Rabu, 17 Desember 2014

Siap-siap, Wisata Gerhana Matahari Total di Indonesia

Selasa, 16 Desember 2014 | 13:38 WIB 


AP PHOTO / The Oklahoman, Sarah Phipps
 Seekor burung terbang dengan latar belakang gerhana matahari parsial di Danau Hefner, Oklahoma City, 23 Oktober 2014.


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemburu gerhana bersiap-siap menyambut Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 di Indonesia. Fenomena alam ini sangat jarang terjadi. Sehingga tak heran diburu oleh ilmuwan maupun masyarakat umum.

Wisata gerhana menjadi hal lazim di dunia pariwisata, terutama luar negeri. Ada banyak agen perjalanan wisata yang menawarkan tur gerhana matahari, walaupun masih didominasi agen perjalanan asing.

"Kami mengajak orang Indonesia aware dengan Gerhana Matahari Total 2016. Kami mengundang beberapa daerah yang dilalui seperti Palu, Balikpapan, Bengkulu, Ternate, dan juga Kementerian Pariwisata," ungkap CEO PATA Indonesia Chapter (PIC) Poernomo Siswoprasetijo, pada konferensi pers dan seminar “Discover Indonesia’s Solar Eclipse 2016”, di Jakarta, Selasa (16/12/2014).

GMT diperkirakan dapat disaksikan di sejumlah kota seperti Palembang, Palangkaraya, Palu, dan Halmahera. Kejadian GMT ini diprediksi akan menarik minat bukan saja masyarakat umum melainkan juga masyarakat imilah dari dalam dan luar negeri. Sebab, seperti diungkapkan Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Prof Dr Thomas Djamaluddin pada 24 April 2014 saat mengumumkan GMT yang akan terjadi tersebut, peristiwa langka ini belum dapat disaksikan kembali dalam 40 tahun ke depan. 

KOMPAS.COM/NI LUH MADE PERTIWI F
Seminar nasional 'Discover Indonesia's Solar Eclipse 2016' di Jakarta, Selasa (16/12/2014).



Oleh karena itu, PIC sebagai bagian dari badan pariwisata dunia, melihat GMT sebagai salah satu fenomena yang dapat membantu meningkatkan potensi wisata daerah yang dilalui GMT. PIC bekerja sama dengan pemerintah daerah, industri pariwisata, dan Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan wisata GMT tersebut.

"Terakhir GMT tahun 1983. Persiapan pemerintah saat itu tidak siap. Bahkan ada yang dilarang melihat karena nanti takut buta. Jangan sampai itu terjadi lagi tahun ini," kata Direktur Bosscha Observatory Dr Mahasena Putra di kesempatan yang sama.

Mahasena menuturkan sudah banyak agen perjalanan wisata yang menawarkan paket tur GMT 2016 di Indonesia. Tetapi, lanjut Mahasena, agen perjalanan ini umumnya bukan berasal dari Indonesia. Paket tur yang disediakan misalnya kapal pesiar menuju daerah yang dilintasi GMT.

Sebagai gambaran, kembali disebutkan bahwa GMT akan melintas di Palu, Bengkulu, Palembang, Maluku Utara/Ternate, dan Bangka Belitung. Sementara gerhana matahari parsial akan melintasi kota-kota  Pekanbaru, Medan, Padang, Batam, Jakarta, Kupang, dan Manado.

 
AP PHOTO / Seattlepi.com, Joshua Trujillo
Warga menggunakan kacamata pengaman menyaksikan gerhana matahari parsial di High Point Branch, Seattle Public Library, 23 Oktober 2014.




Salah satu daerah yang antusias menyambut GMT adalah Palu. Seperti diungkapkan Poernomo, hotel-hotel di Kota Palu mulai penuh untuk pemesanan saat GMT. Hal ini dikarenakan GMT di Palu diperkirakan dapat disaksikan lebih lama dan lebih total.

"Seperti Jepang booking 55 kamar, dari Amerika booking 260 kamar. Inggris sekitar 75-100 kamar," ungkap Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Palu, Bambang Nugraha.

Pihak lain yang dilibatkan juga PT Pelni yang diharapkan dapat meningkatkan wisata maritim melalui momen GMT ini. Misalnya, kapal bisa dimanfaatkan untuk mengangkut wisatawan menuju daerah yang dilintasi GMT. Juga bisa menjadi hotel terapung. 

Penulis: Ni Luh Made Pertiwi F
Editor : I Made Asdhiana

1 komentar: