post-gazette.com
ilustrasi
SINGKAWANG, KOMPAS.com — Pakar bahasa Indonesia dari Australia Nation University (ANU), George Quinn, mengungkapkan, Bahasa Indonesia yang sudah 57 tahun diajarkan di beberapa kampus di Negeri Kangguru itu mengalami kemunduran.
"Namun, selama 10 tahun terakhir ini bahasa Indonesia di Australia terjadi kemunduran," jelas dia pada acara seminar sehari yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Singkawang, Senin.
Seminar bertempat di Gedung DPRD Kota Singkawang dengan tema "Citra Indonesia dalam Media Massa di Australia dan Dampaknya terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia".
Akibat penurunan itu, kata dia, banyak kampus yang menutup pelajaran Bahasa Indonesia.
Dijelaskan Quinn, ada empat faktor yang menjadi indikasi mengapa bahasa Indonesia di Australia mengalami kemunduran.
Yang pertama, "merajarelanya" pelajaran Bahasa Inggris. Kedua, faktor ekonomi, seperti terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997, aksi milisi Timor-Timur, serangan 11 September 2001, serta adanya kebijakan Pemerintah Australia yang dianggapnya kurang tepat, yaitu dengan menerapkan travel warning.
Faktor yang ketiga adalah munculnya budaya populer. Adapun faktor keempat adalah adanya sikap media massa Australia terhadap negara Indonesia.
Menurut lelaki yang sangat fasih berbahasa Indonesia ini, dirinya datang ke Indonesia memang bertujuan ke Singkawang. "Jarak antara Indonesia dan Australia sangat dekat. Namun, kalau dilihat dari budaya memang jaraknya sangat jauh," katanya.
Ia mengatakan, banyak yang berubah pada dirinya sejak belajar bahasa dan budaya Indonesia. "Ini adalah suatu anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada saya," katanya.
Salah satu peserta seminar, Sekretaris Kesbangpolinmas Kota Singkawang Elmin, menilai, acara tersebut sangat positif. "Sehingga dari aspek hubungan bilateral telah membuka lembaran baru bagi Pemkot Singkawang," katanya.
Selanjutnya, kata dia, dapat dilanjutkan berupa nota kesepahaman dalam segala hal, terutama sektor budaya dan pendidikan.
ANT"Namun, selama 10 tahun terakhir ini bahasa Indonesia di Australia terjadi kemunduran," jelas dia pada acara seminar sehari yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Singkawang, Senin.
Seminar bertempat di Gedung DPRD Kota Singkawang dengan tema "Citra Indonesia dalam Media Massa di Australia dan Dampaknya terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia".
Akibat penurunan itu, kata dia, banyak kampus yang menutup pelajaran Bahasa Indonesia.
Dijelaskan Quinn, ada empat faktor yang menjadi indikasi mengapa bahasa Indonesia di Australia mengalami kemunduran.
Yang pertama, "merajarelanya" pelajaran Bahasa Inggris. Kedua, faktor ekonomi, seperti terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997, aksi milisi Timor-Timur, serangan 11 September 2001, serta adanya kebijakan Pemerintah Australia yang dianggapnya kurang tepat, yaitu dengan menerapkan travel warning.
Faktor yang ketiga adalah munculnya budaya populer. Adapun faktor keempat adalah adanya sikap media massa Australia terhadap negara Indonesia.
Menurut lelaki yang sangat fasih berbahasa Indonesia ini, dirinya datang ke Indonesia memang bertujuan ke Singkawang. "Jarak antara Indonesia dan Australia sangat dekat. Namun, kalau dilihat dari budaya memang jaraknya sangat jauh," katanya.
Ia mengatakan, banyak yang berubah pada dirinya sejak belajar bahasa dan budaya Indonesia. "Ini adalah suatu anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada saya," katanya.
Salah satu peserta seminar, Sekretaris Kesbangpolinmas Kota Singkawang Elmin, menilai, acara tersebut sangat positif. "Sehingga dari aspek hubungan bilateral telah membuka lembaran baru bagi Pemkot Singkawang," katanya.
Selanjutnya, kata dia, dapat dilanjutkan berupa nota kesepahaman dalam segala hal, terutama sektor budaya dan pendidikan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar