Dari latar geologi, arkeologi, antropologi, astronomi sampai filologi
(VIVAnews/ Muhamad Solihin)
VIVAnews - Temuan bangunan berbentuk piramida di situs
Gunung Padang Cianjur Jawa Barat oleh Tim Bencana Katastropik Purba
telah ditindaklanjuti dengan dibentuknya Tim Terpadu Penelitian Mandiri
Gunung Padang. Dan dalam beberapa bulan terakhir, Tim Terpadu telah
menemukan beberapa fakta seperti adanya ruangan dan timbunan logam di
bawah Situs Gunung Padang Cianjur.
Tim Terpadu ini terdiri dari
ahli dari berbagai lintas ilmu, mulai dari arkeologi, astronomi, sampai
budaya. Prof. Dr. Zaidan Nawawi, M.Si. (Ketua Forum Guru Besar Kebijakan
Publik), salah satu anggota dewan pengarah pada Tim Terpadu,
mengatakan, jika riset ini berhasil membuktikan ada bangunan di bawah
situs, maka untuk pertama kali dalam sejarah para ahli indonesia geolog,
arkeolog, kompleksitas, arsitek, teknik konstruksi, filolog (bahasa),
astronom, sejarawan, sosiolog, budaya dan cabang ilmu lain, mampu
bersinergi dan menghasilkan riset terpadu kelas dunia.
Tim ini bukan saja
memberikan sumbangsih kepada dunia, satu sejarah baru, artefak baru,
bukti baru tentang peradaban dunia yang begitu hebat dan tua, tapi tim
ini juga memberikan sejarah baru untuk Indonesia. "Para peneliti lintas
ilmu dan intitusi mampu bersinergi hingga menghasilkan sesuatu yang
spektakuler, seperti yang mereka temukan di Situs Gunung Padang,” kata
Zaidan dalam siaran pers yang dikirim Tim Katastropik Purba, Jumat 22
Juni 2012.
Selain Zaidan, di Dewan Pengarah Tim Terpadu terdapat
antara lain Prof. Dr. Gumilar Rusliwa Soemantri (Rektor Universitas
Indonesia), Prof Dr. Hasan Jafar (Guru Besar Universitas Indonesia),
Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak (Ahli Paleolitik), Dr. Soeroso, M.P.,
M.Hum. (Arkeolog senior), Acil “Bimbo” Darmawan Hardjakusumah
(budayawan) dan Andi Arief (Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial
& Bencana Alam).
Tim Terpadu ini diisi oleh ilmuwan beken
seperti Dr. Danny Hilman Natawidjadja (Geotek Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia), Dr. Andang Bachtiar (Geolog dan Dewan Penasihat Ikatan Ahli
Geologi Indonesia), Dr (Phil) Lily Tjahjandary (Manajer Penelitian
& Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia), Dr. Ali Akbar, S.S.,
M.Hum. (Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia), Dr. Wahyu Triyoso
(Seismologi Institut Teknologi Bandung), Dr. Undang A. Darsa, M.Hum.
(Filolog), Dr. Pon Purajatnika (Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)
Jawa Barat), Dr. Andri Hernandi, (Ahli Petrografi), Hokky Situngkir
(Ilmuwan Kompleksitas dari Bandung Fe Institute) dan para peneliti
lainya.
Zaidan juga mengatakan bahwa dalam beberapa kali
perjalanan di luar negeri sewaktu memberikan seminar, dia seringkali
ditanya oleh pihak luar, seperti lembaga riset di Eropa dan kementerian
di Malaysia, apakah membutuhkan bantuan seperti dana atau tenaga ahli.
“Saya kira, seperti yang
pernah dirilis oleh Pak Andi Arief, periset Indonesia masih mampu. Jadi
biarlah mereka (peneliti) merampungkan tugas mereka. Soal tawaran
bantuan dari pihak luar negeri, kita cukup menyampaikan berterima kasih
saja atas maksud baik mereka,” kata Zaidan. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar