Raffaele Bendandi
cdn.esoterya.com
Sunday, 08 May 2011 10:54 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,ROMA - Raffaele Bendandi, ilmuwan Italia yang lahir pada 17 Oktober 1893, sudah meninggal sejak 30 tahun lalu pada 3 November 1979 dalam usia 86 tahun. Namun, catatan ilmiahnya tentang prediksi gempa kini membuat warga Roma merasa gelisah.
Selama periode Fasis Bendandi diangkat menjadi Knight of the Order of the Crown of Italy. Namun, dia kemudian dilarang oleh Benito Mussolini untuk mempublikasikan prakiraan gempa buminya. Jika tidak, maka Bendandi diancam akan dibuang ke pengasingan.
Teori prediksi gempanya didasarkan pada hasil gerakan gabungan beberapa planet, bulan dan Matahari. Gerakan gabungan itu yang menyebabkan pergerakan kerak bumi. Dan, menurut Bendandi, gerakan gabungan tersebut dapat diramalkan dengan baik.
Beberapa tulisan Bendandi memprediksikan gempa yang akan terjadi pada masa depan. Setelah kematiannya pada 1979, seseorang mencoba untuk membakar tulisannya tersebut. Tetapi, beberapa fragmen dari tulisan yang telah dibakar itu masih tetap utuh.
Pada fragmen tersebut, tertulis tahun 2011 dan 2012. Tidak ada tanggalnya. Tidak ada nama tempat di mana gempa akan terjadi.
Namun, sebagian kalangan yakin prediksi gempa tahun 2011 itu adalah gempa Jepang yang baru-baru ini terjadi. Jika memang demikian, maka gempa dahsyat akan kembali terjadi pada 2012. Namun sayang, Bendandi tidak menyebut lokasi gempanya.
Terlepas dari benar atau tidaknya prediksi Bendandi tersebut, isu bahwa Roma bakal diguncang gempa pada 11 Mei mendatang sudah merebak di dunia maya. Warga Italia pantas mewaspadainya karena prediksi Bendandi selama ini terbukti kebenarannya.
Pada 1923, Bendandi meramalkan gempa akan mengguncang wilayah Adriatik tengah di Marches pada 2 Januari. Ia hanya meleset dua hari karena gempa benar-benar terjadi pada tanggal 4 Januari 1924 di Senigallia.
Dia juga memprediksikan gempa bumi Friuli pada 6 Mei 1976. Bendandi juga memperkirakan gempa Marsica pada 13 Januari 1915. Gempa bumi benar-benar terjadi dan menghancurkan kota Marsica yang berpenduduk 13 ribu orang. Hanya 3.000 orang yang selamat.
Bendandi saat itu mencoba untuk memperingatkan penguasa. Tetapi, dia justru diperlakukan seperti seorang dukun gila.
Redaktur: Didi Purwadi
Sumber: Antara/scienceray.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar