Senin, 31 Januari 2011

Wah, SNMPTN Jalur Undangan Dibuka Besok!

SELEKSI PTN
Penulis: Ester Lince Napitupulu | Editor: Latief
Senin, 31 Januari 2011 | 16:27 WIB



 MELVINAS PRIANANDA/KOMPAS IMAGES
lustrasi: Siswa yang akan ikut SNMPTN jalur undangan harus mendapat rekomendasi dari kepala sekolah. Pendaftaran dilakukan secara online melalui laman http://undangan.snmptn.ac.id.


JAKARTA, KOMPAS.com - Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) lewat jalur undangan dibuka mulai besok, Selasa (1/2/2011), hingga 12 Maret 2011 mendatang. Seleksi nasional tanpa tes ini dapat diikuti siswa kelas 3 SMA/MA/SMK/MAK dari seluruh Indonesia.

Ketua SNMPTN 2011 Herry Suhardiyanto di Jakarta menjelaskan, siswa yang akan ikut jalur undangan harus mendapat rekomendasi dari kepala sekolah. Pendaftaran dilakukan secara online melalui laman http://undangan.snmptn.ac.id.

Herry mengatakan, uji coba sudah dilakukan mulai Sabtu (30/1/2011) kemarin. Berdasarkan pengalaman pendaftaran SNMPTN 2010 lalu, sekolah di daerah terpencil tetap dapat mengakses internet dan melakukan pendaftaran secara online.

Adapun kelulusan SNMPTN jalur undangan diumumkan pada 18 Mei. Sementara itu, registrasi pendaftaran mahasiswa baru dilakukan pada 31 Mei - 1 Juni, bersamaan dengan ujian tertulis SNMPTN lewat jalur ujian/keterampilan.

Belajar Matematika Menyenangkan dengan Haisobat

Sabtu, 29 Januari 2011, 20:33 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Matematika bukan momok yang menakutkan, melainkan sebuah disiplin yang akan memudahkan seseorang mendalami disiplin ilmu lain. Konsep inilah yang tengah dikembangkan Telkomsel melalui portal www.haisobat.com.

Portal yang disediakan untuk Telkomsel School Community ini sebenarnya telah lama ada. Sekarang, portal haisobat diperkaya dengan koten pendidikan yang lebih menarik dan diharapkan mampu menarik minat kalangan pelajar belajar dengan memanfaatkan konten yang ada di portal ini.

Telkomsel melakukan pembaharuan portal heisobat.com. Portal komunitas kalangan pelajar itu--Telkomsel School Community, sekarang memiliki koten edukasi yang semakin kaya, disamping konten non edukasi. Konten edukasi direncanakan memiliki porsi hingga 80 persen, selebihnya non edukasi.

Konten terbaru yang ada di portal ini adalah Ajabar dan Trigonometri. ''Untuk konten matematika disediakan oleh Dr Teddy Setiawan, seorang ahli matematika dari ITB,'' kata VP Area Jabotabek-Jabar, Venusiana Papasi, usai relaunching portal Hai Sobat di Jakarta, Sabtu.

Venus mengungkapkan model yang dikembangkan akan berorientasi pada edutainment. Dengan metode ini diharapkan para siswa terinspirasi untuk mengerti matematika yang tadinya terbilang berat, menjadi materi yang mudah danmenyenangkan.

Setelah Matematika, Telkomsel berencana memperkaya konten edukasi lain yang sangat diperlukan untuk saat ini seperti Bahasa Inggris dan Fisika. ''Kami berencana menyediakan konten yang berhubungan dengan ujian akhir nasional,'' kata Venus.

Pada menu mengenai matematika, misalnya, dijabarkan dengan metode yang sangat mudah dan menarik. ''Selain menyediakan soal-soal untuk latihan, disediakan pula cara menyelesaikan serta tips dan trik menyelesaikan soal-soal matematika,'' papar Venus.

Selain pendidikan, terdapat menu yang disesuaikan dengan minat kalangan siswa, seperti fashion, musik, video,blog, hingga mencoba kemampuan teknik mereka lewat menu programing. Telkomsel berencana menggelar lomba antar siswa atau lomba antar sekolah, untuk menu non pendidikan. Seperti lomba foto aktivitas sekolah.

Venus mengakui portal Haisobat hanya bisa dinikmati pelanggan Telkomsel saja. Ia menyebutkan portal ini dikembangkan sebagai apreasiasi terhadap loyalitas pelanggan.

Ihwal konten matematika Teddy menyatakan akan menyiapkan materi soal dengan kualifikasi ujian nasional. Soal yang ada bisa diunduh atau diperbanyak. Teddy menjanjikan jumlah soal yang disediakan akan lebih dari cukup. '' Sekalipun sama-sama mengunduh, satu siswa dengan siswa yang lain akan mendapatkan soal berbeda namun kualitas soalnya akan tetap sama,'' kata Teddy.

Ia berharap metode yang dikembangkan akan memotivikasi pelajar untuk mau mendalami matematika. Ia berpendapat penguasaan matematika yang baik akan memberi dampak luas pada ilmu pengetahuan. ''Karena matematika pada dasarnya men drive logika berpikir,'' kata Teddy.

Portal Haisahabat, kata Venus, juga merupakan bentuk kepedulian Telkomsel terhadap dunia pendidikan di Indonesia. ''Sebagai operator telekomunikasi kami juga memiliki kepedulian pada bidang pendidikan,'' kata Venus.

Red: taufik rachman

Indonesia Bangsa Besar jika...

BJ Habibie

Editor: Heru Margianto
Senin, 31 Januari 2011 | 12:54 WIB



KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Mantan Presiden BJ Habibie memberikan kuliah umum dengan tema Indonesia 2045: Super Power Baru (Membangun Peradaban Indonesia Berbasis Iptek dan Imtak) di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/11/2010). Habibie mengatakan pentingnya pemberdayaan manusia Indonesia sejak dini untuk mempersiapkan Indonesia di masa depan.


JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar teknologi dirgantara yang juga mantan presiden, Prof BJ Habibie, menegaskan, Indonesia harus menguasai dua teknologi utama yakni maritim dan dirgantara apabila ingin menjadi bangsa yang besar.

Saat rapat dengar pendapat umum dengan Komisi I DPR di gedung DPR, Jakarta, Senin (31/1/2011), Habibie menuturkan, gagasan itu berasal dari Presiden RI Soekarno yang saat itu menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus menjadi bangsa besar dengan menguasai teknologi pembuatan kapal laut serta mampu menguasai, mengembangkan, dan mandiri.

"Mandiri waktu itu belum dipakai karena beliau (Soekarno) memakai kata berdiri, yaitu produk teknologi dirgantara," ujar Habibie.

Selanjutnya, Habibie mengatakan, komitmennya membangun industri dirgantara di Indonesia bukan karena dipanggil Presiden Soeharto atau ingin menjadi menteri.

"Sebenarnya Pak Harto pun hanya melanjutkan penuturan dan keinginan Presiden Soekarno itu," ujarnya seraya menambahkan bahwa dirinya benar-benar ingin membangun dan mengembangkan industri pesawat di Indonesia, sementara posisi presiden yang pernah disandangnya itu tidak penting.

Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq itu, Habibie mendefinisikan makna industri strategis sebagai industri yang bisa membangun bangsa. Industri itu bukan hanya dibangun dan dimanfaatkan untuk pertahanan saja.

Prihatin

Oleh karena itu, ia merasa prihatin ketika visi pembangunan teknologi yang dijalankan bangsa ini adalah mencari keuntungan sesaat, bukan kemandirian. Menurut dia, kalau yang dicari hanya keuntungan sesaat, hal itu sama artinya dengan menjalankan "skenario VOC".

"Industri strategis terhenti perkembangannya karena tidak didukung bantuan anggaran pemerintah. Karena yang dicari keuntungan dalam dollar AS, kalau begitu ya bikin saja dagang. Bikin saja pabrik perwakilan mereka (asing)," ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Habibie mengartikan globalisasi itu sebagai pakaian baru untuk kolonialisasi. "Saudara, saya orang tua, tapi saya tidak buta. Saya harus katakan kepada Anda, Anda harus bangkit," ujarnya.

Hal lain yang juga memprihatinkannya adalah terbengkalainya Puspitek. Tempat itu, katanya, tidak lagi digunakan untuk laboratium uji teknik, tapi malah ada ide untuk dijadikan lapangan golf.

"Saya menantang, kalau berani dibuat lapangan golf, maka saya akan berdiri. Kita harus terus belajar. Kita tidak hanya belajar dari kebaikan, tapi juga dari kesalahan, bagaimana agar tidak terjadi kesalahan lagi," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Habibie menyatakan bersyukur diundang DPR sebagai narasumber untuk memberikan masukan dalam penyusunan RUU usul inisiatif DPR tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Industri Strategis untuk Pertahanan.

"Saya bersyukur hadir di sini sebagai pembicara, narasumber, saya kira itu tepat, bukan sebagai mantan presiden. Saya malu kalau datang ke sini karena pernah memimpin bangsa Indonesia. Tapi kalau saya diundang ke sini, sebagai orang tua yang dikasihi oleh semua anak bangsa, maka saya bersyukur," ujarnya.
Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Sumber :
ANT


Mengintip Misteri Anestesi

Senin, 31 Januari 2011 | 07:46 WIB


shutterstock
Ilustrasi

KOMPAS.com — Bila pernah merasakan tindakan bedah atau cabut gigi, tentu Anda sudah tidak asing dengan istilah anestesi. Akan tetapi, meski prosedur anestesi sudah dipakai dalam dunia medis lebih dari 150 tahun, ilmu pengetahuan belum memahami dengan pasti bagaimana obat ini bekerja dalam tubuh.

Sebelum anestesi ditemukan, dokter dan dokter gigi hanya melakukan operasi pasien pada kondisi yang sangat khusus dan mayoritas tidak menggunakan penghilang sakit atau obat penenang.

Begitu mengerikannya operasi di masa dunia kedokteran sebelum mengenal obat bius membuat Darwin memilih untuk menggeluti biologi meski ia sangat berbakat di kedokteran.

Kemudian pada tahun 1864, William TG Morton, seorang dokter gigi, mendemonstrasikan penggunaan ether untuk membuat pasien "tidur" selama tindakan operasi. Praktik ini dengan cepat menyebar. Namun karena dokter-dokter di masa itu belum bisa mengontrol kadar ether yang tepat untuk dihirup, sering kali pasien terbangun di tengah operasi, atau bahkan tidak pernah bangun lagi. Ether juga sangat mudah terbakar.

Dekade berikutnya, para ahli mengenalkan anestesi berbentuk gas yang tidak mudah terbakar. Para ilmuwan kemudian mulai menemukan jenis obat bius yang dimasukkan dalam pembuluh darah dengan dosis terkontrol.

Anestesi biasanya dibawa dalam darah ke saraf di otak kita. Akibatnya, sel-sel saraf akan berhenti menerima dan mengirim sinyal. Karena saraf tidak menerima sinyal, kita tidak merasa sakit. Karena saraf berhenti mengirim sinyal, pasien yang sedang dioperasi tampak "tenang".

Efek samping Meski demikian, sampai dengan tahun 1950, efek samping berbahaya dari anestesi banyak ditemui, misalnya saja gangguan irama jantung, gangguan pernapasan, tekanan darah rendah, mual, dan muntah.

Teknik anestesi modern memungkinkan para pasien bisa melakukan dioperasi dengan aman dan efek samping yang minimal. Seiring perkembangan pengetahuan, anestesi kini juga semakin efektif, bekerja cepat dan bisa dihentikan. Dokter juga bisa memilih anestesi lokal atau total.

Namun, terkadang masih sering didengar cerita mengenai orang yang dibius total bisa mengingat apa yang terjadi di ruang operasi atau percakapan para dokter di ruang operasi. Beberapa juga mengaku bertemu dengan keluarganya yang sudah almarhum ketika mereka dalam kondisi tidak sadar. Misteri ini sampai sekarang belum dimengerti penyebabnya.

Riset yang dilakukan National Insitute of Health mengidentifikasi beberapa komponen yang sering dipakai dalam anetesi, yakni zat penenang, penghilang sakit, penghilang ingatan (amnesia), ketidaksadaran, serta zat penghilang gerakan.

Kini para ilmuwan juga telah mengembangkan obat-obatan yang bisa menyediakan salah satu atau beberapa elemen tersebut secara terpisah sehingga para dokter anestesi bisa membuat regimen penghilang sakit yang disesuaikan dengan pasien dan prosedur yang dilakukan.

Tugas para dokter anestesi sebenarnya bukan hanya mmebuat pasien "tertidur", tetapi juga membantu pasien pulih dari operasinya. Apalagi, proses membuat pasien "tertidur" dan bangun kembali sangatlah berbeda.

Meski anestesi masa kini sudah semakin aman, para ilmuwan terus mencari formula anestesi terbaik. Hal tersebut bertujuan mendesain anestesi yang spesifik dan efektif untuk tiap pasien.

Riset dalam bidang anestesi juga diharapkan bisa menguak misteri tentang sakit, memori, kondisi seperti epilepsi dan koma, serta dunia bawah sadar.

Sumber : LiveScience
Penulis: AN | Editor: Lusia Kus Anna |

Rabu, 26 Januari 2011

Rumah Bambu Bawa Jatnika ke Mancanegara

Penulis: Jodhi Yudono | Editor: Jodhi Yudono
Jumat, 14 Januari 2011 | 06:09 WIB



ridwanmhd.wordpress.com
ilustrasi


JAKARTA, KOMPAS.com--Bambu yang identik dengan kemiskinan tidak disangka mampu membawa Jatnika, pria asal Desa Cikidang, Sukabumi, Provinsi Jawa Barat melanglang ke berbagai negara.Dari kelihaian tangannya, bambu yang sering dipandang sebelah mata oleh segelintir orang mampu disulap menjadi berbagai barang yang bernilai seni tinggi seperti alat musik, perabotan hingga rumah bambu khas Jawa Barat.

Rumah bambu inilah yang membawa ayah enam anak ini ke Malaysia, Brunei Darussalam hingga Dubai. Sementara berbagai kerajinan seperti perabot dari bambu juga diekspor hingga ke Spanyol dan Taiwan.

Berbekal ilmu seni Karawitan Parahyangan dan kerajinan bambu sejak masih kanak-kanak yang didapat turun-temurun dari orang tuanyalah, maka Jatnika mampu menghasilkan arsitektur rumah yang berkelas dan diminati warga asing.

"Pelajaran arsitektur rumah bambu saya dapat dari orang tua secara turun-temurun, bukan di Institut Teknologi Bandung (ITB) atau universitas lainnya," kata pria yang hanya mengecap pendidikan dasar itu.

Dengan pengolahan yang tepat dimulai dari penebangan batang bambu hingga perendaman dengan resep rahasia agar bambu lebih awet, rumah bambu mampu bertahan hingga 30 tahun.

Rumah bambu semakin diminati karena banyak keunggulan yaitu bahannya mudah didapat dan bambu bisa bertahan hingga lebih 20 tahun. Di samping itu konstruksinya kokoh tahan gempa dan karakteristiknya menarik.

Sebanyak 3.500 unit rumah bambu sudah dibuat bersama pengrajin bambu lainnya antara lain rumah kebun di Bogor, rumah peristirahatan di Puncak, Pelabuhan Ratu bahkan Malaysia, rumah makan di Jakarta, rumah tinggal, landscape, gasebo, masjid bambu, mushalla dan lainnya.

Dari bambu tersebut, Jatnika berhasil menyekolahkan ke enam anaknya bahkan dua di antaranya hingga ke perguruan tinggi.

Selain menjadi pengrajin bambu, Jatnika juga dipercaya sebagai Ketua Harian Yayasan Bambu Indonesia, yang didirikan sejak 1994 oleh mantan wakil presiden Try Sutrisno.

Dengan yayasan yang dipimpinnya, Jatnika berupaya untuk melestarikan tanaman bambu yang saat ini beberapa jenis bambu endemik mulai sulit ditemukan.

Dari sekitar 154 jenis bambu yang ada di Indonesia, 37 jenis di antaranya khususnya di Provinsi Jawa Barat mulai langka karena kurangnya kepedulian dan pelestarian.

Manfaat bambu
 
Selain sebagai bahan bangunan, bambu juga memiliki banyak manfaat dan keunggulan dari segi sosial, ekonomi maupun n budaya.

Mulai dari pemenuhan bahan pangan yang memanfaatkan bambu muda atau rebung, peralatan rumah tangga, dan perabotan.

Selain itu juga dapat dibuat aneka kerajinan mulai dari cinderamata, mebel, tas, topi, kotak serbaguna hingga alat musik seperti suling, kecapi bahkan hingga terompet. Bambu juga dapat digunakan untuk mendukung acara-acara kebudayaan.

Fungsi yang paling penting dari segi konservasi, bambu sangat efektif untuk reboisasi wilayah hutan terbuka dan gundul akibat penebangan serta lahan kritis di sekitar sempadan sungai. Bambu berguna sebagai penahan erosi.

Bambu mempunyai fungsi ekologis yang tinggi di antarnya sebagai pengikat tanah dan air sehingga dapat menahan longsor.

"Serumpun bambu sejuta manfaat, itulah tujuan utama Yayasan Bambu Indonesia dan saya pribadi untuk terus melestarikan bambu," ujar Jatnika.

Sumber :
ANT

Indonesia, Negara yang Paling Rendah Minat Bacanya

Rabu, 26 Januari 2011, 12:13 WIB


ilustrasi


REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Hasil survai Unesco menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di Asean. Peningkatan minat baca masyarakat akan mempercepat kemajuan bangsa Indonesia, karena tidak ada negara yang maju tanpa buku, kata panitia pameran Tri Bintoro di Solo, Rabu (26/1).

Hal tersebut dikatakan Tri Bintoro pada pembukaan pameran ini di Diamond Convention Centre Solo. Dalam konteks menumbuhkan minat baca, Kompas Gramedia bersama BCA ingin memberi kontribusi positif melalui penyelenggaraan "Oameran Buku dan Multimedia Kompas Gramedia Fair" yang memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses buku dan bahan bacaan dengan cara menyenangkan dan harga lebih terjangkau.

Kompas Gramedia Fair merupakan kegiatan pameran buku dan multimedia yang dipadukan dengan beragam aktivitas yang menghibur namun sarat nilai-nilai edukasi. Sejak pertama diadakan di Medan pada 2004, Kompas Gramedia fair mendapat sambutan baik dari masyarakat.

Pimpinan Kompas Gramedia Trias Kuntjahjono mengatakan acara ini kalau dilihat dari orang berimam, merupakan salah satu wujud dari realisasi sabda Tuhan. Jadi, untuk pameran buku ini sangat penting artinya bagi bangsa Indonesia. Melalui pameran ini juga mengajak siapa saja yang membaca untuk melihat dunia luar.

Pemilihan pameran buku tersebut diawali dari Solo, karena kota ini mempunyai catatan sejarah yang kuat dalam perpustakaan dan intelektual yang tinggi. Tradisi membaca dikota ini pula sangat kuat. Hal itu semua bisa dibuktikan dengan adanya gedung Monumen Pers Nasional dan lain-lain.

Melalui gemar membaca juga akan membuka jendela dunia. Pameran buku tersebut yang berlangsung 26-30 Januari 2011 dibuka Walikota Surakarta Joko Widodo. Pameran ini akan dilanjutkan di Jakarta, 23-27 Februari 2011, Surabaya 13-17 April 2011, Semarang 27 April sampai 1 Mei 2011 dan di Medan 25-29 Mei 2011. Dalam kesempatan tersebut panitia juga memberikan bantuan buku bacaan untuk perpustakaan di Solo.


Red: Djibril Muhammad
Sumber: Antara

Ledakan Kemarahan Seorang Tukang Buah

Revolusi Tunisia


AFP/FETHI BELAID
Demonstran dan juga pengacara-pengacara Tunisia berunjuk rasa di depan Kementerian Dalam Negeri Tunisia di jalan raya Habib Bourguiba, Tunis, Jumat (14/1/2011), saat Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali (74) menyampaikan pidato. Ben Ali mengatakan tak akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden setelah masa jabatannya berakhir pada 2014.


Oleh Lea Pamungkas

Mohammed Bouazizi, adalah seorang lelaki biasa yang bisa kita temukan di manapun. Seorang lelaki dengan harapan, bahwa dengan menamatkan sekolahnya kelak ia akan dapat memperbaiki situasi keuangan keluarganya. Tapi seperti banyak kisah di manapun, pendidikan yang cukup tak selalu menjanjikan segalanya. Pemerintahan yang korup membuat sejuta lapisan yang tak bisa ditembus Bouazizi, bahkan untuk sekadar mencukupi pangan sekalipun. Zine El Abidine Ben Ali yang memerintah Tunisia selama 24 tahun, menafikkan kebutuhan dasar Bouazizi, dan seperti banyak kisah lain: sibuk mengutuhkan sebuah rezim, dalam kekuasaan tanpa batas.

Halnya jutaan yang lain, pintu hati kaum jelata adalah hamparan harapan dan kerja keras. Kesibukan memperjuangkan asap dapur, adalah mekanisme ampuh untuk melupa bahwa ketakberdayaan ini bukan takdir yang sesungguhnya. Setiap hari Bouazizi (26) berangkat dengan kereta dorongnya berjualan buah-buahan di Pasar Sisi Bouzid, sekitar 4 jam dari ibukota Tunis. Menjadi penjual buah adalah martabat bagi Bouazizi. Atas keringatnya, ia dapat menghidupi ibu, dua saudara lelakinya, dan satu saudara perempuannya.

Tapi alih-alih berterima kasih dengan apa yang dilakukan Bouazizi, yang mandiri tak merepotkan pemerintah, dengan dalih tak punya ijin berjualan di kaki lima, aparat keamanan mengusirnya. Bukan sekali dua kali, kereta buahnya dijungkirbalikan dan buah-buahan Bouazizi diinjak lantak. “Mohammed demikian menikmati kerjanya, dengan segala kesulitan yang ada di dalamnya” jelas Samia, adik perempuan Bouazizi. “Apa yang ia inginkan hanyalah agar pekerjaannya tidak diganggu”.

Namun harapan sederhana Bouazizi, tetap tidak dimengerti. Pada 17 November lalu, kembali aparat keamanan menggerus para pedagang kaki lima di Pasar Sisi Bouzid. Hari Rabu siang saat itu, para ibu baru saja hendak berangkat berbelanja. Kali ini bukan hanya buah-buahan Bouazizi yang bergelimpangan di tanah, kepala Bouazizi dipukul, dan seorang perempuan petugas keamanan menampar wajahnya. Peristiwa terakhir membuatnya demikian terhina.

Dengan berang, Bouazizi mengadukan peristiwa ini baik di tingkat kabupaten maupun propinsi. Tak seorang pun menggubrisnya. Oleh ketakberdayaan, dan kemarahan yang bertahun dipendam, Bouazizi membeli segalon bensin. Berangkat ke gedung gubernur kota, di situ ia membakar dirinya. Ketakberdayaan dan kemarahan, daya itu menjalar dalam nafas kaum jelata Tunisia. Jadilah ini revolusi pertama di jazirah Arab, Rezim Ben Ali runtuh hanya dalam waktu 8 minggu.

Keluarga Bouazizi menatap seluruh rangkaian peristiwa ini. Bingung memilih perasaan. Mohammed Bouazizi dijadikan simbol perlawanan bagi Revolusi Melati, dan plaza kota Sisi Bouazizi diukir dalam namanya. Di Tunis, para petinggi berebut kekuasaan, kaum terdidik tersedak . Tidak siap. Baik ideologi, apalagi tindakan praksis.

Barangkali, sebentar, sebentar lagi mereka lupa apa dasar kemarahan seorang tukang buah. "Yang kami butuhkan hanyalah keadilan," desah Salem, anak tertua keluarga Bouazizi.

*Dari berbagai sumber.

Warung Kenangan Pasar Cihapit

Editor: I Made Asdhiana
Rabu, 26 Januari 2011 | 08:24 WIB


Suasana di Warung Nasi Bu Eha di Pasar Cihapit, Bandung.

Aneka laukyang disajikanprasmanan di Warung Nasi Bu Eha di Pasar Cihapit, Bandung.
KOMPAS/PRIYOMBODO




Oleh: Putu Fajar Arcana

SIANG itu, sebagian menu yang disajikan di atas meja panjang sudah habis. Padahal, waktu baru menunjukkan pukul 12.30. Bu Eha si pemilik warung sudah duduk santai di kursi dekat meja di bagian kiri warung kecil itu. Namun, pembeli masih saja mengalir….

Di antara pembeli itu ada Kusmana (40-an), seorang guru SMP di Bandung. Boleh dikata, ia satu di antara begitu banyak pelanggan setia Warung Nasi Bu Eha yang lokasinya ”tersembunyi” dalam keramaian Pasar Cihapit, Kota Bandung.

”Saya makan di sini sejak tahun 1988, sampai sekarang rasa masakannya tidak berubah dan lekat di lidah,” tutur Kusmana, awal Desember 2010.

Pengertian pelanggan setia warung ini harus ditarik sejak masa awal kemerdekaan Indonesia dulu. Warung ini dibuka tahun 1947 oleh Ibu Nok, ibu kandung Bu Eha. Dan sejak itu orang-orang Belanda yang masih ”tertinggal” di Indonesia menjadi pelanggan yang pertama-tama. Bu Eha cerita, dulu warung ini memiliki beberapa menu yang disukai orang-orang Belanda.

”Ada yang namanya kentang ongklok. Itu kentang rebus dikocok dalam tangkup piring terus ditambah susu murni. Ada juga kastrol, kacang merah plus daging. Tapi sekarang menu-menu itu sudah tidak dijual lagi,” kata Bu Eha. Orang tua yang sudah berumur 80 tahun ini menolak menyebutkan nama aslinya. ”Sudah pokoknya Eha saja,” katanya.

Warung Nasi Bu Eha sekarang sebagian besar menyediakan menu berbasis masakan Sunda. Anda bisa mendapatkan soto bandung, gepuk daging, gulai kepala ikan kakap, udang goreng, perkedel, rendang, ayam goreng, pepes jamur, pepes ati ampela, ati sapi, dan beberapa menu lain. ”Saya mah tidak hafal…” kata Bu Eha. Pokoknya, tambahnya, menu di sini lengkap. ”Dan yang makan juga dari Sabang sampai Merauke sejak dulu.”

”Paling istimewa menunya sambel dadak, segerrr…” tutur Atasi Amin (45), pelanggan setia lainnya. Sambal ini sebenarnya tidak beda dengan sambal khas Sunda. Ia diracik dari bahan-bahan seperti cabai, tomat, terasi, dan jeruk limau. Cara penyajiannyalah yang menarik. ”Kalau ada yang pesan baru dibikin secara mendadak. Makanya sambal ini disebut sambel dadak,” tutur H Subagja (60-an), keponakan Bu Eha, yang juga setia mendampingi bibinya selama berjualan.

”Oh ia sih tidak digaji, senang-senang saja. Orang dia sudah punya dua rumah makan kok,” kata Bu Eha mengenai keponakannya. Subagja membenarkan kalau ia memiliki dua outlet rumah makan Ampera di Kota Bandung. ”Ya di sini sambil jaga Bu Eha,” kata Subagja tersenyum.

Prasmanan
Seluruh menu di warung ini disajikan dalam meja panjang yang terbuka. Pada ujung paling kiri terdapat nasi lalu disusul begitu banyak menu. Para pembeli tinggal mengambil piring, kemudian nasi, dan selanjutnya silakan pilih menunya, sepuas-puasnya bila perlu. Kalau mau sambel dadak tinggal bilang. Enam orang karyawan akan dengan sigap membantu kita.

Tugas Bu Eha menghitung berapa potong lauk yang telah Anda santap. Menu-menu itu dihargai Rp 8.000-Rp 12.000 per potong/porsi. Setidaknya Anda hanya akan menghabiskan tidak lebih dari Rp 20.000 untuk sekali makan di sini.

Cara penyajian prasmanan seperti ini, kata Bu Eha, tidak pernah berubah sejak zaman Guntur Soekarnoputra dan Megawati Soekarnoputri menjadi mahasiswa di Bandung. Sejak era 1950-an sampai 1970-an, warung Bu Eha menjadi tempat makan favorit seluruh mahasiswa di Bandung. Di antara mereka ada maestro Jeihan Sukmantoro, para bekas pejabat seperti Adi Sasono, Dibyo Widodo, Bagir Manan, serta beberapa lainnya.

Bahkan, beberapa di antaranya, kata Bu Eha, khusus datang dari Belanda dengan anak dan cucu mereka. ”Masih ada kadang yang suka datang dari Netherlands kemari untuk bernostalgia karena dulu suka makan di sini,” kenang Bu Eha.

Bu Eha sudah berada di warungnya sejak pukul 04.30. Ia kemudian memimpin enam karyawannya memasak. Khusus daging gepuk sudah direbus selama empat jam sejak sore hari untuk kebutuhan keesokan harinya. Pada pukul 06.00, pelanggan sudah bisa menyantap menu-menu di atas meja untuk sarapan. ”Biasanya kalau pagi pelanggan dari pegawai seperti hakim, jaksa, guru, karyawan bank, yang sarapan di sini,” ujar Bu Eha.

Warung kecil yang tampak sederhana ini bisa menghabiskan lebih dari 50 kilogram beras serta Rp 1 juta, khusus untuk membeli daging dan 30-60 ekor ayam. ”Pokoknya kita belanja bahan bisa lebih dari Rp 3 juta sehari,” tutur Bu Eha.

Karena pembeli terus-menerus mengalir, siang ini saya cuma kebagian sepotong ayam goreng dan sayur sop. Tak apalah. Bukan soal rasa yang penting, tetapi menikmati kenangan demi kenangan yang mengalir di tempat ini.…
Sumber :
Kompas Cetak