Selasa, 01 Desember 2009

Kurban 1430 H

Foto-foto Amatir 

Penyembelihan Hewan Kurban

Idul Adha 1430 H.













Kamis, 12 November 2009

Peternakan Ayam Tercanggih di Asia Tenggara Dibangun di Cisarua

Produksi Vaksin H1N1

Andri Haryanto - detikBandung
Bandung - Pemerintah melalui Biofarma akan membangun peternakan ayam steril dan termodern se-Asia Tenggara di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Peternakan ini untuk memproduksi vaksin H1N1.


Peternakan ini akan dibangun di tanah seluas 8 hektare. Saking sterilnya, burung pun dilarang melintas di kawasan peternakan.

Hal itu terungkap dari pertemuan Presiden Direktur Biofarma Iskandar dengan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Rabu (11/11/2009), di Gedung Pakuan, Jalan Otista.

Iskandar


"Supaya terlindung dari kontaminasi manusia, diusahakan burung tidak boleh lewat di sekitar pabrik," kata Iskandar di sela pertemuan.

Selain itu, mulai dari proses pemberian makan, minum, sampai seleksi telur dilakukan oleh mesin. Sekitar 5 hektare dari lahan peternakan akan tertutup, setengah hektare untuk kandang ayam steril, dan sisanya untuk penjagaan.

"Hanya saja, penjagaannya saja yang berlapis-lapis," jelas Iskandar.

Salah satu penjagaan dilakukan dengan skenario penanaman pohon, juga monitoring agar peternakan ayam yang dikelola Biofarma tidak masuki binatang seperti burung dan lainnya.

Pembangunannya sendiri akan dimulai 16 November 2009 pekan ini. Bersamaan dengan itu, turut pula dibangun pabrik vaksin di Pasteur No.28.

"Penyelesaian konstruksinya satu tahun, November 2010 baru bisa diproduksi," kata Iskandar.

Peternakan tersebut ditujukan untuk penghasil telur steril yang akan digunakan untuk pembuatan vaksin. Untuk tahap awal produksi telur, kata Iskandar, ayam steril akan didatangkan dari Jepang.

Untuk specimen, jelasnya, akan bekerjasama dengan Depkes, Lembaga Eycman, dan Universitas Airlangga yang akan membuat benih pertumbuhan benih virus. "Untuk strainnya dari Indonesia, karena sama saja strainnya dengan WHO," ujarnya.

Soal pendanaan proyek, Biofarma membutuhkan Rp 1,3 triliun dari investasi pemerintah pusat. Dana yang sekarang telah di tangan Biofarma sendiri sebesar Rp 700 miliar untuk kebutuhan tahun 2008-2009. Sementara kebutuhan 2010 dibutuhkan Rp 600 miliar untuk fasilitas pembuatan vaksin.

Biofarma sendiri menargetkan produksi 20 juta vaksin per tahun dari pabrik yang tengah dibangunnya itu.

Di tempat sama, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan berharap pembuatan pabrik vaksin tersebut melibatkan Badan Usaha Milik Daerah. "Kalau ada kemungkinan mengapa tidak, kalau tidak ada juga tidak apa-apa," ujar Heryawan.
(ahy/lom)

Sabtu, 26 September 2009

Perjalanan Mudik dan Balik Lebaran 2009

Sebulah penuh menjalani ibadah saum, begitu tiba idul fitri semua orang begitu gembira. Mudik merupakan tradisi yang selalu dinanti-nantikan oleh semua orang. Hal ini juga terjadi pada keluarga kami, setelah idul fitri di Bandung Kami mudik menuju Ciamis.

Perjalanan mudik, Kami sajikan dalam gambar.

Cileunyi, Bandung

Warudoyong, Ciamis

Balakecrakan di bumi Nini, Ciamis
Berkunjung ke rumag paman di Tasikmalaya

Berada di depan rumah paman, Jl. BKR, Tasikmalaya.


Menuju makam keluarga di Ciamis

Berdoa di makam

Menuju ke pemakaman keluarga yang berikutnya...

Bergaya/pose sebelum melanjutkan perjalanan...

Yuuu... wargi-wargi sadaya... siap-siap jalan yg menanjak....

Sekarang mudun/turun...., siap-siap nanjak lagi....

Istirahat, berpose lagi ah.....

Berdoa di makan Bapa.....

Istirahat di rumah orang lain, seperti biasa berpose lagi....

Paman dan keluarganya kembali ke Bandung


Giliran kami sekeluarga yang kembali ke Bandung, menuju Pamoyanan, Tasikmalaya

Sampai di Pamoyanan, Tasikmalaya... menuju Bandung

Bertemu pemudik yg menggunakan sepeda motor....

Pemudik yg gigih, siap mendahului mobil di depannya....

Para pemudik yg menggunakan sepeda motor dalam rombongan... menuju ke arah Bandung

Perjuangan yg berat....

Mulai macet di daerah Nagreg, Kab. Bandung

Jalan menanjak di daerah Nagreg, Kab. Bandung

Para pengendara sepeda motor siap-siap melalui jalan menanjak di Nagreg

Bus tersendat di jalan Nagreg yg menanjak, terjadi kemacetan....

Pemudik yg siap-siap menuju jalan mendatar menuju Jalan Rancaekek, Kab. Bandung

Menuju Kota Bandung......

Selamat datang di Kabupaten Bandung

Di Jalan Rancaekek, Kab. Bandung

Menuju Kota Bandung, di tugu perbatasan daerah Cibiru, Kota Bandung

Akhirnya tiba di Kota Bandung......


Begitulah, kiranya perjalanan mudik yang kami lakukan sekeluarga....
Mudah-mudahan memberikan sedikit gambaran mengenai kegiatan mudik yang sudah menjadi tradisi setelah melalui perjuangan satu bulan penuh melakukan ibadah saum.

Mudik secara umum bertujuan untuk menyatukan atau mempererat silaturahmi sesama manusia, sebagai makhluk Alloh SWT. Mudah-mudahan silaturahmi ini tidak terputus hanya sebatas mudik saja.

Wassalam...

Ahmad

Kamis, 11 Juni 2009

Tujuh Puluh PTN/PTS Mundur

BANDUNG, (PR).-
Tujuh puluh perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia mengundurkan diri untuk tidak lagi menjadi pengawas Ujian Nasional (UN) sekolah menengah atas/madrasah aliah (SMA/MA) tahun depan. Mereka kecewa atas sikap pemerintah yang tidak menindaklanjuti setiap laporan indikasi kecurangan yang telah mereka rangkum.

Koordinator Pengawas UN SMA/MA Jawa Barat (Jabar) Yayat Achdiat menuturkan, hal tersebut mengemuka dalam pertemuan forum rektor yang dilaksanakan akhir Mei 2009. Melalui Universitas Negeri Surabaya yang merupakan Koordinator UN SMA/MA nasional, informasi tersebut disampaikan kepada dirinya.

"Jumlah itu bisa saja bertambah. Karena di Jabar saja, sudah ada tiga universitas yang juga menyatakan mengundurkan diri yaitu universitas di Cianjur, Sukabumi, dan Subang. Yang dari Cianjur sudah menyatakan secara resmi," katanya di Bandung, Rabu (10/6). Menurut dia, kecenderungan universitas di daerah mengundurkan diri lebih besar. Sebagai pengawas langsung, merekalah yang menyaksikan kejanggalan-kejanggalan pelaksanaan UN.

"Sejauh ini kami sebagai koordinator telah menyampaikan semua temuan dari semua pengawas ke pusat. Tapi ya begitu saja, belum ada tindak lanjut sehingga kami semua kecewa. Akan lebih baik apabila ketika pusat menerima laporan kami, pihak inspektorat turun ke lapangan. Jika laporan kami memang benar dan ada oknum, seharusnya pemerintah memberikan sanksi sesuai dengan kesalahan mereka," tuturnya.

Selain ketiadaan tindak lanjut dari pemerintah, Yayat menilai keterbatasan dana menjadi alasan lain pengunduran perguruan tinggi. Selama ini tidak hanya Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang mengeluhkan keterbatasan dana tersebut. Perguruan tinggi lain di Indonesia pun mempertanyakan hal yang sama.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Jabar Asep Hilman menuturkan, pengunduran diri tersebut bisa jadi karena selalu ada perbedaan pandangan antara kebiasaan komunitas kampus dengan tataran sekolah. "Ada parameter yang tidak bisa dikonversi di perguruan tinggi dalam waktu singkat. Kalau kami, sudah menyadari bahwa itulah potret yang terjadi di lapangan," ujarnya. (A-167)***

Jumat, 05 Juni 2009

Foto-Foto Amatir Pemilu Legislatif 3

Foto-foto amatiran bagian ketiga.