Selasa, 18 Desember 2012

Kerja Hanya 6 Hari Selama 9 Tahun, tetapi Tetap Digaji

Selasa, 18 Desember 2012 | 08:58 WIB

AFP
Kota Bologna


BOLOGNA, KOMPAS.com Sepandai-pandainya menyembunyikan kecurangan, akhirnya akan terbongkar juga. Seorang perempuan berusia 46 tahun dari Bologna, Italia, diganjar hukuman dua tahun penjara karena hanya bekerja selama enam hari di sebuah rumah sakit umum dalam jangka sembilan tahun.

Perempuan yang hanya disebutkan bernama Silvia S itu ditahan November lalu. Dia dianggap melakukan kecurangan dengan memanfaatkan dana yang berasal dari publik. Selain itu, dia juga telah memberikan informasi palsu mengenai dirinya, demikian dilaporkan kantor berita Italia, ANSA, akhir pekan lalu.

Rupanya, dalam kurun 9 tahun tersebut, dia mengaku sakit sehingga tidak masuk bekerja. Selain sakit, dia juga mengaku hamil dan melahirkan. Tidak hanya satu kali, tetapi juga dua kali. Padahal, dia sama sekali tidak sakit atau hamil dan melahirkan.

Selama kurun waktu tersebut, gaji yang berasal dari pembayaran pajak terus diterimanya. Wah.... (UPI/Joe)
 
Sumber :Kompas Cetak
Editor :Egidius Patnistik

Kamis, 06 Desember 2012

Noken Papua mendapat pengakuan UNESCO

Terbaru  5 Desember 2012 - 14:28 WIB 

Noken Papua
 
Tas rajutan atau anyaman multifungsi kerajinan tangan rakyat Papua, Noken, resmi masuk dalam Daftar UNESCO Warisan Budaya Takbenda.

Berdasarkan keterangan yang diterima oleh BBC Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, keputusan itu diketuk palu oleh Arley Gill dari Grenada yang menjadi ketua Sidang Komite Antar-Pemerintah ke-7 untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda di Markas UNESCO di Paris, Prancis, Selasa.

Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Wiendu Nuryanti, menyambut gembira inskripsi itu.

“Pengakuan UNESCO ini akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken, yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Provinsi Papua dan Papua Barat,” kata Wiendu.

“Inskripsi UNESCO ini bukanlah tujuan akhir, melainkan awal upaya kita untuk bersama-sama menggali, melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken yang penting ini. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan nominasi Noken.”

Wiendu didampingi oleh Titus Pekei, putra Papua, Ketua Lembaga Ekologi Papua dan pencetus gagasan menominasi Noken ke UNESCO.

Titus, yang mewakili masyarakat Papua memberi masukan dan mendukung nominasi Noken ke UNESCO, turut gembira dengan berhasilnya perjuangan Noken yang telah mulai dengan penelitian lapangan oleh tim Puslitbangbud sejak awal 2011.

“Mama-mama Papua perajin noken pasti bahagia pada hari ini,” kata Titus.
Inskripsi Noken di UNESCo menyusul Wayang, Keris, Batik, Diklat Warisan Budaya Batik untuk Siswa Sekolah, Angklung, dan tari Saman.



Pakai Google Maps, Jalan Kaki 8.000 Km


 
 
KOMPAS.com/Deliusno
 
Winston Fiore, mantan marinir AS, yang berjalan 8.000 km demi misi kemanusiaan.

 
 
SINGAPURA, KOMPAS.com — Sebuah artikel tentang operasi gratis untuk anak-anak dengan masalah cleft-lip (bibir sumbing) benar-benar telah mengubah jalan hidup Winston Fiore, mantan pasukan angkatan laut (marinir) AS.

Setelah membaca artikel tersebut, Fiore memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan membela negara, mendirikan SmileTrek.org, berjalan kaki sejauh 8.000 kilometer mengelilingi Asia Tenggara, dan akhirnya berhasil mengumpulkan dana untuk membantu anak-anak dengan masalah tersebut.

Cerita bermula saat Fiore kembali dari tugasnya selama tiga minggu di Senegal. Dia diperlihatkan sebuah artikel oleh ayahnya. Artikel ini berisikan kisah mengenai seorang ahli bedah bernama Dr Geof Williams yang rela meninggalkan kariernya di AS demi menyediakan program operasi gratis bagi anak-anak di negara berkembang yang terkena masalah bibir sumbing.

Terinspirasi dengan Dr Geof Williams, Fiore akhirnya membuat sebuah misi kemanusiaannya versi dirinya sendiri, Smile Trek.

Perjalanan 8.000 km mengelilingi Asia Tenggara

Biaya satu kali operasi untuk masalah bibir sumbing ini adalah sekitar 250 dollar AS. Untuk sebagian orang, biaya tersebut memang dirasa tidak terlalu tinggi. Namun, untuk kebanyakan masyarakat di negara berkembang, biaya tersebut terasa sangat tinggi.

Sadar Dr Geof Williams tidak akan mampu apabila terus mengeluarkan uang pribadinya untuk membantu anak-anak tersebut, Fiore berinisiatif untuk menyebarkan kampanye pengumpulan dana untuk membantu Williams.

Cara yang dipilih oleh Fiore untuk menyebarkan kampanye ini terbilang unik. Ia memilih untuk berjalan kaki di wilayah Asia Tenggara dengan harapan dapat memaparkan kampanye ke setiap orang yang ditemui di sepanjang perjalanan.

Fiore memulai misinya ini pada bulan Oktober 2011 yang lalu. Kini, misinya tersebut sudah nyaris selesai. Fiore telah berhasil menempuh perjalanan sejauh 8.000 km di Asia Tenggara selama 408 hari.

Lebih dari satu tahun berjalan di wilayah Asia Tenggara, Fiore telah melewati 9 perbatasan negara Brunei, China, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Perlengkapan yang digunakan dan teknologi pendukung

Kepada KompasTekno, Fiore menyebutkan, selama perjalanannya, dia selalu menggendong tas dengan bobot 10 kg. Tas tersebut berisikan sebuah sleeping bag, tenda, sejumlah pakaian, tiga pasang kaus kaki, botol air yang mampu menampung 4 liter air, dan sebuah laptop yang digunakannya untuk menulis kisah perjalanannya di situs Smiletrek.org.

KOMPAS.com/Deliusno

Tas yang dibawa oleh Fiore berisikan sleeping bag dan tenda.

Agar tidak tersesat, awalnya Fiore hanya bergantung pada puluhan kertas peta yang selalu dibawanya ke mana-mana. Sadar penggunaan peta dalam bentuk fisik semakin menyulitkan perjalanannya, Fiore akhirnya memutuskan mengganti peta tersebut dengan ponsel pintar yang sudah dilengkapi dengan beberapa layanan dari Google.

Google Maps merupakan salah satu layanan yang digunakan oleh Fiore. Menurut Fiore, Google Maps mampu menyajikan gambar suatu wilayah dengan sangat akurat. Fitur ini banyak membantu Fiore untuk menentukan arah perjalanan, menentukan akan ke mana berikutnya, dan menampilkan desa terdekat dari posisinya saat itu.

KOMPAS.com/Deliusno
 Fiore juga membawa notebook untuk menuliskan pengalaman perjalanannya.


Selain itu, Fiore juga menggunakan layanan Google Latitude yang dapat digunakan untuk mengabarkan posisi terakhirnya kepada para keluarganya. Ia juga menggunakan MyTracks untuk mencatat kecepatan jalan, jarak, dan tempat yang ia kunjungi.

Fiore pun pernah tertolong oleh layanan penerjemah bahasa milik Google, Translate.

Suatu hari, ia diserang oleh anjing liar di kota Bangkok, Thailand. Takut akan terkena penyakit rabies, ia pun langsung meminta pertolongan dari masyarakat sekitar. Sayangnya, setiap orang yang dimintai pertolongan tidak mengerti apa yang Fiore katakan.

Tanpa ragu, Fiore pun langsung menggunakan Google Translate dan menuliskan, "Saya digigit anjing, bisa bawa saya ke rumah sakit?". Sopir taksi yang melihat pesan tersebut langsung mengerti dan secepat kilat membawa Fiore ke rumah sakit terdekat. Total, Fiore mendapatkan 11 kali suntikan karena masalah ini.

Hasilnya?

Saat berita ini dinaikkan, Fiore nyaris menyelesaikan misinya. Sumbangan dana yang terkumpul saat ini sudah sebesar 70.000 dollar AS. Target Fiore sendiri sebenarnya adalah sebesar 75.000 dollar AS. Hanya tersisa 5.000 dollar AS lagi hingga akhirnya Fiore akan berhenti berjalan kaki mengelilingi Asia Tenggara dan mungkin memulai misi kemanusiaan lainnya.

Rabu, 05 Desember 2012

Dua elang ular dilepasliarkan di TN Halimun

Rabu, 5 Desember 2012 13:24 WIB | 
 
Seekor Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) (FOTO ANTARA/Jafkhairi)

Jakarta (ANTARA News) - Perkumpulan Suaka Elang dan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) melepaskan dua ekor elang ular bido (Spilornis cheela) di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

"Kita berharap pelepasliaran dua ekor elang ular ini dapat meningkatkan nilai konservasi kawasan hutan koridor," kata Kepala Balai TNGHS, Agus Priambudi melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Desa Cipeuteuy berbatasan langsung dengan kawasan TNGHS, merupakan salah satu taman nasional di Jawa dengan luas kawasan 113.357 hektar yang berada di Kabupaten Bogor dan Sukabumi Provinsi Jawa Barat, serta Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Kawasan tersebut merupakan lokasi terbaik dari lima lokasi lain yang telah disurvey oleh tim dari Suaka Elang dan TNGHS, atas dasar ketersediaan pakan dan kesesuaian kawasan itu sebagai habitat elang ular.

Pelepasan elang Ular itu turut di dukung oleh CSR PT Indonesia Power yang berkomitmen membantu pelestarian jenis elang dan keanekaragaman hayati di TNGHS.

Agus mengatakan, hutan yang masih utuh di kawasan tersebut sangat penting untuk menjamin komunikasi dan pergerakan satwa-satwa di kawasan hutan Gunung Halimun dan Gunung Salak. Kehadiran dua elang ular tersebut akan memperkuat mata rantai makanan di antara populasi-populasi satwa yang ada dalam ekosistem hutan TNGHS secara umum.

Hutan di koridor bukan hanya menjadi jembatan hidup untuk kehidupan jenis-jenis hayati, tetapi secara tidak langsung juga menghidupi masyarakat di sekitarnya.

Hilangnya hutan ini akan mengakibatkan bencana alam, seperti minimnya debit air sungai di DAS Citarik akibat matinya mata air, serta bencana erosi, longsor dan kekeringan pada lingkungan pemukiman sekitar TNGHS.

Karena itu, pemantauan kehidupan satwa elang dan satwa-satwa prioritas lainnya menjadi perhatian utama, bersamaan dengan pengamanan hutan dan keberhasilan upaya restorasi koridor hutan dimaksud.

Elang ular, merupakan jenis burung pemangsa dan satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Namun perburuan dan perdagangannya masih marak dijumpai di pasar-pasar burung.

Zulham dari Suaka Elang mengatakan bahwa kedua individu elang ular tersebut dijual di pasar sebelum disita oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat. Kemudian keduanya dititipkan ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga dan selanjutnya menjalani proses rehabilitasi di Suaka Elang selama kurang lebih satu tahun.
(D016)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2012

Effendy, Sang Penemu 730 Senyawa Baru

Selasa, 4 Desember 2012 | 16:00 WIB

Irwan Julianto
 Effendy


KOMPAS.com - Indonesia boleh berbangga karena memiliki Prof Effendy, ahli kristalografi yang diakui dunia. Di tengah minimnya sarana dan prasarana penelitian, ia mampu menemukan dan menganalisis 730 senyawa koordinasi baru dari garam-garam tembaga, perak, dan logam-logam alkali dengan ligan-ligan dari unsur golongan 15. Suatu angka pencapaian yang menurut para ahli kimia amat luar biasa.

Pekan lalu, Effendy mendapatkan Habibie Award atas 22 tahun penelitiannya dalam sintesis dan penentuan struktur senyawa koordinasi, dengan menggunakan metode difraksi sinar X. Penelitian Effendy memang penelitian dasar yang manfaatnya baru dirasakan 10-20 tahun mendatang.

Penerima Habibie Award 2012 lainnya adalah Prof Dr Teguh Santoso Sukamto, kardiolog FKUI/RSCM. Baik Effendy maupun Teguh memperoleh hadiah uang 25.000 dollar AS.

Penelitian Effendy tentang struktur senyawa kimia itulah yang nantinya menjadi dasar peneliti lain untuk menciptakan berbagai inovasi untuk kepentingan medis, pangan, dan bioteknologi.

”Sekarang ini berbagai disiplin ilmu harus saling bekerja sama. Ahli biologi molekuler harus bekerja sama dengan ahli kristalografi. Molekul kecil seperti Cisplatin berbahan dasar atom platinum, hidrogen, nitrogen, dan klor, yang ditemukan 75 tahun lalu. Belum lama ini, secara tidak sengaja diketahui itu dapat digunakan sebagai obat antikanker,” Effendy menuturkan.

Terancam ”drop out”

Effendy bercerita, dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi ahli kimia. Sewaktu masih duduk di bangku SMA, ia bercita-cita menjadi dokter. Namun ayahnya, Nawawi, yang sempat menjadi pengepras atau pemborong tanaman tebu, secara mendadak bangkrut. Ketika itu sang ayah bangkrut karena ditipu oleh oknum-oknum di Pabrik Gula Krebet Baru, Malang.

Kondisi itu membuat Effendy terpaksa masuk ke Jurusan Pendidikan Kimia Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Dia membiayai kuliah dengan membuka kios penyewaan buku dan komik. Usaha inilah yang kemudian juga membantu membiayai kuliah empat adiknya.

Lulus S-1 dari IKIP Malang pada 1981, dua tahun kemudian Effendy melanjutkan ke jenjang S-2 Pendidikan Kimia di IKIP Jakarta. Dia berhasil lulus S-2 tahun 1985. Pada 1987, Effendy memperoleh beasiswa untuk belajar ke Australia bersama 20 pengajar IKIP yang sudah menyandang S-2 dari seluruh Indonesia. Mereka diharapkan menjadi pakar dalam bidang kimia, fisika, dan matematika.

”Di Australia, kami semua diturunkan setara dengan tahun ketiga S-1. Luar biasa berat buat saya karena selama satu tahun harus mendalami teori-teori kimia untuk mencapai gelar BSc dan setahun lagi untuk BSc Honour. Namun, saya merasa beruntung karena bisa menemukan satu senyawa pada saat terakhir masa tesis. Kalau tidak, saya bisa kena drop out,” cerita Effendy beberapa waktu lalu.

Dari satu senyawa itulah, Effendy melangkah lebih jauh. Ia terus melakukan penelitian dan menemukan senyawa-senyawa koordinasi lain yang kemudian dia pelajari strukturnya. Jika mahasiswa lain berlibur pada musim panas, Effendy justru memilih berkutat di laboratorium. ”Setelah dua bulan, saya berhasil menyintesis 32 senyawa baru,” katanya.

Atas prestasinya itu, Effendy ditawari masuk program doktor tanpa harus menyelesaikan program master. Dua bulan setelah pengumuman kelulusan sebagai doktor pada akhir tahun 1993, Effendy diminta oleh seorang ahli kimia, Prof Allan Henry White, untuk melanjutkan penelitian yang dia lakukan selama menjalani program doktor.

”Saya menerima tawaran itu karena di Indonesia belum ada alat single crystal diffractometer X-ray yang merupakan alat utama dalam penelitian saya. Kalau saya paksakan pulang ke Tanah Air, penelitian saya akan berhenti di tengah jalan,” kata Effendy.

Mondar-mandir

Sejak 1994 hingga kini, Effendy mondar-mandir antara Malang dan Australia. Akibatnya, dia tergolong terlambat untuk menikah. Pada 1998, saat berusia 42 tahun, dia menikahi Aniswati, salah seorang mahasiswinya di IKIP Malang yang lebih muda 18 tahun dari dirinya. ”Saya memimpikannya ketika naik haji,” tuturnya.

Effendy bercerita, dia memiliki lahan sawah 1 hektar untuk ditanami padi. Oleh karena itulah, sang istri belakangan ini juga menjadi penyuluh pertanian dan mengelola sebuah toko swalayan di Bulu, Lawang.

”Ini untuk membagi rezeki kepada lima karyawan toko kami. Kami berusaha agar hidup ini bisa memberi manfaat kepada orang lain,” ujarnya.

Effendy yang awalnya adalah pendidik kimia murni sekarang menjadi salah seorang dari sedikit ahli kristalografi yang dimiliki Indonesia. Hasil penelitian yang dia tulis lalu diterbitkan di berbagai jurnal ilmiah dunia.

Dia menjadi satu-satunya ilmuwan Indonesia yang namanya masuk daftar Cambridge Structural Database (CSD) di Cambridge Crystallographic Data Centre, sebuah database berisi nama para peneliti yang berhasil memublikasikan minimal 501 struktur senyawa baru dalam jurnal internasional. Karena itu, amat pantas jika Effendy mendapatkan Habibie Award di bidang ilmu dasar.

Selain menjadi peneliti ilmu kimia, Effendy juga membantu mengembangkan kurikulum pendidikan ilmu kimia untuk para pelajar SMP dan SMA rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah internasional. Dia juga membantu pengembangan program pendidikan tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Di tengah semua kesibukannya itu, Effendy masih sempat menulis setidaknya sembilan buku teks. Salah satu bukunya itu ditulis dalam bahasa Inggris.

Impian Effendy yang belum terwujud adalah menjadikan Universitas Negeri Malang sebagai pusat kristalografi nasional. Dia berharap ada donatur yang mau membantu pengadaan alat single crystal diffractometer X-ray yang harganya sekitar Rp 5 miliar.

”Hal yang juga penting adalah menyiapkan teknisi untuk mengoperasikan dan kaderisasi untuk mereka yang ingin mendalami kristalografi. Kaderisasi itu yang lebih sulit karena minat mahasiswa kecil sekali untuk mendalami ilmu dasar,” kata Effendy.


***


H Effendy

• Lahir: Malang, 20 September 1956

• Pendidikan:
- S-1 Pendidikan Kimia IKIP Malang, 1981
- S-2 Pendidikan Kimia IKIP Jakarta, 1985
- S-3 Kimia Anorganik Fisik University of Western, Australia, 1994

• Istri: Aniswati

• Anak:
- Naufal Attiqurrahman
- Fiqri Ihsanurrahman
- Adzka Rizqy Taufiqurrahman

• Pekerjaan:
- Guru besar pada Universitas Negeri Malang
- Visiting researcher di Department of Chemistry University of Western, Australia
Sumber :Kompas Cetak
Editor :yunan

Senin, 03 Desember 2012

La Masia, dari "Belanda" untuk Barca dan Spanyol

Penulis: Okky Herman Dilaga | Senin, 03 Desember 2012 | 05:42 WIB 
 
 
Dok. FC Barcelona
 La Masia, sebuah tempat dekat Stadion Camp Nou, yang menjadi sekolah calon-calon pesepak bola di Barcelona.
 
 
BARCELONA, KOMPAS.com — Sudah bukan rahasia umum jika ciri khas Barcelona terletak pada cara bermain yang disajikan di lapangan hijau. Olah bola, umpan satu-dua, hingga pergerakan pemain Azulgrana akan membuat penonton menggeleng-gelengkan kepala, seakan tidak percaya dengan apa yang dilihat.

Jika ingin mengetahui rahasia dasar permainan seperti itu, maka jawabannya adalah bangunan klasik abad ke-18 yang berada tidak jauh dari Stadion Camp Nou. Di sana akan ditemukan sebuah tempat bernama La Masia. Cikal bakal seorang genius sepak bola macam Xavi Hernandez, Lionel Messi, Andres Iniesta, ataupun Cesc Fabregas bermula dari akademi tersebut.

Uniknya, awal terbentuknya akademi ini bukan atas ide orang Spanyol, negara klub Barcelona dilahirkan, melainkan dari seorang pemain asal Belanda yang pernah bermain dan melatih Azulgrana, Johan Cruyff.

“Pada 15 atau 17 tahun lalu, klub ini kedatangan Johan Cruyff. Pada awal kedatangannya, Cruyff langsung berujar: Ok, anak-anak, mulai dari sekarang kita akan bermain dengan cara sendiri. Selalu ada visi dalam teknik, mengumpan, dan kecepatan berpikir,” ingat eks Pelatih Barcelona, Josep Guardiola, beberapa tahun lalu.

Benar saja apa yang dikatakan sang maestro Belanda tersebut. Kini, hampir dua dekade berselang, cara bermain yang diinginkan Cruyff dapat dinikmati penonton sepak bola di seluruh dunia.

La Masia ditutup
Sebanyak 70 staf termasuk pelatih, dokter, ahli gizi, koki, sampai psikolog menjaga sekitar 75 anak-anak di La Masia yang berusia antara 6 hingga 18 tahun. Barcelona sangat memperhatikan benar keberadaan calon-calon bintang sepak bola tersebut, mulai dari gizi sampai pendidikan formal. Semua dilakukan di La Masia.

Klub Catalan itu ingin menghasilkan pemain yang luar biasa, pemain yang fasih memainkan pola tiki-taka, yaitu umpan pendek yang tajam serta pergerakan cepat. “Pemain yang telah dididik La Masia memiliki sesuatu perbedaan. Filosofi bermain mereka berbeda dengan pemain lainnya,” ucap Guardiola.

Sampai saat ini, telah terdapat sekitar 500 pemain eks akademi La Masia. Tetapi, tidak semua lulusan akademi La Masia sukses sebagai pemain tersohor di dunia. Menurut perhitungan Barcelona, para lulusan akademi La Masia yang sukses hanya berjumlah 10 persen.

Pada Juni 2011, sejarah tempat berdirinya akademi Barcelona berakhir. Ya, La Masia resmi ditutup dan berpindah tempat ke kompleks latihan yang lebih modern, Ciutat Esportivo Joan Gamper. Meski demikian, La Masia bakal tetap dikenang sebagai rumah pemain-pemain terbaik dunia untuk menimba ilmu sepak bola.

"Kiblat" klub-klub Eropa
Meski yang sukses hanya sepersepuluh dari semua lulusan akademi La Masia, tak lantas pengembangan pemain muda ini dianggap gagal. Terbukti, bersama Ajax Amsterdam, Barcelona dianggap sebagai penghasil pemain-pemain berkualitas.

Klub-klub di Eropa macam Arsenal, Chelsea, Manchester United, VfB Stuttgart, maupun Girondins Bordeaux pernah mengirimkan perwakilannya untuk melihat langsung cara kerja akademi La Masia. Hal tersebut ternyata tidak mengagetkan Pep Segura, mantan Direktur Teknik La Masia yang juga pernah menjabat Manajer Pengembangan Akademi di Liverpool.

“Sangat berbeda. Di Inggris tidak ada struktur yang kompetitif seperti halnya di La Masia. Saya tidak membicarakan tentang rendahnya kualitas para pemain muda di sini. Sebab, struktur kompetisi yang bagus akan membantu klub membangun para pemain berkualitas,” jelas Segura.

Diadopsi La Furia Roja
Kemajuan tim nasional Spanyol saat ini juga dianggap beberapa orang merupakan hasil sumbangan akademi La Masia. Bahkan, hal tersebut diakui legenda Madrid, Fernando Hierro. “La Masia sangat penting bagi Spanyol. Ada banyak pemain Barcelona yang sekarang menjadi pilar Spanyol. Kini, Spanyol bermain dengan filosofi bermain yang sama dengan Barcelona,” ujar Hierro.

Pelatih Spanyol, Vicente Del Bosque, juga mengakuinya. “Saya pikir, La Masia telah memberikan kontribusi yang baik untuk Spanyol. Para pemain akademi telah berkembang lewat kerja keras yang dilakukan. Itu semua hasil dari bertahun-tahun investasi yang dilakukan sepak bola Spanyol,” tandas Del Bosque.

Dengan pentingnya peran akademi La Masia bagi Barcelona hingga La Furia Roja, terdapat satu pertanyaan yang mungkin diharapkan pencinta sepak bola di Indonesia. Kapankah Indonesia memiliki akademi sepak bola seperti La Masia di Barcelona?
Editor : Hery Prasetyo
 

Kepiawaian Mimi Rusini Menari Topeng Klasik Gaya Palimanan




Retno HY/PRLM



BANDUNG,(PRLM).- Rasa penasaran penonton untuk menyaksikan Tari Topeng Klasik Cerbon (Cirebon) gaya Palimanan akhirnya terpuaskan. Tampilnya Mimi Tursini (63) pewaris Topeng Klasik Cerbon gaya Palimanan yang merupakan puteri (alm) Mimi Suji Sang Maestro Topeng Cerbon, mengundang decak kagum.

Meski hanya membawakan satu tarian, penampilan Mimi Tursini sebagai pewaris tunggal Topeng Klasik Cerbon gaya Palimanan pada pegelaran seni dan budaya “Sawengi Ning Cerbon” Sabtu (1/12) malam, mampu mengundang kekaguman. Tari Topeng Klana yang dibawakan selama hampir 15 menit diakhiri tepuk tangan penonton yang memenuhi sebagaian tempat duduk Teater Terbuka Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House).

MimiTursini adalah putri maestro Topeng Klasik Cerbon gaya palimanan (alm) Mimi Suji. Di usianya yang tidak lagi muda masih berkiprah untuk terus melestarikan topeng gaya Palimanan, aktifitasnya kini menjadi guru tari di sanggarnya Mekar Suji Arum.

“Nenek yang sudah banyak cucu dan cicit gerakannya masih lincah seperti Tursini muda dulu, apalagi kalau menari Wanda Klana, banyak orang berdecak kagum,” ujar Rucita, dari Dewan Kesenian Kab. Cirebon yang turut mendampingi para seniman dan seniwati Cirebon yang mendukung terselenggaranya pegelaran seni dan budaya “Sawengi Ning Cerbon”. (A-87/A-88)***

Mengenal Lebih Jauh Dinas Rahasia Amerika

Senin, 3 Desember 2012 | 08:30 WIB


Dinas Rahasia Amerika yang terkenal, tugasnya antara lain menjaga keamanan dan melindungi keselamatan Presiden Amerika dan keluarganya.

AP
Beberapa anggota Secret Service nampak mengelilingi Presiden Barack Obama ketika menemui para pendukungnya dalam kampanye pemilihan presiden di Missouri
WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Presiden Amerika bepergian ke mana-mana, kadang-kadang naik pesawat terbang kepresidenan Air Force One, kadang-kadang melawat ke kota-kota dengan mengendarai bus hitam bernama Ground Force One, dan sering keliling kota Washington dengan mobil besar yang disebut "The Beast".

Namun, Presiden tidak pernah pergi ke mana pun sendirian. Presiden mempunyai pengawal khusus yang selalu mendampinginya, bahkan di tempat tinggalnya di Gedung Putih. Pengawal-pengawal ini adalah anggota Secret Service atau Dinas Rahasia Amerika.

Secret Service melindungi para pemimpin Amerika dan keluarga mereka sejak tahun 1901. Akan tetapi, badan ini dibentuk hampir 40 tahun sebelumnya sebagai bagian dari Departemen Keuangan. Awalnya, keberadaan mereka untuk menyelidiki dan mencegah kejahatan di bidang keuangan di Amerika, terutama dalam penggunaan uang palsu.

Namun, tahun 1901, setelah Presiden William McKinley terbunuh, Kongres Amerika memperluas tugas Secret Service, mencakup melindungi Presiden.

Para petugas Dinas Rahasia Amerika mempunyai banyak cara untuk melindungi presiden. Mereka, misalnya,  memeriksa makanan presiden agar jangan sampai keracunan, membuat rencana penjagaan keamanan yang terinci sebelum presiden tampil di depan umum. Mereka juga meneliti dan menjaga keamanan tempat-tempat yang akan dikunjungi presiden. Agen-agen rahasia itu bahkan menentukan bagaimana presiden pergi ke tempat yang akan dikunjungi untuk memastikan tempat itu aman.

Para petugas rahasia itu bekerja sama erat dengan para pakar di bagian-bagian lain pemerintahan, seperti militer,  untuk menjamin keselamatan presiden.

Badan rahasia tersebut juga melindungi dan menjaga keselamatan wakil presiden dan keluarganya. Perlindungan  Dinas Rahasia juga diperlukan bagi semua calon utama presiden dan wakil presiden, mulai tiga bulan sebelum pemilu.

Undang-Undang Federal juga mewajibkan semua mantan presiden dan keluarganya mendapat perlindungan, kecuali kalau mereka menolaknya.

Secret Service juga melindungi dan menjaga para pemimpin negara lain pada waktu mereka berkunjung ke Amerika. Presiden Amerika juga bisa memerintahkan Secret Service melindungi orang-orang lain.

Secret Service menjadi bagian dari Departement of Homeland Security atau Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika, setelah badan itu dibentuk tahun 2002.

Lebih dari 6.000 orang bekerja untuk Secret Service, yang memiliki sekitar 150 kantor di Amerika dan di seluruh dunia.

Lebih dari 1.000 petugas menjaga keamanan di Gedung Putih Amerika, kediaman resmi presiden, selain juga  rumah tempat tinggal wakil presiden, serta gedung-gedung lain.
 
Sumber :VOAINDONESIA
Editor :Egidius Patnistik

Minggu, 02 Desember 2012

Diciptakan Drone Komputer Untuk Lumpuhkan Alat Elektronik



Dailymail/"PRLM"


SALT LAKE CITY, (PRLM).- Kini para ilmuwan telah mengubah fantasi menjadi kenyataan dengan mengembangkan sebuah rudal yang menargetkan bangunan dengan gelombang mikro yang mampu menonaktifkan komputer tetapi tidak mncelakai orang.

Produsen pesawat Boeing berhasil menguji senjata dalam penerbangan satu jam untuk mengacaukan komputer di seluruh kompleks militer di gurun Utah.

Boeing mengatakan, seperti dikutip Dailymail.co.uk, bahwa tes itu begitu sukses bahkan rekaman kameranya dinonaktifkan. (Aya/A-88)***

Ikan Langka, Tak Bermata dan Tak Bersisik

Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Minggu, 2 Desember 2012 | 13:42 WIB

M. Kottelat
 Draconectes narinosus  

QUANG NINH, KOMPAS.com - Ilmuwan dari Flora Fauna International menemukan spesies ikan langka baru di wilayah Ha Long Bay, provinsi Quang Ninh, Vietnam. Ikan itu unik karena tak memiliki mata dan sisik.

Spesies itu dinamai Draconectes narinosus. nama diambil dari paduan bahasa Yunani dan Latin. Kata "Deacon" berarti naga sementara "nectes" berarti perenang. "Narinosus" dalam bahasa Latin berarti tulang hidung besar. Jadi, spesies itu adalah ikan naga yang punya hidung besar.

D. narinosus adalah ikan gua. Karakter tanpa mata dan sisik merupakan salah satu adaptasi untuk hidup di lingkungan gua yang gelap. Ikan ini hanya hidup di air tawar gua, walaupun letak gua berdekatan dengan lautan.

Ikan jenis ini tepatnya ditemukan di Van Gio Island, bagian dari ekosistem karst yang terdapat di Ha Long Bay. Lebar wilayah Van Gio Island hanya 400 meter. Danau air tawar di dalam gua tempat ikan ini ditemukan juga hanya 200 meter dari lautan.

Diberitakan Livescience, Sabtu (1/12/2012), D. narinosus juga merupakan genus baru. Ilmuwan belum mengetahui apakah ada ikan di sekitarnya yang layak dikategorikan dalam genus yang sama. Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Revue suisse de Zoologie.

Sumber :LiveScience
Editor :yunan

Minggu Buka, Perpustakaan Kab Bandung Diserbu




Sarnapi/"PRLM"
SEJUMLAH anak sedang membaca di ruangan khusus baca bagi anak-anak di perpustakaan Kab. Bandung. Tiap hari libur perpustakaan diserbu pengunjung terutama anak-anak.*


SOREANG, (PRLM).- Ratusan pengunjung menyerbu Perpustakaan Kab. Bandung di komplek Pemkab Bandung saat hari libur, Minggu (2/12/12). Setiap Sabtu dan Minggu perpustakaan tetap melayani masyarakat meskipun hanya setengah hari.

Menurut seorang pengunjung, Hj. Yeti, mengunjungi perpustakaan merupakan keasyikan tersendiri karena bisa membawa anak-anaknya untuk ikut membaca.

"Saya ingin membiasakan anak-anak membaca sejak kecil sehingga berupaya membawa anak-anak untuk bermain-main di perpustakaan," katanya.

Apalagi perpustakaan Kab. Bandung memiliki ruangan khusus bagi anak+ anak yang terpisahkan dengan ruangan lainya. "Selain membaca, anak-anak juga bisa bermain alat permainan edukatif seperti puzzle, menggambar, mewarnai, dan lain-lain," katanya.

Demikian pula dengan ketersediaan beberapa koran harian dan majalah sehingga memanjakan para pengunjung. "Zona hot spot internet juga ada," katanya. (A-71/A-88)***

Orang Tasikmalaya Menyebutnya "Kelom Geulis"

Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F | Minggu, 2 Desember 2012 | 09:58 WIB


Kompas Images/Ni Luh Made Pertiwi F
 Kelom geulis khas Tasikmalaya.


KOMPAS.com – Jika Cinderella memiliki sepatu kaca, maka orang Tasikmalaya mempunyai sepatu kayu. Selintas memang mengingatkan pada bakiak ala Jepang. Walau dengan alas sepatu yang berbeda.

Bentuknya seperti pada umumnya selop, hanya saja terbuat dari kayu. Kelom geulis, begitu orang Tasikmalaya menyebutnya. Dalam Bahasa Sunda, “kelom” berarti “alas kaki”, sementara “geulis” berarti “cantik”.

“Kalau pakai kelom nanti jadi cantik,” begitu kelakar seorang teman sambil sibuk memilih kelom di Toko Shelly yang berada di Jalan Tamansari Gobras No. 42 A.

Di Toko Shelly, aneka kelom cantik memanjakan pembelinya, tentu terutama kaum hawa. Selop menjadi dominan dan favorit. Warna dominan tentu saja warna tanah seperti cokelat tua dan cokelat muda.

Umumnya, kayu yang dipakai adalah kayu damar, kayu mahoni, dan kayu albasia. Namun, di Toko Shelly, kreasi selop yang biasanya hanya behiaskan sulaman pun menemukan wujud yang makin kreatif. Penggunaan bahan kulit sintetis, lalu warna-warna berani seperti ungu terang dan hijau menyala.

Selain model selop untuk wanita, ada pula kelom untuk pria. Selain itu, aneka hak untuk kelom wanita pun beragam. Ada hak yang tinggi di belakang ala high heels namun tak runcing. Ada pula model wedges.

Harga sangat terjangkau, per pasang mulai dari Rp 40.000. Beberapa selop klasik yang menjadi favorit diberi harga mulai dari Rp 50.000. Ainun, pemilik Toko Shelly juga tak segan-segan memberikan harga diskon, terutama jika membeli dalam jumlah banyak.

Editor :A. Wisnubrata

Sabtu, 01 Desember 2012

Mempertegas Kekuatan Wisata NTT

Sabtu, 1 Desember 2012 | 12:40 WIB

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
 Pemandangan pulau-pulau dilihat dari puncak Pulau Rinca, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/6/2012). Pulau Rinca merupakan salah satu dari empat pulau yang dihuni komodo.  



SAIL Komodo berlangsung 28 Juli-9 September 2013. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan pemerintah pusat telah melakukan berbagai persiapan pembenahan sejumlah infrastruktur pendukung. Sail Komodo melalui dua jalur, yakni utara dan selatan Nusa Tenggara Timur.

Sail Komodo 2013 juga merupakan tahun kunjungan Flores, Sumba, Lembata, Timor, Rote, dan Alor (Flobamora). Tahun 2013 ditargetkan menjadi titik kebangkitan industri pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT). Total kunjungan satu juta wisatawan pada 2013 bakal tercapai.

Kepala Seksi Promosi dan Informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT Bonafentura Rumat di Kupang, Minggu (23/9/2012), mengatakan, pembenahan infrastruktur pendukung di setiap destinasi dan sumber daya manusia melibatkan semua pihak, baik pemerintah daerah maupun swasta.

”Pemerintah dan masyarakat NTT bertekat membangun industri pariwisata sebagai kekuatan ekonomi-kreatif baru di daerah ini, sama seperti Nusa Tenggara Barat dan Bali yang sudah maju di bidang ini. Kekuatan nilai jual komodo menjadi lokomotif industri wisata di daerah ini,” kata Rumat.

Persiapan Sail Komodo 2013 antara lain pembenahan dermaga di setiap titik singgah, air bersih, listrik, guide, penginapan, serta informasi yang tepat dan akurat. Selain itu, juga pusat-pusat cendera mata khas daerah, atraksi budaya masyarakat, dan persiapan masyarakat menyambut peserta Sail Komodo.

Ada dua jalur Sail Komodo NTT, yakni utara, mulai dari Kupang, Alor, Lembata, Flores Timur, Maumere, Ende, Riung, hingga Labuan Bajo, serta selatan, mulai dari Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, Waingapu, Sumba Barat Daya, Borong, hingga Labuan Bajo.

Provinsi ini memiliki obyek wisata komplet. Jika NTB dan Bali menjual keindahan pantai yang kemudian dikemas dengan sejumlah budaya dan kreativitas masyarakat lokal, NTT justru lebih lengkap dengan komodo yang tidak ditemukan di dua provinsi itu.

Keterlambatan NTT membangun industri pariwisata disebabkan oleh kelemahan pengambil kebijakan sebelumnya. Mereka tidak melihat NTT secara utuh dan menyeluruh, tetapi selalu terkotak-kotak.

Kini, titik kekuatan industri pariwisata NTT adalah komodo di Labuan Bajo. Letaknya yang berdekatan dengan Lombok, NTB, berpotensi sebagai jembatan emas-poros wisata Bali, NTB, dan NTT atau sebaliknya. Melalui komodo, daya tarik dan kekuatan ekonomi obyek wisata lain di NTT lebih dipertegas.
”Kami memanfaatkan momen Sail Komodo untuk mendongkrak kunjungan ke obyek wisata lain di 21 kabupaten/kota di NTT. Semua pihak dilibatkan dalam kesempatan ini,” kata Bona.

Tidak berpengaruh
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTT I Dewa Made Adnya mengatakan, kegiatan Sail Komodo tidak berpengaruh langsung terhadap ekonomi suatu daerah. Peserta Sail Komodo lebih banyak dijamu pihak tuan rumah, yakni pemerintah dan masyarakat. Biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar ketimbang pemasukan dari para turis yang datang.

”Kapal pesiar jauh lebih menguntungkan ketimbang program Sail Komodo. Februari 2013 sebuah kapal pesiar dari Perancis bernama The Franc`s akan tiba di Kupang membawa sekitar 300-400 orang. Mereka melakukan tur wisata ke NTT, yakni Larantuka, Ende, Waingapu, Sumba Barat Daya, Pulau Rinca, dan Pulau Komodo,” kata Adnya.

Kegiatan Sail Komodo lebih berdampak politik ketimbang pariwisata itu sendiri. Sail Komodo bisa berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat jika disajikan secara benar-benar serta menyenangkan peserta, termasuk menjamu peserta, persiapan infrastruktur, dan paket wisata yang disajikan.

”Sebuah Sail Komodo berpengaruh bila semua kenangan indah itu disosialisasikan, diteruskan, dan diceritakan oleh peserta Sail Komodo ke negara lain atau sesama wisatawan. Jika tidak, hal itu sama sekali tidak berguna,” ujar Adnya.

Ia mengatakan, sejak Sail Komodo diselenggarakan di Indonesia (2006), para turis asing selalu singgah di NTT, yakni Teluk Kupang, sebagai titik awal masuk Indonesia. Ratusan turis asing dari puluhan negara singgah di sejumlah kabupaten di NTT, tetapi mereka tetap tidur di kapal dan dijamu pemerintah daerah setempat serta menyaksikan atraksi budaya lokal secara gratis.

”Kalau Sail Komodo sekadar menambah jumlah kunjungan wisatawan asing, silakan. Namun, meningkatkan ekonomi masyarakat secara langsung, sulit. Kita bicara dari pengalaman selama beberapa tahun Sail Komodo di sejumlah kabupaten di NTT,” kata Adnya.

Ia pun menyesalkan, pihak pemerintah daerah dan penyelenggara Sail Komodo 2013 sampai hari ini tidak pernah membicarakan persiapan acara tersebut bersama Asita. Padahal, peran Asita NTT cukup signifikan dalam meningkatkan kehadiran turis asing ke wilayah itu.

Asita menyelenggarakan direct promotion pariwisata NTT di Bali yang diikuti sejumlah perusahaan perjalanan pariwisata dari NTT dan perusahaan perjalanan pariwisata dari Bali. Empat perusahaan perjalanan pariwisata NTT yang selalu aktif adalah Oceania, Floresa Wisata, Trans Nusa, dan Komodo Adventure.

”Dalam pertemuan itu terungkap bahwa perusahaan perjalanan pariwisata di Bali ingin membangun kerja sama dengan perusahaan perjalanan pariwisata NTT asal pihak NTT benar-benar memperlakukan tamu mereka seperti yang diperlakukan di Bali. Jika tamu yang dikirim ke NTT itu diperlakukan kurang memuaskan, hal tersebut juga berdampak buruk terhadap perusahaan pariwisata di Bali,” kata Adnya. (KORNELIS KEWA AMA)
 
Sumber :Kompas Cetak
Editor :I Made Asdhiana

Ngos-ngosan Menuju Kawah Galunggung


Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F | Sabtu, 1 Desember 2012 | 10:37 WIB




Kompas Images/Ni Luh Made Pratiwi F-
Kawah Gunung Galunggung, di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

KOMPAS.com – Ini ibarat olahraga di pagi hari. Ada 620 anak tangga yang harus dihadapi. Belum lagi ini tangga yang begitu curam, sampai-sampai saat di bawah, kepala harus mendongak untuk melihat ujungnya.

Itu pun, saat masih di ujung bawah, ujung atas sebenarnya tak terlihat. Saking tingginya dan saking curamnya. Perjalanan menuju Kawah Galunggung yang berada di Kabupaten Tasikmalaya pertama-tama melalui perjalanan darat dengan mobil selama empat puluh menit dari pusat Kota Tasikmalaya.

Kemudian mobil melewati pegunungan dengan jalan berkelok-kelok. Di sisi jalan penuh dengan pohon-pohon cemara sehingga selintas terasa seperti berada di Eropa. Namun, jalan rusak di beberapa titik pun kembali menyadarkan otak bahwa mobil tengah melaju di Indonesia.

Sampai di persimpangan jalan bertuliskan “Kawasan Wisata Galunggung”, jalan terbagi dua. Ke kiri dan menanjak adalah menuju Kawah Galunggung, sementara di kiri dan menurun menuju Cipanas alias pemandian air panas.

Nah, belokkan mobil ke kiri menuju kawah. Bercapai-capai dahulu menaiki anak tangga. Setelah itu bolehlah relaksasi di pemandian air panas. Gunung Galunggung sendiri berada di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu. Sekitar 17 kilometer dari Kota Tasikmalaya.

Gunung berapi di ketinggian 2.167 meter tersebut terakhir meletus di tahun 1982. Kawah cantik seperti danau berwarna kehijauan, dulunya begitu menyeramkan karena memuntahkan lahar panas. Tentu ada harga mahal untuk melihat kecantikan itu. Apalagi kalau bukan 620 anak tangga yang harus dihadapi.

Perlu waktu sekitar dua puluh menit untuk mencapai puncak anak tangga. Jangan terburu-buru, setiap saat beristirahatnya. Lalu, balikkan tubuh dan nikmati panorama hijau pepohonan yang asri. Di kala kabut pagi mulai menghilang, perumahan pun terlihat di kejauhan.

Sesampai di puncak, ambilah batu dan lempar ke tengah kawah. Jika berhasil masuk ke dalam kawah, konon apa yang menjadi keinginan dapat terkabul. Ini bukan perkara mudah, akibat gravitasi, batu biasanya meluncur tak sampai kawah dan keburu jatuh.

Puas menikmati kawah, turun kembali di anak tangga yang sama. Tentu saja, menuruni anak tangga lebih mudah daripada menaikinya. Di bawah, warung-warung siap memasakkan mi instan sederhana untuk sarapan pagi Anda.

Editor :I Made Asdhiana
 

Pemindahan Ibukota Jabar Dinilai Kurang Rasional

Numan Abdul Hakim:

 

www.disparbud.jabarprov.go.id
Gedung Sate


JAKARTA, (PRLM).- Pemindahan Ibukota Provinsi Jawa Barat dari Kota Bandung dianggap kurang rasional. Sebab, pemindahan ibukota tidak akan memberi dampak keuntungan signifikan bagi wilayah penggantinya.

“Kepentingannya apa? Ibukota tidak ada situmulus apa-apa. Ibukota dimanapun tidak ada pengaruhnya,” kata anggota Komisi Pemerintahan DPR Numan Abdul Hakim, kepada “PRLM”, Jumat (30/11).

Sebelumnya diberitakan, Ibukota Provinsi Jawa Barat diusulkan untuk pindah ke wilayah Cirebon. Pemindahan itu dianggap akan mampu meningkatkan daya saing Jawa Barat dengan wilayah lain di pulau Jawa. Apalagi dengan kemampuan infrastruktur yang tidak lama akan terwujud.

Numan menjelaskan, pemindahan ibukota provinsi dari Kota Bandung malah akan menyulitkan aksesibilitas kepentingan kota dan kabupaten lain.

“Ibukota adilnya di tengah-tengah. Kota Bandung tengah sekali. Kalau semua daerah tidak keberaratan, ya enggak masalah. Khawatirnya Bogor, Bekasi, Cianjur, Sukabumi, merasa kejauhan ke pusat pemerintahannya,” ujar anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan dari daerah pemilihan Jabar itu.

Ia menjelaskan, sejak awal hasil kajian planologi sudah menunjuk Kota Bandung sebagai wilayah paling tepat sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat. Posisi kewilayahan Kota Bandung dinilai paling tengah di antara kota dan kabupaten lainnya.

Pemilihan Kota Bandung itu berdasarkan aksebilitas bagi kepentingan kota dan kabupaten lain. Oleh karena itu, ia menilai pemindahan Ibukota Provinsi Jawa Barat dari Kota Bandung kurang tepat.

“Di zaman saya ga ada usul pemindahan. Kalau usul pembentkan Provinsi Cirebon ada,” ujar mantan Wakil Gubernur Jawa Barat itu.

Ia lebih memilih wilayah pantura sebagai kawasan penguatan Provinsi Jawa Barat. Apalagi, Cirebon merupakan salah satu wilayah yang masuk sebagi wilayah pertumbuhan ekonomi bersama dengan Majalengka, Kuningan, dan Indramayu.

Ke depan, kata dia, wilayah panturan itu dipersatukan dengan dasar desain untuk pertumbuhan ekonomi, serta didorong untuk menjadi wilayah pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal itu diawali dengan pembangunan kawasan bandara Kertajati Aerocity yang dijadikan pusat pertumbuhan. Ditambah lagi dengan infrastruktur akses tol ke sejumlah arah kota dan kabupaten melalui Tol Cisumdawu dan Cikampek-Palimanan, termasuk kekuatan pelabuhan laut yang ditopang Pelabuhan Cilamaya dan Pelabuhan Cirebon. Pertumbuhan luar biasa itu, kata Numan, akan menjadikan jaringan bersama Karawang, Bekasi, dan Purwakarta di sebelah barat.

“Kalau jadi dibangun, pertumbuhan itu akan luar biasa. Kalah Jakarta lah. Kalau lebih hebat lagi tanpa status ibukota. Saya kira siapapun yang menjadi gubernur, peningkatan infrastruktur tadi harus dimajukan terus,” ujarnya. (A-196/A-89)***

Jumat, 30 November 2012

Terbukti, Ada Es di Merkurius

Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Jumat, 30 November 2012 | 10:57 WIB


NASA 
Bagian berwarna merah adalah kutub utara Merkurius. Wahana Messenger membuktikan bahwa es ada di wilayah itu. 



WASHINGTON, KOMPAS.com — Tim ilmuwan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan bahwa berdasarkan hasil observasi terbaru dengan wahana antariksa Messenger, Merkurius terbukti memiliki air dalam bentuk es.

"Data terbaru mengindikasikan adanya air dalam bentuk es di bagian kutub Merkurius, menyebar di area seluas Washington dan memiliki ketebalan lebih dari 3,2 km," kata David Lawrence, peneliti NASA yang turut andil dalam riset ini.

Temperatur Merkurius bisa mencapai 427 derajat celsius. Namun, di wilayah kutub utara yang karena kemiringan sumbu Merkurius tak mendapatkan sinar Matahari, temperatur tergolong rendah sehingga memungkinkan adanya es.

Es di kutub utara Merkurius terdapat mulai dari koordinat 85 derajat lintang utara Merkurius. Sementara lapisan es tipis bisa menyebar hingga koordinat 65 derajat lintang utara. Ilmuwan juga percaya bahwa kutub selatan Merkurius memiliki es, tetapi observasi belum dimungkinkan.

Adanya es di Merkurius telah diduga sejak tahun 1991. Saat itu, teleskop di Puerto Riko menemukan adanya bagian yang berwarna terang di kutub planet terdekat dari Matahari itu. Es juga kadang ditemukan di wilayah yang berdasarkan observasi tahun 1970-an merupakan kawah raksasa.

Citra Messenger terbaru mengonfirmasi bahwa bagian berwarna terang itu berada di wilayah dengan suhu rendah yang memungkinkan adanya es. Instrumen spektrometer netron pada Messenger menganalisis konsentrasi hidrogen, bagian dari air, dan menemukan bahwa air dalam bentuk es memang ada.

Studi mengungkap bahwa di wilayah yang paling dingin, lapisan air ada di atas. Namun, di wilayah yang lebih hangat di mana es dilapisi oleh material gelap (isolator panas) yang memiliki kadar hidrogen lebih rendah.

David Paige dari NASA yang juga terlibat di riset ini menyatakan, material gelap itu adalah kunci untuk memahami bagaimana air bisa sampai di Merkurius. Menurutnya, material gelap itu terdiri dari senyawa organik yang berasal dari komet ataupun asteroid yang menumbuk Merkurius.

Sea Solomon, pimpinan riset yang juga astronom di Lamont-Doherty Earth Observatory, Columbia University, mengatakan, "Lebih dari 20 tahun kami bertanya-tanya apakah planet terdekat dari Matahari memiliki es di kutubnya. Messenger memberikan jawaban pasti."

Namun, Solomon juga mengungkapkan bahwa Messenger memberikan pertanyaan baru. "Apakah material gelap di kutub sebagian besar terdiri atas senyawa organik? Apa reaksi kimia yang telah dialami material itu?"

"Adakah wilayah di Merkurius yang memiliki baik air dalam bentuk cair maupun senyawa organik? Hanya dengan penelitian lanjut tentang Merkurius kita bisa berharap mencapai kemajuan dalam menjawab pertanyaan itu," tambah Solomon seperti dikutip AFP, Kamis (29/11/2012).

Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Science Express pada Kamis kemarin. Messenger telah meneliti Merkurius sejak tahun 2011. Pada tahun 2014 dan 2015, Messenger akan melayang lebih dekat di Merkurius sehingga memungkinkan observasi lebih detail.

Sumber :AFP
Editor :yunan

Setelah Rumah Sakit, Akan Dibangun Sekolah di Gaza

Jumat, 30 November 2012, 13:17 WIB

  Abdillah Onim
Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Distrik Beit Lahiya, Gaza utara, Palestina.


REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia akan membangun Sekolah Indonesia di Gaza, Palestina, setelah membangun Rumah Sakit Indonesia di kota yang sama yang sedang dalam tahap penyelesaian.

"Lahannya sudah tersedia di Bait Lahiya, Gaza Utara, seluas 5.000 meter persegi, proses pembangunannya segera dimulai," kata Direktur Aksi Cepat Tanggap (ACT) Doddy Cleveland di Gaza, Jumat.

Namun dia tidak memberikan penjelasan lebih rinci tentang pendanaan pembangunan sekolah itu maupun target penyelesaiannya.

Perwakilan ACT dan lembaga kemanusiaan yang lain mengunjungi Gaza bersama rombongan Komisi I DPR RI untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada korban agresi militer Israel.

Menurut Doddy, dalam kunjungan kali ini ACT membawa bantuan obat-obatan dan uang tunai senilai Rp 500 juta yang dihimpun dari masyarakat Indonesia.

"Obat-obatan akan diserahkan ke Rumah Sakit Al Shifa, dan uang tunai dikhususkan kepada anak-anak dan janda-janda syuhada korban kekejaman Israel. Setiap korban diberikan uang tunai 100 shekel atau sebanding Rp 400 ribu," ujar Doddy.

ACT juga memberikan paket makanan dan selimut, kata Doddy serta menambahkan bahwa sejak empat tahun lalu ACT rutin memberikan bantuan kepada Rumah Sakit Al Shifa senilai Rp100 juta per bulan.

Selain ACT, ada tujuh lembaga bantuan kemanusiaan termasuk Dompet Dhuafa, Yayasan Adara Relief Internasional, dan Komisi Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNURP) yang mengunjungi Gaza.

KNURP menyerahkan bantuan kemanusiaan satu juta dolar AS atau sekitar Rp9,5 miliar dan Adara Reliel International membawa bantuan Rp1,5 miliar.

"Kami sudah menjalin kontak dengan Perhimpunan Wanita Palestina atau Women For Palestine yang membawahi 25 organisasi wanita Palestina untuk bantuan kemanusiaan tersebut," kata Maryam Rachmayani dari Adara Relief International.

Redaktur: Taufik Rachman
Sumber: antara

Rumah Amfibi Solusi Saat Banjir





BUCKINGHAMSHIRE, (PRLM).- Rumah yang bisa naik dan turun sesuai permukaan air tanah disebut-sebut sebagai solusi terbaru untuk mengatasi banjir tahunan di Inggris.

Selama seminggu terakhir, hujan deras membanjiri jalan dan lebih dari 900 rumah di Inggris, ratusan rumah ditinggalkan, dan penghuninya tidak bisa kembali ke rumahnya.

Badan Lingkungan Hidup Inggris telah memperingatkan bahwa risiko banjir tetap tinggi di seluruh negeri.
Seperti dilaporkan BBC, kini pemerintah Inggris sedang mencari berbagai solusi untuk menangani banjir yang semakin sering, termasuk rumah-rumah yang mengapung saat air naik.

Baca Architectsawal tahun ini diberikan izin untuk membangun rumah amfibi pertama di Inggris sepanjang tepi Sungai Thames di Buckinghamshire. Rumah ini terletak di darat, tetapi saat sungai meluap, ia mampu naik di atas air untuk menjaga penghuninya tetap kering. (Aya/A-107)***

"Perut Singapura Kenyang karena Indonesia"

DEVISA HASIL EKSPOR


Jumat, 30 November 2012 | 07:52 WIB

  google image 
Uang Dollar AS  

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia akan mengeluarkan peraturan baru tentang bank wali amanat (trustee bank). Ini adalah status sekaligus layanan baru buat bank di Indonesia yang akan ditawarkan oleh Bank Indonesia. Jika bank berstatus bank wali amanat, bank bisa mengelola uang para eksportir Indonesia. 

Peraturan yang akan berlaku tahun 2013 ini juga bertujuan untuk menarik dana pengusaha Indonesia yang diparkir di bank di luar negeri. Maklum, sebagian besar dana tersebut merupakan dana hasil ekspor yang dilakukan dari Indonesia. Uang tersebut semestinya dibawa lagi ke Indonesia karena perusahaan mereka beroperasi di Indonesia, tetapi nyatanya disimpan di luar negeri. 

Bank Indonesia pernah menyatakan, uang hasil ekspor yang tidak kembali lagi ke Indonesia mencapai 30 persen. Jadi bila nilai ekspor Indonesia tahun ini sampai September 2012 mencapai 143 miliar dollar AS, berarti ada sekitar 20 miliar dollar AS (sekitar Rp 180 triliun) masih diparkir di bank di luar negeri.

Memang, dalam laporan terbaru Bank Indonesia disebutkan, per Agustus 2012, tinggal 16 persen uang hasil ekspor dari Indonesia belum masuk ke sistem keuangan Indonesia. Meski tinggal sedikit, persialannya, uang yang telah masuk ke Indonesia tidak bertahan lama di sini. Uang itu kembali lagi ke luar negeri. Kini Bank Indonesia berusaha agar uang tersebut tetap bertahan di sistem perbankan Indonesia dengan mengenalkan layanan baru bernama trustee bank.  

Pengusaha ekspor membenarkan sebagian besar mereka masih menyimpan dananya di bank di luar negeri. Menurut eksportir, sebagian besar dana tersebut diparkir di lembaga keuangan di Singapura. “Bisa mencapai 50 persen,” kata Benny Soetrisno, Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia saat bertemu KONTAN.  Setelah itu ialah Hongkong, Belanda dan Inggris. “Di Hongkong besar juga, bisa 30 persen,” tutur Benny.
Dengan posisi seperti itu, Singapura sangat tergantung dengan Indonesia. Selain menjadi sumber utama lembaga keuangan Singapura, Indonesia juga merupakan pasar terbesar ekonomi Singapura. “Kalau kita perang dengan Singapura, Singapura akan menangis. Selama ini perut mereka kenyang karena Indonesia,” kata Benny yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Pengusaha yang menyimpan dananya di luar negeri bergerak di sektor pertambangan, minyak dan gas, dan kelapa sawit.

Kata Benny, pengusaha menyimpan dananya di bank di luar negeri karena beberapa sebab. Pertama, mereka mendapatkan pinjaman dari bank di luar negeri. Nah, uang hasil ekspornya dikelola dan dikuasai oleh bank pemberi kredit. Perbankan di luar negeri yang member pinjaman bertindak sebagai wali amanat yang mengelola aset bergerak dan aset tidak bergerak milik pengusaha Indonesia.

Kedua, karena faktor biaya yang lebih murah. Pengusaha Indonesia masih tertarik menyimpan dananya di luar negeri karena bunga kredit yang murah, sekitar 2 persen-3 perse  per tahun, bandingkan dengan suku bunga kredit valas dari bank di Indonesia yang masih sekitar 6%. Selain itu, biaya membuka dan mengamandemen LC yang lebih rendah dari bank di Indonesia.

Faktor lainnya ialah kemudahan mengakses pinjaman. Misalnya, bank di luar negeri hanya mensyaratkan jaminan (collateral) sekitar 10 persen, sementara perbankan di Indonesia mengharuskan jaminan 30 persen atau 40 persen. Tidak hanya jaminan, pinjaman dari bank disyaratkan diberikan kepada perusahaan yang telah untung, minimal selama dua tahun berturut-turut.

Di luar faktor kelengkapan dan kemudahan layanan serta biaya yang lebih murah, faktor utamanya ialah kepercayaan dan keamanan terhadap bank di luar negeri. Pengusaha-pengusaha yang menyimpan dananya di luar negeri masih lebih percaya kepada perbankan di luar negeri. “Setelah faktor kepercayaan, baru faktor kemudahan dan biaya yang murah,” terang pengusaha yang hobi fotografi ini.

Kata Benny, untuk menarik dana dari luar negeri melalui cara yang ditempuh BI saat ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab, eksportir akan melihat dulu layanan dan manajemen perbankan Indonesia.
"Mereka pasti wait and see dulu, kalau ada temannya yang masuk dan bagus, pengusaha yang lain akan ikut. Begitu tipe pengusaha kita," kata Benny.

Ada cara lain yang lebih cepat: membuat kebijakan repatriasi modal seperti yang pernah dilakukan oleh Presiden Soeharto sekitar tahun 1970. Pemerintah meminta para pengusaha superkaya Indonesia untuk membawa masuk uangnya ke Indonesia dengan insentif. "Pajaknya diturunkan menjadi 3 persen-5 persen untuk tahun pertama, selebihnya mereka membayar pajak normal," terang Benny.  (Umar Idris, Herry Prasetyo/Kontan)
 
Sumber :KONTAN
Editor :Erlangga Djumena
 

Berkah Hujan Bagi Ojek Payung Dadakan




BANDUNG, (PRLM).- Iki, adalah nama panggilan akrab teman-temannya. Seorang anak laki-laki berumur 10 tahun, kelas 5 SD yang bersekolah di SD Nurul Huda, Citarip Timur, Kota Bandung ini adalah tukang ojek payung dadakan. “Ngojek payung dari awal kelas 5,” ujarnya, Kamis (29/11/12).

Dia adalah anak yang ceria meskipun dengan keadaan kurang dari cukup dibandingkan dengan sebagian teman-temannya. “Yaah...lumayan bisa untuk bantu-bantu mama sama adik-adik saya,” ujarnya berharap untuk bisa membantu ibunya yang hanya seorang ibu rumah tangga biasa dan ayahnya yang hanya seorang kuli angkut barang di pasar.

Rizky Firmansyah nama lengkapnya, adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia mengais rezeki di kala hujan deras yang mengguyur kota. “Saya jadi tukang ojek payung nggak kayak teman-teman saya yang selalu berprofesi jadi tukang ojek payung. Saya cuman ikut-ikutan saja. Sehari-hari saya cuman tukang koran dan siswa SD biasa. Jadi pas hujan gede aja saya jadi tukang ojek payung dadakan dan meninggalkan pekerjaan jadi tukang koran dulu,“ ujarnya.

Dengan berpenghasilan yang cukup lumayan berkisaran Rp 30 ribu per hari, dan memasang tarif Rp 5 ribu, pengojek payung ini berharap bisa untuk membantu keluarganya. (Risma-job/A-88)***

Perusahaan Rokok Harus Akui Telah Menipu Publik

Jumat, 30 November 2012 | 07:32 WIB

Kompas
SELAMA puluhan tahun, perusahaan-perusahaan besar rokok menyangkal kebohongan yang telah mereka lakukan kepada publik AS mengenai bahaya rokok. Hari Selasa (27/11), seorang hakim federal AS memutuskan mereka harus menggunakan uang mereka sendiri untuk mengampanyekan iklan publik yang mengatakan mereka telah berbohong.



Putusan ini bisa menjadi sanksi terberat dalam kasus bersejarah yang menuduh perusahaan-perusahaan rokok melakukan penipuan. Departemen Kehakiman AS menangani kasus itu sejak tahun 1999.

Hakim Gladys Kessler memutuskan bahwa kampanye iklan baru itu akan menjadi pengimbang yang pantas atas sejumlah ”penipuan masa lalu” yang dilakukan perusahaan- perusahaan rokok, paling tidak sejak tahun 1964.

Iklan ”pengakuan berbohong” itu akan diterbitkan di sejumlah media selama dua tahun ke depan.

Detail kampanye baru itu, seperti berapa besar biaya yang dibutuhkan dan media mana saja yang dilibatkan, masih belum ditetapkan dan bisa menjadi satu pertarungan hukum berkepanjangan lagi.

Sengaja menipu

Putusan Kessler tersebut, yang bisa dilawan dengan banding oleh perusahaan-perusahaan rokok itu, bertujuan menetapkan kata-kata yang akan digunakan dalam lima pernyataan berbeda yang harus dikeluarkan perusahaan-perusahaan itu.

Salah satu pernyataan itu diawali dengan kalimat: ”Pengadilan federal menetapkan bahwa terdakwa perusahaan-perusahaan rokok telah dengan sengaja menipu publik Amerika dengan menjual dan mengiklankan rokok ringan dan rendah tar sebagai rokok yang memiliki tingkat bahaya lebih rendah dibandingkan rokok biasa”.

Perusahaan-perusahaan itu juga diwajibkan merilis pernyataan berisi sejumlah ”kebenaran” soal merokok, seperti ”perusahaan rokok sengaja mendesain rokok dengan kandungan nikotin yang cukup untuk menciptakan dan mempertahankan kecanduan”, dan ”saat Anda merokok, kandungan nikotinnya mengubah otak Anda. Itu sebabnya berhenti merokok itu sangat sulit”.

Pernyataan-pernyataan yang dipilih Kessler itu masuk dalam lima kategori, yaitu efek merugikan kesehatan dari merokok, sifat pemicu kecanduan dari merokok dan nikotin, ketiadaan manfaat kesehatan dari merokok rokok ”ringan” dan ”rendah tar”, manipulasi desain dan komposisi rokok untuk menjamin kandungan optimal nikotin, serta efek merugikan bagi para perokok pasif.

Para aktivis kesehatan, yang telah menanti bertahun-tahun akan hasil nyata kasus tersebut memuji vonis Kessler.

”Mengharuskan perusahaan- perusahaan rokok untuk akhirnya menyatakan kebenaran adalah harga yang terhitung murah atas beberapa dampak merusak dari sejumlah kesalahan mereka,” kata Matthew Myers, Ketua Campaign for Tobacco-Free Kids, kelompok antirokok di Washington DC.

”Pernyataan-pernyataan itu jelas, tepat sasaran, mudah dimengerti, tanpa beberapa istilah hukum atau jargon ilmiah, hanya fakta,” kata Ellen Vargyas, pengacara American Legacy Foundation, yang dikenal dengan kampanye antirokok ”Truth” sejak tahun 2000.

Perusahaan-perusahaan rokok terbesar di AS mengeluarkan 8,05 miliar dollar AS tahun 2010 untuk mengiklankan dan mempromosikan produk mereka, turun dari 12,5 miliar dollar AS tahun 2006.

Beberapa perusahaan rokok ternama yang menjadi terdakwa dalam kasus itu, antara lain, Philip Morris USA (yang dikenal, antara lain, sebagai produsen rokok merek Marlboro dan Benson & Hedges), RJ Reynolds Tobacco (Camel, Pall Mall, dan Salem), serta Lorillard Tobacco Company (Kent, Newport, dan Maverick). Mereka mengaku sedang mempelajari vonis terbaru ini. (Reuters/AP/AFP/DI)
 
Sumber :Kompas Cetak
Editor :Egidius Patnistik

"Augmented Reality" Bantu Pelajari Budaya Indonesia


 
 Aditya Panji/KOMPAS.com 
Culture ARhibition, dokumentasi kebudayaan Indonesia dalam teknologi augmented reality (AR)
 
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Ada cara unik mendokumentasikan budaya Indonesia. Melalui sebuah aplikasi di perangkat mobile dan lembaran kartu yang mendukung teknologi realitas tertambah atau augmented reality (AR), pengetahuan tentang budaya Indonesia bisa dipelajari secara lebih interaktif.

Produk ini bernama Culture ARhibition, yang dikembangkan oleh Anantarupa Studio dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktur Anantapura Ivan Chen, memperkenalkan Culture ARhibition di Museum Nasional, Jakarta, Rabu (28/11/2012). Anantapura telah mendokumentasikan kebudayaan 12 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan seluruh provinsi di pulau Sumatera.

Ada pun yang didokumentasikan adalah pakaian adat, rumah adat, senjata, alat musik, hewan khas suatu daerah, tanaman, dan tarian.

Setiap gambar dari benda budaya itu dicetak dalam selembar kartu. Tapi ini bukan kartu sembarangan, ini adalah kartu yang didesain khusus untuk augmented reality.  
 
 
 Aditya Panji/KOMPAS.com 
Kartu-kartu Culture ARhibition

Kartu-kartu ini menjadi objek yang disorot oleh kamera perangkat mobile yang telah dibenamkan aplikasi untuk membaca kode augmented reality. Saat mendemonstrasikan Culture ARhibition, Anantapura Studio menggunakan perangkat smartphone dan tablet berbasis Android. Begitu kamera menyorot kartu-kartu itu, aplikasi akan membaca kartu, lalu memunculkan objek virtual baru dalam lingkungan nyata 3 dimensi, dan secara real-time.

Nah, inilah yang disebut augmented reality atau realitas tertambah. Tak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi.

 Aditya Panji/KOMPAS.com 
Rumah adat dan pakaian adat di Culture ARhibition

Jika kartu bergambar rumah adat Padang disorot oleh kamera, objek virtual yang muncul di layar perangkat mobile adalah Rumah Gadang yang bisa dilihat secara 3 dimensi. Jika yang disorot adalah gambar pakaian adat, maka akan nampak laki-laki dan perempuan mengenakan pakaian adat daerah tertentu.

Ivan menjelaskan bahwa proyek ini belum rampung. Pihaknya akan menyelesaikan pendokumentasian 34 provinsi pada 2013. Kemudian pada 2014, diharapkan kartu Culture ARhibition sudah bisa didistibusikan secara massal dan aplikasi kamera augmented reality-nya sudah bisa diunduh di toko aplikasi Google Play dan Apple App Store.

 Aditya Panji/KOMPAS.com


Editor: Reza Wahyudi