Jumat, 31 Oktober 2008

Angkat Pasupati dan Kabayan untuk Bandung 200 Tahun


Salomo Sihombing - detikBandung

Bandung - Dua abad Kota Bandung baru akan genap dua tahun lagi, namun riak-riak perayaannya sudah mulai terasa. Seperti yang dilakukan event organizer lawas yang berpusat di Bandung, Republic Entertainment, Jembatan Pasupati dan Kabayan diangkat sebagai logo dan icon eventnya.

Ulang tahun ke-200 adalah sesuatu yang sangat istimewa, hanya mungkin sekali dirayakan. Wajar jika kemudian banyak ide-ide kreatif muncul untuk membuat pesta Kota Bandung dua tahun mendatang unik dan meriah.

Pada acara soft launching logo dan ikon Bandung 200 Tahun di Sabuga, Selasa (28/10/2008), Republic Entertainment menggunakan Jalan Layang Pasupati yang dianggap sebagai ciri dari Kota Bandung sebagai logo dan Kabayan sebagai ikon.

"Selain Gedung Sate, Jalan Layang Pasupati sudah sangat dikenal, melambangkan kekinian dan kemajuan zaman, faktual dan hitech," tutur Presiden Republic Entertainment Wawan Juanda.

Sementara Si Kabayan yang dipilih sebagai ikon, merupakan tokoh fiktif yang menjadi legenda berkat buah bibir masyarakat. Tokoh ini semakin dikenal setelah diangkat dalam cerita film. Beberapa aktor pernah berperan sebagai Kabayan misalnya, Kang Ibing dan Didi Petet. Saat ini tokoh Kabayan menghiasi layar kaca salah satu televisi lokal Bandung, diperankan Tisna Sanjaya.

Kabayan identik dengan profil seorang sunda yang lugu, polos, pintar, kritis, berfikir dengan caranya sendiri dan boloho. Beberapa ciri khas Kabayan klasik inilah yang akan direkonstruksi. "Rekonstruksi tokoh Si Kabayan ini terkait perkembangan budaya masyarakat. Imej baru dan modern inilah yang sekarang akan dibangun," paparnya.

Wawan menambahkan, partisipasi masyarakat dalam mempersiapkan perayaan ulang tahun ke-200 Kota Bandung harus diperhitungkan. Idealnya, sejak dini dibangun iklim kerjasama masyarakat, pemerintah dan sektor swasta.

Kadisbudpar Kota Bandung M Askary yang juga hadir, menyambut inisiatif masyarakat dan swasta yang menggelar event dan mengangkat wisata Kota Bandung. "Pemerintah punya program, tetapi hasil terbaik bisa diperoleh ketika masyarakat dan swasta juga ikut serta. Jika dikemas secara terpadu, dampaknya akan sangat terasa," sambut Askary.

Konsep yang akan dijalankan Republic Entertainment pada event yang difokuskan 25 September sampai 28 Oktober 2009 ini adalah, menggelar kegiatan di beberapa arena, dan pusatnya di Gasibu.

Salah rencana yang menarik ialah instalasi kain Pasopati "Selubung Pasupati". Secara garis besar, kegiatan yang dirancang tim dari Selubung Production ini ialah membungkus pilar-pilar Jembatan Pasupati dengan kain hitam selama satu bulan.(lom/lom)

Media Kerap Merusak Bahasa

Kongres IX Bahasa Soroti Ketidakseragaman Istilah
Jumat, 31 Oktober 2008 | 01:01 WIB 

JAKARTA, KOMPAS - Tidak semua media cetak mempunyai acuan dalam pembakuan kosakata dan istilah. Ketidakseragaman istilah dapat merusak bahasa Indonesia. Padahal, dalam fungsinya sebagai media pendidikan, media massa berkewajiban memasyarakatkan bahasa Indonesia yang benar.

Demikian benang merah diskusi kelompok tentang Bahasa Media Massa dalam Kongres IX Bahasa Indonesia, Kamis (30/10) di Jakarta. Topik ini menjadi pembahasan paling diminati peserta dibanding pembahasan topik lainnya. Tampil sebagai narasumber Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia Hendry CH Bangun, Sastrawan dan Redaktur Harian Republika Ahmadun Yosi Herfanda, dan pakar teknologi informasi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Roy Suryo.

Hendry mengatakan, di dalam organisasi media massa tidak selalu ada fungsi atau peran penyelaras bahasa. Apalagi setelah euforia reformasi, kedudukan penyelaras bahasa tidak lagi menjadi semacam kewajiban. Akibatnya, bahasa media massa sekarang ini boleh dikatakan memprihatinkan.

Menurut Hendry, mencermati data Biro Pusat Statistik (2005), penduduk usia 15-24 tahun sebanyak 40,2 juta jiwa, membuat pengelola media massa menjadikan remaja atau pemuda sebagai target pembaca dan konsumen iklan. Oleh karena itu, untuk memikat mereka, bahasa yang digunakan disesuaikan dengan dunia mereka. Cenderung menjauh dari bahasa Indonesia yang baku. ”Misalnya istilah, ungkapan, kata yang digunakan pasti yang sedang ngetren,” katanya. ”Jadi, ada kesengajaan untuk menggunakan bahasa yang tidak baku agar sesuai dengan target pembaca muda,” tuturnya.

Hendry mengatakan, mengutip data Dewan Pers, pada tahun 2006, sekitar 70 persen dari 851 media massa yang ada, kondisinya kurang sehat dan tidak sehat. ”Karena itu, tantangan yang berat jika mengharapkan media massa untuk memasyarakatkan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ujarnya.

”Guru bahasa”

Senada dengan Hendry, Ahmadun mengatakan, bahasa jurnalistik sebenarnya hanya dipakai pada tulisan-tulisan yang masuk dalam kategori fakta. Akan tetapi, sistem pengejaannya juga diberlakukan pada kelompok opini dan fiksi melalui editing yang dilakukan oleh redakturnya.

”Posisi bahasa pers harus berinduk dan merujuk pada bahasa Indonesia standar atau baku. Media massa juga menjadi ’guru bahasa’ bagi masyarakat. Namun, bahasa pers juga bisa sebagai perusak bahasa Indonesia, karena keliaran pengingkarannya terhadap sistem pembakuan bahasa Indonesia,” katanya.

Ahmadun sempat menampilkan penelitiannya tentang sejumlah kata, yang di media masih belum seragam memakainya. Bahkan, kesalahan yang terjadi jumlahnya jutaan. Seperti kata ”salat” dipakai 270.000 kali, ”shalat” (1.380.000), ”sholat” (1.139.000). ”Ustaz” (2.470.000), ”ustad” (3.110.000), dan kata ”ustadz” (681.000). ”Wudu” (9.340), ”wudlu” (59.300), ”wudhu” (151.000). Ada juga kata ”gender” dan ”jender”, ”obyek” dan ”objek”, serta ”iven” (290.000), ”even” (6.650.000), dan ”event” digunakan 6.650.000 kali.

Menurut Ahmadun, terjadinya perbedaan penggunaan kata itu karena perbedaan pedoman pembentukan istilah atau penyerapan bahasa asing antara Pusat Bahasa dan kalangan pers. Perbedaan cita rasa yang hendak dilekatkan pada istilah asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Anggapan dari kalangan pers, Pusat Bahasa lamban dalam menyerap dan membakukan bahasa asing ke bahasa Indonesia sehingga kalangan pers melakukan pembakuan secepatnya dengan cara masing-masing.

Roy Suryo lebih mengkhawatirkan bahasa tulis di telepon seluler (SMS, EMS, MMN, 3G), yang penggunaannya di Indonesia jutaan orang. ”Telepon seluler luar biasa merusak bahasa Indonesia. Begitu juga pengguna internet, juga banyak yang merusak bahasa,” katanya.

Kepala Pusat Bahasa Depdiknas Dendy Sugono mengatakan, sebenarnya pembakuan istilah dan pengindonesiaan kata serta ungkapan asing sudah lama dilakukan oleh Pusat Bahasa, tetapi kalangan pers jarang menggunakannya. ”Ada 405.000 kata dan ungkapan asing dalam berbagai bidang ilmu yang sudah dibakukan dan ada 182.000 dalam proses penyelarasan,” ujarnya. (NAL)

Rabu, 29 Oktober 2008

Gadis Cilik Itu pun Goyangkan Pinggulnya


PULUHAN anak dari Komunitas Peduli Jaipong se-Bandung Raya menari di depan Gedung Sate Jln. Diponegoro Kota Bandung, Selasa (28/10). Aksi yang diikuti anak-anak dari sepuluh sanggar tari tersebut, meminta jaminan terhadap pemerintah Provinsi Jabar agar tidak melarang kesenian jaipong apabila UU Pornografi disahkan.* ADE BAYU INDRA

ANE Rahmawati menggerakkan tangannya dengan gemulai ketika alunan musik jaipong dimainkan. Gadis cilik 11 tahun ini, juga tidak canggung menggoyangkan pinggulnya setiap kali bunyi gendang mengentak. Aksinya itu mengundang teriakan dan tepukan tangan para penonton sebagai tanda bahwa mereka bersukaria.


Ane bukan sedang tampil di atas panggung pertunjukan. Siswa SD ini merupakan satu dari sekitar 100 penari cilik di Gedung Sate Bandung yang melakukan aksi unjuk rasa terkait RUU Antipornografi dan Pornoaksi (APP). Selama kurang lebih 1 jam, Ane dan kawan-kawan yang berkostum warna-warni, ber-make-up dan bersanggul itu, terus menari. Mereka tidak berorasi atau membagikan propaganda sebagaimana lazimnya pengunjuk rasa. Mereka menyatakan pendapat lewat setiap gerakan tari, berharap para pemimpin akan memahami maksud mereka, tanpa harus bersilat lidah.

"Ane mau terus nari, soalnya jaipongan mah nggak hot," kata pemenang gelar penari terbaik se-Jabodetabek itu.

Menurut koordinator aksi Masnanu Muda, aksi tersebut untuk menunjukkan bahwa jaipong tidak ada sangkut pautnya dengan RUU APP. Para penari tampil untuk unjuk kebolehan, tanpa mengharapkan hal-hal yang bersifat komersial. "Lihatlah, mereka sangat senang menari dan menikmati setiap tawa serta tepukan tangan penonton. Hanya itu yang berarti, bukan yang lain," tuturnya.

Meski tidak ada perwakilan pemerintah atau anggota DPRD yang menerima, para penari cilik itu tidak putus asa. Mereka terus menari, mulai dari tari tablo, ketuk tilu, hingga kembang tanjung. "Bagaimanapun mereka (anak-anak) tidak khawatir terhadap kelangsungan berkesenian," tutur koreografer muda Bandung, Gondho Soulmate.

Sebelumnya Masnanu Muda juga menuturkan, definisi pornografi dalam RUU APP sangat tidak jelas. (Retno H.Y./"PR/Lia Marlia)***

Lagu Indonesia di Radio Malaysia Mulai Dipantau

By Republika Contributor
Rabu, 29 Oktober 2008 pukul 11:08:00


KUALA LUMPUR -- Persatuan karyawan (Seniman) Malaysia mulai 1 November 2008 akan memantau seluruh radio apakah mereka banyak menyiarkan lagu-lagu karya musisi mereka atau karya asing, terutama musik Indonesia.

Presiden Karyawan (Persatuan Karyawan Malaysia) Freddie Fernandez mengatakan hasil pemantauan mereka akan disampaikan kepada Menteri Tenaga, Air, dan Komunikasi Shaziman Abu Mansor selaku pemberi ijin siaran radio, demikian tulis Berita Harian, Rabu.

Freddie mengatakan hasil pertemuan dengan menteri beberapa bulan lalu telah meminta Karyawan memantau pemutaran lagu-lagu asing di radio komersial sejak September 2008, tapi karena bulan puasa dimana radio banyak memutar lagu-lagu religius, maka agar lebih objektif, pemantauan dimulai pada November.

Menurut dia, pemantauan sepintas, radio-radio komersial kini mulai banyak memutar lagu-lagu karya musisi Malaysia, tetapi upaya mereka tetap akan ditingkatkan demi memantapkan industri musik Malaysia sukses di negara sendiri.

Karyawan tidak menolak pemutaran lagu-lagu Indonesia, tetapi radio-radio swasta Malaysia diharapkan memberikan dukungan terhadap karya musik Malaysia agar tidak kalah bersaing dengan lagu-lagu Indonesia dan tidak semata-mata mengejar keuntungan dengan lebih banyak putar lagu-lagu Indonesia.

Ia mengatakan masih belum mau bertemu dengan asosiasi pengusaha radio swasta Malaysia untuk membahas masalah ini, sebelum ada keputusan yang jelas dari kementerian tenaga, air, dan komunikasi dalammasalah ini. Mereka mau bertemu setelah pemerintah mengajukan rencana atau formulasi yang adil bagi semua pihak atas tuntutan mereka.

- ant/ah

Waspada, Google pun Mencuri Data!


JAKARTA, RABU – Cara hacker mencuri data semakin canggih, bahkan makin banyak melibatkan mesin pencari seperti Google. Hanya dibutuhkan beberapa detik untuk mengutil nomor Social Security dari situs-situs Web dengan menggunakan metoda pencarian. Begitu ungkap Amichai Shulman (pendiri dan CTO Imperva – perusahaan sekuriti database dan aplikasi). 

Fakta bahwa nomor Social Security ada di Web adalah kesalahan manusia, sebab informasi tersebut seharusnya tidak dipublikasikan di sana. Namun para hacker telah memanfaatkan Google dalam cara canggih untuk mengotomasikan serangan terhadap situs-situs Web, kata Shulman. 

Dalam presentasinya di RSA Conference, Shulman mengatakan bahwa baru-baru ini Imperva menemukan cara untuk mengeksekusi serangan injeksi SQL yang datang dari alamat IP milik Google. Dalam sebuah serangan injeksi SQL, instruksi yang bertujuan jahat dimasukkan ke form berbasis Web dan dijawab oleh aplikasi Web. Ini seringkali menghasilkan informasi sensitif dari database back-end atau digunakan untuk menanamkan kode bertujuan jahat di Web page. 

Memanipulasi Google memang khususnya disukai para hacker karena sifat anonimnya – bagi hacker maupun engine penyerang yang diotomasikan. Tools seperti Goolag dan Gooscan dapat mengeksekusi pencarian luas di Web untuk menemukan celah-celah kelemahan tertentu dan memberikan daftar situs Web yang memiliki masalah celah kelemahan. 

“Ini bukan lagi permainan skrip anak-anak – ini bisnis,” kata Shulman. “Ini adalah kemampuan hacking yang sangat hebat.”

Metoda serangan lain adalah Google worms, yang menggunakan mesin pencari untuk menemukan celah-celah kelemahan tertentu. Dengan penyertaan kode tambahan, kelemahan itu bisa dieksploitasi. “Pada tahun 2004, hal seperti ini hanyalah fiksi ilmiah. Tahun 2008, ini menjadi kenyataan yang menyakitkan,” tukas Shulman. 

Google dan mesin-mesin pencari lain sedang mengambil langkah-langkah untuk menghentikan penyalahgunaan tersebut. Google misalnya, telah menghentikan metoda pencarian tertentu yang dapat menghasilkan kumpulan nomor Social Security dalam satu sapuan. Google juga membatasi jumlah permintaan pencarian yang dikirimkan per menit, yang dapat memperlambat pencarian massal bagi situs-situs Web yang memiliki celah kelemahan. 

Namun sesungguhnya hal ini cuma membuat para hacker harus menjadi sedikit sabar. Membatasi pencarian juga melukai profesional sekuriti yang ingin melakukan pencarian harian otomat terhadap masalah di situs-situs Web-nya, begitu kata Shulman.

Jenis serangan lain adalah "site masking," yang menyebabkan sebuah situs Web yang legal lenyap dari hasil pencarian. Jika menemukan situs-situs yang isinya sama, mesin pencari Google memang akan membuang salah satunya dari indeks hasil pencarian.


Kondisi ini dimanfaatkan para hacker dengan menciptakan sebuah situs Web yang memiliki tautan ke halaman Web kompetitor tetapi difilter melalui proxy server. 
Google melakukan indeks konten di bawah domain proxy. Jika ini dilakukan beberapa kali dengan lebih banyak proxy server, Google akan menganggap halaman Web yang dituju sebagai duplikat, lalu mengeluarkannya dari indeks. 

Salah satu cara yang bisa dilakukan administrator situs Web, menurut Shulman, adalah melindungi situs Web-nya dari diindeks selain oleh alamat IP legal dari sebuah mesin pencari. 

Nah para pengguna, selalulah waspada selalu saat menggunakan mesin pencari.

WIEK

Selasa, 28 Oktober 2008

Mengenal Pengharum Tubuh


TPG IMAGES

Minyak wangi merupakan salah satu pelengkap penampilan kita. Tak hanya wanita, pria pun tak malu-malu lagi menggunakannya. Namun yang kerap terjadi, minyak wangi yang seharusnya menebarkan aroma semerbak, menjadi sebaliknya. Kok bisa? Bisa saja, kalau salah dalam penggunaannya.


Selama ini, dikenal tiga macam minyak wangi, yaitu: 
Eau de perfume: 
Meskipun kandungan alkoholnya sedikit, tapi aroma wanginya bisa tahan cukup lama dan kuat. Cocok digunakan untuk pesta atau acara malam hari.

Eau de Toilette: 
Memiliki kadar alkohol yang tinggi. Aroma wewangian ini ringan, tidak terlalu tajam, dan awet. Cocok digunakan pada setiap kesempatan.

Eau de Cologne: 

Jenis wewangian yang ringan dan standar. Biasa digunakan setelah habis mandi untuk menyegarkan tubuh. 

Saat mencoba minyak wangi ketika hendak membelinya, sebaiknya tidak mencoba lebih dari 2 jenis dan usahakan kulit dalam keadaan kering. Tes minyak wangi langsung pada kulit pergelangan tangan. Ini lebih baik daripada sekadar mencium wangi parfum dari kertas tester, karena wangi yang timbul bisa berbeda.

Demikian juga saat memakai, sebaiknya tidak dituang ke tangan karena harumnya minyak wangi di tangan akan masuk ke dalam botol dan mempengaruhi keharumannya. Agar baunya tetap melekat di tubuh, gunakan parfum semprot. Selain irit, percikan minyaknya bisa menyebar ke sekelilingnya. Bisa juga teteskan atau semprotkan minyak wangi ke kapas, tempatkan di dada, dengan demikian aromanya bisa bertahan lama.


Tips: 

1.Eau de Parfum sebaiknya tidak langsung disemprotkan ke baju karena akan menimbulkan noda dan sulit hilang. Gunakan selalu pada kulit badan. Parfum yang disemprotkan atau digunakan ke badan akan berkembang dan menjadi makin lembut nantinya.

2. Semprotkan atau oleskan minyak wangi di belakang telinga, leher, belakang lutut, dan belahan dada.

3. Sebaiknya, kemasan minyak wangi disimpan ditempat yang sejuk seperti di lemari pendingin agar bertahan lebih lama dan bau serta warnanya tidak berubah.

4. Kini minyak wangi tersedia dalam berbagai ragam aroma dan botol/kemasan aneka bentuk serta rupa. Wadah/botol yang tidak transparan akan lebih awet dibanding yang transparan, karena isinya terlindung dari sinar secara langsung.

Sumber:Nova

Senin, 27 Oktober 2008

Cokelat Siap Manggung di Depan Presiden

By Republika Contributor

Minggu, 26 Oktober 2008 pukul 14:27:00 


SONYBMG.CO.ID

Cokelat: Band asal Bandung, Cokelat, siap pentas di depan presiden



JAKARTA -- Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober mendatang, menjadi momen penting bagi grup band asal Bandung, Cokelat. Pasalnya, mereka akan manggung di depan masyarakat umum dan disaksikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

Bertempat di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, perhelatan itu menjadi acara besar seiring dengan peringatan 100 tahun Sumpah Pemuda Indonesia. "Cokelat akan manggung di Taman Mini Indonesia Indah, Pak Presiden juga akan hadir, jadi ini momen besar," kata Ernest, sang gitaris saat ditemui di FX Lifestyle X`nter, Jakarta, Sabtu (25/10) malam.

Dimotori Kikan (vokal), Edwin (gitar), Ernest (gitar), Ervin (drum) dan Ronny (bass), grup Cokelat semakin populer dengan tembang `Bendera`. Di mana setiap perayaan tujuh belasan, tembang itu menjadi layaknya tembang wajib untuk dilantunkan. Untuk pementasannya nanti pun, tidak ada persiapan khusus. Tapi tembang tersebut akan dibawakan selain melantunkan lagu `Indonesia Raya`.

Seiring dengan perayaan Sumpah Pemuda, Ernest mengaku sangat klise bila mengartikan nasionalisme hanya dengan mengatakan cinta negara. Rasa nasionalisme itu tidak perlu dibicarakan, tapi dilakukan. Salah satunya dengan tidak buang sampah sembarangan dan mendukung segala sesuatu yang berbau budaya, tuturnya. "Saya malah ingin naik ke atas panggung dengan kostum budaya, karena setiap orang pasti ingin tampil beda," jelas Ernest lagi.ant/kp

Mesjid Agung Diresmikan di Kota Industri Jerman Barat


By Republika Contributor
Senin, 27 Oktober 2008 pukul 15:10:00

MULTIPLY.COM

MASJID DUISBURG: Masjid terbesar di Jerman

DUISBURG -- Sebuah mesjid agung berkapasitas 1.200 jamaah diresmikan, Minggu, di Duisburg, Jerman bagian barat, tanpa menimbulkan kehebohan seperti yang terjadi dalam rencana pembangunan sebuah mesjid di dekat Koln.Para pemimpin Kristen ikut memberikan sambutan pada upacara pembukaan dan Duisburg Philharmonic Orchestra serta band-band Truki turut memeriahkan acara tersebut.

Dalam pidato peresmiannya, Perdana Menteri Negara Bagian North Rhine Westphalia, Juergen Ruettgers, menegaskan kembali hak 3,3 juta pemeluk Islam di Jerman untuk membangun mesjid sebesar yang mereka kehendaki."Kita perlu lebih banyak lagi mesjid di negara ini, tidak hanya di kawasan pedalaman, tetapi di tempat-tempat umum dan terkenal," katanya, sebagaimana dilaporkan DPA.

Pernyataan Ruettgers sangat bertolak belakang dengan kehebohan yang belangsung di Koln, tempat sejumlah tokoh masyarajat lokal memprotes mesjid yang direncanakan di sana, dengan alasan "terlalu besar" dan kerusuhan berkobar pada bulan lalu ketika kalangan ekstrem kanan berusaha dengan sia-sia untuk menggelar protes anti-Islam.

Para pejabat kota mengatakan salah satu perbedaan dari Koln, yang penduduknya makmur dan dari kalangan kelas menengah, dengan Duisburg, 55 kilometer jauhnya, adalah etnis Turki Muslim merupakan mayoritas penduduk kota itu dan mereka rdari kalangan kelas pekerja.

Di Marxloh, kawasan pinggiran kota dan tempat mesjid itu dibangun, sepertiga penduduknya yang berjumlah 18.000 orang beragama Islam.Azan juga akan dikumandang dari menara mesjid setinggi 34 meter. Praktek mengalunkan panggilan shalat ini menjadi pokok keberatan dari para penentang berdirinya mesjid di banyak kota Jerman.

Pemerintah negara bagian dan Uni Eropa memberikan bantuan sebesar 3 juta euro pada kompleks mesjid tersebut, yang meliputi balai pertemuan, kafe dan mesjid itu sendiri memiliki beberapa kubah bergaya Ottoman Turki.Sementara itu, 4 juta euro lainnya disumbangkan oleh kaum Muslimin melalui kampanye pengalangan dana internasional.ant/dpa/kp

Menemukan Islam di Bus Chicago


By Republika Contributor

Senin, 27 Oktober 2008 pukul 13:29:00


CHICAGO — Leslie C. Toole telah lama mempertimbangkan untuk masuk Islam dalam kurun sepuluh tahun. Ketika guru sekolah di Chicago, Amerika Serikat (AS) itu melihat iklan sederhana tapi mengena di sebuah bis umum, ia menyadari jika waktu yang tepat telah tiba.

"Niat kuat tidak benar-benar muncul, namun saat saya melihat tanda itu, saya tahu itu adalah pertanda terakhir untuk melengkapi perubahan saya," ujar Leslie, lelaki berusia 45 tahun kepada IslamOnline.com

Kontak Leslie pertama kali dengan Islam terjadi di satu sudut jalan Chicago sepuluh tahun lalu, ketika seorang lelaki yang memberinya brosur seraya mengatakan ia akan menemukan pencerahan didalamnya.

"Kemudian saya terus membaca danmembaca. Saya mau memastikan jika saya ingin terlibat sesuatu maka saya harus paham hal itu," tutur Leslie.

Baru bulan lalu iklan tentang Islam di badan bus Chicago Transit Authority, berpapasan dengan Leslie. Iklan itu tertangkap oleh matanya dan akhirnya ia menelpon nomor yang tertera di iklan raksasa tersebut.

"Bagaimana menjadi Muslim adalah pertanyaan mendasar saya," aku lelaki itu. Tak lama kemudian Leslie memeluk Islam pada Hari Senin, 29 September lalu.

Cerita itu ternyata mirip dengan 13 warga Chicago lain, yang masuk Islam dengan kesadaran sendiri pada bulan Oktober ini. Saat ditanya mereka semakin yakin untuk berpindah setelah melihat kampanye iklan Islam GainPeace, diseputar area Kota Chicago yang menjadi jangkauan proyek Islamic Circle of North America (ICNA).

Lembaga itu membelanjakan 30.900 dolar untuk menempatkan iklan di 25 bus umum yang melayani penjuru Chicago. Iklan tersebut mengajak orang menghubungi nomor toll-free hotline, 800.662, dan mengklik website yang dirancang khusus untuk membantu mereka yang mencari jawaban tentang Islam.

Kampanye tersebut mulai diluncurkan pada 19 September hingga 20 Oktober lalu, namun respon positif yang membanjir akhirnya diperpanjang hingga 23 Nopember. Nomor hotline itu misal menerima ribuan telepon setiap hari, sebagai tambahan pula situs khusus tersebut mencapai hit hingga 300.000 ribu.

Ketika warga Chicago yang penasaran menelpon, GainPeace pun memberikan mereka satu eksemplar Kitab Suci Al Qur'an dalam bahasa Inggris, majalah tentang pesan-pesan Nabi Muhammad, juga berbagai brosur serta buku bertopik Islam.

Pihak yang berkampanye mengatakan tujuan iklan dengan bus adalah mencari jalan terhormat untuk mengajak orang menuju Islam. "Topik memang Islam, yakni cara hidup berbagai nama Nabi," ujar Sabeel Ahmed, Direktur GainPeace. "Pesan yang terletak di atas dan dibawah dimaksudkan untuk menarik banyak orang,".

Ahmed menyatakan, nomor hotline dan situs online akan mempermudah orang untuk tahu lebih banyak tentang Islam. Kesempatan untuk menghubungi Muslim berpengetahuan untuk menjernihkan salah paham, bias, dan ketakutan menjadi lebih terbuka.

"Kami ingin menciptkan kanal melalui website sehingga orang dapat berinteraksi dengan kami atau bekerjasama di hal-hal yang sama, dan mengenal satu sama lain lebih baik," kata Sabeel.

Leslie sendiri meyakini, kalimat sederhana namun kuat secara visual dengan hanya "Got Question? Get Answer" (Ada Pertanyaan? Cari Jawaban) adalah cara cerdas untuk memikat perhatian orang. "Saya pikir itu ide yang cemerlang..saya tidak pernah melihat sebelumnya," ujar Leslie.

Peran GainPeace tidak hanya berakhir dengan mendidik orang tentang Islam. Ketika orang memeluk Islam, lembaga itu menunjuk seorang, Big Brother atau Big Sister yang menjadi mentor bagi Muslim baru dengan memberi informasi, dukungan, dan saran. "Mentor ini seperti malaikat pelindung," seloroh Sabeel.

Si mentor dan Muslim baru tersebut bertemu tatap-muka dan menjaga hubungan lewa surat, email atau telepon. Lelaki yang memilih Ilyas, sebagai nama Muslim barunya, mengaku senang dengan mentornya. "Ia sangat membantu. Ia memberi saya banyak buku untuk membuat lebih maju," ungkap Leslie.

Leslie mengatakan semakin banyak ia tahu tentang agama barunya, ia semakin percaya diri jika telah membuat keputusan benar. "Ini benar-benar sempurna bagi saya," aku Leslie. "Sangat sulit menjelaskan ketika sesuatu itu benar untuk kita. Rasanya seperti akar yang menghunjam di dalam dan kita menemukan rumah untuk kita." ungkapnya.

Iklan tentang islam di Chicago tidaklah sendiri. ICNA, organisasi akar-rumput berbasis di New YOork dengan 22 cabang di AS, telah mengorganisasi kampanye serupa di Seattle dan New York. Untuk kota Big Apple misal, 1.000 iklan dipasang pada jalur mobil terowongan bawah tanah bulan lalu, menampilkan format visual pertanyaan yang mungkin muncul tentang Islam.

Akibat kampanye yang sukses, kota lain di AS dan Kanada pun melayangkan permintaan kepada lembaga tersebut untuk membantu program serupa. 

Dalam sebuah survey terkini mengungkapkan, jika mayoritas warga AS hanya tahu sedikit tentang Islam, dan meyakini jika tidak ada persamaan mendasar antara keyakinan Muslim dan kepercayaan Nasrani mereka./it

Selasa, 21 Oktober 2008

Bahasa Sunda Akan Jadi Mata Pelajaran Wajib

Aksara Sunda Diakui Masyarakat Internasional

BANDUNG, (PR).-
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berencana kembali memasukkan mata pelajaran bahasa Sunda ke dalam kurikulum wajib yang harus dipelajari oleh siswa di sekolah. Hal ini menyusul go international-nya aksara Sunda berkat prakarsa seorang warga Jawa Barat, Dian Tresna Nugraha.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dadang Dally seusai menghadiri peluncuran "Direktori Aksara Sunda untuk Unicode" di Aula Universitas Padjadjaran, Jln. Dipati Ukur Bandung, Senin (20/10).

"Ke depan kita akan coba mengumpulkan para inohong, budayawan, serta pakar dalam bidang bahasa Sunda untuk membahas bagaimana bahasa Sunda ini bisa menjadi bahasa indung yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah. Apalagi sekarang sudah masuk ke kancah internasional melalui unicode aksara Sunda," katanya.

Menurut Dadang, pembahasan tersebut juga mencakup layak tidaknya mata pelajaran bahasa Sunda termasuk pembelajaran aksara Sunda untuk dijadikan mata pelajaran wajib. Sebab, sampai saat ini bahasa Sunda masih sebatas mata pelajaran muatan lokal (mulok). "Akan kita diskusikan dulu, yang jelas kalau aksara Sunda sudah internasional seperti sekarang kita akan arahkan bagaimana agar anak-anak bisa membuka dan ikut mempelajari aksara Sunda," tuturnya.

Dadang juga menambahkan, sebelum sampai kepada kurikulum, pihaknya juga harus melakukan pembenahan terlebih dahulu. Pembenahan terutama dilakukan terhadap guru-guru bahasa Sunda yang sampai saat ini jumlahnya masih terbatas. "Ini masih menjadi persoalan tersendiri, sebab guru bahasa Sunda masih belum memadai. Sebagian besar guru bahasa Sunda di sekolah-sekolah kita masih merangkap-rangkap, jadi mereka mengajar mata pelajaran yang lain juga," ungkapnya.

Naskah Sunda

Sementara itu, Rektor Universitas Padjadjaran Ganjar Kurnia mengatakan, sampai saat ini masih banyak naskah lama yang menggunakan aksara sunda atau kagana yang masih belum diterjemahkan. Dengan adanya unicode ini, dia berharap naskah-naskah kuno ini bisa diterjemahkan secara bertahap.

"Ada sekitar 600 naskah Sunda, dan kalau itu bisa dibuka kembali saya yakin ada banyak kearifan lokal yang bisa didapat. Bisa jadi dalam naskah itu bukan hanya tercantum sejarah Sunda, melainkan kearifan lainnya baik itu bidang pertanian, peternakan, dan berbagai khazanah lainnya," ujarnya.

Meski saat ini aksara Sunda bisa dikatakan mati, Ganjar berharap unicode ini menjadi salah satu upaya untuk melestarikan salah satu aset Sunda. Bukan tidak mungkin ke depan unicode aksara Sunda bisa bernilai ekonomis.

"Di Unpad juga melalui Fakultas Sastra kita berupaya agar aksara Sunda ini bisa menjadi mata kuliah walaupun sekarang sudah, khususnya di Sastra Sunda. Kalau ini bisa dikembangkan apalagi sekarang sudah masuk internasional, orang akan semakin tahu dan mudah-mudahan bisa menjadi daya tarik dunia internasional," tuturnya.

Sementara itu, pemrakarsa komputerisasi aksara Sunda, Dian Tresna Nugraha menuturkan, upaya komputerisasi aksara Sunda ini sudah dilakukan sejak 2004 silam. Alumnus Institut Teknologi Bandung yang kini bekerja di Jerman ini pun kemudian mendapat dukungan dari seorang ahli aksara komputer dunia dari Irlandia, Michael Everson. "Dan kini aksara Sunda diakui secara internasional melalui komputerisasi ini," katanya. (A-157)***

Masjid Roma, Tempat Integrasi Sosial


By Republika Contributor
Senin, 20 Oktober 2008 pukul 13:20:00 

 


Roma, Ibukota Italia, mempunyai sebuah masjid megah. Lokasi masjid yang didisain arsitek Italia Paulo Porthogesi, berdekatan dengan Kota Vatikan dan Sinagog Yahudi. Dengan hadirnya bangunan pusat peribadatan umat Islam itu, berarti telah mengokohkan Roma sebagai kota religius dan budaya bagi tiga agama besar: Kristen, Islam, dan Yahudi.

Dari lembah Tiber, masjid itu tampak menjulang tinggi menyaingi Montenne, sebuah bikit yang sangat subur di utara kota Roma. Bagi penduduk Roma yang mayoritasnya penganut Katolik Roma, mereka juga bangga dengan adanya sebuah bangunan baru yang didominasi warna kuning muda itu. Bangunan pusat kegiatan umat Islam itu, mereka nilai, memiliki keistimewaan di banding dengan berbagai bangunan megah lainnya yang ada di kota itu. Di antara keistimewaannya, enam belas kubah ditambah sebuah kubah besar di tengah yang atasnya dihiasi dengan bulan sabit, serta sebuah menara berbentuk pohon palem setinggi 40 meter.

Keberadaan masjid di tengah Kota Roma itu, tak terlepas dari jasa almarhum Raja Faisal bin Abdul Aziz, Raja Saudi Arabia yang meninggal pada 1975. Menurut Faisal, Kota Roma, di mana menetap sekitar 40 ribu Muslim pada 1970-an, sudah seharusnya jika mereka memiliki sebuah masjid.

Rencana Raja Faisal itu baru teralisasi pada 1974, ketika Presiden Italia Giovanni Leone berkunjung ke Saudi Arabia. Pada pertemuan kedua pemimpin itu, Raja Faisal mengemukakan, rencana pembangunan masjid itu selain sebagai tempat ibadat dan kegiatan umat Islam di Italia, juga bisa dimanfaatkan untuk menjalin hubungan akrab serta berdialog antara umat Islam dan Kristen, yang selama itu, khususnya di Italia selalu diwarnai dengan gejolak dan sentimen keagamaan.

Geovanni menyambut baik usulan Faisal. Bahkan ia berjanji akan menyediakan tanah untuk lokasi pembangunan masjid itu di Roma. Namun ia memberi syarat, antara lain pihak Raja Faisal harus menyediakan seluruh dananya. Faisal langsung menyetujui. Dan memang, Saudi Arabia telah menyumbangkan tak kurang dari 30 juta dolar (lebih 60 miliar rupiah) untuk masjid itu.

Pada tahun itu juga, sebuah komite ahli untuk menangani pembangunan masjid dibentuk. Mereka lalu memilih Paulo Portoghesi dan Insinyur Vittorio Gigliotti, untuk mengerjakan interius masjid, dan arsitek irak Sami Mousawi untuk eksteriurnya. Pada 1976, dari segi teknis tampaknya pembangunan masjid Roma itu akan segera terealisir. Namun ternyata, faktor non teknis telah menghambat pembangunan tempat peribadatan itu.

Berbagai kontroversi muncul sejak tersiar berita akan dibangun sebuah masjid di Roma dan bahwa Pemerintah Kota Roma telah menyediakan lokasinya, mencuatlah sikap tidak setuju dari beberapa kelompok masyarakat setempat. Pertentangan itu sendiri bukan sekadar menghalangi konstruksi masjidnya, tapi juga mengancam seluruh rencana. Kontroversi dimulai oleh para pecinta lingkungan, yang menyatakan bahwa Roma hanya memiliki sedikit taman.

Mereka menghendaki agar tempat kosong yang akan dibangun masjid itu dimanfaatkan untuk penghijauan kota. Padahal sebelumnya, tempat kosong itu hanya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. ''Roma Ketumpahan Minyak,'' judul sebuah artikel di harian Corriere della Sera menyokong tuntutan para penolak rencana pembangunan masjid yang lebih senang disebut sebagai pecinta lingkungan.

Para arsitek Italia juga mempertentangkan rancangan Portoghesi. Masjid yang diasitekinya itu, mereka nilai, mempunyai karakter Islam yang sangat kuat. Mereka khawatir, bangunan masjid itu akan mendominasi pemandangan berbagai bangunan di Roma yang bercirikhaskan Eropa. Lalu ada pendapat lain yang menyatakan, rancangan tersebut terlalu menunjukkan nasionalisme Arab.

Meski yang mencuat adalah berbagai alasan tadi, namun alasan sebenarnya adalah masalah psikologi masyarakat setempat. Bahwa, bagaimana sebuah masjid dibangun di jantung wilayah Kristen. Berbagai perdebatan umum yang muncul di media massa setempat, telah menyebabkan munculkan ketegangan dan sentimen rasial anti Arab. ''Saya dan walikota Roma yang mereka anggap sebagai biang keladi, bahkan telah menerima ancaman pembunuhan,'' ujar Portoghesi.

Ketegangan itu mulai agak reda, setelah pihak Vatikan menunjukkan dukungan penuh terhadap proyek tersebut. Seperti pendapat Raja Faisal, Vatikan juga menyatakan sebuah masjid di Roma akan menandai awal dialog yang lebih bermakna antara Barat dan Timur, Kristen dan Islam. ''Masjid itu nanti, akan merupakan suatu tangga menuju 'Penyatuan semua anak keturunan Nabi Ibrahim','' bunyi sebuah pernyataan dari Vatikan.

Berkubang dalam kontroversi dan hambatan birokrasi, pembangunan masjid itu baru bisa terlaksana sejak 1984. ''Kontraversi terhadap masjid itu yang mendominasi Roma tahun 70-an, telah lenyap. Bahkan masyarakat Roma sendiri, sekarang menjadi tertarik dan ingin tahu,'' kata Portoghesi. Parioli, tetangga yang cantik dan konservatif yang tinggal sekitar masjid dan salah satu penentang keras pembangunan masjid, baru-baru ini malah ikut sebagai peserta dalam pameran kebudayaan yang diselenggarakan oleh Masjid Roma.

Pada 1974, komite pembangunan masjid, menekankan bahwa masjid itu harus menunjukkan citra kebudayaan dan arsitektur Islam, dan sekaligus mempunyai hubungan organik dengan struktur kota dan arsitektur tradisional kota Roma. Portoghesi, seorang arsitektur Italia yang telah lama menggandrungi seni arsitektur lama Islam, tidak susah menangkap dua tuntutan tadi, tanpa mengorbankan karakteristik struktur modern dengan semua teknologi canggihnya.

Dan meskipun Portoghesi dan Mousawi bekerjasama dalam aspek yang berbeda dari masjid itu, namun ternyata karya Portoghesi lebih mendominasi kontruksi akhir masjid. Rancangan Portoghesi untuk ruang utama misalnya, diambil dari bentuk dan model masjid fase klasik dari arsitektur Islam. Ruang ibadah yang luas dan berbentuk persegi ini, dari pintu didahului oleh halaman yang dikelilingi tembok dan air mancur di tengahnya. Halaman itu dibatasi oleh sebuah taman berupa lajur tipis. Sementara untuk ruang ibadah wanita, dibangun dua balkon di dua sisi ruang utama.

Untuk mendekorasi masjid, Portoghesi mendatangkan sejumlah pekerja tangan ahli dari Maroko. Tugas mereka adalah menggambar berbagai mosaik yang membatasi balkon, relung, dan basis-basis lajur. Meskipun berbagai asilitas selama di Roma disediakan, namun para pekerja Maroko itu hanya mau menerima makanan dan tempat penginapan. Mereka menolak upah kerja. ''Ini merupakan tugas agama,'' kata mereka. Lajur-lajur Portoghesi, mengikuti motif klasik dari tipe lengkungan seperti yang ada di sebagian besar masjid-masjid kuno.

Teknik baru yang menggunakan semen bertulang membuatnya mampu mendukung membuat bentuk garis-garis tipis dan kecil, menciptakan satu floating yang sangat halus. ''Arsitektur Islam membebaskan dirinya sendiri dari tarikan gravitasi, dan saya mencoba menafsirkannya ke dalam masjid ini. Ada suatu perasaan yang tersedot ke arah langit oleh suatu kekuatan misterius,'' kata Portoghesi. ''Batang-batang tipis itu memanjang ke atas ke arah kubah terapung di atas dan terbuka, laksana tangan-tangan ketika melakukan shalat,'' ia menambahkan.

Yang juga membedakan masjid Roma ini dengan masjid-masjid yang ada di negara-negara Islam, menara yang merupakan bagian dari masjid, memilik bentuk semacam palem sebagaimana lajur-lajur masjid. Menara yang tegak terpisah dari masjid. Menara yang tegak terpisah dari masjid itu dapat juga dipandang sebagai sebuah tugu, yang biasanya ditempatkan di ujung jalan-jalan kota Roma. Portoghesi, yang telah menyelesaikan sejumlah proyek di Timur Tengah, melihat Arsitektur Islam sebagai bersaudara dengan Gothic dan Baroque dalam hal penekanan terhadap unsur keluhuran dan nonrasional. ''Saya telah bekerja keras mencipta sebuah arsitektur yang membebaskan fantasi itu."

"Di masjid tersebut saya ingin kekuatan imaginasi itu membakar jiwa.'' Menurut rencana. Portoghesi juga akan mengembangkan tanah sekitar masjid dengan taman dan air mancur. ''Taman-taman ini akan saya buat sedemikian rupa, sehingga mendekati gambaran surga sebagaimana dilukiskan dalam Alquran,'' kata Portoghesi. 

Pohon palem, cemara, sejenis cemara, dan beberapa jenis pohon lainnya akan menutup sekitar area dan menciptakan suasana teduh. Jalan-jalan kecil yang rimbun, akan sangat ideal untuk berjalan-jalan di taman masjid. Dua batang pohon zaitun, simbol universal perdamaian, tumbuh di muka dinding utama, yaitu kiblat (mihrab) yang menunjukkan arah Mekkah.

Bukan hanya pada interior dan eksterior, Portoghesi ternyata juga menaruh perhatian pada efek pencahayaan masjid. ''Pencahayaan masjid saya buat sedemikian rupa sehingga unsur ketuhanan begitu terasa di dalam rumah ibadah ini,'' jelasnya. Pencahayaan di dalam kubah bukan hanya merupakan elemen arsitektur, tapi juga harus dapat melayani tujuan keagamaan yang lembut. Masing-masing dari 17 kubah itu ditembus oleh jendela-jendela persegi panjang yang kecil, sehingga sinar dari atas dapat menembus 386 bukaan dan mengaliri masjid itu dengan cahaya yang lembut. Ruang shalat, diterangi oleh lampu berbentuk lingkaran yang memantul ke atas langit-langit. Efek itu melambangkan aspirasi manusia untuk bergerak menuju Tuhan.

Pusat budaya Masjid Roma yang juga difungsikan sebagai Islamic Center ini, dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Selain ruang kecil untuk digunakan sebagai tempat shalat sehari-hari, juga terdapat sebuah perpustakaan yagn dilengkapi dengan koleksi buku-buku tentang kebudayaan Islam dari Barat, serta auditorium untuk 400 orang, ruang konferensi, perkantoran, tempat parkir, dan taman yang luas. ''Masjid ini juga akan berfungsi untuk mendidik kaum Muslimin di Italia. Kami akan mengajarkan Alquran dan bahasa Arab,'' kata Abdul Quayyum Khan, direktur Islamic Centre Roma pertama. Ia menambahkan, ''Tapi yang paling penting, Islamic Centre ini akan dibuka bagi setiap orang, dan buku-buku akan dapat ditentukan dalam bahasa Arab, Itali, Prancis dan Inggris.''

Quayyum memperkirakan bila keseluruhan pembangunan masjid ini rampung pada musim semi mendatang, ruang shalatnya akan dapat menampung 2.000 orang. Sekarang, setiap Jumat, 500 Muslim berkumpul di bangsal yang siap pasang, dekat masjid untuk melakukan shalat Jumat. Memang, masjid Roma ini bukan sekadar tempat beribadah, tapi sebuah langkah dalam proses menuju integrasi sosial. Sebagaimana seorang pejabat Saudi menggambarkan, ''Hari itu perpaduan antarumat beragama akan menjadi kenyataan, manakala suara muazin berpadu dengan lonceng gereja Roma. Ini akan tidak lama lagi menjadi retorika untuk memanggil masing-masing saudara.''(dokrep/foto:ww.archnet.org)

Program Unicode untuk Aksara Sunda


JAMPARING.SYTES.NET
Contoh tabel Unicode untuk aksara Sunda.


BANDUNG, SELASA - Aksara Sunda mulai distandardisasi dengan aplikasi program Unicode. Hal ini bertujuan mempermudah akses mempelajari aksara Sunda sekaligus meningkatkan minat baca masyarakat.


Hal itu dikatakan Perwakilan Konsorsium Unicode, Michael Iverson, dalam peluncuran program Unicode untuk aksara Sunda di Aula Hardjakusumah, Universitas Padjadjaran Bandung, Senin (20/10). Aksara Sunda menjadi bahasa yang keempat setelah bahasa Bugis, Bali, dan Rejang. Dalam acara ini juga turut diperkenalkan peluncuran buku berjudul Direktori Aksara Sunda untuk Unicode.

Menurut Iverson, standar industri mengizinkan teks dan simbol tulisan ditampilkan secara konsisten oleh komputer. Hanya dengan menuliskan kalimat atau kata tertentu, selanjutnya program ini menerjemahkannya ke aksara Sunda. Tujuannya, selain mempermudah membaca naskah aksara Sunda, ia mengharapkan agar program ini bisa membuat masyarakat Sunda semakin akrab dan sering menggunakannya.

"Akan tetapi, yang terpenting dari ini semua, masyarakat semakin sering menggunakan aksara Sunda. Bisa dimulai melalui nama jalan, desain kaus komersial, atau kartu nama dan bisnis," katanya.

Ciri khas daerah

Ketua Tim Pelaksana Program Unicode bagi Aksara Sunda, Oman Abdurahman, mengharapkan agar ini bisa menjadi salah satu media memelihara aksara Sunda. Sangat disayangkan apabila sebagai ciri khas daerah, aksara Sunda lambat laun menghilang karena jarang digunakan.

Oman juga berharap agar memelihara aksara Sunda tidak berhenti pada pengodean atau penerbitan buku panduan. Alasannya, apabila tidak digunakan dalam keseharian, program ini akan kehilangan tujuan awalnya.

Salah seorang anggota Tim Program Unicode bagi Aksara Sunda, Dian Nugraha, mengatakan, masih ada hal yang harus disempurnakan dari program ini. Untuk jangka pendek, pihaknya akan melakukan standardisasi dan implementasi pola pasangan dalam huruf Sunda. Misalnya, pada pola pasangan yang belum distandardisasi, seperti "sy" atau "kh". Selain itu, akan dilakukan juga standardisasi huruf yang belum masuk. Saat ini, baru 53 aksara Sunda yang sudah masuk dalam program ini.

Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Padjadjaran Ganjar Kurnia yakin, program ini bisa menjembatani eksistensi aksara Sunda. Baik sebagai program penelitian atau sekadar memberikan pengetahuan dan merangsang keingintahuan masyarakat luas tentang aksara Sunda.

"Saat ini, di Jabar, masih ada sekitar 600 naskah dengan aksara Sunda," kata Ganjar. (KOMPAS/CHE)

Senin, 20 Oktober 2008

Drugov dan Watak Kebangsaan


Subhan SD

Ketika sejumlah pelajar Indonesia asyik memainkan lagu Rayuan Pulau Kelapa dalam alunan musik kolintang pada pembukaan Indonesia Expo di Kedutaan Besar Indonesia di Moskwa akhir September lalu, seorang lelaki tiba-tiba berdiri dan menyanyikan lagu ciptaan Ismail Marzuki itu dalam bahasa Rusia.

Pria itu, Prof Dr Alexey Drugov, merasa selalu rindu Indonesia. Maka, saat mendengar alunan musik kolintang, ia meminta pengeras suara. Tanpa sungkan, ia bernyanyi di hadapan ratusan undangan. Kerinduannya kepada Indonesia tak terungkapkan dengan kata-kata. Kedekatannya dengan Indonesia hanya bisa dirasakan di dada. Drugov yang mahir berpantun itu adalah salah satu benang sejarah hubungan Indonesia dan Rusia.

Oleh karena itu, ia melakukan penelitian tentang Indonesia, khususnya sejarah politik. Guru besar dan peneliti utama pada jurusan bahasa dan sejarah di Lembaga Ketimuran Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia sejak tahun 1960 ini melahirkan sejumlah buku (dalam bahasa Rusia) mengenai sejarah dan politik Indonesia modern, terutama terkait dengan rezim penguasa di Indonesia. Studi itu dia lakukan secara intens sejak zaman Demokrasi Terpimpin hingga kini.

Menurut Drugov, sejak reformasi menjadi panglima dalam 10 tahun terakhir, terlalu banyak tuntutan yang ditimpakan di pundak pemimpin Indonesia. Sosok pemimpin diharapkan segera menyelesaikan semua persoalan yang membelit sejak negeri ini dilanda krisis ekonomi. Padahal, problem bangsa Indonesia begitu kompleks sehingga tugas itu tak mudah.

”Baru saja bangsa Indonesia memasuki sistem demokratis. Bukan hanya Presiden Yudhoyono, siapa pun tak akan sanggup (menangani problem bangsa yang kompleks). Seharusnya semua pihak punya tanggung jawab,” kata ayah satu anak dan kakek dua cucu ini.

Butuh waktu lama

Dari potret presiden yang telah memimpin Indonesia, sebenarnya bisa dengan mudah ditarik pelajaran. Fenomena Soekarno sungguh menarik karena bisa diamati bagaimana tokoh itu tampil jaya, kemudian tumbang serta bangkit kembali dalam pemikiran-pemikirannya.

Menurut Drugov, Soeharto memiliki hubungan dengan upaya pemberangusan banyak orang pada masa Orde Baru. Sedangkan BJ Habibie terkenal pintar, tetapi dikenal dekat dengan Soeharto. Baginya, Presiden Abdurrahman Wahid adalah bukti Islam yang demokratis. Sedangkan Megawati Soekarnoputri memiliki hubungan dengan pemikiran Soekarno.

Bagaimana dengan Susilo Bambang Yudhoyono? Kata Drugov, Yudhoyono tidak hanya memikirkan kemajuan ekonomi, tetapi ia juga memerhatikan sisi kepribadian atau watak bangsa.

Memang, tambahnya, sebagai sebuah bangsa, kemajuan di bidang ekonomi menjadi sasaran utama. Bagaimanapun, kesejahteraan rakyat adalah cita-cita luhur dari sebuah entitas yang mengikat diri sebagai bangsa. Namun, bangsa itu akan maju jika fondasinya, watak kebangsaannya kuat.

Jika mengejar salah satu di antaranya, yang terjadi adalah ketimpangan. Bangsa yang timpang justru akan mudah terpuruk. Bangsa itu menjadi rentan akan ancaman atau gangguan. Runyamnya, membutuhkan waktu yang lama untuk bisa bangkit.

Oleh karena itu, Drugov yang tak mampu menahan diri untuk ikut bernyanyi bila mendengar lagu Bengawan Solo ini mengingatkan, pembangunan ekonomi dan watak bangsa Indonesia haruslah seiring sejalan. Pembangunan yang terlalu berorientasi pada sendi-sendi ekonomi sebagaimana digencarkan pada masa Orba ternyata berfondasi keropos dan mudah rapuh.

”Ketika krisis, justru Indonesia yang terkena paling dahsyat di Asia Tenggara,” kata lelaki yang meraih gelar doktor pada tahun 1999 ini.

Begitu juga sebaliknya, bila pembangunan watak tak diimbangi pembangunan ekonomi sebagaimana pada masa Orde Lama, kekuatan bangsa pun mudah terkoyak. Kepercayaan terhadap pemimpin dengan mudah goyah dan ujung-ujungnya menyisakan problem besar. Ini sebagaimana dialami Indonesia pada pertengahan tahun 1960-an.

Menjadi juru bahasa

Sejarah Indonesia, bagi Drugov, tak ubahnya bagian sejarah hidupnya. Wajarlah bila kerinduannya dengan Indonesia begitu tinggi. Apalagi, karena ia pernah berhubungan langsung dengan para tokoh Indonesia.

Persinggungannya dengan tokoh-tokoh Indonesia pada masa lalu terjadi ketika ia menjadi juru bahasa misi militer Uni Soviet di Indonesia selama tahun 1962- 1964. Saat peta politik Indonesia memanas itu, ia tinggal di Jakarta. Ia menjadi saksi pergolakan politik dan ideologi tiga titik: nasionalis, agama, dan komunis.

Ketika itu, ia menjadi salah satu kunci komunikasi kemesraan antara Indonesia dan Uni Soviet. Setiap kali pejabat Uni Soviet bertemu dengan petinggi Indonesia, dialah yang menjadi penerjemah. Sampai sekarang pun ia masih terkenang saat menjadi juru bahasa bagi Presiden Soekarno, Jenderal AH Nasution, Jenderal Ahmad Yani, Laksamana RE Martadinata, dan Marsekal Omar Dhani.

”Waktu itu banyak tokoh Soviet datang dalam rangka Trikora,” kata Drugov.

Sebelumnya, karena punya kemampuan berbahasa Indonesia, Drugov menjadi juru bahasa saat Festival Pemuda digelar di Moskwa tahun 1957. Salah satu pemuda yang datang kala itu, seingatnya, adalah penyair WS Rendra.

Tahun 1961-1962 ia menjadi juru bahasa perwira Angkatan Laut RI yang belajar tentang kapal selam di Vladivostok. Ia menjadi saksi kerja sama militer kedua negara saat pelatihan, tentang persenjataan, tank, hingga pesawat tempur seperti Sukhoi didatangkan ke Indonesia.

Ketertarikannya pada studi Indonesia sesungguhnya tanpa sengaja. Kala itu, saat komunisme dengan sistem yang kaku tak memungkinkannya memilih studi sesuai minatnya, studi jurusan Bahasa Indonesia adalah pilihan yang sudah ditentukan kampusnya, Moscow Institute of Foreign Relations yang berada di bawah Departemen Luar Negeri Uni Soviet pada tahun 1954.

Ketika itu, kenang Drugov, orang yang belajar bahasa Indonesia hanya sedikit, lima-enam orang Rusia, satu orang Ceko, seorang Jerman Timur, dan seorang Tionghoa. Siswa asal Jerman Timur, Gunther Galich, lalu menjadi Dubes Jerman Timur di Indonesia.

Kini, teman-teman seangkatan Drugov yang mampu memahami Indonesia, baik dalam bahasa maupun peta politik, semakin sedikit. Orang-orang lama di masa yang melambangkan romantika hubungan Indonesia-Uni Soviet kian berkurang.

Kalau saja ada yang bisa dipetik dari sejarah, betapapun kelamnya, mestinya bisa memunculkan tunas-tunas yang mampu menjalin hubungan baru di antara kedua bangsa. Itulah pula yang menjadi kerinduan Drugov.


Biodata

Nama: Alexey Drugov

Lahir: Moskwa, 12 April 1937

Istri: Natalia

Pendidikan: Moscow Institute of Foreign Relations, jurusan Bahasa Indonesia

Pekerjaan: Guru besar di Lembaga Ketimuran Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia

Buku:

1. ”Indonesia dalam Masa Demokrasi Terpimpin”, 1969

2. ”Indonesia Sesudah 1965”, 1972

3. ”Rezim Politik di Indonesia”, 1987

4. ”Rezim dan Budaya Politik Indonesia”, 1998

5. ”Indonesia” (buku ajar untuk mahasiswa), 2005

6. ”Indonesia Zaman Reformasi 1987-2006”, masih dalam proses

Astro Akhirnya Berhenti Siaran


JAKARTA, SENIN - Saluran televisi berbayar Astro, akhirnya menghentikan siarannya mulai Senin (20/10) ini pukul 00.00 WIB. ""Kini tiba saatnya bagi kami untuk pamit tidak siaran sampai pemberitahuan lebih lanjut. Mohon maaf, bukan kehendak kami untuk berpisah dengan Anda, keluarga Indonesia," sebut Astro dalam situsnya.

Menurut keterangan yang dimuat dalam situsnya, alasan berhentinya siaran tersebut karena PT Direct Vision selaku operator Astro di Indonesia tidak dapat melanjutkan siaran karena terhitung tanggal 19 Oktober 2008 pukul 24:00, perjanjian penggunaan merk dagang Astro telah berakhir dan berbagai layanan yang diberikan oleh Astro tidak diperpanjang lagi.

PT Direct Vision menyatakan tidak bisa memastikan hingga kapan Astro tidak bersiaran karena PT Direct Vison hanya sebagai operator Astro, selebihnya merupakan wewenang pemegang saham.

Mengenai nasib pelanggan yang sudah membayar uang langganan dimuka, Direct vision menegaskan akan mengembalikan uang tersebut kepada pelanggan. "Bagi pelanggan yang telah melakukan pembayaran di muka, akan dihubungi untuk proses refund dalam waktu 30 hari kerja sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," sebutnya.

Salam situsnya PT Direct Vision menuliskan pernyataan terima kasih berhuruf kapital kepada pelanggannya. Sementara di saluran siarannya, Astro juga menyampaikan pengumumamnnya dan mengucapkan permintaan maaf atas berhentinya siaran tersebut.

Saluran televisi berbayar Astro sudah beroperasi di Indonesia selama dua tahun. Sebelumnya, saluran televisi itu juga pernah menghentikan siarannya akibat perselisihan aturan siaran dengan Departemen Komunikasi dan Informatika. Namun, setelah beberapa lama, siaran Astro dapat dinikmati kembali oleh pelanggan.

Pihak Direct Vision dalam keterangannya menyatakan akan menghubungi para pelanggannya apabila Astro dapat kembali beroperasi.

EDJ

Indonesia Mengejutkan

Tim Voli Juga Melangkah Mulus 

Kompas/Iwan Setiyawan / Kompas Images 

Peselancar Indonesia, I Made Widiarta, beraksi di antara ombak Pantai Kuta, Bali, pada pertandingan final selancar Asian Beach Games I 2008, Minggu (19/10). Widiarta meraih medali emas. 


Senin, 20 Oktober 2008 | 01:32 WIB 

Denpasar, Kompas - Di luar dugaan, Indonesia membuat kejutan dengan menggondol lima medali emas yang diperebutkan pada hari kedua Asian Beach Games di Bali. Keberhasilan Indonesia ini tidak lepas dari motivasi dan semangat juang para atlet yang dipersiapkan secara serius sekitar dua setengah bulan.

Dengan biaya penyelenggaraan sekitar Rp 300 miliar dan menyertakan 210 atlet dari 16 cabang, Indonesia yang tadinya tidak memberi target medali emas mulai memperlihatkan kekuatannya. Lima medali emas yang diraih pun datang dari tiga cabang berbeda.

Indonesia sementara memimpin pengumpulan medali dengan 5 emas, 1 perak, dan 6 perunggu. Posisi kedua ditempati Vietnam dengan dua perak, disusul China dan Myanmar masing-masing satu perak.

Pada hari Minggu pagi dua emas disumbangkan cabang silat dari nomor peragaan tunggal putra dan nomor ganda putri.

Pada siang hari nomor perahu naga 1 kilometer juga menghadirkan dua emas bagi Indonesia lewat beregu putra-putri. Adapun emas kelima datang dari cabang selancar yang telah memastikan emas sebelum final, lewat I Made Widiarta yang mengalahkan I Made Raditya Rondi di final.

”Saya terkejut, terharu, dan juga gembira dengan pencapaian sementara tim Indonesia. Terus terang, saya tidak menyangka kami bisa membuat lompatan begitu hebat pada dua hari pertama,” kata Komandan Pelatnas Joko Pramono kepada Kompas.

Apakah dengan lima emas pada dua hari pertama Indonesia berpeluang menjadi juara umum? ”Saya tidak berani menargetkan itu. Biarlah wartawan yang mereka-reka. Tapi, saya boleh mengatakan, kemungkinan kami masih bisa menggondol medali lagi dari dragon (perahu naga), surfing (selancar), dan paragliding,” ujar Joko. Dari selancar, tersedia tiga dan perahu naga menyisakan empat medali emas.

Voli mulus

Dari cabang-cabang lain yang baru menyelesaikan babak penyisihan, cabang voli putra-putri melangkah mulus.

Tim Indonesia 1 menang atas Laos pada hari pertama, giliran Indonesia 2 menyusul dengan memukul India 21-11, 21-15 hari Minggu. Duet Darkuncoro dan Ardiansyah menumbangkan pasangan India, Poothatham dan Pradeep.

Di kelompok putri pasangan Ni Putu Timy dan Kapasiang dari Indonesia 2 menang atas Bautistan dan Brillo dari Filipina 2 dengan skor 21-17, 21-16. Adapun pasangan Siam Ayu dan Rahawarin dari Indonesia 1 memukul Khatun dan Akhter dari Banglades 1, 21-7, 21-9.

”Sebetulnya duet India itu tidak jelek. Mereka hanya belum terbiasa dengan kondisi lapangan,” kata Darkuncoro kepada wartawan seusai pertandingan.

Menurut Darkuncoro, ini untuk kelima kali pasangan Poothatham dan Pradeep bertemu mereka. ”Dan, selama itu pula kami selalu menang,” katanya.

Apa kelebihan pemain India? ”Mereka memiliki tinggi badan lebih baik dari kami, tetapi keunggulan ini tidak dioptimalkan dengan baik,” ujarnya.

”Saya melihat ada beberapa kekurangan mereka yang harus diperbaiki kalau mereka mau lebih baik. Kekurangan itu terutama servis dan pengambilan posisi saat bertanding,” katanya.

”Dengan kemenangan ini, kami membuka peluang, tetapi kami akan tetap waspada karena Jepang dan juga Yaman, yang merupakan dua lawan terakhir di grup, tentu tidak mau kalah,” katanya. (SAM/SET/YES)

Minggu, 19 Oktober 2008

Toast, Sampanye Halal Bagi Muslim


By Republika Contributor
Minggu, 19 Oktober 2008 pukul 11:22:00 


Rumah Sampanye, produsen minuman khusus berakohol Sampanye, di Paris mencoba minuman jenis non alkohol mereka pada publik, minuman yang khusus dibuat untuk para Muslim taat yang juga ingin merayakan dengan sumbatan botol melesat.

Minuman itu terbuat dari anggur, berbusa, dan menurut klaim Rumah Sampanye, tidak ada acara spesial yang lengkap tanpa Cham'alal--begitu nama minuman tersebut.

Diluncurkan pada September bertepatan dengan bulan suci Ramadan tahun ini, minuman itu membuktikan keberadaannya di negara tanah air Sampanye tersebut.

Versi minuman bergelembung halal tersebut dijual dengan harga sekitar 60 euro per botol di beberapa restoran, namun harga bisa jauh lebih murah di supermarket

Rachid Gacem, sang pencipta mengatakan jika ia memperhatikan ada celah di dalam pasar. "Ketika saya datang ke pesta dan orang minum alkohol seperti sampanye, mereka selalu menawarkan jika saya menginginkan segelas. Tapi saya tidak minum," tutur Richard seperti yang dikutip oleh situs Independent Television News, (itn.com) Sabtu (18/10). 

"Padahal saya ingin menjadi bagian dari pesta. Saya ingin minum sesuatu yang seperti Sampanye namun bukan Sampanye," imbuh Richard. Dari ide itu lah Cham'alal kemudian tercipta.

Richard mengatakan jika para Muslim kini bisa seperti warga Perancis lain, membuka sumbat botol Cham'alal, yang akan melesat keluar diikuti gelembung minuman didalam, seraya menikmati pesta dengan bersulang. Ia menambahkan jika minuman itu akan dipasarkan mendunia segera.

Menanggapi minuman tersebut, tak semua Muslim lantas setuju. Beberapa di antara pemeluk Islam mempertanyakan bahkan meragukan kandungan isi Cham'alal. Seperti komentar-komentar di situs berita online yang menulis peluncuran Cham'alal, yang salah satu komentar berbunyi, "Apakah itu benar-benar minuman anggur berkabonasi?"./it

Saatnya Wanita Pengusaha Lebarkan Sayap


 
DAMPAK krisis ekonomi global memang tidak secara langsung terasa oleh para perempuan pengusaha, terutama yang bukan pengekspor. Namun tidak ada salahnya berjaga-jaga untuk mengantisipasi dampak yang lebih buruk. 

PereKONOMIAN Amerika Serikat (AS) dilanda krisis. Bursa saham meluncur sampai titik paling rendah. Pasar global pun gonjang-ganjing. 

Apakah kondisi ini berpengaruh terhadap usaha kecil menengah (UKM) yang justru sedang bertumbuh di Indonesia? Padahal hampir 80% pelaku UKM adalah kaum perempuan.

"Yang pasti, untuk bahan dasar yang didatangkan dari luar, sangat terpengaruh. Selain sulit, harganya jadi lebih mahal," ujar Tetet Cahyati, perajin batik kontemporer dari Sanggar Seni Tirtasari.

Bahan dasar impor yang banyak digunakan Tetet adalah zat pewarna dan kain sutra. Untuk kain sutra, sebagian besar berasal dari Cina sedangkan untuk zat pewarna berasal dari Jepang. Kedua negara tersebut termasuk negara yang terkena imbas krisis ekonomi global.

Meski bahan dasar terhambat, tidak demikian halnya dengan produk jadi. Ekspor batik yang dilakukan Tetet ke beberapa negara tetangga seperti Singapura, Hong Kong, Malaysia, dan Brunei Darussalam, tidak mengalami penurunan. Malah permintaan tetap banyak. "Mungkin karena krisis ini tidak terlalu berpengaruh terhadap negara-negara Asia," ujar Tetet.

Hal yang sama dialami Belina Andra, perempuan pengusaha batu bara ini mengaku usahanya di bidang lahan batu bara tidak terkena imbas krisis ekonomi global. Malah cenderung stabil walaupun sasaran pasarnya adalah Kanada dan Jepang.

Imbas yang mencuat kata Belina, justru pada para owner lokal. Mereka harus lebih waspada dalam menerima deal-deal dari beberapa investor yang negaranya sedang mengalami krisis. 

Tidak terlalu besar

Apa yang dikatakan dua perempuan pengusaha tersebut dibenarkan Guru Besar Fakultas Ekonomi Unpad Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana. Menurut dia, dampak krisis ekonomi global tidak terlalu terasa di Indonesia. Hal itu karena krisis murni terjadi di negara-negara luar. Kalaupun sempat berimbas di Indonesia, hanya terjadi pada beberapa sektor seperti bursa saham dan usaha-usaha yang berorientasi ekspor ke negara-negara yang sedang dilanda krisis.

Diakuinya, memang di Indonesia sempat terjadi selling besar-besaran di bursa saham yang berakibat pada penurunan IHSG. Bahkan sampai menurunkan nilai rupiah terhadap dolar AS. "Tapi mudah-mudahan, hal itu hanya semen tara karena pada waktu itu permintaan dolar cukup banyak," ujarnya. 

Kondisi itu menurut Armida, cukup masuk akal. Karena hampir 50% pemain di bursa saham Indonesia adalah pihak asing. 

Armida mengatakan, sektor yang paling terkena dampaknya adalah usaha-usaha yang berorientasi ekspor. Terutama ekspor ke negara-negara yang menjadi sasaran utama ekspor Indonesia seperti AS, Eropa, Jepang, dan beberapa negara Asia. 

Hal itu terjadi pada sejumlah komoditi seperti nonmigas manufaktur dan komoditi perkebunan.

Waspada

Untuk komoditas yang diproduksi UKM, menurut Armida tidak akan terkena dampaknya. Hal ini karena sebagian besar UKM bergerak di produk-produk lokal. Namun untuk perajin-perajin yang berorientasi ekspor mungkin akan mengalami penundaan dan pengurangan pesanan. Paling tidak order tidak bertambah atau cenderung stagnan.

Akan tetapi ada sisi negatif yang harus diantisipasi. Pemerintah harus mencegah masuknya barang-barang dumping dari Cina. Karena pasar utama Cina adalah AS. Jika AS mengurangi atau bahkan membatalkan pesanan produk Cina, dipastikan Cina akan melakukan dumping dan melempar produk tersebut ke Indonesia.

"Daripada rugi, padahal barang sudah diproduksi, Cina akan melempar barang-barang itu dengan harga murah ke Indonesia. Padahal produk-produk tersebut belum pasti keamanannya," tutur Armida.

Produk dumping asal Cina yang harus diwaspadai masuk ke Indonesia adalah makanan, pakaian, dan elektronik. Makanan kemungkinan besar kedaluwarsa dan kandungannya tidak terjamin. Begitu juga dengan pakaian, Cina kemungkinan mendaurulangpakaian-pakaian bekas dan dikirim melalui kontainer. 

Produk-produk elektronik juga begitu. "Kalau produk elektronik dumping masuk, akan menghancurkan pasar elektronik Indonesia,"ujarnya menambahkan.

Untuk itu, Armida menegaskan pentingnya pengawasan pemerintah terutama bagian Bea dan Cukai. 

Lakukan diversifikasi

Krisis seperti yang terjadi, kata Armida, memang sangat sulit dipredikasi. Jangankan oleh Indonesia selaku negara luar, oleh negara-negara yang bersangkutannya pun tidak dapat dipredikasikan.

Bagi Tetet, krisis ekonomi global ini, memacu dirinya untuk kembali memanfaatkan potensi bahan dan alam dalam negeri. Bahkan Tetet mengajak para pengusaha lain yang bahan dasar komoditasnya dapat diperoleh di dalam negeri, untuk segera beralih ke bahan dasar lokal.

Hal ini bukan saja dapat menumbuhkan peluang usaha dan perekonomian Indonesia tetapi martabat bangsa pun menjadi terdongkrak. 

Sementara Belina mengatakan, pihaknya harus lebih piawai dalam menghubungkan calon investor dengan owner dalam negeri. Sebab selaku pialang yang banyak menghubungkan bisnis antarkedua pelaku usaha tersebut, dalam prinsip usaha harus sama-sama menguntungkan. 

Melakukan diversifikasi memang sangat dianjurkan dalam mengatasi situasi seperti sekarang. Armida mengatakan, saat ini merupakan saat tepat untuk melakukan diversifikasi pasar maupun produk. 

Menurutnya, pasar luar negeri memang pasar yang terus berkembang. Tetapi pasar domestik juga merupakan pasar potensial, terutama masyarakat yang berada di kota-kota.

Masyarakat yang berada di kawasan tersebut, kemampuan ekonominya cukup bagus. Sementara di sisi lain, sebagian besar kaum perempuan perkotaan tergolong wanita pekerja dengan tingkat stres yang cukup tinggi. Produk-produk kesehatan yang memberikan kenyamanan pada tubuh, akan sangat dibutuhkan oleh mereka.

"Produk spa dan perawatan tubuh itu, contohnya. Demand masyarakat perkotaan terhadap produk (pelayanan) tersebut akan terus ada," ujarnya.

Selain itu, tingkat kesehatan masyarakat secara umum pun semakin membaik. Kian membaiknya tingkat kesehatan masyarakat, semakin tinggi permintaan masyarakat untuk hidup lebih baik. 

"Selama pengusaha UKM itu mengkreasi produknya sesuai dengan perkembangan masyarakat, pasti akan selalu dibutuhkan," ujarnya lagi.

Sementara itu, untuk pasar luar negeri, Armida mengatakan, pasar AS dan Eropa malah tergolong pasar yang kalaupun meningkat tidak akan terlalu tinggi. Oleh karena itu, lakukan diversifikasi pasar ke beberapa kawasan yang bertumbuh seperti beberapa negara Eropa Timur dan Timur Tengah. 

"Dengan melakukan diversifikasi, pengusaha UKM atau siapa pun akan lebih save. Bila di satu negara sedang terjadi kritis, di negara lain aman. Begitu juga dalam diversifikasi produk. Jika produk ini kurang diminati, dapat ditutup dengan produk lainnya," tutur Armida. (Eriyanti/"PR")***

Agama Islam akan Diajarkan di Sekolah-sekolah Jerman


By Republika Contributor
Jumat, 17 Oktober 2008 pukul 15:02:00 


CAIRO — Pemerintah Jerman, secara prinsip, menyetujui pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah Jerman sebagai usaha untuk lebih memuluskan kerukunan di dalam masyarakat, wartawan Deutsche Welle melaporkan. Di sekolah-sekolah Jerman, selama ini hanya diajarkan agama Judaisme, Katolik, dan Protestan.

"Dalam waktu dekat, agama Islam akan diajarkan di sekolah-sekolah Jerman," kata Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schaeuble sebagai kesimpulan dari sebuah Konprensi Islam yang disponsori pemerintah Jerman.

Dengan akan diajarkannya agama Islam di sekolah-sekolah, akan membantu orang-orang Islam di Jerman untuk tidak lagi mengirimkan anak-anak mereka untuk belajar agama Islam ke sekolah informal. "Dengan adanya kurikulum pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah ini, akan tercipta sebuah kompetisi yang sehat," lanjutnya.

Mendagri Jerman itu juga memberikan dukungan terhadap pembangunan masjid raya di Jerman yang akan dapat menampung jemaah Islam yang kian bertambah di samping pembangunan lahan makam Islam. 'Ini merupakan sebuah langkah maju yang kita lakukan secara bertahap," kata Mendagri.

Konprensi Islam yang digelar bersama antara pemerintah Jerman dan wakil-wakil muslim pada bulan September lalu dimaksudkan untuk mencari pemecahan berbagai masalah bagi sekitar 3,4 juta muslim agar bisa menjadi mainstream di masyarakat. Agama Islam di Jerman kini menduduki peringkat ke tiga dalam pemeluknya setelah Protestan dan Katolik.

Kaum muslim menyambut gembira usaha pemerintah Jerman untuk memasukan agama Islam dalam kurikulum di sekolah-sekolah Jerman. "Ini sebuah terobosan," kata Bekir Alboga, juru bicara Persatuan Jemaah Muslim di sana.
  
"Kita sangat gembira. Sebab sejak tahun 1980 kaum muslim di sini sudah mengajukan permintaan agar agama Islam bisa masuk dalam kurikulum di sekolah-sekolah Jerman. Kami sangat berterima kasih, Menteri Dalam Negeri, menanggapi hal ini dengan sangat positif."
 
Tapi bagaimanapun, kaum muslim di sana menyadari tenaga-tenaga pengajar untuk proyek besar ini masih sangat kurang. Di Jerman saat ini hanya ada 120 guru yang memberian kursus-kursus agama Islam. Pemuka agama Islam mengharapkan, agar universitas-universitas di Jerman mengikuti Universitas Munster yang telah memberikan pelatihan-pelatihan bagi guru-guru yang akan mengajar agama Islam di sekolah-sekolah. (IoL/ah)

 

Mendagri Jerman, Wolfgang Schaeuble (IoL)

Sabtu, 18 Oktober 2008

Ditemukan, Planet Terpanas di Jagad Raya


ESO
Ilustrasi tiga planet asing yang terekam spektograf HARPS di Observatorium La Silla, Chili.


JAKARTA, JUMAT - Dalam usaha perburuan planet-planet di luar tata surya kita, para peneliti menemukan planet yang dianggap paling panas. Planet bernama WASP-12b itu menyala dalam suhu 2.200 derajat Celcius, dan mengorbit bintangnya lebih cepat dan lebih dekat dibanding planet lain.


Planet tersebut mengitari bintangnya dalam sehari. Sebagai perbandingan, planet di tata surya kita yang paling cepat mengorbit Matahari adalah Merkurius, yang mengorbit Matahari sekali dalam 88 hari.

Untuk mencapai waktu orbit sedemikian cepat, planet itu berada sangat dekat dengan bintangnya, dengan jarak sekitar 3,4 juta kilometer atau hanya 2 persen dari jarak Bumi ke Matahari.

"WASP-12b adalah benda langit yang menarik karena ia memiliki waktu putar terpendek sekaligus menjadi planet terpanas," kata Don Pollacco dari Queen's University di Irlandia Utara, yang merupakan salah satu peneliti proyek SuperWASP (Super Wide Angle Search for Planets).

WASP-12b adalah planet gas, sekitar 1,5 kali massa Jupiter dan ukurannya hampir dua kali lipatnya. Planet yang mengelilingi sebuah bintang sejauh 870 tahun cahaya dari Bumi ini penting terutama karena memberi gambaran sedekat apa jarak sebuah planet dengan tanpa menjadi hancur.

"Ada batasan jarak karena semakin dekat sebuah planet terhadap bintangnya, pengaruh radiasinya makin kuat dan dalam satu titik, planet tersebut akan hancur mendidih karena panas bintangnya," ujar Pollacco. "Sebelumnya, orang-orang menduga sebagai sesuatu yang mustahil sebuah planet bisa memutari bintangnya dalam sehari dan bisa sedekat itu."

Planet ini juga sedemikian panas sehingga suhunya mirip dengan suhu beberapa bintang. Walau begitu, ia bukanlah sebuah bintang karena massanya tidak cukup besar untuk menghasilkan reaksi panasnuklir yang menjadi ciri sebuah bintang.

wsn 
Sumber : LIVESCIENCE

Pemerintah Perlu Kaji Ulang Penggajian Lulusan D-3

Soal Kesiapan Kerja, D-3 dan S-1 Layak Bersaing

BANDUNG, (PR).-
Pemerintah perlu mengkaji ulang penggolongan gaji karyawan lulusan program D-3. Selain betujuan memacu peningkatan jumlah mahasiswa politeknik, kebijakan tersebut juga akan mendorong ketersediaan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Demikian pendapat Koordinator Koordinasi Perguruan tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IV Jawa Barat-Banten Prof. Dr. Rochim Suratman dan Direktur Politeknik LP3I Bandung Adriza di Bandung, Jumat (17/10). 

Menurut Rochim peminat program D-3 tidak akan meningkat selama diskriminasi pemberian gaji di dunia kerja antara lulusan diploma dengan S-1 tidak ditinjau ulang. Pasalnya selama ini lulusan SMA/SMK masih cenderung memilih melanjutkan studi ke S-1 dengan harapan saat masuk ke dunia kerja akan mendapat gaji lebih baik ketimbang lulus dari D-3. Padahal dari aspek kesiapan terjun ke dunia kerja, antara lulusan D-3 dan S-1 layak bersaing.

"Sampai sekarang D-3 belum dianggap menjanjikan oleh sebagian besar masyarakat karena dipandang program tanggung. Tamatan perguruan tinggi enggak, lulusan SMK juga enggak. Ketika kerja, gaji awal mereka pun hanya setara golongan 2B atau satu level di atas lulusan SMA (2A). Sementara lulusan S-1 sudah 3A," ujarnya.

Melihat kenyataan tersebut menurut Rochim, sulit bagi pemerintah mengajak masyarakat menggalakkan program kejuruan seperti diploma selama sistem ketenagakerjaannya belum mendukung. "Kalau mau fair, dalam profesi tertentu harusnya tidak perlu ada dikotomi antara D-3 dan S-1. Biarkan kedua lulusan yang berbeda itu bersaing memperebutkan satu tempat," tutur Rochim.

Bila melihat basis kurikulum dan hakikat didirikannya pogram diploma, lulusan D-3 lebih siap bekerja. Sebab perbandingan teori dan praktik selama kuliah adalah 40:60 sehingga mahasiswa D-3 lebih banyak dilatih mengenal berbagai persoalan di lingkungan kerja dibandingkan dengan mahasiswa S-1.

"Saya kira program D-3 sangat tepat untuk menjawab kebutuhan dunia industri karena itulah keunggulan D-3 dibandingkan dengan S-1. Pemerintah pun menyadari sekolah kejuruan dan politeknik adalah solusi mencetak tenaga kerja andal. Tapi kalau tidak didukung kesejahteraan yang baik, orang juga tidak akan tertarik," tuturnya. 

Sampai saat ini, dari 300.000 mahasiswa di Jabar Banten, jumlah mahasiswa D-3 kurang lebih 90.000-100.000. Untuk program diploma seperti kebidanan, keperawatan, ekonomi, dan ilmu komputer, pertumbuhannya mencapai 7-12 persen. 

Kesamaan hak

Hal senada diungkapkan Adriza. Menurut dia, diskriminasi imbal jasa antara D-3 dan S-1 di dunia kerja menunjukkan bahwa pemerintah kurang serius dalam mendorong kemajuan program kejuruan. Di lain sisi ada keinginan pemerintah mencetak lulusan politeknik yang terampil, namun infrastruktur belum mendukung ke arah tersebut.

"Prospek lulusan D-3 selalu menjanjikan bagi dunia industri karena mahasiswa diploma terlatih sejak di bangku kuliah. Ironisnya terkadang kami melihat ada ketimpangan imbal jasa karena karyawan dari lulusan D-3 yang dibayar lebih rendah dari lulusan S-1 walau bobot kerjanya sama," ujarnya.

Menurut Adriza seharusnya pemerintah perlu melihat fakta di lapangan bahwa lulusan D-3 memiliki kompetensi yang tidak kalah dibandingkan dengan karyawan dari lulusan S-1. Dengan demikian pemerintah bisa mengambil kesimpulan apakah masih pantas lulusan D-3 mendapat gaji jauh lebih rendah dibandingkan dengan lulusan S-1. (CA-166)***

Kamis, 16 Oktober 2008

Cartridge Inkjet HP untuk Selamatkan Ginjal


JAKARTA, KAMIS – Teknologi inkjet ternyata bukan hanya untuk printer. Perusahaan printer ternama HP telah sepakat untuk melisensikan paten inkjet-nya untuk dipakai dalam sistem pengobatan gagal ginjal. Begitu sebut Charlie Chapman (Director of IP Licensing, HP) seperti dikutip CNET. 

Loh, apa hubungan HP dengan dunia kesehatan yah? Hmm, sebenarnya tahun lalu HP juga sudah melakukan hal serupa: melisensikan teknologi inkjet-nya untuk pemberian vaksin. 

Bedanya, kali ini HP mengijinkan Home Dialysis Plus, sebuah perusahaan baru yang sedang mencari dana bernama, untuk menggunakan teknologi manajemen fluida yang dipakai di printer inkjet HP. HP menggunakan teknologi itu untuk menghitung secara tepat campuran tinta dan air, yang kemudian dimasukkan ke printer melalui sepotong kertas. Home Dialysis Plus akan menggunakannya untuk mencampur air keran dan solusi konsentrat dialisis pada batas yang dikhususkan untuk para pasien sehingga dapat diberikan di rumah, bukan di pusat perawatan seperti rumah sakit. 

Para pasien yang membutuhkan cuci darah tiga kali seminggu sekali pada dasarnya harus bertahan hidup sampai perawatan berikutnya, begitu kata CEO HP Plus Michael Baker. Perawatan di rumah sebenarnya lebih ideal, tetapi sampai saat ini sulit untuk mendapatkan campuran yang tepat dari air dan cairan dialisis. 

Menurut Baker, teknologi cetak HP memecahkan masalah tersebut. “Teknologi ini memungkinkan kita menciptakan campuran dalam sekejap begitu perawatan dilakukan,” katanya. Sistem HD Plus juga menggunakan sistem loading yang biasa ditemukan pada printer. Mirip pada cartridge tinta, campuran konsentrat dialisis berada dalam modul-modul, yang ditempelkan ke sistem perawatan seperti halnya memasukkan cartridge tinta ke printer. 

Menurut HD Plus, produk yang menggunakan teknologi HP ini akan selesai dalam waktu 18 bulan sampai 2 tahun, dan harus lulus uji FDA sebelum bisa digunakan secara massal.

WIEK

Rabu, 15 Oktober 2008

Soundtrack 'Laskar Pelangi' Kalahkan 'Ayat-ayat Cinta'


Yulia Dian - hotMusic

Laskar Pelangi, AAC (ist.) 
 
Jakarta - Kesuksesan film 'Laskar Pelangi' mengingatkan kita pada demam 'Ayat-ayat Cinta' yang terjadi beberapa bulan lalu. Kini soundtrack film mereka pun jadi buruan. Lewat versus detikmusic, ternyata soundtrack 'Laskar Pelangi' mengalahkan 'Ayat-ayat Cinta'.

Sebanyak 364 responden bergabung dalam polling yang digelar selama seminggu tersebut. 81,1% di antaranya yaitu 306 suara memilih soundtrack 'Laskar Pelangi' sebagai jagoan mereka.

Sementara sisanya yaitu 58 suara atau 18,9% memilih soundtrack 'Ayat-ayat Cinta' yang dibawakan Rossa, Sherina juga Ungu. Bukan hanya lagu yang dikemas dalam album tersebut. Beberapa scoring adegan pun ikut ditambahkan. 

Kedua album soundtrack ini punya daya pikat yang berbeda. Sesuai dengan kisah filmnya, 'Ayat-ayat Cinta' lebih banyak mengetengahkan masalah cinta.

Sedangkan di album 'Laskar Pelangi' begitu banyak lirik yang berkisah seputar persahabatan dan asa meraih mimpi. Album tersebut diramaikan Nidji, Sherina, Gita Gutawa, Netral, Float dan banyak lagi. 
 (yla/yla)

Rhoma Irama Menggoyang Amerika


Laporan wartawan Kompas Tjahja Gunawan Diredja dari Washington DC, Amerika  

WASHINGTON, SELASA- Udara malam yang dingin di Wisma Indonesia di Washington DC Amerika Serikat, Senin malam waktu setempat (13/10) malam tadi, nyaris tidak terasa, karena sekitar 250 warga Indonesia yang tinggal di sekitar Ibu Kota AS itu, dihibur oleh Raja Dangdut Rhoma Irama.

Pada kesempatan itu, Bang Haji, demikian Oma Irama biasa dipanggil, menyanyikan sekitar 20 lagu seperti di antaranya Darah Muda, Begadang, Judi, Gali Lubang Tutup Lubang. Gedung Utama Wisma Indonesia yang beralamat di 2700 Tilden Street NW, Washington, DC 2008, itu terasa gegap gempita karena warga Indonesia bergoyang.

Tidak ketinggalan Duta Besar Indonesia untuk AS Sudjadnan Parnohadiningrat dan Wakil Dubes Salman Alfarisi serta para pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia di AS, ikut menyaksikan suguhan musik dangdut dari Bang Haji. Bahkan, kata Sudjadnan, sebenarnya dia penggemar berat lagu dangdut Oma Irama.

Waktu mahasiswa dulu. Saya sengaja naik kereta dari Yogyakarya ke Jakarta untuk menyaksikan aksi Raja Dangdut kita Oma Irama. Jabatan saya sebagai Dubes Indonesia di AS mungkin akan berakhir tapi Oma Irama sebagai Raja Dangdut tetap akan dikenang masyarakat selamanya, kata Sudjadnan yang disambut tepuk tangan hadirin.

Seluruh hasil penjualan dari pertunjukan musik dangdut itu, akan digunakan untuk keperluan dana kemanusiaan di Indonesia. Tiket masuk yang dijual 30 dollar AS sebanyak 250 lembar terjual habis. Bahkan banyak warga Indonesia yang tidak kebagian tiket. Terlaluuuu !!!

Kedatangan Bang Haji ke Negeri Paman Sam rupanya bukan hanya untuk menghibur warga Indonesia di Washington, tetapi atas undangan Departemen Musik University of Pittsburgh Amerika untuk tampil dal am sebuah seminar tentang "Islam, Terorisme, dan Kebudayaan Pop".

"Selama ini ada stigma bahwa Islam adalah teroris. Saya tegaskan Islam bukan teroris. Di Indonesia banyak orang yang tidak berdosa yang meninggal akibat serangan teroris seperti serangan bom di Bali sebanyak dua kali, serta serangan teroris ke Hotel (JW) Marriott Jakarta serta Kedutaan Besar Australia di Jakarta," ujarnya.

Kemudian, Bang Haji menyebutkan beberapa dalil dalam Al-Quran yang isinya mengutuk serangan terorisme tersebut. Barang siapa membunuh orang yang tidak berdosa sama dengan membunuh semua manusia. Menuru Oma Irama, dalam Islam memang ada perintah untuk perang namun itu dalam rangka mempertahankan diri.  

"Kamu boleh berjalan di jalan Allah kalau kamu diperangi, tapi dalam medan perang yang defensif itu kamu tidak boleh melampaui batas." Jadi, kata Oma Irama, terorisme bukan masalah agama tetapi masalah politik.

Pandangan Oma Irama soal Islam, terorisme, dan kebudayaan pop di Indonesia yang dipresentasikan dalam seminar itu akan disebarluaskan oleh University of Pittsburgh dan dijadikan buku.

foto:KOMPAS/TJAHJA GUNAWAN

Laskar Pelangi: Kenapa Sukses?


MILES FILMS
Film Laskar Pelangi diangkat dari novel laris karangan Andrea Hirata.

LASKAR Pelangi memang fenomenal. Antrean penonton yang hendak menonton film ini sampai pertengahan Oktober masih cukup panjang. Padahal film ini sudah diputar cukup lama, sejak 25 September lalu. Sampai pertengahan Oktober ini saja jumlah penontonnya sudah mencapai angka yang fantastis, sekitar 1,5 juta orang!


Begitu pula bukunya. Novel ini sejak diterbitkan pertama kali pada September 2005 oleh PT Bentang Pustaka sudah terjual paling-tidak sebanyak 500 ribu eksemplar, belum termasuk bajakannya. Disebut-sebut inilah karya sastra terlaris sepanjang sejarah Indonesia!

Kisah Laskar Pelangi sendiri memang tidak biasa, berkisar pada kisah kehidupan dan persahabatan 10 orang anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah di Pulau Belitong. Di bawah bimbingan ibu guru, Bu Muslimah, dan kepala sekolah, Pak Harfan, anak-anak ini menjalani kehidupannya yang getir, namun tetap dengan penuh keceriaan.

Andrea Hirata dengan sangat inspiratif berhasil mengaduk-aduk emosi pembaca. Pada satu bagian kita bisa dibuat terharu sampai menitikkan air mata, sementara pada bagian lain kita dibuat tersenyum. Deskripsi karakter, tempat, dan peristiwa juga mampu membuat imajinasi melayang. Seakan kita benar-benar ikut bertualang bersama anak-anak Laskar Pelangi ini.

Saya sendiri sempat menggunakan kisah Laskar Pelangi ini sebagai ilustrasi ketika menjadi pembicara pada acara “Olympiade and Conference (OlyCon) 2008” yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur pada 1 Maret 2008 lalu.

Acara yang diselenggarakan di kampus biru Universitas Muhammadiyah Malang itu dihadiri 4500 orang kepala sekolah Muhammadiyah se-Jawa Timur. Di situ saya bicara soal Positioning-Differentiation-Brand (PDB) sekolah-sekolah Muhammadiyah. Sebagai keynote speaker adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin, yang sempat menjuluki saya sebagai “Ayatullah Marketing.”

Sekarang coba kita lihat bagaimana PDB dari Laskar Pelangi ini. Ceritanya memang berpusat pada sebuah SD Muhammadiyah. Namun bagi saya, positioning Laskar Pelangi adalah kisah tentang persoalan nasionalis-religius Indonesia, yang sesuai dengan Pancasila. Brand-nya sendiri, Laskar Pelangi, memperkuat hal ini. Indonesia memang Bhinneka Tunggal Ika, yang berbeda-beda namun justru indah ketika menjadi satu, layaknya sebuah pelangi.

Sementara, diferensiasinya juga sangat mendukung positioning tadi. Pertama, diferensiasi dari sisi isi (content). Kisahnya mengandung nilai-nilai pendidikan, moral, dan spiritual yang universal. Indahnya kehidupan yang penuh kebersamaan, kejujuran, kesederhanaan, sikap pantang menyerah, keuletan, dan kesabaran merupakan nilai-nilai ideal manusia Indonesia.

Hal ini juga ditunjukkan lewat berbagai karakternya yang sangat beragam namun bisa bersahabat erat. Ada tokoh Ikal yang sangat imajinatif dan punya cita-cita ingin pergi ke Paris. Ada Lintang, seorang jenius yang anak nelayan miskin. Ada juga Mahar yang punya talenta seni yang luar biasa. Ada A Kiong yang keturunan Tionghoa. Ada juga Flo, gadis tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Jangan lupakan juga kisah cinta monyet antara Ikal dengan A Ling yang merupakan saudara sepupu A Kiong.

Sementara diferensiasi dari sisi konteks (context), Laskar Pelangi ini merupakan kisah kalangan akar-rumput di Pulau Belitong yang pluralis. Suatu entitas masyarakat yang khas Indonesia dan masih jarang atau bahkan belum pernah diungkap sebelumnya. Kemudian diferensiasi dari sisi infrastruktur (infrastructure), yang maksudnya bagaimana Laskar Pelangi ini disampaikan kepada masyarakat luas. Bukunya diterbitkan oleh penerbit dari Jogja, bukan dari Jakarta, dan terbukti bisa meledak ketika terjadi buzz di berbagai komunitas online dan offline.

Sementara dalam pembuatan filmnya, orang-orang yang terlibat menunjukkan keragaman. Mulai dari nama-nama yang sudah sangat berpengalaman seperti Mira Lesmana, Riri Riza, Salman Aristo, Cut Mini, Ikranagara, Slamet Rahardjo, Tora Sudiro, Lukman Sardi, dan lainnya; sampai ke para aktor cilik yang merupakan anak-anak asli Belitong dan baru pertama kalinya main film serta langsung jadi tokoh sentral.

Secara keseluruhan, Laskar Pelangi ini memang sangat cocok dengan kebutuhan bangsa kita yang sangat beragam dan sedang memerlukan persatuan nasionalis-religius seperti ini. Tak heran jika banyak orang yang merasa sangat emosional, baik ketika membaca bukunya ataupun menonton filmnya.

Jadi, di era New Wave Marketing saat ini, PDB yang merupakan kunci dari marketing peranannya semakin tambah krusial. PDB yang kuat akan mendatangkan kesuksesan yang berlipat ganda, seperti yang telah dibuktikan oleh Laskar Pelangi.

--- Ringkasan tulisan ini bisa dibaca di Harian Kompas --

Hermawan Kartajaya


"Hermawan Kartajaya adalah pakar pemasaran dari Indonesia. Sejak tahun 2002, ia menjabat sebagai Presiden World Marketing Association (WMA) dan oleh The Chartered Institute of Marketing yang berkedudukan di Inggris (CIM-UK) ia dinobatkan sebagai salah satu dari "50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing". Saat ini ia juga menjabat sebagai Presiden MarkPlus, Inc., perusahaan konsultan pemasaran yang dirintisnya sejak tahun 1989. Selain aktif menulis buku-buku seputar dunia bisnis dan pemasaran Indonesia maupun internasional, ia juga kerap diundang sebagai pembicara dalam berbagai forum di berbagai negara." 
(Email : newwave@kompas.co.id)

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Dari "Laskar Pelangi" ke Laskar Kreatif
Rabu, 15 Oktober 2008 | 01:06 WIB 


”Pasar (ekonomi kreatif) hanya akan terbentuk jika kita punya IT literacy tinggi dan sebesar-besarnya masyarakat mengakses IT”.

(Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, INAICTA 2008, 08/8/2008)

Menonton film Laskar Pelangi tak diragukan lagi merupakan pengalaman menggetarkan. Penonton tergetar karena ketegaran menyambut tantangan masa depan yang diperlihatkan anak-anak muda Belitung. Selebihnya, yang menggetarkan adalah panorama alam Indonesia yang diangkat oleh sineas Tanah Air ke layar perak. Segalanya tampak polos, alamiah.

Itu tentu sudah pencapaian yang bagus. Sukses Laskar Pelangi setelah Ayat-ayat Cinta meneguhkan apa yang disampaikan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengenai kebangkitan industri kreatif di Tanah Air. Seperti disampaikan dalam kuliah umum di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Tangerang, 5 September silam, sekarang ini ada 14 bidang yang diunggulkan dalam industri kreatif di Indonesia. Hal itu meliputi periklanan; arsitektur; barang seni; kerajinan; desain; mode; permainan interaktif; musik; seni pertunjukan; penerbitan dan percetakan; layanan komputer dan peranti lunak; radio dan televisi; riset dan pengembangan; serta film, video, dan fotografi.

Kita bangga film dan musik bangsa sendiri kini sudah bangkit dan ternyata bila digarap dengan baik mampu menarik hati audiensi di Tanah Air, bahkan di kawasan regional. Benar juga kalau dikatakan bahwa industri kreatif baik untuk dikembangkan karena selain membuka potensi ekonomi juga bisa mengangkat citra bangsa dan menyemaikan sumber daya terbarukan. Indonesia tidak keliru memilih industri ini karena potensi berupa kekayaan seni budayanya amat tinggi.

Apa setelah ”Laskar Pelangi”?

Dari sisi industri, dunia perfilman sebagai salah satu industri kreatif potensial harus tertantang untuk terus melangkah maju. Pada film asing, kini selain cerita yang menyentuh juga dihadirkan animasi dan efek yang diharapkan mampu meningkatkan tingkat kualitas hiburan. Dengan itu pula ibaratnya rentang kemungkinan ekspresi artistik diperluas dan diperdalam.

Sekadar contoh, lalu muncul film seperti sekuel The Jurassic Park, Matrix Revolution, atau Terminator, dan yang belum lama ini Kung Fu Panda. Kita ingat, dalam film Jurassic Park penonton dibuat terpana menyaksikan bagaimana makhluk- makhluk purba yang sudah punah 65 juta tahun silam bisa dibuat hidup lagi, sedemikian hidupnya hingga efek menakutkan dan mencekam amat nyata. Pada Kung Fu Panda, itulah animasi par excellence.

Tetapi, kita paham betul apa yang ada di balik semua kecanggihan itu, dan itu tidak lain tidak bukan adalah teknologi komputer, atau teknologi informasi (TI) pada umumnya. Batasnya adalah imajinasi, ini yang sering dikemukakan para ahli komputer.

Kita berharap film Indonesia setelah Laskar Pelangi juga dapat terus melangkah ke dimensi lebih canggih tanpa meninggalkan cerita yang tetap merupakan unsur utama dalam industri kreatif ini.

Teknologi yang diperlukan

Dalam ungkapan ringkas, lingkup peranan dan keterkaitan industri kreatif dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) disampaikan dalam kutipan di awal tulisan ini. Sebagaimana juga dikutip oleh Restituta Ajeng Arjanti (dalam situs QB Creative), Menteri Perdagangan juga menyebutkan tiga aspek penting TIK dalam menciptakan industri kreatif, yakni TIK sebagai industri, TIK sebagai alat untuk menciptakan industri, dan TIK sebagai alat untuk mengerti tentang pasar dan konsumen.

Menperdag bahkan memperlihatkan TIK sebagai jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi industri musik dewasa ini, yakni pembajakan.

Sebagaimana juga disampaikan dalam kuliah di UMN, Mari juga menyebutkan, industri iklan pun beralih ke internet, dalam hal ini melalui milis dan blog, yang juga banyak digunakan untuk ”menghakimi” satu produk baru. Dengan cara ini, iklan tradisional di koran atau TV tak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi untuk menilai satu produk baru.

Berdasarkan ilustrasi di atas, pekerjaan rumah yang tak terelakkan dalam upaya pengembangan industri kreatif adalah menguasai TIK. Di sini pun tiga aktor utama dalam industri kreatif—pemerintah, bisnis, dan lembaga penelitian, atau sering juga disebut triple helix, atau juga ABG (academician, business, government)—punya peran penting masing-masing.

Pemerintah berperanan membuat elemen TIK, termasuk tarif bandwidth untuk akses internet semurah mungkin, sementara lembaga penelitian mendukung penyediaan teknologi dan riset, adapun dunia bisnis berperan memfasilitasi komersialisasi produk industri kreatif.

Hanya dengan inilah kita bisa berharap di bidang film, misalnya, satu hari nanti akan muncul film Indonesia yang didukung rumah animasi yang mengingatkan orang pada DreamWorks Animation yang membuat Kung Fu Panda.

Dalam dunia yang sudah terbuka, penonton film Indonesia tentu juga akan membanding- bandingkan sehingga kalau memang di Amerika pembuatan film didukung oleh komputer dengan prosesor multicore, yang bisa menghadirkan efek dramatik yang membuat orang menahan napas, di sini pun kelak akan muncul tuntutan serupa.

Tanpa akses dan penguasaan terhadap TIK, kegeniusan insan kreatif Indonesia akan terkendala karena kreativitasnya mentok di plafon yang mandek. Dalam kaitan inilah terlihat perlunya melangkah dari Laskar Pelangi ke laskar (industri) kreatif yang didukung oleh TIK, alat yang akan membantu insan animator dan ahli efek memecahkan tantangan artistik.

Senin, 13 Oktober 2008

Meriah, Pesta Penikahan Arif-Gina


STRIKER Persib, Zaenal Arif (kedua kanan) mengikrarkan ijab kabul pernikahan terhadap Gina Selviani Vera (21) di Masjid Agung Garut, Minggu (12/10). Wali Kota Bandung Dada Rosada (kedua kiri) menjadi saksi dari pihak mempelai pria.* RIKA/"PR"

JIKA ada pesta pernikahan yang layak dinobatkan sebagai yang terbesar di Garut tahun ini, mungkin resepsi Zaenal Arif dan Gina Selviani Vera (21) jawabannya. Sedikitnya, 2.000 undangan mereka sebar, baik secara fisik, maupun sms. Alhasil, lebih dari 4.000 tamu memadati Graha Intan Balarea, Jln. Patriot 13-15, Garut, tempat resepsi berlangsung.


Sejak "pintu" undangan dibuka, tamu tak putus-putusnya mengalir. Jejalan tamu undangan yang mengantre untuk menyampaikan doa restu dan ucapan selamat seakan tak habis-habisnya. Bukan hanya dua barisan, antrean tamu yang cukup panjang mencapai lebih dari tujuh baris dan baru surut beberapa menit menjelang pukul 14.00 WIB.

Saat menuju lokasi resepsi, pasangan yang menyelesaikan prosesi akad nikah sekitar pukul 9.20 WIB di Masjid Agung Garut itu juga menarik perhatian massa. Dengan menumpangi Jeep Willys, kedua mempelai yang terpaut usia enam tahun itu diarak ratusan anggota Viking.

Pernikahan sesama anak pertama yang memilih Minggu (12/10) sebagai hari istimewanya itu memang berlangsung mewah dan meriah. Pengantin yang tak lupa menyertakan serangkaian upacara adat dalam acara resepsinya itu berhasil menuai decak kagum, dengan banyaknya orang yang antusias menghadiri upacara pernikahan mereka.

Namun, mungkin tak banyak yang tahu. Di tengah ingar-bingar resepsi mewah itu, seperti pernikahan lain pada umumnya, tetesan air mata haru tak luput mewarnai. Bahkan, ia hadir membasahi pipi mempelai pria saat bersujud di hadapan orang tuanya, seusai menunaikan ijab kabul yang menghadirkan Dada Rosada sebagai saksi. 

Air mata pengantin pria itu pun disambut tangisan haru sejumlah keluarga yang hadir di Masjid Agung Garut. Kondisi serupa sempat terjadi malam harinya, saat digelar acara siraman di kediaman Gina, yang akrab disapa Ghege. Bedanya, malam itu, air mata Gina dan keluarga yang mengalir deras. Mereka mengaku teringat akan mendiang ayah Gina, Agus W.K. (alm.).

Terlepas dari kemewahan dan keharuan yang menyelimuti hari pertama mereka sebagai suami istri, ada hakikat lain yang dinilai lebih penting. Arif mengaku lega telah memperistri Gina yang menurut dia berbeda dengan wanita lain dan mampu melengkapi kekurangan yang ada di dirinya.

"Alhamdulillah sudah resmi. Gina sangat berarti bagi saya. Tanpa dia, saya bukan apa-apa. Dia motivator saya. Saya yakin, dia adalah yang terbaik," ujar striker Persib yang mengaku akan mengambil cuti selama satu pekan untuk berbulan madu ke Bali itu.

Walaupun tidak menjanjikan akan mendongkrak kariernya yang sedang lesu, Arif berharap, keberadaan Gina sebagai pendampingnya bisa mendorong dia untuk lebih baik. Pemain kelahiran 1981 itu mengaku masih enggan membahas posisinya yang akhir-akhir ini lebih sering menghuni bangku cadangan, dengan alasan ingin menikmati dahulu kebahagiaan sebagai pengantin baru.

Hal senada dilontarkan sang istri. Ia meminta agar suaminya diberi sedikit keleluasaan dulu untuk menghirup manisnya hari-hari awal gerbang pernikahan. Ditanya tentang kesiapannya menjadi istri pemain yang kerap ditinggal untuk menjalani laga tandang dan kerap dikerumi banyak fans wanita, Gina mengaku sudah siap.

"Sejak pacaran satu tahun lalu pun saya sudah siap. Saya sudah biasa ditinggal. Soal fans juga sama. Saya harus memahami posisi suami saya. Dia seperti ini tidak lepas dari keberadaan fans," ujar Gina yang berprofesi sebagai presenter dan sempat menjadi finalis Mojang Jajaka Jawa Barat 2005 itu.

Kini keduanya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Mahar berupa perhiasan emas seberat 150 gram telah diberikan Arif pada istrinya. Rumah di kompleks Batu Indah Bandung pun sudah siap ditempati. Namun, kemewahan pernikahan hanyalah suatu simbol. Bahtera kehidupan rumah tangga telah menanti untuk dikayuh bersama. Mampukah mereka mengarungi derasnya kehidupan? (Rika Rachmawati/"PR")***