AFP/Fabrice Coffrini
Presiden FIFA, Sepp Blatter, menunjukkan surat yang menandakan bahwa Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
DOHA, KOMPAS.com - Ribuan rakyat Qatar langsung larut dalam euforia, begitu Presiden FIFA, Sepp Blatter membuka amplop dan membaca isinya. "Qatar!" Sontak, rakyat Qatar langsung bergembira dan menari di jalan-jalan.
Yang dibaca Blatter itu menandakan bahwa negara Timur Tengah itu terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Ini sejarah baru di kawasan Teluk Persia, di negara yang didominasi padang pasir. "Kita akan pergi ke tanah baru," kata Blatter.
Maka, Piala Dunia 2022 bakal menjadi oasis di padang pasir. Negeri yang tak begitu diperhitungkan dalam percaturan sepak bola dunia itu, tiba-tiba akan menggelar ajang terbesar cabang olahraga tersebut. Qatar akan menjadi negara terkecil yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Hebatnya, Qatar mengalahkan negara-negara kuat. Di putaran pertama, Qatar bersaing dengan Australia, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Autralia tersingkir. Kemudian, di putaran kedua giliran Jepang tersingkir. Korea Selatan menyusul terlempar di putaran ketiga. Tinggal Qatar dan AS di putaran keempat. Ternyata, Qatar menang dengan 14 pemilih, sedangkan AS hanya mendapat 8 pemilih.
Masalah ekonomi menjadi salah satu pertimbangan para pemilih. Krisis ekonomi di AS dianggap tak kondusif untuk Piala Dunia. Sebaliknya, Qatar negara kaya dan siap memberi kenyamanan dan kelancaran Piala Dunia.
Sempat muncul kontroversi, kenapa Piala Dunia di Qatar. Sebab, negara itu terkesan panas dan penuh padang pasir. Namun, kekuatan ekonomi negara itu diyakini mampu mengeliminasi keluhan-keluhan tersebut.
Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani mengatakan, "Terima kasih telah memberi kepercayaan kepada kami."
Dia pun berjanji akan mengerahkan teknologi untuk melancarkan perhelatan Piala Dunia 2022. Mereka menjami suporter dan pemain. Piala Dunia akan digelar di Kota Doha dan sekitarnya, jadi lebih terpusat, tak terpencar-pencar ke banyak kota.
Pemilihan itu pun disambut antusias warga Qatar. Bahkan, para pekerja Asia dari negara lain ikut merayakannya. Mereka mengikuti bidding Piala Dunia lewat siaran langsung televisi. Begitu Blatter memilih Qatar, maka mereka langsung menari dan bernyanyi.
Piala Dunia 2022 akan menjadi oasis di padang pasir. Perhelatan sepak bola akbar yang dulu sepertinya tak mungkin di kawasan padang pasir, kini bakal terjadi.
Piala Dunia tak hanya akan menjadi hiburan terbesar di padang pasir, tapi juga memberi imbas ekonomi yang besar. Selain itu, citra Qatar akan menjulang tinggi, apalgi jika sukses menyelenggarakannya.
"Kami bekerja keras agar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia. Hari ini, kami merayakannya. Tapi, besok kami siap bekerja kembali. Memang masih banyak yang harus dikerjakan. Tapi, kami berjanji akan memberi pelayanan dan penyelenggaraan terbaik di Piala Dunia nanti," kata Al-Thani, warga yang ikut gembira. (AP)
Yang dibaca Blatter itu menandakan bahwa negara Timur Tengah itu terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Ini sejarah baru di kawasan Teluk Persia, di negara yang didominasi padang pasir. "Kita akan pergi ke tanah baru," kata Blatter.
Maka, Piala Dunia 2022 bakal menjadi oasis di padang pasir. Negeri yang tak begitu diperhitungkan dalam percaturan sepak bola dunia itu, tiba-tiba akan menggelar ajang terbesar cabang olahraga tersebut. Qatar akan menjadi negara terkecil yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Hebatnya, Qatar mengalahkan negara-negara kuat. Di putaran pertama, Qatar bersaing dengan Australia, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Autralia tersingkir. Kemudian, di putaran kedua giliran Jepang tersingkir. Korea Selatan menyusul terlempar di putaran ketiga. Tinggal Qatar dan AS di putaran keempat. Ternyata, Qatar menang dengan 14 pemilih, sedangkan AS hanya mendapat 8 pemilih.
Masalah ekonomi menjadi salah satu pertimbangan para pemilih. Krisis ekonomi di AS dianggap tak kondusif untuk Piala Dunia. Sebaliknya, Qatar negara kaya dan siap memberi kenyamanan dan kelancaran Piala Dunia.
Sempat muncul kontroversi, kenapa Piala Dunia di Qatar. Sebab, negara itu terkesan panas dan penuh padang pasir. Namun, kekuatan ekonomi negara itu diyakini mampu mengeliminasi keluhan-keluhan tersebut.
Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani mengatakan, "Terima kasih telah memberi kepercayaan kepada kami."
Dia pun berjanji akan mengerahkan teknologi untuk melancarkan perhelatan Piala Dunia 2022. Mereka menjami suporter dan pemain. Piala Dunia akan digelar di Kota Doha dan sekitarnya, jadi lebih terpusat, tak terpencar-pencar ke banyak kota.
Pemilihan itu pun disambut antusias warga Qatar. Bahkan, para pekerja Asia dari negara lain ikut merayakannya. Mereka mengikuti bidding Piala Dunia lewat siaran langsung televisi. Begitu Blatter memilih Qatar, maka mereka langsung menari dan bernyanyi.
Piala Dunia 2022 akan menjadi oasis di padang pasir. Perhelatan sepak bola akbar yang dulu sepertinya tak mungkin di kawasan padang pasir, kini bakal terjadi.
Piala Dunia tak hanya akan menjadi hiburan terbesar di padang pasir, tapi juga memberi imbas ekonomi yang besar. Selain itu, citra Qatar akan menjulang tinggi, apalgi jika sukses menyelenggarakannya.
"Kami bekerja keras agar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia. Hari ini, kami merayakannya. Tapi, besok kami siap bekerja kembali. Memang masih banyak yang harus dikerjakan. Tapi, kami berjanji akan memberi pelayanan dan penyelenggaraan terbaik di Piala Dunia nanti," kata Al-Thani, warga yang ikut gembira. (AP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar