Selasa, 07 Desember 2010

Pendiri Wikileaks Bakal Serahkan Diri ke Polisi?

Selasa, 07 Desember 2010, 17:43 WIB


Julian Assange


REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Di tengah ramainya pembicaraan penangkapan Julian Assange oleh kepolisian Inggris, pengacara sang pendiri Wikileaks itu malah mengatur pertemuan dengan kepolisian London. Pengacara Assange, Mark Stephens, mengatakan bahwa sudah saatnya kliennya diberi porsi untuk menjelaskan apa yang dilakukannya.

Namun ia tidak menyatakan bahwa langkah itu adalah sebuah penyerahan diri. Bahkan Assange dijadwalkan muncul ke pengadilan Inggris pada Selasa (7/12) waktu setempat. Stephens mengatakan bahwa pertemuan dengan polisi akan berlangsung di Inggris, namun tidak mengungkap kapan waktu pertemuan dilaksanakan ataupun tempatnya.

Harian Guardian menulis bahwa Assange diperkirakan akan muncul ke pengadilan untuk menegosiasikan soal jaminan atas keamanan dirinya. Pria asal Australia itu juga menyatakan ia mencari pihak-pihak yang dapat memberikan dukungan baginya. Ia sendiri dalam wawancaranya dengan majalah Time mengesankan bahwa perintah penangkapan atas dirinya dari otorits di Swedia memang akibat tekanan politik.

Ia percaya bahwa tuduhan pemerkosaan dan pelecehan seksual atas dirinya bermotif politik dan Swedia bertindak sebagai kepanjangan tangan dari AS. Ia pun menyatakan tak mau kembali ke Swedia dan menghadapi tuntutan tersebut karena khawatir ia tak akan mendapatkan pengadilan yang adil.

Harian Guardian menulis, sumbernya di kepolisian mengungkapkan, pengacara Assange tengah mengupayakan jaminan sebesar 100-200 ribu poundsterling dan enam orang sebagai penjamin yang memastikan Julian tidak melarikan diri. Namun pihak kepolisan Inggris menolak mengomentari hal ini.

Ruang gerak apapun yang berkaitan dengan situs pembocor dokumen rahasia, WikiLeaks memang semakin sempit sejak mereka membocorkan sebanyak 250 ribu dokumen diplomatik AS.

WikiLeaks yang baru didirikan empat tahun lalu itu telah berupaya dicegat dari berbagai sisi. Dari segi teknis operasional, perusahaan-perusahaan yang memberi layanan jaringan atauun server untuk situs ini berpaling. Dari segi pendanaan, PayPal telah menutup akun yang mengalirkan dana bagi WikiLeaks.

Ditambah lagi pada Senin (6/12) pagi, otoritas bank di Swiss menutup rekening milik Assange di layanan keuangan Kantor Pos Swiss. Mereka beralasan, Assange memalsukan identitas saat membuka rekening itu. "PostFinance telah memutuskan hubungan bisnis dengan pendiri WikiLeaks, Julian Assange," ujar Julian dalam sebuah pernyataannya.

Setelah PayPal menutup akun mereka, situs Wikileaks sempat menuliskan rekening mereka di PostFinance, Swiss, bagi pihak yang ingin memberikan sumbangan dari WikiLeaks. Disitu tertera sumbangan dapat ditujukan ke rekening atas nama Julian Paul Assange, Jenewa.

Sementara itu hakim Prancis menolak keinginan pemerintah yang memerintahkan agar penyedia layanan internet, OVH, menutup layanan mereka untuk WikiLeaks.  "Kami memenuhi kontrak bisnis kami dengan memberikan layanan pada Wikileaks," demikian keterangan Direktur OVH Octave Klaba.

Sebelumnya Menteri Perindustrian Prancis Eric Besson meminta WikiLeaks dilarang di Prancis setelah situs tersebut mengalihkan server-nya ke Prancis setelah perusahaan serupa di AS memutsukan kontrak secara sepihak dengan WikiLeaks.
Red: Budi Raharjo
Rep: Wulan Tanjung Palupi/AP/Reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar