Penulis: Deliusno |
Kamis, 6 Desember 2012 | 09.07 WIB
Winston Fiore, mantan marinir AS, yang berjalan 8.000 km demi misi kemanusiaan.
SINGAPURA, KOMPAS.com — Sebuah artikel tentang operasi gratis untuk anak-anak dengan masalah cleft-lip (bibir sumbing) benar-benar telah mengubah jalan hidup Winston Fiore, mantan pasukan angkatan laut (marinir) AS.
Setelah membaca artikel tersebut, Fiore memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan membela negara, mendirikan SmileTrek.org, berjalan kaki sejauh 8.000 kilometer mengelilingi Asia Tenggara, dan akhirnya berhasil mengumpulkan dana untuk membantu anak-anak dengan masalah tersebut.
Cerita bermula saat Fiore kembali dari tugasnya selama tiga minggu di Senegal. Dia diperlihatkan sebuah artikel oleh ayahnya. Artikel ini berisikan kisah mengenai seorang ahli bedah bernama Dr Geof Williams yang rela meninggalkan kariernya di AS demi menyediakan program operasi gratis bagi anak-anak di negara berkembang yang terkena masalah bibir sumbing.
Terinspirasi dengan Dr Geof Williams, Fiore akhirnya membuat sebuah misi kemanusiaannya versi dirinya sendiri, Smile Trek.
Perjalanan 8.000 km mengelilingi Asia Tenggara
Biaya satu kali operasi untuk masalah bibir sumbing ini adalah sekitar 250 dollar AS. Untuk sebagian orang, biaya tersebut memang dirasa tidak terlalu tinggi. Namun, untuk kebanyakan masyarakat di negara berkembang, biaya tersebut terasa sangat tinggi.
Sadar Dr Geof Williams tidak akan mampu apabila terus mengeluarkan uang pribadinya untuk membantu anak-anak tersebut, Fiore berinisiatif untuk menyebarkan kampanye pengumpulan dana untuk membantu Williams.
Cara yang dipilih oleh Fiore untuk menyebarkan kampanye ini terbilang unik. Ia memilih untuk berjalan kaki di wilayah Asia Tenggara dengan harapan dapat memaparkan kampanye ke setiap orang yang ditemui di sepanjang perjalanan.
Fiore memulai misinya ini pada bulan Oktober 2011 yang lalu. Kini, misinya tersebut sudah nyaris selesai. Fiore telah berhasil menempuh perjalanan sejauh 8.000 km di Asia Tenggara selama 408 hari.
Lebih dari satu tahun berjalan di wilayah Asia Tenggara, Fiore telah melewati 9 perbatasan negara Brunei, China, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Perlengkapan yang digunakan dan teknologi pendukung
Kepada KompasTekno, Fiore menyebutkan, selama perjalanannya, dia selalu menggendong tas dengan bobot 10 kg. Tas tersebut berisikan sebuah sleeping bag, tenda, sejumlah pakaian, tiga pasang kaus kaki, botol air yang mampu menampung 4 liter air, dan sebuah laptop yang digunakannya untuk menulis kisah perjalanannya di situs Smiletrek.org.
Setelah membaca artikel tersebut, Fiore memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan membela negara, mendirikan SmileTrek.org, berjalan kaki sejauh 8.000 kilometer mengelilingi Asia Tenggara, dan akhirnya berhasil mengumpulkan dana untuk membantu anak-anak dengan masalah tersebut.
Cerita bermula saat Fiore kembali dari tugasnya selama tiga minggu di Senegal. Dia diperlihatkan sebuah artikel oleh ayahnya. Artikel ini berisikan kisah mengenai seorang ahli bedah bernama Dr Geof Williams yang rela meninggalkan kariernya di AS demi menyediakan program operasi gratis bagi anak-anak di negara berkembang yang terkena masalah bibir sumbing.
Terinspirasi dengan Dr Geof Williams, Fiore akhirnya membuat sebuah misi kemanusiaannya versi dirinya sendiri, Smile Trek.
Perjalanan 8.000 km mengelilingi Asia Tenggara
Biaya satu kali operasi untuk masalah bibir sumbing ini adalah sekitar 250 dollar AS. Untuk sebagian orang, biaya tersebut memang dirasa tidak terlalu tinggi. Namun, untuk kebanyakan masyarakat di negara berkembang, biaya tersebut terasa sangat tinggi.
Sadar Dr Geof Williams tidak akan mampu apabila terus mengeluarkan uang pribadinya untuk membantu anak-anak tersebut, Fiore berinisiatif untuk menyebarkan kampanye pengumpulan dana untuk membantu Williams.
Cara yang dipilih oleh Fiore untuk menyebarkan kampanye ini terbilang unik. Ia memilih untuk berjalan kaki di wilayah Asia Tenggara dengan harapan dapat memaparkan kampanye ke setiap orang yang ditemui di sepanjang perjalanan.
Fiore memulai misinya ini pada bulan Oktober 2011 yang lalu. Kini, misinya tersebut sudah nyaris selesai. Fiore telah berhasil menempuh perjalanan sejauh 8.000 km di Asia Tenggara selama 408 hari.
Lebih dari satu tahun berjalan di wilayah Asia Tenggara, Fiore telah melewati 9 perbatasan negara Brunei, China, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Perlengkapan yang digunakan dan teknologi pendukung
Kepada KompasTekno, Fiore menyebutkan, selama perjalanannya, dia selalu menggendong tas dengan bobot 10 kg. Tas tersebut berisikan sebuah sleeping bag, tenda, sejumlah pakaian, tiga pasang kaus kaki, botol air yang mampu menampung 4 liter air, dan sebuah laptop yang digunakannya untuk menulis kisah perjalanannya di situs Smiletrek.org.
Tas yang dibawa oleh Fiore berisikan sleeping bag dan tenda.
Agar tidak tersesat, awalnya Fiore hanya bergantung pada puluhan kertas peta yang selalu dibawanya ke mana-mana. Sadar penggunaan peta dalam bentuk fisik semakin menyulitkan perjalanannya, Fiore akhirnya memutuskan mengganti peta tersebut dengan ponsel pintar yang sudah dilengkapi dengan beberapa layanan dari Google.
Google Maps merupakan salah satu layanan yang digunakan oleh Fiore. Menurut Fiore, Google Maps mampu menyajikan gambar suatu wilayah dengan sangat akurat. Fitur ini banyak membantu Fiore untuk menentukan arah perjalanan, menentukan akan ke mana berikutnya, dan menampilkan desa terdekat dari posisinya saat itu.
Fiore juga membawa notebook untuk menuliskan pengalaman perjalanannya.
Selain itu, Fiore juga menggunakan layanan Google Latitude yang dapat digunakan untuk mengabarkan posisi terakhirnya kepada para keluarganya. Ia juga menggunakan MyTracks untuk mencatat kecepatan jalan, jarak, dan tempat yang ia kunjungi.
Fiore pun pernah tertolong oleh layanan penerjemah bahasa milik Google, Translate.
Suatu hari, ia diserang oleh anjing liar di kota Bangkok, Thailand. Takut akan terkena penyakit rabies, ia pun langsung meminta pertolongan dari masyarakat sekitar. Sayangnya, setiap orang yang dimintai pertolongan tidak mengerti apa yang Fiore katakan.
Tanpa ragu, Fiore pun langsung menggunakan Google Translate dan menuliskan, "Saya digigit anjing, bisa bawa saya ke rumah sakit?". Sopir taksi yang melihat pesan tersebut langsung mengerti dan secepat kilat membawa Fiore ke rumah sakit terdekat. Total, Fiore mendapatkan 11 kali suntikan karena masalah ini.
Hasilnya?
Saat berita ini dinaikkan, Fiore nyaris menyelesaikan misinya. Sumbangan dana yang terkumpul saat ini sudah sebesar 70.000 dollar AS. Target Fiore sendiri sebenarnya adalah sebesar 75.000 dollar AS. Hanya tersisa 5.000 dollar AS lagi hingga akhirnya Fiore akan berhenti berjalan kaki mengelilingi Asia Tenggara dan mungkin memulai misi kemanusiaan lainnya.
Editor: Wicaksono Surya Hidayat
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut