Penulis : L Sastra Wijaya | Selasa, 15 Januari 2013
SYDNEY, KOMPAS.com - Sebuah rencana yang muncul setelah melakukan surfing di berbagai pantai di Indonesia dan Australia 10 tahun lalu telah membuat Nick Woodman menjadi miliuner di Amerika Serikat. Pria berusia 36 tahun tersebut berhasil menciptakan kamera yang bisa diikatkan ke tubuh sehingga bisa mengabadikan momen ketika sedang melakukan surfing.
Woodman adalah pendiri dan sekarang direktur perusahaan GoPro, dan bulan lalu, perusahaan teknologi Foxconn membeli 8,88 persen saham perusahaan Woodman bernilai 200 juta dolar AS.
Menurut laporan Sydney Morning Herald, Woodman masih menjadi pemilik saham mayoritas, dan bilapun dia hanya memegang saham 51 persen, dia sekarang menjadi miliuner terbaru Amerika Serikat dengan nilai kekayaan paling sedikit 1.15 miliar dollar AS.
Berasal dari San Diego, California, Woodman memulai bisnis dengan mendirikan perusahaan pemasaran bernama FunBag di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, prospeknya bagus, namun ketika "hancurnya" berbagai perusahaan yang menggunakan internet, dia mengalami kebangkrutan. Dia mendapat inspirasi lagi di tahun 2002, dan memutuskan untuk membuat sesuatu yang segera bisa mendatangkan keuntungan. Sebuah ide bisnis muncul ketika dia melakukan surfing di Indonesia dan Bali selama lima bulan.
Woodman sudah lama frustasi karena dia tidak bisa mengambil gambar bagus dirinya maupun teman-temannya ketika mereka sedang beraksi melakukan surfing. Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, para surfer ketika biasanya menggunakan kamera sekali pakai yang diikat dengan karet ke tangan mereka, namun kemudian terlepas ketika sedang meluncur. Woodman ingin menciptakan tali elastis yang kuat sehingga bisa mengikat kamera ke tubuh pengguna yang berpartisipasi dalam cabang-cabang olahraga petualangan ekstrim.
Guna membiayai proyek ini, Woodman dan istrinya membeli 600 ikat pinggang yang dibuat dari kulit kerang di Bali. Harga setiap ikat pinggang itu hanya 1.90 dollar (Rp 19 ribu). Ketika kembali ke Amerika Serikat, Woodman menjual ikat pinggang ini di pantai-pantai California seharga 60 dolar (Rp 600 ribu). Dengan uang itu, dan pinjaman sebanyak 35 ribu dollar dari ibunya, Woodman menciptakan tali ikat pertama bagi kamera GoPro, dan diperlukan waktu dua tahun untuk menyempurnakannya.
Tanda-tanda keberhasilan mulai terjadi di tahun 2004 ketika sebuah perusahaan Jepang membeli 100 kamera di sebuah pameran perdagangan olahraga petualangan. Akhirnya Woodman mulai mendesain kamera dan peralatan tambahan lainnya, sehingga para atlet seperti para pembalap mobil bisa merekam diri sendiri ketika sedang membalap.
Dengan perkembangan internet, mereka yang menggunakan GoPro mulai mengirim pengalaman mereka online dan iklan dari mulut ke mulut ini dengan cepat menyebar. Sekarang kamera GoPro dan peralatannya dijual seharga 300 dollar (Rp 3 juta), dan perusahaannya sudah mempekerjakan 150 orang dan Woodman menjadi miliuner baru di Amerika Serikat.
smh.com.au |
Pengalaman surfing di Indonesia menjadi kunci sukses Woodman.
SYDNEY, KOMPAS.com - Sebuah rencana yang muncul setelah melakukan surfing di berbagai pantai di Indonesia dan Australia 10 tahun lalu telah membuat Nick Woodman menjadi miliuner di Amerika Serikat. Pria berusia 36 tahun tersebut berhasil menciptakan kamera yang bisa diikatkan ke tubuh sehingga bisa mengabadikan momen ketika sedang melakukan surfing.
Woodman adalah pendiri dan sekarang direktur perusahaan GoPro, dan bulan lalu, perusahaan teknologi Foxconn membeli 8,88 persen saham perusahaan Woodman bernilai 200 juta dolar AS.
Menurut laporan Sydney Morning Herald, Woodman masih menjadi pemilik saham mayoritas, dan bilapun dia hanya memegang saham 51 persen, dia sekarang menjadi miliuner terbaru Amerika Serikat dengan nilai kekayaan paling sedikit 1.15 miliar dollar AS.
Berasal dari San Diego, California, Woodman memulai bisnis dengan mendirikan perusahaan pemasaran bernama FunBag di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, prospeknya bagus, namun ketika "hancurnya" berbagai perusahaan yang menggunakan internet, dia mengalami kebangkrutan. Dia mendapat inspirasi lagi di tahun 2002, dan memutuskan untuk membuat sesuatu yang segera bisa mendatangkan keuntungan. Sebuah ide bisnis muncul ketika dia melakukan surfing di Indonesia dan Bali selama lima bulan.
Woodman sudah lama frustasi karena dia tidak bisa mengambil gambar bagus dirinya maupun teman-temannya ketika mereka sedang beraksi melakukan surfing. Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, para surfer ketika biasanya menggunakan kamera sekali pakai yang diikat dengan karet ke tangan mereka, namun kemudian terlepas ketika sedang meluncur. Woodman ingin menciptakan tali elastis yang kuat sehingga bisa mengikat kamera ke tubuh pengguna yang berpartisipasi dalam cabang-cabang olahraga petualangan ekstrim.
Guna membiayai proyek ini, Woodman dan istrinya membeli 600 ikat pinggang yang dibuat dari kulit kerang di Bali. Harga setiap ikat pinggang itu hanya 1.90 dollar (Rp 19 ribu). Ketika kembali ke Amerika Serikat, Woodman menjual ikat pinggang ini di pantai-pantai California seharga 60 dolar (Rp 600 ribu). Dengan uang itu, dan pinjaman sebanyak 35 ribu dollar dari ibunya, Woodman menciptakan tali ikat pertama bagi kamera GoPro, dan diperlukan waktu dua tahun untuk menyempurnakannya.
Tanda-tanda keberhasilan mulai terjadi di tahun 2004 ketika sebuah perusahaan Jepang membeli 100 kamera di sebuah pameran perdagangan olahraga petualangan. Akhirnya Woodman mulai mendesain kamera dan peralatan tambahan lainnya, sehingga para atlet seperti para pembalap mobil bisa merekam diri sendiri ketika sedang membalap.
Dengan perkembangan internet, mereka yang menggunakan GoPro mulai mengirim pengalaman mereka online dan iklan dari mulut ke mulut ini dengan cepat menyebar. Sekarang kamera GoPro dan peralatannya dijual seharga 300 dollar (Rp 3 juta), dan perusahaannya sudah mempekerjakan 150 orang dan Woodman menjadi miliuner baru di Amerika Serikat.
Editor :Rusdi Amral
Tidak ada komentar:
Posting Komentar