Senin, 04 Agustus 2008

Warga Palestina Lari ke Israel

Hamas-Fatah Bentrok Sengit di Jalur Gaza 


AP photo/ADEL HANA / Kompas Images 
Asap membubung di atas bangunan-bangunan akibat aksi baku tembak di antara sesama unsur-unsur faksi Hamas di Gaza City, Jalur Gaza, Sabtu (2/8). Sebuah unsur Hamas, yang justru berafiliasi dengan Fatah, dituduh telah melakukan pengacauan di Jalur Gaza dan bukannya menentang pendudukan Israel di Palestina. 


Senin, 4 Agustus 2008 | 03:00 WIB 

Cairo, Kompas - Bentrokan berdarah di antara sesama faksi Hamas di Distrik Shijaiyeh, Gaza City, berakhir Minggu (3/8). Bentrokan itu menewaskan 9 orang dan mencederai 90 orang. Sekitar 150 orang terpaksa lari ke wilayah Israel.

Ahmed Hillesi, kepala sebuah klan dalam faksi Hamas, cedera dan kini dirawat di sebuah rumah sakit di Israel. Bentrok itu terbilang yang tersengit sejak pertempuran Hamas-Fatah pada 14 Juni 2007.

Bentrok bersenjata sengit itu meletus ketika polisi Hamas, dibantu anggota Brigade Izzuddin Al Qassam, mengepung Distrik Shijaiyeh, basis klan Hilles, untuk menangkap anggota klan Hilles yang diduga terlibat dalam serangkaian ledakan bom di kawasan pantai Gaza City bulan lalu. Aparat Hamas bulan lalu menangkap sekitar 200 aktivis Fatah di seluruh Jalur Gaza. Aksi baku tembak pun tak terhindarkan sepanjang Sabtu pekan lalu.

Menteri Dalam Negeri pemerintahan Hamas, Said Siyam, mengungkapkan, aparat berhasil menangkap 4 dari 11 oknum bersenjata yang diduga kuat sebagai pelaku peledakan bom bulan lalu.

Aparat keamanan Hamas akhirnya bisa menguasai Distrik Shijaiyeh. Akibatnya, sebagian besar aktivis bersenjata dari klan Hilles lari menuju Israel.

Juru bicara polisi Hamas, Islam Shahwan, mengatakan, anggota klan Hilles mencoba lari dengan berpakaian wanita.

Ia mengungkapkan, aparat Hamas berhasil menguasai gedung- gedung dan menangkap para juru tembak klan Hilles yang menduduki gedung tersebut.

Pejabat Israel, seperti dikutip harian Haaretz, mengatakan, Israel mengizinkan lebih dari 150 anggota klan Hilles menyeberang ke wilayah Israel setelah ada permohonan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad, dan Pemerintah Mesir. Mereka meminta Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengizinkan klan Hilles melintasi Israel menuju Tebi Barat.

Memberi izin
Deputi PM Israel Haim Ramon mengatakan, Israel mengizinkan penyeberangan bagi mereka yang mau berdamai dengan Israel.

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan, Israel tidak mengizinkan semua anggota klan Hilles menyeberang dan sebagian kembali lagi ke Jalur Gaza dan kini ditahan oleh aparat Hamas.

Menurut Said Siyam, aparat Hamas terpaksa menyerang Distrik Shijaiyeh karena klan Hilles melanggar kesepakatan yang dicapai antara Hamas dan klan Hilles. Namun, klan Hilles menolak menyerahkan oknum-oknum yang terlibat dalam serangkaian aksi peledakan bom bulan lalu.

Menurut Siyam, Distrik Shijaiyeh menjadi persembunyian pelaku kriminal dan pelanggar hukum serta pusat latihan klan Hilles untuk mengganggu keamanan di Jalur Gaza.

Menteri Urusan Sosial Otoritas Palestina di Ramallah, Tepi Barat, Mahmoud Habbash menolak tuduhan Said Siyam. Menurut Habbash, hal yang dilakukan Hamas di Shijaiyeh adalah aksi kudeta ilegal yang dilancarkan sejak 14 Juni 2007.

Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina Riyadh Maliki menyerukan agar negara-negara Arab mengirim pasukan ke Jalur Gaza untuk melindungi warga sipil dari aksi kesemena-menaan Hamas.

Terbesar ketiga
Klan Hilles adalah kelompok terbesar ketiga di Jalur Gaza, setelah klan al-Skik dan Mushtaha, di dalam faksi Hamas. Klan Hilles beranggotakan ribuan orang dan berbasis di Distrik Shijaiyeh-Gaza City timur.

Sebagian besar anggota klan Hilles berafiliasi dengan faksi Fatah dan dipimpin Ahmed Hilles, yang dikenal dengan julukan Abu Maher. Hilles menjadi anggota dewan revolusi faksi Fatah.

Banyak anggota klan Hilles yang menduduki posisi penting dalam jajaran aparat Jalur Gaza, di antaranya Sulaiman Hilles yang menjabat kepala keamanan nasional di Jalur Gaza. (mth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar