Minggu, 22 Juni 2014

Ngaruwat Lembur Wujud Syukur Setelah Panen

Pergelaran Seni untuk Menarik Wisatawan





PENJABAT Bupati Pangandaran Endjang Naffandy sedang berjalan disambut dengan kesenian khas daerah Badud, pada acara Ruwat Jagat di Dusun Cikadu, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Kamis (19/6/2014). Acara tersebut adalah bentuk syukur setelah panen padi dan setelah menanam padi.*



PARIGI, (PRLM).- Bertempat di Dusun Cikadu, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, pada Kamis (19/6/2014) dilaksanakan salah satu upacara adat atau pergelaran kesenian khas daerah.

Ketika itu, di dusun tersebut sedang digelar acara Ngaruwat Lembur, Ruwat Jagat yang dilakukan satu tahun sekali. Acara tersebut adalah ucapan syukur warga setelah panen, dan setelah menanam padi.

Warga setempat Didin Jentreng mengatakan bahwa Ruwat Jagat adalah ucapan syukur kepada sang Khalik. "Dahulu leluhur sudah bisa membuat sawah dan bercocok tanam tanpa traktor dan pacul. Ini ucapan syukur setelah panen, dan setelah menanam padi," katanya.

Menurut dia, acara tersebut sudah sejak lama diselenggarakan. Namun dalam lingkup desa. Tetapi saat ini, kegiatan tersebut dapat dimasukkan ke dalam agenda wisata dan paket wisata.

Pada acara itu pun digelar seni badud, wayang golek ruwat purwa, dan festival kuliner.

"Adapun makanan yang disajikan adalah jolem yaitu menanak nasi seperti liwet tapi ada ikan di atas dan tidak amis. Lalu oyeg dan kudapan lainnya seperti birus," jelasnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Kabupaten Pangandaran Endjang Naffandy menegaskan bahwa ruwat jagat dapat menjadi ikon dan tujuan atau paket wisata.

"Ini perlu dipertahankan dan dijaga kebudayaan seperti ini. Ini adalah bentuk pelestarian dan menjaga seni kebudayaan asli Kabupaten Pangandaran," katanya. (Mohamad Ilham Pratama/A-147)***

3 komentar: