Kamis, 28 Februari 2013

Seberapa Cepat Lubang Hitam Berputar?




CFA/"PRLM"
LUBANG hitam supermasif berputar begitu cepatnya, sehingga permukaannya bergerak mendekati kecepatan cahaya.*


HARVARD, (PRLM).- Para astronom telah mengukur tingkat perputaran (spin) dari lubang hitam supermasif untuk pertama kalinya.

Bola masif yang berdiameter lebih dari 2 juta mil ini, delapan kali jarak dari Bumi ke Bulan, berputar begitu cepat sehingga permukaannya bergerak hampir mendekati kecepatan cahaya.

"Ini adalah pertama kalinya seseorang telah secara akurat mengukur spin dari lubang hitam supermasif," kata Guido Risaliti dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CFA) dan INAF - Observatorium Arcetri.

Terobosan pengukuran ini dibuat dengan menggunakan data baru dari Nuclear Spectroscopic Telescope Array atau NuSTAR, dan satelit sinar-x XMM-Newton milik Badan Antariksa Eropa.

Para astronom ingin mengetahui perputaran lubang hitam karena beberapa alasan. Yang pertama adalah secara fisik, hanya dua angka mendefinisikan lubang hitam, massa dan spin. Dengan mempelajari dua angka tersebut, Anda mempelajari segala sesuatu yang perlu diketahui tentang lubang hitam.

Yang paling penting, perputaran lubang hitam memberikan petunjuk untuk masa lalu dan perpanjangan evolusi galaksi inangnya. "Spin lubang hitam adalah memori, catatan, dari sejarah masa lalu galaksi secara keseluruhan," kata Risaliti seperti dipaparkan dalam Nature baru-baru ini. (Aya/A-107)***

Senin, 25 Februari 2013

"Pecahan" Benua Purba yang Hilang Ditemukan

Penulis : Fifi Dwi Pratiwi | Senin, 25 Februari 2013 | 13:14 WIB

Trond Torsvik

Daratan di Bumi dahulu pernah tergabung dalam benua purba bernama Rodinia. Kini, ilmuwan menemukan pecahan benua purba yang hilang tersebut.  




OSLO, KOMPAS.com - Sampai 750 juta tahun yang lalu, daratan di Bumi hanya terdiri dari satu benua sangat besar yang bernama Rodinia.

Benua itu mengalami pergeseran dan pergerakan terus menerus sampai menjadi benua modern seperti sekarang ini. Salah satu penyebab terjadinya 'perpecahan' benua adalah peristiwa letusan gunung berapi yang terjadi 9 juta tahun lalu.

Salah satu kondisi yang bisa menggambarkan keadaan saat itu adalah jarak India dan Madagaskar. saat itu, India adalah tetangga Madagaskar. Berbeda dengan saat ini dimana keduanya terpisah ribuan kilometer.

Baru-baru ini, peneliti dari University of Oslo berhasil menemukan bukti keberadaan benua purba tersebut. Mereka menemukan bukti keberadaan semenanjung Mauritia yang menghubungkan daratan India dengan daratan Mauritius dimasa lampau.

Tim peneliti yang diketuai Prof. Trond Torsvik, dari University of Oslo, Norwegia menemukannya berdasarkan hasil analisis kandungan material dari sampel butiran pasir yang diambil dari pantai di Mauritius.

"Dari ekstraksi sampel pasir pantai yang kami miliki, kami menemukan kandungan zircon, kandungan ini adalah sesuatu yang hanya ditemukan pada kerak benua. Kandungan ini menunjukkan usia yang sangat tua," kata Torsvik, yang dikutip oleh BBC, Senin (25/02/2013).

Kandungan Zircon berusia antara 1.970 sampai dengan 600 juta tahun. Tim berpendapat, kandungan ini merupakan ciri keberadaan daratan purba yang terangkat ke permukaan karena ledakan gunung berapi.

Dengan adanya temuan ini, Torsvik percaya kalau potongan daratan Mauritia berada kira-kira 10 km di bawah permukaan Mauritius dan di dasar Samudera Hindia. Ia juga meyakini bahwa masih ada 'pecahan' benua purba yang masih bertahan sampai saat ini.

"Seychelles tersusun dari batuan granit, yang ada di kerak bumi, yang saat ini dapat ditemukan di tengah-tengah Samudera Hindia," jelas Torsvik.

"Pada masa lalu, Ia terletak di atas Madagaskar, dan mungkin ukurannya jauh lebih besar. Masih banyak lagi pecahan-pecahan dunia purba yang bisa kita temukan," tambahnya.

"Kami membutuhkan data seismik yang dapat menggambarkan mengenai struktur (dari benua purba), yang akan menjadi bukti paling kuat. Anda bisa saja menggalinya dari dasar bumi, tapi biayanya akan sangat besar," urai Torsvik lagi.

Ia juga menambahkan bahwa masih diperlukan lebih banyak kajian untuk menggali informasi mengenai apa yang tersisa dari benua yang hilang ini.
Sumber :BBC
Editor : yunan

Kloset Jongkok Mengesankan Orang Korea



MUKHIJAB/"PRLM"

DUA mahasiswa Woosong University, Daejon, Korsel membopong anak-anak balita berjilbab saat pesta seni pada Global Volunteer Program for Students 2012 yang diselenggarakan 17-24 Februari 2013 di Desa Tirtoadi, Mlati, Slemen.*



YOGYAKARTA, (PRLM).- Tradisi kloset jongkok sebagai tempat buang air besar dengan jongkok, menjadi kebiasaan aneh bagi orang Korea Selatan (Korsel). Tak heran, kloset jongkok dianggap sebagai tradisi paling mengejutkan (shock) sekaligus kenangan paling tak terlupakan bagi mereka.

Chanhee Na, mahasiswa jurusan keperawatan Woosong University Daejeon, Korsel, menyatakan terperanjat (shock) melihat kloset jongkok. “Saya dan kawan-kawan shock saat diperlihatkan fasilitas toilet dengan perlengkapan kloset jongkok. Ini pengalaman baru dan tidak pernah dijumpai di Korea,” kata dia, Minggu (24/2/13).

Chanhee bersama 28 mahasiswa menjalani Global Volunteer Program for Students 2012 di Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Sleman, 17 – 24 Februari 2013. Program kerja nyata mahasiswa Korea tersebut bekerjasama dengan Fakulta Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Kegaitan mereka pertukaran budaya, pengenalan bahasa dan kesehatan anak-anak, penghijauan. Mereka belajar dari warga tentang pembuatan kompos secara manual dan pupuk organic dari air kencing sapi.

Pondok wisata menjadi tempat menginap selama empat malam. Mereka mengira pondok wisatawan fasilitas kamar mandi, kamar tidur,dll berstandar internasional. “Kami mendapatkan kamar mandi dengan fasilitas kloset jongkok. Ini tidak terduga,” ujar dia.

Fasilitas lain yang mereka bayangkan perlengkapan mandi dengan shower atau bath tub. Kemjudian, usia mandi mengeringkan rambut dengan hair dryer atau pengering rambut. “Tidak ada shower di kamar mandi, adanya gayung. Sesudah mandi, teman-teman menghidupkan hair dryer, eh listrik padam,” kata Chanhee Na sambil tertawa.

Menurut dia fasilitas kamar mandi dengan kloset jongkok, tanpa shower dan listrik yang minim, menjadi kenangan, bukan sesuatu yang jelek dan memalukan dari desa wisata, melainkan tentang kondisi pedesaan yang cenderung alami. Ini menjadi bahan cerita setibanya di Korea. “Hal lain yang membuat kami takjut adalah buah durian. Buah sangat manis, bau wangi dan sangat mengejutkan lidah kami. Ini tidak pernah ada di Korea,” kata dia.

Dia menyatakan pengalaman di atas menjadi pengalaman menarik bagi teman-teman di kampus dan orang-orang Korea. Pengalaman lainnya sikap terbuka dari warga kepada tamu. “Saya exited (perasaan berbunga-bunga) dengan sambutan warga di desa. Mereka membuat kami seperti di kampong sendiri,” kata dia.

Kepala Desa Tirtoadi, Karjono menyatakan perilaku mahasiswa Korea patut diteledani oleh warga dan mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Indonesia. “Mereka cepat menyesauian dan tidak mengeluh dengan fasilitas di desa. Setiap selesai aktivitas, mereka membersihkan sampah dan merapikan seluruh perangkat yang mereka gunakan, ini tidak pernah dilakukan oleh mahasiswa Indonesia yang menjalani KKN,” ujar dia.

Direktur Aplikasi Sistem and Produk (System Application and Product/SAP Fakultas Ekonomi UII Primata Setyono menyatakan para mahasiswa Korea, termasuk para dosennya, sangat berbunga-bunga melihat kondisi alami di pedesaan. "Mereka tidak menyangka nuansa tradisional masih lekat di pedesaan Yogyakarta." (A-84/A-108)***

Jumat, 22 Februari 2013

Harness, Sabuk Pengaman Pertama untuk Wanita Hamil




CASCADE NEWS/"PRLM"


MANCHESTER, (PRLM).- Penemu sabuk pengaman pertama di dunia bagi wanita hamil kini tengah mencari investor untuk meningkatkan produknya.

Stephen Weston, yang menciptakan harness sabuk pengaman di Universitas Bolton, Greater Manchester, Inggris mengklaim penemuannya merupakan yang pertama di dunia dan sekarang ingin melakukan investasi untuk memungkinkan produksi secara penuh.

Perusahaannya, Technological Systems, telah meluncurkan tawaran pada crowdcube.com, sebuah forum di mana perusahaan-perusahaan swasta beriklan untuk investasi dari perorangan atau bisnis dengan imbalan saham di perusahaan yang direncanakan.

Ia berharap akan ada beberapa yang tertarik dalam skema itu. Hasil ciptaan ayah dua anak ini telah ditampilkan dalam The Discovery Channel. Ia telah menghabiskan waktu tujuh tahun untuk rancangannya, yang terinspirasi oleh istrinya, Lesley.

Ia menamakan sabuk ini Harness piXie, dan Weston percaya sabuk ini bisa mencegah risiko terhadap bayi dalam kandungan yang disebabkan oleh sabuk pengaman biasa. "Harness piXie adalah harness bahu sabuk pengaman pertama di dunia yang sepenuhnya menghilangkan tali diagonal dari perut pemakainya," ujar Stephen seperti dikutip Mail Online.

"Sebaliknya, tali diagonal diletakkan di belakang pemakainya dan bertindak sebagai jangkar untuk harness bahu, sehingga dalam kecelakaan janin tidak dirugikan oleh sabuk diagonal," tambahnya. (Aya/A-147)***

60 Persen Pejabat Publik Buta Baca Tulis Al Quran

Penulis : Kontributor Kolaka, Suparman Sultan | Jumat, 22 Februari 2013 | 10:21 WIB


KOMPAS.com/SUPARMAN SULTAN

sebagian pejabat yang tidak lulus sertifikasi berkantor di kompleks kantor bupati Kolaka ini. 


KOLAKA, KOMPAS.com - Terdata, ada 60 persen pejabat publik di Kolaka, yang terdiri dari anggota DPRD, pejabat di pemkab, guru, pejabat pemerintahan kecamatan, Kepala UPTD (unit pelaksana teknis dinas) dan bahkan para imam masjid, kedapatan tak bisa baca tulis Al-Quran. Sedangkan untuk PNS se-Kabupaten Kolaka, 40 persen dinyatakan tidak lulus sertifikasi baca tulis Al Quran.

Hal ini terungkap dalam hasil uji sertifikasi yang diselenggarakan bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Daerah Kolaka. Ujian digelar sejalan dengan penerapan Perda Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pemberantasan Buta Baca Tulis Al Quran.

Menurut Kepala bagian Kesra Kolaka, Suherma Parab, sertifikasi belum 100 persen dilakukan kepada warga Kolaka. Uji sertifikasi yang digelar pada Desember 2012 lalu, ditemukan masih banyak warga Kolaka yang belum mengikuti ujian tersebut.
"Banyak juga dari warga Kolaka yang tidak mengetahui uji sertifikasi ini. Dan, ini juga nantinya berlaku bagi mereka yang akan maju sebagai anggota DPRD. Bagi yang beragama Islam harus lulus uji sertifikasi baca tulis Al Quran," ungkap Suherma, Jumat (22/2/2013).

Suherma juga menambahkan, uji sertifikasi baca tulis Al Quran ini akan diberlakukan bagi mereka yang akan maju sebagai cabub, cawabub, calon kepala desa, karyawan Bank Pembangunan Daerah serta direksi BUMD. Bahkan, calon jemaah haji nantinya akan diperlakukan peraturan tersebut. "Semua akan kita uji. Kalau tidak bisa ya apa boleh buat mereka akan terkendala," tegas Suherma.

Peraturan daerah ini ternyata tidak berhenti sampai kalangan PNS atau sejenisnya saja. Bagi para imam diperintahkan dilarang menikahkan bagi warga yang belum mahir baca tulis Al Quran. Begitu pula dengan para pelajar yang akan lulus. Kalau belum memiliki sertifikasi ini, ijasahnya akan ditahan dulu. "Ya memang betul bagi mereka yang mau menikah harus punya sertifikasi dulu, begitu pula mereka yang akan lulus sekolah. Semua demi kebaikan bersama lah," tutup Suherma.

Editor :Glori K. Wadrianto

Kamis, 21 Februari 2013

Maharena Ciptakan Perahu Anti Bocor



M. ILHAM PRATAMA/"PRLM"
DUA anggota Mahasiswa Relawan Bencana (Maharena) Priangan mencoba perahu anti bocor yang diberi nama ampibi maharena. Perahu yang dibuat mereka, digunakan untuk mengevakuasi korban banjir.


SOREANG, (PRLM).- Sekelompok mahasiswa yang tergabung di Mahasiswa Relawan Bencana (Maharena) Priangan membuat perahu anti bocor. Perahu yang dibuat mereka, digunakan untuk mengevakuasi korban banjir.

Ketua Maharena Miftahudin menjelaskan, selama melakukan evakuasi korban bencana banjir, kerap dihadapkan sejumlah masalah. Mulai dari sempitnya gang atau akses jalan menuju rumah warga yang terendam. Lalu, perahu yang kerap bocor akibat terkena benda tajam.

"Kenapa kita membuat perahu ini, biayanya murah. Lalu, perahu ini dapat masuk ke daerah evakuasi yang sempit seperti masuk gang. Dan, aman dari kebocoran," ucapnya ketika ditemui di tugu Bandung Lautan Api, Kecamatan Dayeuhkolot, Markas Komando Batalyon Zeni Tempur III Dayeuhkolot yang ada di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kamis (21/2/2013).

Miftahudin mengatakan, perahu berukuran 1 meter x 1,5 meter itu dinamakan Ampibi Maharena. Bentuknya pun unik. Sebab, menggunakan bathtub. Kemudian, dipasangi pula pipa berukuran lima inci agar dapat mengambang.

Selanjutnya, perahu yang mereka cat dengan warna hitam kombinasi oranye itu menggunakan roda penggerak di bawahnya. Dengan begitu, dapat dipakai pula di daratan atau kedalaman air kurang dari 20 sentimeter.

"Kalau perahu karet, itu bisa memakan biaya mencapai Rp 8 juta lebih. Tetapi, perahu yang kita buat hanya Rp 250 ribu dan dibuat dalam waktu satu hari," ujarnya.

Awal mula ide itu tercetus yaitu ketika evakuasi banjir. Saat itu, perahu karet yang digunakan bocor karena terkena duri, paku, kayu, dan benda tajam lainnya. Dengan ampibi Maharena, kini warga yang ada di dalam gang dapat dievakuasi. Lalu tidak khawatir perahu bocor. (A-195/A-147)***

Belanda Komitmen Lestarikan Kota Tua Jakarta

Kamis, 21 Februari 2013 | 01:53 WIB

Alfiyyatur Rohmah

Suasana kawasan kota tua di depan museum Fatahilah pada Kamis (3/1/2013). Kawasan tersebut dipenuhi pengunjung yang sedang menikmati liburan sekolah.


JAKARTA, KOMPAS.com--Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmersmans menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat. Dalam kunjungan tersebut, Frans menyatakan komitmen pemerintahnya untuk turut membantu pelestarian kota Jakarta, khususnya di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Utara.

"Kawasan wisata Kota Tua yang terletak di Jakarta merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Belanda berkomitmen untuk membantu melestarikannya," kata Frans usai bertemu dengan Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.

Selain membantu dalam hal pelestarian, Frans menuturkan pihaknya juga akan berbagi pengalaman dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, terutama mengenai cara memanfaatkan Kota Tua sebagai salah satu sumber pendapatan ekonomi ibukota dari segi wisata.

"Kami akan ajarkan cara-cara mengembangkan Kota Tua, sehingga menjadi salah satu objek wisata yang menarik di Jakarta, sehingga dapat mengundang lebih banyak wisatawan, sekaligus menambah pemasukan bagi Jakarta," ujar Frans.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Basuki menyambut baik bantuan yang ditawarkan oleh pemerintah Belanda tersebut.

"Dari zaman dahulu, Belanda memang sudah memegang data dan peta arsitek Kota Tua. Jadi, kita izinkan saja mereka untuk membantu penataan dan pelestariannya. Kita juga ingin agar kawasan wisata ini lebih rapi," tutur Basuki.

Basuki berharap dengan adanya bantuan dari pemerintah Belanda, maka keadaan kawasan wisata Kota Tua menjadi lebih rapi, indah dan tertata, sehingga dapat menarik minat lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Sumber :ANT
Editor :Jodhi Yudono

Rabu, 06 Februari 2013

Eureka! Bilangan Prima Terbesar Ditemukan

Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Rabu, 6 Februari 2013 | 12:21 WIB

Alphapixel

 Ilustrasi bilangan prima

KOMPAS.com - Bilangan prima terbesar berhasil ditemukan. Bilangan tersebut punya jumlah digit 17.425.170. Diketahui, bilangan prima merupakan bilangan yang hanya memiliki dua faktor, yakni satu dan bilangan itu sendiri.

Bilangan prima terbesar tersebut adalah 2 pangkat 57.885.161 minus satu. Bilangan ini mengalahkan bilangan prima terbesar sebelumnya yang ditemukan tahun 2008, yaitu 2 pangkat 43.112.609 minus 1, sepanjang 12.978.189 digit.

Bilangan prima terbesar kali ini ditemukan oleh matematikawan University of Central Missouri, Curtis Cooper. Bilangan prima ini adalah bilangan prima besar ketiga yang berhasil ditemukan oleh Cooper.

Penemuan bilangan prima terbesar dilakukan lewat upaya kolektif lewat Great Internet Mersenne Prime Search (GIMPS), misi yang dibantu 360.000 prosesor, mengoperasikan 150 triliun penghitungan per detik. Proses pengecekan lewat komputer dilakukan untuk mengonfirmasi penemuan.

Bilangan prima kali ini juga adalah angka ke 48 yang masuk kelas bilangan prima Mersenne, yaitu bilangan prima yang punya bentuk dua pangkat angka tertentu kemudian diurangi satu. Bilangan prima kelas ini pertama kali didekripsikan oleh biarawan Prancis, Marin Mersenne 350 tahun lalu.

George Woltman, pakar ilmu komputer yang turut memprakarsai proyek GIMPS mengatakan, pencarian bilangan prima sangat menantang. "Ini sama halnya dengan mendaki puncak Everest," katanya seperti dikutip Livescience, Selasa (5/2/2013).

Holtman mengatakan, penemuan bilangan prima bisa dilakukan dengan cara konvensional, membagi suatu bilangan dengan bilangan yang lebih kecil. Namun, cara itu akan memakan waktu sangat lama. "Jika Anda melakukannya dengan cara itu, butuh waktu lebih lama dari umur semesta," katanya.

Matematikawan kini punya straetegi untuk menemukan bilangan prima. Mereka menggunakan rumus tertentu. Cooper yang kali ini berhasil menemukan bilangan prima berhak meraih hadiah sebesar 3000 dollar AS.
Sumber :LIVESCIENCE
Editor : yunan