Rabu, 26 Januari 2011

Rumah Bambu Bawa Jatnika ke Mancanegara

Penulis: Jodhi Yudono | Editor: Jodhi Yudono
Jumat, 14 Januari 2011 | 06:09 WIB



ridwanmhd.wordpress.com
ilustrasi


JAKARTA, KOMPAS.com--Bambu yang identik dengan kemiskinan tidak disangka mampu membawa Jatnika, pria asal Desa Cikidang, Sukabumi, Provinsi Jawa Barat melanglang ke berbagai negara.Dari kelihaian tangannya, bambu yang sering dipandang sebelah mata oleh segelintir orang mampu disulap menjadi berbagai barang yang bernilai seni tinggi seperti alat musik, perabotan hingga rumah bambu khas Jawa Barat.

Rumah bambu inilah yang membawa ayah enam anak ini ke Malaysia, Brunei Darussalam hingga Dubai. Sementara berbagai kerajinan seperti perabot dari bambu juga diekspor hingga ke Spanyol dan Taiwan.

Berbekal ilmu seni Karawitan Parahyangan dan kerajinan bambu sejak masih kanak-kanak yang didapat turun-temurun dari orang tuanyalah, maka Jatnika mampu menghasilkan arsitektur rumah yang berkelas dan diminati warga asing.

"Pelajaran arsitektur rumah bambu saya dapat dari orang tua secara turun-temurun, bukan di Institut Teknologi Bandung (ITB) atau universitas lainnya," kata pria yang hanya mengecap pendidikan dasar itu.

Dengan pengolahan yang tepat dimulai dari penebangan batang bambu hingga perendaman dengan resep rahasia agar bambu lebih awet, rumah bambu mampu bertahan hingga 30 tahun.

Rumah bambu semakin diminati karena banyak keunggulan yaitu bahannya mudah didapat dan bambu bisa bertahan hingga lebih 20 tahun. Di samping itu konstruksinya kokoh tahan gempa dan karakteristiknya menarik.

Sebanyak 3.500 unit rumah bambu sudah dibuat bersama pengrajin bambu lainnya antara lain rumah kebun di Bogor, rumah peristirahatan di Puncak, Pelabuhan Ratu bahkan Malaysia, rumah makan di Jakarta, rumah tinggal, landscape, gasebo, masjid bambu, mushalla dan lainnya.

Dari bambu tersebut, Jatnika berhasil menyekolahkan ke enam anaknya bahkan dua di antaranya hingga ke perguruan tinggi.

Selain menjadi pengrajin bambu, Jatnika juga dipercaya sebagai Ketua Harian Yayasan Bambu Indonesia, yang didirikan sejak 1994 oleh mantan wakil presiden Try Sutrisno.

Dengan yayasan yang dipimpinnya, Jatnika berupaya untuk melestarikan tanaman bambu yang saat ini beberapa jenis bambu endemik mulai sulit ditemukan.

Dari sekitar 154 jenis bambu yang ada di Indonesia, 37 jenis di antaranya khususnya di Provinsi Jawa Barat mulai langka karena kurangnya kepedulian dan pelestarian.

Manfaat bambu
 
Selain sebagai bahan bangunan, bambu juga memiliki banyak manfaat dan keunggulan dari segi sosial, ekonomi maupun n budaya.

Mulai dari pemenuhan bahan pangan yang memanfaatkan bambu muda atau rebung, peralatan rumah tangga, dan perabotan.

Selain itu juga dapat dibuat aneka kerajinan mulai dari cinderamata, mebel, tas, topi, kotak serbaguna hingga alat musik seperti suling, kecapi bahkan hingga terompet. Bambu juga dapat digunakan untuk mendukung acara-acara kebudayaan.

Fungsi yang paling penting dari segi konservasi, bambu sangat efektif untuk reboisasi wilayah hutan terbuka dan gundul akibat penebangan serta lahan kritis di sekitar sempadan sungai. Bambu berguna sebagai penahan erosi.

Bambu mempunyai fungsi ekologis yang tinggi di antarnya sebagai pengikat tanah dan air sehingga dapat menahan longsor.

"Serumpun bambu sejuta manfaat, itulah tujuan utama Yayasan Bambu Indonesia dan saya pribadi untuk terus melestarikan bambu," ujar Jatnika.

Sumber :
ANT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar