Sabtu, 10 September 2011

35 Ribu Hektar Sawah di Jabar Kekeringan, 6 Ribu Hektar Puso

Distan: Musim Kemarau 2011 Lebih Parah dan Merata


USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM"
TANAH retak-retak menandakan kekeringan di area persawahan yang baru ditanami padi umur sekitar sebulan di Kampung Lebakwangi, Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (9/9). 

BANDUNG, (PRLM).- Dinas Pertanian Prov. Jabar mengkategorikan, musim kemarau tahun 2011 lebih parah dan lebih merata ketimbang musim kemarau tahun 2010. Di musim kemarau 2011 yang nyaris dua bulan tanpa hujan sama sekali, mengakibatkan kekeringan melanda hampir merata di seluruh kota dan kabupaten di Jabar.

Kepala Dinas Pertanian Prov. Jabar Endang Suhendar menuturkan, akibat kemarau berkepanjangan itu, hingga September 2011 ada 35 ribu hektar sawah yang kekeringan. Sementara yang mengalami puso sekitar 5.800 sampai 6.000 hektar. "Yang paling parah ialah di Indramayu. Di sana, lahan sawah yang mengalami puso mencapai 3.873 hektar dan yang kekeringan lebih dari 12.000 hektar. Memang tahun ini level kekeringannya berkali-kali lipat dibanding tahun lalu," katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (9/9) siang, di Kota Bandung.

Endang menambahkan, wilayah pantai utara memang kawasan yang paling parah terkena efek musim kemarau yang berkepanjangan dan nyaris tanpa hujan. "Selain Indramayu, wilayah pantura yang cukup parah dilanda kekeringan ialah Subang, Karawang, dan Cirebon," ujarnya.

Dengan panjangnya musim kemarau tersebut, Pemprov. Jabar mulai merumuskan manajemen pertanian. Fungsinya, untuk mengantipasi kerugian yang dilanda petani saat memasuki musim kemarau dan musim hujan.

"Musim kemarau dan hujan adalah hal yang biasa. Namun pola tanam yang tidak tepat, bakal merugikan petani. Setiap musim, ada manfaat dan kerugiannya. Ada tanaman-tanaman yang memang cocok ditanam di musim kemarau, dan di musim hujan. Sekarang tinggal bagaimana kita memenej pola tanam yang sesuai dengan musim," ujar Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat siang.

Heryawan menuturkan, musim kering pun dibutuhkan untuk sejumlah komoditi tanaman. Contohnya pohon mangga gedong gincu. "Musim hujan tidak cocok untuk gedong gincu. Musim hujan tahun lalu, para petani gedong gincu merugi karena hasil pohonnya tidak maksimal. Hampir 75 persen petani mangga gedong gincu di Indramayu dan sekitarnya merugi," ujarnya.

Selain mangga gedong gincu, ada beberapa komoditas tanaman yang cocok ditanam di musim kemarau atau musim yang panas dan sinar mataharinya panjang. "Seperti tomat, semangka, dan lainnya. Di sisi lain, musim kemarau pun merugikan sejumlah komoditas seperti padi," ujarnya.

Heryawan menambahkan, di musim kemarau, ketika irigasi mengering, harus tepat memilih tanaman yang cocok. Begitu juga saat air melimpah, jangan sampai salah memilih tanaman. "Karena itu harus ada manajemen pertanian yang mengatur pola tanam. Ini yang akan kami sarankan kepada petani di Jabar," ujarnya.

Untuk manajemen pertanian tersebut, tentunya Pemprov. Jabar, dalam hal ini Dinas Pertanian Jabar, mesti berkoordinasi dengan sejumlah instansi. "Mesti melibatkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika," kata Heryawan. (A-128/das)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar