Minggu, 19 Mei 2013

Inohong dan Unsur Warga Bandung Desak Pembatalan IMB di Babakan Siliwangi






BANDUNG, (PRLM).- Para inohong serta beberapa unsur masyarakat di Kota Bandung akan mendatangi Balai Kota Bandung, Senin (20/5/2013) siang. Mereka akan melakukan serangkaian aksi untuk mendesak Pemkot Bandung mencabut Izin Mendirikan Bangunan (IMB) restoran di kawasan Babakan Siliwangi.

"Isu mengenai Babakan Siliwangi ini sudah meresahkan. Ini adalah kota kita yang kondusif, harus tetap dijaga, jangan sampai isu ini merusak suasana Kota Bandung yang kondusif," kata Ketua Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi, ketika ditemui usai diskusi dan konsolidasi dukungan untuk mempertahankan fungsi Baksil sebagai hutan kota, di Gedung Pasca Sarjana Universitas Pasundan Jln. Sumatera no. 41 Bandung, Sabtu (18/5/2013) siang.

Didi mengatakan, aksi yang akan dilakukan Senin mendatang diharapkan bisa menggoyahkan pemkot untuk tetap mengizinkan adanya pembangunan restoran di Babakan Siliwangi. "Pemerintah bekerja untuk rakyat, kalau ada desakan dari rakyat seharusnya didengarkan," ujarnya.

Seniman Tisna Sanjaya yang juga hadir dalam acara kemarin, juga mengatakan bahwa aksi yang akan dilakukan Senin depan akan dimulai pukul 10.10 WIB dari Babakan Siliwangi. "Kami akan mencopot 10 seng yang memagari Baksil, kemudian mengaraknya dengan jempana," kata Tisna.

Dia juga mengatakan, akan mendatangi gedung dewan dalam waktu dekat, karena memandang bahwa hingga saat ini tidak ada anggota dewan yang pro terhadap konservasi Babakan Siliwangi tanpa diikuti adanya pembangunan fisik.

"Bukannya tidak percaya (pada anggota dewan-red.), tapi realitasnya begitu, mereka hanya mementingkan kelompoknya, dan tidak mementingkan lingkungan hidup," ucap Tisna. (A-175/A_88)***

Masjid Lautze, Ekspresi Beribadah Muslim Tionghoa

Oleh: Agus Tri Haryanto-Job
Syiar - Jumat, 8 Februari 2013 | 06:45 WIB
 
Masjid tak harus berdiri megah. Yang utama dari mesjid adalah bisa jadi tempat khusus beribadah. Itulah kesan yang menyeruak dari Masjid Lautze 2. 

 INILAH, Bandung - Masjid tak harus berdiri megah. Yang utama dari mesjid adalah bisa jadi tempat khusus beribadah. Itulah kesan yang menyeruak dari Masjid Lautze 2 di Jalan Tamblong No 27, Kota Bandung.
 
Jika anda ingin melihat masjid yang dibuat etnis Tionghoa, datanglah ke Masjid Lautze 2. Masjid ini memang memiliki keunikan tersendiri dibanding masjid lainnya.

Berdiri sejajar dengan deretan ruko, masjid itu tampak berbeda dengan warna merah mencolok di bagian dindingnya. Dengan desain mirip bangunan kelenteng ini, tak ada yang menyangka kalau tempat tersebut adalah sebuah tempat peribadatan bagi orang Islam.

Sekilas, memang bangunan tersebut tidak tampak sebagai sebuah masjid. Tapi, dengan papan nama bertuliskan ‘Masjid Lautze 2’ memastikan bahwa bangunan tersebut adalah masjid.

Kalau umumnya masjid dibuka setiap waktu salat, Masjid Lautze hanya buka pada waktu-waktu tertentu saja. Dari hari Ahad sampai Jumat, masjid ini hanya buka dari jam sembilan pagi hingga jam empat sore. Jadi pada hari-hari tersebut, masjid ini hanya punya dua waktu salat yaitu Zuhur dan Asar.

Berawal dari tokoh muslim keturunan Tionghoa yang ingin menyediakan tempat untuk salat, Masjid Lautze pun dibangun. “Tahun 1991, Pak Haji Karim Oei yang mendirikan Yayasan Haji Karim Oei (YHKO) di Jalan Lautze no. 89 di Jakarta,” ungkap Jesslyn, Humas Lautze 2.

Nama Lautze sendiri diambil dari nama jalan yang ada di Jakarta, tempat masjid pertama berdiri. “Kala itu, masyarakat sekitar kalau mau salat, yuk kita ke Masjid Lautze, sebetulnya itu nama jalan. Dari itu kita, brand-lah menjadi nama masjid,” jelas Jesslyn.

“Dengan visi dan misi sebagai pusat informasi Islam bagi etnis Tionghoa, enggakmungkin kan hanya ada di Jakarta. Maka dari itu salah satunya kami dirikan juga di Bandung,” imbuh wanita yang senang mengajar privat bagi anak-anak.

Tidak hanya untuk tempat aktivitas beribadat, Masjid Lautze 2 juga mempunyai sejumlah perpustakaan mini di lantai dua. Selain itu,terdapat juga tempat untuk mengaji, mengajar anak-anak, tempat berkonsultasi, dan di depannya terdapat toko.

Masjid Lautze 2 dibangun pada tahun 1997 dan ada perombakan tahun 2007. Dari segi ornamen yang ada di tempat beribadat tersebut, merupakan hasil kreasi Umar Widagdo dari ITB. Hasilnya warna merah mendominasi eksterior, interior, dan lampu bernuansa Cina.

Walau masjid ini didirikan oleh etnis keturunan Tionghoa, namun masjid yang dulu disebut masjid tanpa kubah ini terbuka untuk umum. “Yang sering datang ke sini itu warga pribumi. Malah warga Braga mengakui kalau masjid ini adalah masjid mereka,” tutur Jesslyn.

Mengenai perayaan Imlek Minggu (10/2/2013) ini, Jesslyn mengatakan kalau seseorang sudah berkonvensi menjadi Islam tidak ada sembahyang yang erat dengan ritual kepercayaan. “Tapi ketika kita mau silaturahmi, ketika kumpul keluarga datang saja,” jelasnya. [den]
 

Usai Penggeledahan KPK, Dada Rosada Menghilang

Oleh: Dery Fitriadi Ginanjar
Metro bandung - Sabtu, 18 Mei 2013 | 11:15 WIB
 
Wali Kota Bandung, Dada Rosada - istimewa
 
INILAH.COM, Bandung - Sehari setelah penggeledahan dua rumahnya, keberadaan Wali Kota Bandung Dada Rosada masih misterius. Informasi posisi orang nomor satu di Bandung itu masih simpang siur.

Sesuai jadwal yang diterima wartawan, seharusnya Dada memimpin acara Bandung Fashion Weeks yang digelar Sabtu (18/5/2013) pukul 08.00 WIB di Plaza Balai Kota, Jalan Wastukencana. Namun lama ditunggu, ternyata acara tersebut didisposisikan kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bandung, Herry Djauhari.

Sejumlah wartawan yang akan melakukan konfirmasi terpaksa gigit jari. "Wah harus cari kemana lagi nih. Tadinya berharap Pak Dada hadir. Ternyata diwakilkan. Padahal kita butuh konfirmasinya," cetus Andrian Salam Wiyono, wartawan media online nasional.

Di kalangan wartawan, beredar info kalau Dada Rosada sudah berada di Jakarta. Terlebih sumber KPK menyatakan, Senin (20/5/2013), Dada akan dipanggil sebagai saksi dalam kasus suap hakim Setiabudi Tedjomukti.

Seperti diketahui, KPK melakukan penggeledahan di dua rumah milik Dada Rosada yaitu rumah dinas (Pendopo) di Jalan Dalem Kaum dan rumah pribadi Jalan Tirtasari II No 12 pada Jumat (18/5/2013). Diduga kuat penggeledahan itu berhubungan dengan kasus suap yang melibatkan anak buahnya yaitu Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Bandung Herry Nurhayat.

Saat penggeledahan, Dada tidak berada di dua rumah itu. Saat dikonfirmasi, Dada hanya menyampaikan salam kepada wartawan. "Salam kepada para sahabat," ujar Dada singkat.[ang]

Lobi Papua Merdeka Makin Intensif

LONDON,(PRLM).- Benny Wenda menuturkan lobi untuk memerdekakan Papua semakin intensif dan dikoordinasikan melalui kantor baru kelompok separatis Free West Papua di Oxford.

Sejak namanya dicabut dari daftar Red Notice Interpol pada 2012, pemimpin kelompok Papua Merdeka itu melakukan lobi ke berbagai negara, antara lain Australia, Selandia Baru, negara-negara lain di Pasifik dan awal pekan depan dijadwalkan berkunjung ke Amerika Serikat.

Ia menyebut kunjungannya ini sebagai tur dunia untuk menggalang dukungan. "Secara politik kami harus merdeka dari bangsa Indonesia. Itu tujuan dari perjuangan saya, karena selama 50 tahun bersama Indonesia kami dibunuh, kami dipenjarakan, kami diintimidasi, kami dipukul," kata Benny Wenda dalam wawancara telepon dengan BBC pada Sabtu (18/05).

Pihak-pihak yang ia temui, lanjutnya, meliputi pemerintah, anggota parlemen, lembaga swadaya masyarakat maupun individu yang bersimpati.

Ketika ditanya bagaimana ia menggalang dukungan sementara di Papua terdapat berbagai kelompok, Benny Wenda mengakui berbagai organisasi di Papua bergerak dengan cara dan gaya mereka sendiri.

"Untuk internasional, bagaimana saya harus melakukan lobi-lobi secara damai untuk menyampaikan ke dunia bahwa perjuangan kami ini, kami menuntut hak kami secara damai supaya melihat kembali akar persoalan," jelasnya.

Prinsipnya ia berpendapat integrasi Papua ke wilayah Indonesia melalui penentuan pendapat pada 1969 adalah cacat karena hanya diwakili segelintir penduduk Papua. (A-26/bbc).***

Rep Ceko Ajak Pemprov Jabar Kelola Sampah

Oleh: Dadi Haryadi
Jabar - Jumat, 17 Mei 2013 | 12:33 WIB
 
ilustrasi - inilah/Bambang Prasethyo
 
INILAH.COM, Bandung - Pemerintah Republik Ceko mengajak kerjasama Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait pengelolaan sampah. Ajakan tertuang dalam kunjungan kehormatan Menteri Lingkungan Hidup Ceko, Thomas Chalupa dan duta besar Republik Ceko untuk Indonesia, Tomas Smetanka ke Pemprov Jabar di Gedung Sate, Jumat (17/5/2013).

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyambut baik ajakan kerjasama dari Ceko tersebut. Terlebih, negara tersebut tergolong negara dengan pengelolaan lingkungan yang baik. "Ceko mengajak kerjasama, khususnya tentang pengelolaan sampah," ujar Heryawan.

Dia menjelaskan, permasalahan sampah sebenarnya kewajiban pemerintah kabupaten/kota. Leading sector permasalahan tersebut juga berada di tingkat II. Namun, katanya, Pemprov berupaya terlibat agar pengelolaan sampah bisa secara regional. Hal itu dimungkinkan sesuai Undang-Undang 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

"Bupati/wali kota juga merencanakan pengelolaan sampah di masing-masing kab/kota, pokoknya yang mana saja lah yang lebih dulu," katanya.

Pihaknya berencana menempatkan pengelolaan sampah regional di Cinambo Kabupaten Bogor dan Legok Nangka Kabupaten Bandung. Kedua tempat itu dinilai lebih aman dibandingkan tempat sebelumnya di Leuwi Gajah yang sempat diwarnai insiden bencana longsor sampah.

Menurutnya, pengelolaan sampah membutuhkan nilai investasi yang cukup besar. Akan tetapi, dan pengelolaannya masih bersumber dari APBD dan APBN. "Retribusi sampah dari masyarakat masih kecil. Itu pun hanya untuk mengakut sampah dari rumah-rumah warga ke tempat penampungan sampah sementara," jelasnya.

Kondisi itu, kata Heryawan, sangat berbeda dibandingkan di luar negeri yang kesadaran warganya tinggi terkait pengelolaan sampah. Mereka juga rela membayar tinggi retribusi sampah.

"Idealnya, biaya pengelolaan sampah itu 20 dollar per ton, sedangkan kemampuan APBD kita hanya 14 dollar per ton, itu pun sudah terengah-engah," bebernya.

Melihat kondisi itu, pihaknya berusaha mencari pengelolaan sampah yang modern dan ramah lingkungan. Sampah tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi dan kompos.

Selain Republik Ceko, kata Heryawan, sejumlah negara lain juga menawarkan pengelolaan sampah yang serupa. Bahkan, pihaknya mencatat sudah ada 50 perusahaan yang menawarkan jasa pengelolaan sampah.

"Kita akan pilih salah satu yang terbaik termasuk Ceko, boleh jadi mereka bisa menawarkan harga pengelolaan sampah yang lebih murah," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Daerah Jabar, Setiawan Wangsaatmaja menyatakan, Jabar bisa meniru Republik Ceko yang memiliki badan khusus yang menangani masalah sampah. Selain mengelola sampah, lembaga tersebut bertugas mengumpulkan retribusi sampah, hingga memberikan denda kepada pelanggar.

"Pendirian badan khusus dann independent tentang pengelolaan sampah itu bisa dicontoh agar tercipta sistem yang lebih terpadu," tegas Setiawan.[ang]

Pendaki Perempuan Asal Saudi Taklukkan Puncak Everest



ALARABIYA/"PRLM"



KATHMANDU, (PRLM).- Seorang pendaki gunung asal Arab Saudi Raha Moharrak (25) tercatat sebagai perempuan pertama dari negara itu yang menaklukkan Gunung Everest.

Raha Moharrak mencapai puncak gunung tertinggi di dunia pada Sabtu (18/05) sebagai bagian dari tim yang terdiri dari empat orang.

Moharrak mengatakan pencapaiannya diharapkan akan mendorong perempuan-perempuan lain di Saudi untuk mewujudkan pencapaian baru.

"Saya benar-benar tidak memedulikan predikat pertama," kata Moharrak.
"Selama hal ini memberikan inspirasi kepada orang lain untuk menjadi orang kedua," tambah perempuan itu.

Raha Moharrak tidak hanya menyandang predikat sebagai perempuan Saudi pertama yang mendaki Gunung Everest tetapi juga sebagai orang Arab paling muda pertama yang berhasil mencapai puncak Everest.

Teman satu pendakian termasuk pria pertama asal Qatar dan pria pertama Palestina yang berusaha mencapai puncak gunung tertinggi di dunia.

Mereka berusaha menggalang dana sebesar 1 juta dolar AS untuk membiayai proyek-proyek pendidikan di Nepal.

Berasal dari negara Muslim konservatif, menurut tim ekspedisi, Raha Moharrak harus mengatasi banyak rintangan guna mewujudkan tujuannya.

Disebutkan untuk meyakinkan keluarga Moharrak agar mereka mengizinkan putri mereka "tantangannya sama besarnya dengan gunungnya sendiri", meskipun mereka akhirnya memberikan dukungan penuh. (bbc/A_88)***