Setiap orang sudah mengetahui dan memahami bahwa kalau sampah harus dibuang pada tempatnya! Akan tetapi, apakah setiap orang sudah melaksanakannya? Silakan jawab masing-masing. Selama ini, orang tua, guru, saudara, bahkan teman selalu memberitahukan "Buanglah sampah pada tempatnya".
Orang tua kepada anaknya, "Nak, buanglah sampah pada tempatnya!".
Apakah terpikir oleh kita, bagaimana seandainya si anak yang bertanya kepada orang tuanya.
"Ibu , ayah sudahkan membuang sampah pada tempatnya, kok ade belum lihat?"
Apakah orang tua akan memberikan jawaban yang jujur atau berbohong!
Selama ini kita hanya bisa menyuruh orang lain untuk membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi, apakah diri kita juga sudah melaksanakan membuang sampah pada tempatnya. Sudah seharusnya para orang tua itu memberikan contoh nyata cara membuang sampah, jangan hanya bisa menyusuh!
Apakah kita sadar dengan membuang puntung rokok, bungkus permen, dan bekas makanan dari balik jendela mobil adalah contoh nyata dari para orang tua kita!
Membuang sampah memang dianggap sepele, justru karena sepele maka menjadi bermasalah. Kota Bandung sudah mengalaminya semenjak terjadinya longsor TPA Leuwigajah, Pemerintah Kota Bandung kebingungan membuang sampah. Tidak harus menunggu lama maka terjadilah "Bandung Lautan Sampah".
Orang nomor satu di Indonesia pun turut memberi teguran, karena menjelang diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika (KAA).
Walikota pun kebingungan bagaimana mengatasi masalah sampah di Kota Bandung. Muncul ide membuat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Akan tetapi, ide PLTSa pun ditentang warga karena lokasinya yang berdekatan dengan permukiman.
Mengapa Pemerintah Kota Bandung, begitu ragunya untuk bekerja sama dengan Institusi Pendidikan terkemua seperti ITB, Unpad, dan UPI untu memecahkan kebuntuan menanggulangi masalah sampah.
Kesadaran warga Kota Bandung juga masih rendah, masih banyak yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungannya. Mengapa setiap turun hujan selalu terjadi banjir di Kota Bandung.
Warga pun dengan enteng menjawab sudah biasa tempatnya jadi langganan kebanjiran.
Banyak selokan atau got yang mampet, warga Kota Bandung terkesan tidak acuh terhadap lingkungannya yang kotor. Apabila banjir sudah melanda, baru warga Kota Bandung sibuk, seolah-olah menjadi warga yang peduli dengan kebersihan lingkungan.
Selain got dan selokan yang mampet, penyebab lainnya trotoar jalan dijadikan tempat untuk berjualan/usaha. Kemudian mereka membuang sampahnya ke selokan tersebut.
Ada kabar menarik dari adikku, ketika temannya (pegawai Dinas Kebersihan Kota Bandung) yang melakukan pelatihan teknis masalah sampah ke Jepang. Menurut orang Jepang, kondisi Kota Bandung saat ini sama dengan kondisi Jepang 40 tahun yang lalu.
Lalu apakah kita harus menunggu selama itu untuk membuat masyarakat sadar akan kebersihan. Waduh, delapan kali pemilu di Indonesia. Ganti pemimpin belum tentu akan memprioritaskan masalah sampah. Yang dibahas lebih penting masalah ekonomi, pendidikan pertahanan dll., masalah sampah mungkin ada diurutan kesekian.
Memang sudah ada institusi yang memberlakukan cara membuang sampah, yakni dengan cara memisahkan sampah organik dan nonorganik. Akan tetapi, masih banyak warga Kota Bandung yang belum paham dengan pemisahan tersebut.
Ada sebagian warga kota yang sudah memisahkan sampah organik dan nonorganik. Akan tetapi, karena tempat pembuangan sampahnya hanya satu dan hanya itu-itu juga tempatnya, jadi percuma karena tetap saja oleh tukang sampahnya tetap disatukan sampah organik dan nonorganiknya. Hal ini menjadi usaha yang sia-sia.
Di musim penghujan ini, apakah warga kota akan pasrah dengan datangnya banjir menghampiri tempat kediaman kita dan cukup mengatakan "Ini musibah tahuhan".
Setelah tempat kita terkena banjir, lantas kita memelas ke pemerintah kota meminta bantuan, bahwa rumahnya dan segala harta bendanya raib dibawa oleh banjir.
Mudah-mudahan generasi kita yang akan datang bisa menyelesaikan krisis susahnya membuang sampah.
Sebenarnya cara penanganan sampah sudah banyak yang berhasil, terutama di negeri orang! Mengapa kita tidak belajar dari mereka yang sudah berhasil menangani masalah sampah.
http://www.sjrecycles.org/residents/rec_garb.asp
Semoga warga kota bisa lebih peduli lagi dengan kebersihan.
Semoga warga kota tidak membuang sampah sembarangan.
Berikan contoh nyata kepada putra-putri kita bagaimana cara membuat sampah!
Motivasikan calon pemimpin di Indonesia agar mau berpikir berbuat untuk rakyatnya, ini kog malah utk diri sendiri
BalasHapussetuju kalau pemimpin kita harus peduli akan sampah, terutama sampah plastik..saya tidak tahu kenapa di situs kota bandung tidak memperliahatkan statistik sampah di kota bandung..saya kesulitan dalam memcari data..
BalasHapussebenarnya kalau sampah plasik dapat ditangani dengan benar InsyaAllah dapat mengurangi penderitaan..
misalnya saja dengan penerapan 3R khususnya dalam pendaur ulangan..jika sampah plastik dipisahkan mulai dari pertama kali orang buang sampah maka para pemulung sampah akan mengambil dan volume TPA akan berkuruang karena sebelum diambil oleh dinas kebersihan, sampah akan diambil terlebih dahulu oleh pemulung..
pemerintah dapat bekerjasaa dengan pihak yang pengusaha yang produknya dapat mengakibatkan sampah plastik ini ada untuk membuat tong sampah yang layak yang tidak mudah masuk air yang mengakibatkan bau..
selain dapat mengurangi volume sampah juga dapat membuka lapangan kerja d tempat pendaur ulangan..
pemikiran ini mungkin dari kebodohan saya..
tapi ini realistis