Minggu, 22 Juni 2014

Jeddah, Gerbang Menuju Mekkah Masuk Warisan Dunia



 
SUSIEOFARABIA/"PRLM"
REPLIKA kota tua Jeddah.*


DOHA, (PRLM).- Komite Warisan Dunia UNESCO memutuskan untuk memasukkan lima tempat bersejarah dalam daftar Warisan Dunia. Keputusan itu tercapai Sabtu (21/6/2014) di sebuah pertemuan komite tersebut di Doha, Qatar.

Salah satunya adalah Jeddah, sebagai gerbang menuju Mekkah (Arab Saudi) yang terletak di pantai timur Laut Merah.

Sejak abad ke-7 Masehi, Jeddah menjadi pelabuhan utama untuk rute perdagangan dari Samudera Hindia dan menyalurkan aneka barang ke Mekkah.

Selain itu, Jeddah menjadi pintu masuk peziarah Muslim menuju Mekah yang tiba melalui laut untuk melaksanakan rukun Islam kelima, Haji.

Peran kembar kota itu berkembang menjadi pusat pertemuan aneka budaya yang ditandai dengan tradisi arsitektur khas, termasuk rumah menara yang dibangun pada akhir abad ke-19 oleh para elite pedagang kota.

Bangunan itu menggabungkan tradisi bangunan karang pesisir khas Laut Merah dengan pengaruh dan aneka produk kerajinan tangan aneka budaya sepanjang rute perdagangan. (A-88/unesco)***

Jalan Qhapaq Nan Pencapaian Unik Bidang Teknik



PARA ahli sejarah mengatakan jalan di pengunungan Andes untuk jaga pasokan ke Machu Picchu.*


DOHA, (PRLM).- Sistem jaringan jalan yang dibangun oleh Kerajaan Inca diakui sebagai situs Warisan Dunia oleh Badan PBB yang mengurusi bidang Budaya Unesco.

Jalur jalan Qhapaq Nan menembus ke enam negara di Amerika Selatan.

Kerajaan Inca membangun di daerah yang memiliki kondisi beragam, menghubungkan masyarakat yang tinggal di pengunungan Andes ke lembah yang subur, hutan hujan dan gurun.

Unesco menjelaskan sistem tersebut merupakan keajaiban dalam bidang teknik yang harus diperbaiki dan dirawat.

Penetapan sistem jaringan jalan Kerajaan Inca diputuskan oleh Komite Warisan Dunia Unesco dalam pertemuan di Doha, yang membahas daftar 40 situs budaya dan alam.

Sistem jaringan jalan di pengunungan Andes, dibangun lebih dari ratusan tahun yang lalu dan digunakan oleh Spanyol ketika mereka tiba di Amerika Selatan pada abad ke 16. Lebih banyak digunakan untuk perdagangan dan pertahanan.

Jalur jalan tersebut memiliki panjang 30.000 km, dari Colombia sampai bagian utara Argentina, dan selatan Cile, melalui Peru, Ekuador dan Bolivia.

Sejumlah bagian jalan masih tampak terawat, tetapi sebagian besar rute telah hancur sejak Kerajaan Inca kalah.

"Kami belum menlihat seluruh jalan karena banyak bagian yang tertutup oleh tumbuhan," jelas Fernando Astete, kepala arkeologi di situs Machu Picchu kepada kantor berita AFP.

Rute tersebut menghubungkan ibukota Inca, Cusco, ke wilayah terjauh kerajaan tersebut.

"Dilihat dari skala dan kiulitas jalan Qhapaq Nan, merupakan pencapaian yang unik di bidang teknik, yang menunjukkan kemampuan luar biasa dalam teknologi," seperti disampaikan pernyataan Unesco.

Unesco mengatakan pemberian status sebagai Warisan Dunia, akan membuat situs tersebut mendapat bantuan dana untuk melakukan perbaikan.(bbc/A-147)***

Ngaruwat Lembur Wujud Syukur Setelah Panen

Pergelaran Seni untuk Menarik Wisatawan





PENJABAT Bupati Pangandaran Endjang Naffandy sedang berjalan disambut dengan kesenian khas daerah Badud, pada acara Ruwat Jagat di Dusun Cikadu, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Kamis (19/6/2014). Acara tersebut adalah bentuk syukur setelah panen padi dan setelah menanam padi.*



PARIGI, (PRLM).- Bertempat di Dusun Cikadu, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, pada Kamis (19/6/2014) dilaksanakan salah satu upacara adat atau pergelaran kesenian khas daerah.

Ketika itu, di dusun tersebut sedang digelar acara Ngaruwat Lembur, Ruwat Jagat yang dilakukan satu tahun sekali. Acara tersebut adalah ucapan syukur warga setelah panen, dan setelah menanam padi.

Warga setempat Didin Jentreng mengatakan bahwa Ruwat Jagat adalah ucapan syukur kepada sang Khalik. "Dahulu leluhur sudah bisa membuat sawah dan bercocok tanam tanpa traktor dan pacul. Ini ucapan syukur setelah panen, dan setelah menanam padi," katanya.

Menurut dia, acara tersebut sudah sejak lama diselenggarakan. Namun dalam lingkup desa. Tetapi saat ini, kegiatan tersebut dapat dimasukkan ke dalam agenda wisata dan paket wisata.

Pada acara itu pun digelar seni badud, wayang golek ruwat purwa, dan festival kuliner.

"Adapun makanan yang disajikan adalah jolem yaitu menanak nasi seperti liwet tapi ada ikan di atas dan tidak amis. Lalu oyeg dan kudapan lainnya seperti birus," jelasnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy menegaskan bahwa ruwat jagat dapat menjadi ikon dan tujuan atau paket wisata.

"Ini perlu dipertahankan dan dijaga kebudayaan seperti ini. Ini adalah bentuk pelestarian dan menjaga seni kebudayaan asli Kabupaten Pangandaran," katanya. (Mohamad Ilham Pratama/A-147)***