Minggu, 27 November 2011

2012, Distribusi Guru Libatkan Lima Kementerian

Tenaga Pengajar


Indra Akuntono | Inggried Dwi Wedhaswary | Minggu, 27 November 2011 | 07:51 WIB




KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Ilustrasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai Januari 2012, lima kementerian sepakat untuk melakukan penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil (PNS). Hal itu dilakukan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan yang merata di seluruh Indonesia.

“Kesepakatan lima menteri ini sudah ditandatangani melalui peraturan bersama. Ini tindak lanjut dari instruksi presiden mengenai regulasi pemerataan distribusi guru yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, Jumat (25/11/2011), di Gedung Kemdikbud, Jakarta.

Lima kementerian itu adalah Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB), Kemdikbud, Kementerian Dalam Negri (Kemdagri), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Agama (Kemenag).

Tujuan dirumuskannya peraturan bersama ini, kata Nuh menjelaskan, untuk meningkatkan mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Sehingga kebutuhan guru, khususnya di jenjang pendidikan dasar, menengah dan pendidikan anak usia dini non formal dan informal (PAUDNI) dapat terpenuhi.

“Dengan diberlakukannya desentralisasi pemerintahan, daerah perlu melakukan pengelolaan guru yang lebih cermat lagi. Terutama, masalah perencanaan, pengangkatan, penempatan, dan pembinaan guru,” ujarnya.

Nuh mengakui, persoalan distribusi guru hingga kini  masih timpang. Sehingga, terkesan persoalan mendasar tentang guru ada pada kekurangan  jumlah yang bersifat menahun.

Padahal, lanjut Nuh, faktanya rasio guru-siswa Indonesia terbilang sangat cukup, bahkan cukup baik jika dibandingkan dengan beberapa negara maju lainnya. Namun, pendistribusian guru belumlah merata.

“Penataan ini jadi penting, karena jumlah guru yang memasuki masa pensiun hingga 2014 cukup besar. Sementara, rasio guru siswa cukup baik. Semua memerlukan perencanaan yang matang,” ujarnya.

Nuh mengatakan, peraturan bersama tentang penataan dan pemerataan guru PNS, tak hanya mengatur tanggungjawab bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Tetapi juga mengatur soal sanksi bagi yang tidak melaksanakannya.

"Sanksi akan diberikan kepada daerah yang tidak melakukan penataan dan pemerataan guru yang berpegang pada rekomendasi Kemdikbud," ungkapnya.

Sanksi itu, lanjut Nuh, bisa berupa penghentian sebagian bantuan finansial fungsi pendidikan. Kemdikbud akan memberi rekomendasi kepada Kemdagri untuk menjatuhkan sanksi kepada bupati/walikota atau gubernur yang melakukan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pemerataan guru PNS antar satuan pendidikan, antar jenjang dan antar jenis pendidikan di daerahnya.

sementara,  Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi akan menunda pemberian formasi guru PNS kepada pemda kabupaten/kota, provinsi sesuai dengan ketentuan.

Adapun Kementerian Keuangan akan memberi sanksi berupa  penundaan penyaluran dana perimbangan kepada pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Senin, 14 November 2011

Badak Hitam Afrika Punah, Lainnya Terancam

Yunanto Wiji Utomo | Tri Wahono | Minggu, 13 November 2011 | 16:24 WIB







WWF/TNUK
Induk badak dan anakan jantan yang terekam kamera video jebak yang dipasang di Taman Nasional Ujung Kulon.


KOMPAS.com — Kajian terbaru International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan bahwa semua subspesies badak menghadapi ancaman kepunahan bila tidak ada langkah konservasi serius.

Ancaman ini nyata sebab seperti diberitakan sebelumnya, badak jawa yang ada di Vietnam telah punah. Badak hitam afrika juga baru dinyatakan punah oleh IUCN, Kamis (10/11/2011).

Sejauh ini, subspesies badak yang tersisa adalah badak jawa di Indonesia dan badak putih utara di wilayah tengah Afrika. Keduanya pun menghadapi ancaman serius.

"Minimnya dukungan politik untuk usaha konservasi di banyak habitat badak, grup kriminal internasional yang terorganisasi pemburu badak, dan peningkatan permintaan cula badak, serta perburuan adalah ancaman utama bagi badak," demikian dinyatakan IUCN.

IUCN menyatakan, konservasi menjadi kunci penyelamatan spesies. Sejarah telah membuktikan bahwa jika konservasi dilakukan, spesies yang terancam punah bisa kembali berjaya.

Salah satu contoh adalah badak putih selatan yang pada abad ke-19 tinggal 100 ekor. Langkah konservasi yang serius dan tepat berhasil meningkatkan populasi badak ini hingga 20.000 ekor saat ini. Selain itu, kuda przewalski, sejenis kuda dari Asia Tengah yang dulu terancam punah, juga berhasil dikembangbiakkan di penangkaran.

Daftar Merah IUCN kini berisi 62.000 spesies tumbuhan dan hewan yang membutuhkan perhatian pemerintah dan masyarakat sehingga bisa tetap survive.
Sumber : AP

Latihan Bersabar Bikin Anak Lebih Cerdas

Christina Andhika Setyanti | Dini | Senin, 14 November 2011 | 09:03 WIB





SHUTTERSTOCK
Jangan selalu memenuhi keinginan anak dengan cara instan. Latihlah kesabaran anak agar ia tumbuh menjadi anak cerdas.


KOMPAS.com - Apa yang Anda lakukan ketika anak merengek meminta sesuatu? Langsung memenuhinya daripada ia menangis? Salah. Karena ternyata, perbuatan ini justru berefek negatif pada perkembangan anak. "Sebaiknya latih anak untuk bersabar, dan jelaskan kepadanya bahwa semua hal butuh proses," ungkap konsultan anak Hanny Muchtar Darta, saat talkshow "Pentingnya Kecukupan Asupan Vitamin dan Mineral agar Anak Incredible" di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Selain jadi lebih mengerti kondisi orangtua saat itu, anak juga melatih kesabaran, dan membuat mereka lebih cerdas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bing Nursery School dari Standford University terhadap anak usia 3-4 tahun, anak yang lebih sabar ternyata lebih cerdas.

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan pilihan pada anak untuk mendapatkan sebuah marshmallow secara langsung, atau mendapatkan dua buah marshmallow namun mereka harus menunggu selama 3 menit. Hasilnya, anak-anak yang bersedia bersabar untuk menunggu ternyata lebih cerdas, dan mendapatkan poin Scholastic Assessment Test (SAT), 200 poin lebih tinggi dibanding anak yang tidak mau bersabar. Selain mendapatkan skor SAT yang lebih tinggi, anak-anak ini juga memiliki tingkat emosi, dan kehidupan sosial yang lebih matang dan lebih baik.

"Selain itu, anak yang sabar juga akan lebih menghargai semua hal yang mereka miliki," tukas Hanny. Dengan kesabaran anak untuk menanti berbagai hal yang mereka inginkan, secara tak langsung mereka lebih menghargai barang yang sudah mereka peroleh dengan susah payah dan penuh kesabaran.

Sabar, punya banyak manfaat
Untuk hasil maksimal bagi pertumbuhan anak, sebaiknya latih kesabaran anak sejak dini, yaitu sejak bayi. "Misalnya, ketika akan menyusui katakan padanya untuk menunggu sebentar karena Anda akan mencuci tangan. Selain menjalin komunikasi intim, ini juga akan membiasakan anak untuk sabar menunggu," ujarnya.

Ketika melatih kesabaran anak, Anda juga bisa melatih banyak hal positif dalam waktu bersamaan dan menyenangkan misalnya, menabung. "Ketika mereka minta dibelikan mainan, ajaklah ia untuk bersabar membelinya dan mulai menabung dalam celengan lucu dengan menyisihkan sedikit uang jajannya untuk membeli mainan itu. Jadi ada tiga manfaat yang bisa diambil sekaligus: sabar, hemat, dan menghargai," sarannya.

Rabu, 09 November 2011

Mengapa Auman Singa Sangat Keras?

Yunanto Wiji Utomo | A. Wisnubrata | Rabu, 9 November 2011 | 12:25 WIB


Singa mengaum

KOMPAS.com — Pernahkah Anda mendengar seekor singa mengaum? Di alam liar, auman singa begitu keras dan mampu terdengar hingga lebih dari 5 kilometer! Makhluk apa pun yang mendengarnya seolah diberi peringatan, "Jika kau dengar suaraku, maka pergilah segera."

Penelitian yang dilakukan baru-baru ini mengungkap bahwa auman singa yang begitu keras tidak berkaitan dengan kapasitas paru-paru. Singa, dan juga harimau, memiliki pita suara tak biasa sehingga memungkinkan keduanya memproduksi suara keras dan berat tanpa kerja keras sistem respirasi.

Diketahui, pita suara memiliki dua membran yang bisa memproduksi suara saat otot pada kotak suara mendekatkannya. Pada banyak spesies, kecuali burung yang tak punya pita suara, dua membran tersebut melengkung. Tetapi, pada singa dan harimau, lapisan lemak membuat pita suara mendatar dan bergetar lebih mudah.

"Ini adalah instrumen yang sangat efisien. Anda tak harus membunuh diri Anda sendiri untuk membuat suara itu," kata Ingo R Titze, pakar biofisika dan kepala National Center for Voice and Speech di University of Iowa.

Untuk menguraikan fisika auman, Titze membuat model komputer pita suara berdasarkan jaringan yang diambil dari singa dan harimau yang telah di-euthanasia karena berusia tua di sebuah kebun binatang. Model memungkinkan ilmuwan melihat pengaruh embusan napas keluar dengan getaran pita suara. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal PLoS ONE bulan ini.

Titze menemukan bahwa lapisan lemak sangat membantu singa dan harimau memproduksi suara berat dan menggetarkan. Menurut Titze, bayi juga memiliki pita suara dengan lapisan lemak lebih tebal sehingga bersuara sangat keras ketika menangis.

Sumber : New York Times

Selasa, 08 November 2011

Produk Riset Terbengkalai

Penelitian


SHUTTERSTOCK


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 130 produk riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang dikelompokkan menjadi 12 kluster dipamerkan dalam LIPI Expo 2011 di Jakarta. Hasil-hasil riset itu umumnya terbengkalai tanpa sambutan pihak yang berkepentingan. Hingga kini belum ditemukan cara untuk optimalisasi penerapannya.

”Sekarang yang dibutuhkan adalah pemasaran hasil-hasil riset ini,” kata Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta saat meninjau LIPI Expo 2011 di Jakarta, Senin (7/11).

Hasil-hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu dikelompokkan ke dalam 12 kluster. Ke-12 kluster itu adalah iptek untuk daerah, ketahanan pangan, teknologi obat dan kesehatan, teknologi hijau, sumber daya alam dan kebencanaan, keanekaragaman hayati untuk pembangunan, sumber daya iptek, teknologi informasi dan telekomunikasi, pengujian dan standardisasi, energi dan transportasi, teknologi material, serta dinamika dan transformasi sosial.

Gusti mencontohkan, hasil riset Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI berupa radar kelautan dengan jangkauan 30 kilometer Isra (Indonesian Sea Radar). Lisensi komersialisasi hasil riset ini sudah dibeli salah satu badan usaha milik negara, yaitu PT Inti.

”Sampai sekarang belum ada yang menggunakan radar sebagai produk riset LIPI ini,” kata Kepala LIPI Lukman Hakim.

Setengah dipaksa

Gusti mengatakan, semangat untuk mencintai berbagai produk dalam negeri masih sangat kurang. Ia menyebutkan, untuk menggunakan dan menerapkan hasil riset sebagai produk sendiri memang perlu setengah dipaksa.

”Sekarang ini perlu menjalin komunikasi untuk mengetahui potensi-potensi hasil riset. Selanjutnya, tugas saya turut memasarkan hasil-hasil riset,” kata Gusti.

Pada kegiatan LIPI Expo 2011, diluncurkan program Meat-Milk Pro yang bertujuan mencapai swasembada daging dan susu. Kepala Balai Besar Veteriner Ahmad Junaedi menyebutkan, saat ini konsumsi daging mencapai 2.371.000 ton, dengan 30 persen disuplai dari produk impor.

”Konsumsi susu mencapai 62,4 persen (212 juta ton, juga masih harus diimpor). Kontribusi riset dan pengembangannya dibutuhkan untuk swasembada daging dan susu,” kata Ahmad.

Pengembangan ternak sapi secara modern, bekerja sama dengan Spanyol, menjadi agenda Meat-Milk Pro di Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.

Di tempat terpisah, Wakil Presiden Boediono, saat menerima kedatangan Kepala LIPI beserta jajarannya, sekaligus membuka LIPI Expo 2011 di Istana Wapres, menyebutkan, LIPI perlu menentukan prioritas penelitian. Ia menyebutkan tiga prioritas, meliputi pangan, energi, dan air. ”Mestinya kita sepakat pada sasaran besar bersama ini dan kemudian membagi tugas,” ujar Boediono.

LIPI Expo 2011 diselenggarakan selama tiga hari, hingga Rabu (9/11), di Hotel Bidakara.

Berbagai produk riset siap komersialisasi ditampilkan. (NAW/ATO)

Sumber : Kompas Cetak

Biaya Mahal, Pamor RSBI Menurun?

Pendidikan

Indra Akuntono | Inggried Dwi Wedhaswary | Senin, 7 November 2011 | 13:07 WIB


KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Ilustrasi ::: Suasana belajar mengajar di SDN 11 Kebun Jeruk, Jakarta Barat, yang termasuk salah satu contoh sekolah berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), Kamis (10/3/2011). Untuk tiap kelas program RSBI hanya menampung 28 murid yang diasuh dua orang guru. Sekolah ini sudah berstatus RSBI sejak tiga tahun terakhir. Pemerintah sedang mengevaluasi 1.329 sekolah yang berstatus RSBI.


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Khairil Anwar Notodiputro mengatakan, ada indikasi pamor Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) cenderung menurun di mata masyarakat. Menurutnya, hal itu terjadi karena biaya untuk mengenyam pendidikan di sekolah RSBI relatif jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan sekolah lain yang hanya berstandar nasional.

"Pendapat pribadi saya, hal itu mungkin saja terjadi, karena masyarakat sangat rasional. Ketika bayar mahal tidak diimbangi dengan mutu yang didapat maka akan sangat wajar jika RSBI kemudian ditinggalkan," kata Khairil kepada Kompas.com, Senin (7/11/2011), di Kemdikbud, Jakarta.

Namun, hingga saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum melakukan kajian khusus tentang hal tersebut. Begitu pula hasil evaluasi akhir RSBI. Ia mengatakan, Kemdikbud tidak akan tergesa-gesa membuat keputusan terkait RSBI dan berjanji akan terus melakukan evaluasi secara mendalam dan serius.

"Hasil akhir evaluasi belum bisa saya kemukakan apakah RSBI akan diteruskan atau dihilangkan. Karena ini hal serius, prosesnya agak panjang, dan terkait juga dengan efisiensi pendanaan," ujarnya.

Ia menjelaskan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) secara langsung meminta pihaknya untuk mengkaji efisiensi anggaran RSBI yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena APBN merupakan produk hukum, kata dia, maka prosesi penganggarannya harus dilakukan dari awal dan baru selesai beberapa bulan lalu.

Namun, Khairil mengungkapkan, semua pihak, baik pemerintah maupun orangtua siswa, harus ikut menanggung biaya operasional di RSBI. Sebab, menurutnya, pendidikan bermutu selalu harus diimbangi dengan pembiayaan yang mencukupi, walau di sisi lain tetap ada kebijakan khusus untuk siswa kurang mampu yang melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah berstatus RSBI.

"Pendidikan yang bagus tentu memerlukan biaya, tapi siapa yang menanggung? Dalam pikiran saya, semua harus ikut menanggung," kata Khairil.

Pertemuan China dan Arab di Najiahu

Islam di China

Subhan SD | Robert Adhi Ksp | Selasa, 8 November 2011 | 08:47 WIB


M Subhan SD/KOMPAS
Mengunjungi Pabrik Suvenir Haji di Ningxia, China


oleh M Subhan SD

JEJAK-jejak Islam di China sangat kental. Hubungan niaga sejak jalur sutra di masa silam meneguhkan hubungan hubungan antara bangsa Arab dan bangsa China.

Di kampung Najiahu, Yanghe,Yongning, kira-kira 40 menit berkendaraan arah selatan dari Yinchuan, ibu kota Ningxia, sebuah masjid besar menjadi saksi hubungan kedua bangsa itu.

Masjid Raya Najiahu dibangun hampir 500 tahun silam. Bentuk bangunan sebagaimana umumnya di China, namun masjid ini merupakan kombinasi seni arsitektur Dinasti Tang dan kebudayaan Arab.

Berdiri di atas lahan seluas 9.000 meter persegi, kompleks bangunan ini memiliki beberapa bangunan, antara lain, masjid raya, menara Malwiya, rumah bulan, juga ruang belajar. "Saat ini ada sekitar 20 santri yang tengah belajar di sini," ujar imam masjid, Na Xuejun, yang bernama Islam Abdullah Hud.

Masjid itu juga kerap dikunjungi kaum Muslim dan tokoh-tokoh Muslim dari beberapa negara berpenduduk Islam di Timur Tengah, Afrika, Asia Tenggara,tentu termasuk Indonesia.

Di dalam masjid tersebut, di bagian dinding tertera sejumlah surah Al Quran yang tercetak besar-besar dalam kain biru muda yang dibentangkan dari bagian atas di tepi langit-langit hingga menjuntai menyentuh lantai. "Supaya semua orang (jemaah) bisa membacanya," ujarnya.

Dia menambahkan, Muslim di Najiahu harus bisa membaca Al Quran karena telah diajarkan sejak kecil. Tahun ini, kampung Najiahu juga memberangkan jemaah haji, yaitu sebanyak 20 orang.

Biaya haji sekitar 40.000 yuan atau kira-kira Rp 56 juta. Mahal karena, antara lain, harus melewati Beijing sehingga perjalanannya lebih panjang. (M Subhan SD menulis dari Yongning, China)

Jumat, 04 November 2011

Fiksimini Sunda dan Minat Berbahasa Sunda

| Jodhi Yudono | Jumat, 4 November 2011 | 14:19 WIB


google.com
ilustrasi


BANDUNG, KOMPAS.com--Sebanyak 220 karya Fiksimini Sunda akan dipamerkan hingga hari ini, Jumat, dalam Pesta Buku Diskon 2011 di Grha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.

"Fiksimini Sunda merupakan suatu karya fiksi, bisa berupa puisi atau prosa singkat, yang ditulis dengan menggunakan bahasa Sunda. Fiksimini Sunda dapat memancing partisipatif dan minat masyarakat terhadap bahasa Sunda, kata Rektor Unpad, Ganjar Kurnia.

"Seperti namanya Fiksimini, jadi tulisan yang dibuat tidak usah panjang-panjang, singkat saja, tapi mengena," kata Ganjar, ketika ditemui di Pesta Buku Diskon 2011, Grha Sanusia Hardjadinata, Unpad, Bandung.

Biasanya sebuah fiksimini terdiri dari 100 hingga 50 kata, atau sekitar empat paragraf saja.

Menurut Ganjar, aktivitas melalui fiksimini Sunda ini cukup efektif menarik minat masyarakat terhadap bahasa Sunda. "Karena bahasa yang digunakan bebas. Tidak harus bahasa Sunda yang halus, bahasa Sunda sehari-hari juga boleh karena yang terpenting adalah menggunakan bahasa Sunda sebagai media penyampainya," tutur Ganjar.

Ganjar misalnya, Rektor Unpad sekaligus seorang pegiat Fiksimini Sunda yang dua hari lalu turut memberikan materi tentang Fiksimini Sunda dalam Seminar Nasional "Peran Kebudayaan Sunda Dalam Pembangunan dan Memperkuat Karakter Bangsa" di Fakultas Sastra ini juga sempat membacakan beberapa karya fiksimininya yang berjudul "Huntu".

"Isinya bisa apa saja, sederhana. Saya saja membuat karya tentang "huntu" (gigi). Jadi tidak ada batasan, melalui fiksimini Sunda ini kita bebas berekspresi," katanya.

Atau karya milik Jun Nizami berjudul "Silsilah" yang ditulis hanya dalam dua kalimat.

Selama ini, kata Ganjar, saluran yang digunakan untuk mempublikasikan karya para pegiat Fiksimini Sunda adalah melalui situs jejaring Facebook. Dalam saluran tersebutlah para pegiat fiksimini saling bertemu melalui karya mereka.

Meski demikian, bersamaan dengan digelarnya Pesta Buku Diskon 2011 di Unpad, menjadi momen yang tepat bagi para pegiat fiksmini Sunda untuk memamerkan karya mereka di hadapan publik.

Hingga saat ini, terdaftar sebanyak sekitar 300 pegiat Fiksimini Sunda yang tersebar di sejumlah kota. "Harapan saya dengan adanya Fiksimini Sunda ini minat dan partisipatif masyarakat terhadap bahasa Sunda bisa meningkat. Ini juga sebagai bentuk sosialisasi bahwa bahasa Sunda bisa dibuat ke dalam bentuk karya mini yang menarik dan tidak harus selalu formal," tandas Ganjar.
Sumber :
ANT

Kamis, 03 November 2011

Sora Pasundan Tampil Hebat di Singapura

| Jodhi Yudono | Minggu, 30 Oktober 2011 | 00:33 WIB


yundisupriadani.wordpress.com
ilustrasi


SINGAPURA, KOMPAS.com--Luar biasa! Itulah kata yang pas buat tiga musisi gamelan sunda Ganjar (kendang), indra (saron) dan irfan (bonang) yang tergabung dalam Sora Pasundan yang konser di Panggung Terbuka Esplanade, Singapura, pada Sabtu malam (29/10) mulai pukul 19.30 hingga 23.00 waktu setempat sebanyak tiga sesi.

Penampilan mereka yang rancak dan kompak telah memaku penonton di tempat duduknya hingga tiap sesi kon ser selesai. Bahkan, hingga pertunjukan ketiga yang dimulai pukul 21.45, penonton Singapura masih setia menemani Sora Pasundan hingga nomor terakhir.

Membuka pertunjukan dengan sebuah nomor yang dinamis, kelompok ini langsung mendapat sambutan riuh dari para penonton. Ketiga personel Sora Pasundan benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai seniman berpengalaman, sehingga mampu mengatur emosi penonton untuk larut bersama sajian musik mereka.

Maka tak heran, ketika pembawa acara Roswita yang juga ikut memainkan icik-icik memperkenalkan satu persatu personel Sora Pasundan seraya memintanya memainkan alat musik yang mereka pegang, penonton berkali-kali memberikan tepuk tangan.

Setelah penonton dibuat semangat dengan tempo cepat dan rancak, pada lagu kedua, "Lalayaran", Sora Pasundan memnyuguhkan kelembutan angin di laut yang tenang. Begitulah, secara cerdas anak-anak Sora Pasundan mengatur dinamika pementasan sehingga penonton tidak bosan menyaksikan mereka.

Menurut Roswita, sebetulnya ada pemain seruling pada grup ini, namun karena sebuah hal, personel itu urung datang ke Singapura.

Sebagai sebuah pertunjukan, kelompok ini memang menarik untuk disimak. Terutama permainan kendang yang atraktif dan dimainkan dengan cara yang ekspresif. Pemain saron dan bonang juga tak kalah ekspresifnya, berkali-kali keduanya mengeluarkan suara-suara yang mengundang semangat para penonton.

Itulah soalnya, hingga pertunjukan usai, penonton masih nampak memenuhi tempat duduk di panggung Esplanade.

Besok dijadwalkan akan tampil kelompok Musi dan Ubala dari Bandung.

Kalender Sunda Diakui oleh Kerajaan Malaysia

| Jodhi Yudono | Kamis, 3 November 2011 | 01:19 WIB




irmanhakim91.blogspot.com
Kalender Sunda

BANDUNG, KOMPAS.com — Keberadaan kalender Sunda ternyata diakui oleh Kerajaan Kelantan, Malaysia, sejak tahun lalu.

"Kami turut bangga karena Kerajaan Malaysia pun mengakui keberadaan kalender Sunda ini," kata Koordinator Acara Perayaan Tahun Baru Sunda 1 Kartika 1948, Dadang Hermawan, di Bandung, Rabu (2/11/2011).

Dadang menuturkan, pengakuan keberadaan kalender Sunda tersebut dilakukan oleh keturunan ketujuh dari Sri Ratu Putri Sadong, Raja Kelantan Malaysia, yakni Raja Tengku Putri Anis Raja Sazali.

"Jadi tahun lalu, saat itu ada pertemuan raja dan sultan se-Nusantara. Dan, dari sana Raja Tengku Putri Anis Raja Sazali datang ke sini dan mengakui keberadaan kalender Sunda," kata Dadang.

Menurutnya, salah satu alasan Kerajaan Malaysia mengakui keberadaan kalender Sunda karena merasa memiliki satu keturunan.

"Jadi raja-raja mereka terdahulu merasa satu keturunan Sunda Besar juga, sebelum masa kolonial," katanya.

Menurutnya, ada beberapa perbedaan dalam memaknai kalender Sunda oleh Kerajaan Malaysia. Salah satunya ialah perayaan tahun barunya.

"Yang berbeda itu ialah perayaannya. Kalau Kerajaan Malaysia merayakannya pertengahan November, kalau kita tanggal 4 November," ujarnya.

Kalender Sunda sendiri hampir memiliki jumlah bulan, minggu, dan hari yang sama dengan kalender Masehi.

Namun, yang membedakannya ialah penamaan nama bulan, minggu, dan harinya.

Awal bulan atau bulan pertama pada kalender Sunda ialah Kartika dan bulan ke-12-nya disebut Asuji.

Adapun urutan bulan menurut kalender Sunda yaitu Kartika, Margasira, Posya, Maga, Palguna, Setra, Wesaka, Yesta, Asada, Srawana, Badra, dan Asuji.

Sedangkan nama hari dalam kalender Sunda ialah Radite (Minggu), Soma (Senin), Anggara (Selasa), Buda (Rabu), Respati (Kamis), Sukra (Jumat), dan Tumpek (Sabtu).

Sementara itu, dalam satu bulan jumlah hari dalam kalender Sunda ada yang berjumlah 29 hari dan 30 hari.
Sumber : ANT