Kamis, 29 November 2012

Australia Bongkar Sindikat Pemalsuan Kartu Kredit Terbesar

L Sastra Wijaya | Kamis, 29 November 2012 | 14:17 WIB


L SASTRA WIJAYA 
Sebagian dari kartu kredit palsu yang disita polisi Australia.  



CANBERRA. KOMPAS.com - Polisi Australia berhasil membongkar kejahatan yang dilakukan kelompok kriminal asal Rumania, yang bisa masuk ke dalam sistem komputer bisnis kecil dan menengah. Mereka berhasil mendapatkan rincian kartu kredit milik 30 ribu warga Australia dan digunakan untuk melakukan transaksi senilai 30 juta dollar AS (hampir Rp 300 miliar) di seluruh dunia.

Penyelidikan yang dilakukan Polisi Federal Australia (AFP) dan Polisi Nasional Rumania menangkap 16 anggota kelompok kriminal tersebut minggu ini, dan 7 di antaranya di Rumania telah dikenai dakwaan resmi.

Menurut laporan Fairfax Media hari Kamis (29/11/2012),  ini merupakan penyelidikan pencurian data terbesar dalam sejarah Australia. Dilaporkan para peretas komputer berhasil menyusup masuk ke dalam sistem sekitar 100 bisnis Australia, yang menyimpan sekitar 500 ribu data kartu kredit.

Polisi mengukuhkan bahwa 30 ribu di antaranya sudah digunakan dalam transaksi ilegal dengan nilai 30 juta dollar AS. Data yang diambil dari perusahaan kecil seperti pompa bensin atau toko kelontong kecil, kemudian digunakan untuk membuat kartu kredit palsu dan digunakan untuk melakukan transaksi di Amerika Serikat, Eropa, Hongkong dan Korea Selatan.

Menurut laporan media Australia di bulan Agustus, polisi Federal mulai menyelidiki laporan soal peretasan tersebut. Salah saatu yang ditahan adalah juara gulat Gheorge Ignat. Menurut kejaksaan Rumania, Ignat ambil bagian dalam pembuatan kartu kredit palsu dari kartu kredit yang dicuri.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, sejak terbongkarnya kasus ini, bank Australia telah membayarkan kembali kerugian senilai 30 juta dollar AS yang diderita para pemilik 30 ribu kartu kredit asal Australia tersebut. Para pemilik bisnis juga sudah diberitahu bahwa mereka kebobolan dan sudah memperbaiki sistem mereka.

Menurut polisi, 46 perusahaan yang kebobolan merupakan bisnis ukuran kecil. Polisi Rumania mengatakan, kelompok kriminal ini telah menjual 68 kartu kredit dari berbagai penjuru dunia kepada penjahat lainnya.

Manajer Operasi Cyber Crime AFP Commander Glen McEwen mengatakan, para pemilik kartu kredit harus mengecek statemen secara teratur untuk melihat apakah ada transaksi yang mencurigakan atau tidak. "Penangkapan ini kembali mengingatkan kepada para pemilik bisnis untuk mengecek apakah sistem keamanan komputer mereka bisa dipercaya, perlunya memperbaiki secara teratur, dan perlunya password yang kuat sehingga  meminimalkan kemungkinan diretas." kata McEwen.
 
Editor :Rusdi Amral

Tidak ada komentar:

Posting Komentar