RIESTY YUSNILANINGSIH/"PRLM"
Warga menunjukkankan tumpukan sampah di TPSS RT 4 RW 8 Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Minggu (3/7), yang hampir meluputkan gedung pabrik di sebelahnya. Selama tujuh bulan tidak pernah ada aktivitas pengangkutan hingga tumpukan sampah terus menggunung. *
Warga menunjukkankan tumpukan sampah di TPSS RT 4 RW 8 Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Minggu (3/7), yang hampir meluputkan gedung pabrik di sebelahnya. Selama tujuh bulan tidak pernah ada aktivitas pengangkutan hingga tumpukan sampah terus menggunung. *
BEKASI, (PRLM).- Warga RT 4 RW 8 Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi menuntut Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) yang berlokasi di wilayah mereka ditutup jika tumpukan sampah tak kunjung diangkut. Minggu (3/7) pagi, puluhan warga setempat menggelar aksi untuk menuntut hal tersebut.
Ketua RW 8 Mamat Chartam mengatakan, pada mulanya TPSS yang berada di Gang Laundry, Kampung Lengkak difungsikan hanya untuk menampung sampah sementara sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sumurbatu di Kecamatan Bantargebang. Sampah tertampung rapi di bak penampungan. Dalam sehari, maksimal dua bak penampungan saja yang disiapkan dan langsung diangkut pada hari yang sama.
Kini tumpukan sampah di lahan seluas 2.000 meter persegi itu sudah setinggi tiga meter. Sampah bahkan sudah meluber hampir ke pinggir Kali Bekasi yang berada di sampingnya. "Sudah tujuh bulan dibiarkan menumpuk seperti itu, tidak pernah ada aktivitas pengangkutan sama sekali. Hanya setahun awal saja operasi pengangkutan lancar," katanya.
Makin banyaknya sampah yang tertumpuk mulai mengganggu aktivitas warga sekitar. Bau menyengat menjadi kawan sehari-hari. Rembesan air lindi pun mulai mencemari air tanah. "Kalau hujan turun, belatung yang muncul dari tumpukan sampah merayap sampai rumah," kata Iwan (30), salah satu warga.
Menurut Mamat, keluhan dari warganya sudah berulang kali disampaikan. Baik kepada pihak Kelurahan, Kecamatan, maupun Dinas Kebersihan. Namun tak pernah ada tanggapan, apalagi tindak lanjut atas tuntutan mereka. Aksi yang baru digelar pun muncul atas dasar spontanitas warga yang sudah bosan dengan kondisi tersebut.
Lebih lanjut dikatakannya, ia dan warga tidak menuntut pemerintah memberikan kompensasi tambahan untuk mereka. Permintaan mereka hanya satu, pengangkutan kembali rutin dilakukan sampai semua sampah terangkut dan tidak ada gundukan lagi. "Kalau masih tidak ada tanggapan, kami benar-benar akan menutupnya," katanya. (A-184/das)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar