Jumat, 30 November 2012, 13:17 WIB
Abdillah Onim
Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Distrik Beit Lahiya, Gaza utara, Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia akan membangun Sekolah
Indonesia di Gaza, Palestina, setelah membangun Rumah Sakit Indonesia di
kota yang sama yang sedang dalam tahap penyelesaian.
"Lahannya sudah tersedia di Bait Lahiya, Gaza Utara, seluas 5.000 meter persegi, proses pembangunannya segera dimulai," kata Direktur Aksi Cepat Tanggap (ACT) Doddy Cleveland di Gaza, Jumat.
Namun dia tidak memberikan penjelasan lebih rinci tentang pendanaan pembangunan sekolah itu maupun target penyelesaiannya.
Perwakilan ACT dan lembaga kemanusiaan yang lain mengunjungi Gaza bersama rombongan Komisi I DPR RI untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada korban agresi militer Israel.
Menurut Doddy, dalam kunjungan kali ini ACT membawa bantuan obat-obatan dan uang tunai senilai Rp 500 juta yang dihimpun dari masyarakat Indonesia.
"Obat-obatan akan diserahkan ke Rumah Sakit Al Shifa, dan uang tunai dikhususkan kepada anak-anak dan janda-janda syuhada korban kekejaman Israel. Setiap korban diberikan uang tunai 100 shekel atau sebanding Rp 400 ribu," ujar Doddy.
ACT juga memberikan paket makanan dan selimut, kata Doddy serta menambahkan bahwa sejak empat tahun lalu ACT rutin memberikan bantuan kepada Rumah Sakit Al Shifa senilai Rp100 juta per bulan.
Selain ACT, ada tujuh lembaga bantuan kemanusiaan termasuk Dompet Dhuafa, Yayasan Adara Relief Internasional, dan Komisi Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNURP) yang mengunjungi Gaza.
KNURP menyerahkan bantuan kemanusiaan satu juta dolar AS atau sekitar Rp9,5 miliar dan Adara Reliel International membawa bantuan Rp1,5 miliar.
"Kami sudah menjalin kontak dengan Perhimpunan Wanita Palestina atau Women For Palestine yang membawahi 25 organisasi wanita Palestina untuk bantuan kemanusiaan tersebut," kata Maryam Rachmayani dari Adara Relief International.
"Lahannya sudah tersedia di Bait Lahiya, Gaza Utara, seluas 5.000 meter persegi, proses pembangunannya segera dimulai," kata Direktur Aksi Cepat Tanggap (ACT) Doddy Cleveland di Gaza, Jumat.
Namun dia tidak memberikan penjelasan lebih rinci tentang pendanaan pembangunan sekolah itu maupun target penyelesaiannya.
Perwakilan ACT dan lembaga kemanusiaan yang lain mengunjungi Gaza bersama rombongan Komisi I DPR RI untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada korban agresi militer Israel.
Menurut Doddy, dalam kunjungan kali ini ACT membawa bantuan obat-obatan dan uang tunai senilai Rp 500 juta yang dihimpun dari masyarakat Indonesia.
"Obat-obatan akan diserahkan ke Rumah Sakit Al Shifa, dan uang tunai dikhususkan kepada anak-anak dan janda-janda syuhada korban kekejaman Israel. Setiap korban diberikan uang tunai 100 shekel atau sebanding Rp 400 ribu," ujar Doddy.
ACT juga memberikan paket makanan dan selimut, kata Doddy serta menambahkan bahwa sejak empat tahun lalu ACT rutin memberikan bantuan kepada Rumah Sakit Al Shifa senilai Rp100 juta per bulan.
Selain ACT, ada tujuh lembaga bantuan kemanusiaan termasuk Dompet Dhuafa, Yayasan Adara Relief Internasional, dan Komisi Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNURP) yang mengunjungi Gaza.
KNURP menyerahkan bantuan kemanusiaan satu juta dolar AS atau sekitar Rp9,5 miliar dan Adara Reliel International membawa bantuan Rp1,5 miliar.
"Kami sudah menjalin kontak dengan Perhimpunan Wanita Palestina atau Women For Palestine yang membawahi 25 organisasi wanita Palestina untuk bantuan kemanusiaan tersebut," kata Maryam Rachmayani dari Adara Relief International.
Redaktur: Taufik Rachman
Sumber: antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar