berulangkali dipertanyakan operator pendakian kepada ranger taman nasional namun tidak ada perubahan yang berarti.

“Operator mulas adalah pihak swasta seperti operator pendakian karena itu masing-masing punya perhitungan biaya tersendiri. Namun percayalah jika terjadi sesuatu seluruh pemandu dan ranger akan berupaya keras memberikan pertolongan,” tuturnya. Biaya paket pendakian Gunung Aconcagua melalui jalur Polish Glacier mencapai 4.000 dolar AS per orang.

Tim ISSEMU dijadwalkan memulai pendakian pada Selasa (28/12/2010) dengan bergerak menuju Penitentes menggunakan kendaraan. Dari sana perjalanan dilanjutkan berjalan kaki tiga hari melintasi Lembah Vacas menuju Base Camp di Plaza Argentina (4.000m). (max) 

Penulis: M Suprihadi   |   Editor: Hertanto Soebijoto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar