Minggu, 16/10/2011 - 00:36
SEATTLE, (PRLM).- Superhero yang biasanya membantu polisi mencegah kejahatan hingga menangkap pelaku kejahatan, tidak berlaku bagi superhero asal Seattle, AS. Seorang pemuda, Jones (23) yang menamai dirinya superhero Phoenix justru diborgol polisi karena menyerang orang lain menggunakan semprotan lada.
Jones sengaja mengenakan kostum dan topeng seperti Batman, hanya berbeda pada logo dan warna garis. Phoenix digambarkan sebagai sosok misterius, mengenakan topng hitam dengan siluet garis kuning, dan kostum yang menggambarkan tonjolan otot lengan dan badan. "Phoenix ada di jalanan untuk membasmi kejahatan," ujar Jones.
Namun jurubicara kepolisian Seattle, Mark Jamieson mengatakan, bukan karena berdandan dengan kostum superhero bisa bertindak semaunya atau di atas garis hukum. "Kamu tidak boleh menyemprotkan bubuk lada ke orang hanya karena kamu pikir mereka sedang berkelahi," tegas Mark.
Dalam statusnya di Facebook, Jones menorehkan tulisan, dirinya tidak akan menyakiti orang lain jika orang itu tidak mengancam hak asasi manusia.
Saat berpratroli Phoenix alias Jones ditemani mitranya, bukan Robin, namun "Ghost", lalu juru kamera Ryan McNamee, dan penulis Tea Krulos, yang membuat buku tentangkehidupan nyata sang superhero.
Kepada msnbc.com Krulos menuturkan, kejadian sebenarnya adalah enam atau tujuh orang memukuli dua orang lain. SAtu korban yang jatuh dikeroyok. Lalu datang sang pahlawan Phoenix untuk membebaskan kedua orang yang menjadi bulan-bulanan pengeroyok. (A-88)***
MSNBC/"PRLM"
SEATTLE, (PRLM).- Superhero yang biasanya membantu polisi mencegah kejahatan hingga menangkap pelaku kejahatan, tidak berlaku bagi superhero asal Seattle, AS. Seorang pemuda, Jones (23) yang menamai dirinya superhero Phoenix justru diborgol polisi karena menyerang orang lain menggunakan semprotan lada.
Jones sengaja mengenakan kostum dan topeng seperti Batman, hanya berbeda pada logo dan warna garis. Phoenix digambarkan sebagai sosok misterius, mengenakan topng hitam dengan siluet garis kuning, dan kostum yang menggambarkan tonjolan otot lengan dan badan. "Phoenix ada di jalanan untuk membasmi kejahatan," ujar Jones.
Namun jurubicara kepolisian Seattle, Mark Jamieson mengatakan, bukan karena berdandan dengan kostum superhero bisa bertindak semaunya atau di atas garis hukum. "Kamu tidak boleh menyemprotkan bubuk lada ke orang hanya karena kamu pikir mereka sedang berkelahi," tegas Mark.
Dalam statusnya di Facebook, Jones menorehkan tulisan, dirinya tidak akan menyakiti orang lain jika orang itu tidak mengancam hak asasi manusia.
Saat berpratroli Phoenix alias Jones ditemani mitranya, bukan Robin, namun "Ghost", lalu juru kamera Ryan McNamee, dan penulis Tea Krulos, yang membuat buku tentangkehidupan nyata sang superhero.
Kepada msnbc.com Krulos menuturkan, kejadian sebenarnya adalah enam atau tujuh orang memukuli dua orang lain. SAtu korban yang jatuh dikeroyok. Lalu datang sang pahlawan Phoenix untuk membebaskan kedua orang yang menjadi bulan-bulanan pengeroyok. (A-88)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar