Senin, 25 Juni 2012 | 11:17 WIB
TEMPO.CO , Bandung - Wisatawan lokal dan mancanegara mulai menyerbu kawasan Bandung di musim libur tahun ini. Mereka lebih banyak menumpuk di kawasan Jalan RE Martadinata dan Jalan Dago yang menjadi pusat belanja dan kuliner. Padahal kawasan Bandung Raya menyimpan aneka ragam eksotisme alam yang masih banyak luput dari perhatian wisatawan.
Salah satunya adalah lokasi ekowisata Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi. Letaknya tak jauh-jauh amat dari Kota Bandung. Kawasan ini berada di 40 kilometer arah timur Kota Bandung. Di sini wisatawan bisa menikmati lebatnya hutan hujan tropis dengan keanekaragaman hayatinya. Selain itu, Anda juga bisa menjadi wali pohon untuk ikut menghijaukan kembali kawasan hutan yang gundul.
Tak ada penunjuk yang jelas dari pemerintah untuk menuju kawasan ini. Jika Anda naik kendaraan dari Bandung, masuklah tol menuju Cileunyi. Keluar jalan tol arahkan mobil Anda ke jalur menuju Garut. Dari situ Anda hanya perlu mencari jalan menuju curug Cinulang. Orang lebih mengenal kawasan ini sebagai KW, jadi jika Anda perlu peta mulut, sebutlah nama itu pada penduduk dan mereka akan menunjukkan jalan menuju kawasan ini.
Pemandangan alam nan indah akan menemani kita sepanjang perjalanan. Sawah terasering berwarna hijau jadi pencuci mata yang membawa kita pada cerita kakek nenek tentang indahnya alam di tanah Pasundan.
Jalan kecil dan berkelak-kelok akan mengantarkan kita pada gerbang kawasan yang ditandai dengan hadirnya jalan makadam. Diperlukan kendaraan yang fit untuk bisa melintasinya.
Anda akan melihat juga beberapa pohon yang baru ditanam dengan nama orang yang menanam di sisinya. Itu adalah program wali pohon yang digalakkan pengelola kawasan ini. Salah satunya adalah prasasti Bukit Yusril Djalinus yang ditanami 999 pohon di bukit yang dulunya gundul.
Memasuki kawasan ekowisata kita akan disambut petugas dari Wanadri yang mengelola kawasan ini. Dari sinilah petualangan dimulai. Jika Anda berencana berkemah, pengelola telah menyiapkan peralatan tenda dan sebagainya untuk keperluan itu.
Kalau ingin merasakan sensasi tidur di rumah pohon, pengelola menyediakan fasilitas rumah pohon yang bisa ditinggali hingga 6 orang. "Kami menyediakan sleeping bag untuk tiap orangnya," kata Ipey yang bertanggung jawab atas rumah pohon.
Dari rumah pohon ini yang dikelilingi hutan pinus ini, saban pagi wisatawan akan ditemani beragam suara burung dan hewan hutan lainnya. "Biasanya monyet ekor panjang juga ada di sini," katanya.
Hewan hutan lainnya yang kerap muncul adalah babi hutan. Selain itu Hutan Masigit Kareumbi juga merupakan rumah bagi Kukang Jawa yang telah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi. Jika beruntung, Anda bisa melihat hewan ini.
Budi, seorang wisatawan asal Bandung yang tengah mendirikan tenda, menyebut liburan di kawasan ini menyenangkan. "Kami ingin menikmati alam," ujarnya. Selain itu fasilitas lain yang ada di sini adalah penangkaran rusa. Dulu kawasan ini memang tempat berburu rusa.
Wisatawan juga bisa menikmati berkano di sungai yang tak terlalu dalam. "Untuk kano kami juga menyediakan," kata Ipey. Menghirup udara segar dan menikmati suara burung dan hewan hutan lainnya bisa Anda nikmati tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam di tempat ini.
Nah, jika Anda tertarik, kenapa tak bergegas menuju kawasan ini!
JULI HANTORO
Wisatawan melakukan camping di Kawasan Wisata Konservasi Masigit
Kareumbi di Cicalengka, Jawa Barat. (23/6). Ekowisata merupakan salah
satu tren di industri pariwisata. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO , Bandung - Wisatawan lokal dan mancanegara mulai menyerbu kawasan Bandung di musim libur tahun ini. Mereka lebih banyak menumpuk di kawasan Jalan RE Martadinata dan Jalan Dago yang menjadi pusat belanja dan kuliner. Padahal kawasan Bandung Raya menyimpan aneka ragam eksotisme alam yang masih banyak luput dari perhatian wisatawan.
Salah satunya adalah lokasi ekowisata Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi. Letaknya tak jauh-jauh amat dari Kota Bandung. Kawasan ini berada di 40 kilometer arah timur Kota Bandung. Di sini wisatawan bisa menikmati lebatnya hutan hujan tropis dengan keanekaragaman hayatinya. Selain itu, Anda juga bisa menjadi wali pohon untuk ikut menghijaukan kembali kawasan hutan yang gundul.
Tak ada penunjuk yang jelas dari pemerintah untuk menuju kawasan ini. Jika Anda naik kendaraan dari Bandung, masuklah tol menuju Cileunyi. Keluar jalan tol arahkan mobil Anda ke jalur menuju Garut. Dari situ Anda hanya perlu mencari jalan menuju curug Cinulang. Orang lebih mengenal kawasan ini sebagai KW, jadi jika Anda perlu peta mulut, sebutlah nama itu pada penduduk dan mereka akan menunjukkan jalan menuju kawasan ini.
Pemandangan alam nan indah akan menemani kita sepanjang perjalanan. Sawah terasering berwarna hijau jadi pencuci mata yang membawa kita pada cerita kakek nenek tentang indahnya alam di tanah Pasundan.
Jalan kecil dan berkelak-kelok akan mengantarkan kita pada gerbang kawasan yang ditandai dengan hadirnya jalan makadam. Diperlukan kendaraan yang fit untuk bisa melintasinya.
Anda akan melihat juga beberapa pohon yang baru ditanam dengan nama orang yang menanam di sisinya. Itu adalah program wali pohon yang digalakkan pengelola kawasan ini. Salah satunya adalah prasasti Bukit Yusril Djalinus yang ditanami 999 pohon di bukit yang dulunya gundul.
Memasuki kawasan ekowisata kita akan disambut petugas dari Wanadri yang mengelola kawasan ini. Dari sinilah petualangan dimulai. Jika Anda berencana berkemah, pengelola telah menyiapkan peralatan tenda dan sebagainya untuk keperluan itu.
Kalau ingin merasakan sensasi tidur di rumah pohon, pengelola menyediakan fasilitas rumah pohon yang bisa ditinggali hingga 6 orang. "Kami menyediakan sleeping bag untuk tiap orangnya," kata Ipey yang bertanggung jawab atas rumah pohon.
Dari rumah pohon ini yang dikelilingi hutan pinus ini, saban pagi wisatawan akan ditemani beragam suara burung dan hewan hutan lainnya. "Biasanya monyet ekor panjang juga ada di sini," katanya.
Hewan hutan lainnya yang kerap muncul adalah babi hutan. Selain itu Hutan Masigit Kareumbi juga merupakan rumah bagi Kukang Jawa yang telah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi. Jika beruntung, Anda bisa melihat hewan ini.
Budi, seorang wisatawan asal Bandung yang tengah mendirikan tenda, menyebut liburan di kawasan ini menyenangkan. "Kami ingin menikmati alam," ujarnya. Selain itu fasilitas lain yang ada di sini adalah penangkaran rusa. Dulu kawasan ini memang tempat berburu rusa.
Wisatawan juga bisa menikmati berkano di sungai yang tak terlalu dalam. "Untuk kano kami juga menyediakan," kata Ipey. Menghirup udara segar dan menikmati suara burung dan hewan hutan lainnya bisa Anda nikmati tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam di tempat ini.
Nah, jika Anda tertarik, kenapa tak bergegas menuju kawasan ini!
JULI HANTORO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar