| Tri Wahono | Selasa, 25 Oktober 2011 | 15:58 WIB
KOMPAS.com — Siapa tidak terenyuh melihat anak-anak sekolah dasar berseragam putih merah menyeberangi jembatan besi yang membentang di atas sungai tanpa pengaman. Foto yang menggambarkan betapa besar perjuangan anak-anak untuk menuntut ilmu itu menarik simpati banyak orang di jejaring sosial Twitter.
Berawal dari foto tersebut, kini lahir sebuah gerakan sosial dengan tagar #JembatanAnakBangsa. Gerakan yang mulai bergaung pada Selasa (26/10/2011) ini didukung oleh sejumlah tokoh di dunia maya, antara lain, Rene Suhardono (@renecc) dan Fahira Idris (@fahiraidris).
"Manteman, let's do something for these children. Kami sepakat mengadakan fundraising buat #JembatanAnakBangsa. Yuk! http://lockerz.com/s/150073119," tulis Rene di akun Twitter-nya. Ia pun mengajak semua orang untuk mengumpulkan dana bersama untuk membuat jembatan yang layak untuk mereka.
Foto tersebut diambil oleh fotografer Kompas.com Kristianto Purnomo di Desa Cicaringin, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten, pada 18 Mei 2011. Foto yang diberi judul "Meniti Kawat Baja" itu menggambarkan rekaman para murid SDN Negeri Cicaringin 3 yang sedang meniti kawat baja untuk menyeberangi Sungai Ciliman.
Foto tersebut, selain telah dimuat di Kompas Images dan Kompas.com sebagai foto cerita, juga diterbitkan sebagai foto headline di sejumlah koran di lingkungan Kompas Gramedia. Foto itu kemudian berhasil menyabet anugerah Mochtar Lubis Award IV 2011 untuk kategori Foto Jurnalistik.
Selain itu, pada Juli lalu, foto yang sama juga menerima medali perunggu untuk kategori Single, Common Prosperity of Human Beings (Improvement of Human Living and Wellbeing), di ajang Yonhap International Press Photo Awards dan meraih 10 besar untuk kategori Story.
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Murid SDNegeri Cicaringin 3, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten meniti kawat baja menyeberang Sungai Ciliman saat berangkat ke sekolah, Rabu (18/5/2011). Lambannya pemerintah membangun infrastruktur membuat mereka harus rela berjalan kaki sejauh enam kilometer pergi pulang untuk mencapai sekolah dan berisiko terjatuh ke sungai.
Murid SDNegeri Cicaringin 3, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten meniti kawat baja menyeberang Sungai Ciliman saat berangkat ke sekolah, Rabu (18/5/2011). Lambannya pemerintah membangun infrastruktur membuat mereka harus rela berjalan kaki sejauh enam kilometer pergi pulang untuk mencapai sekolah dan berisiko terjatuh ke sungai.
KOMPAS.com — Siapa tidak terenyuh melihat anak-anak sekolah dasar berseragam putih merah menyeberangi jembatan besi yang membentang di atas sungai tanpa pengaman. Foto yang menggambarkan betapa besar perjuangan anak-anak untuk menuntut ilmu itu menarik simpati banyak orang di jejaring sosial Twitter.
Berawal dari foto tersebut, kini lahir sebuah gerakan sosial dengan tagar #JembatanAnakBangsa. Gerakan yang mulai bergaung pada Selasa (26/10/2011) ini didukung oleh sejumlah tokoh di dunia maya, antara lain, Rene Suhardono (@renecc) dan Fahira Idris (@fahiraidris).
"Manteman, let's do something for these children. Kami sepakat mengadakan fundraising buat #JembatanAnakBangsa. Yuk! http://lockerz.com/s/150073119," tulis Rene di akun Twitter-nya. Ia pun mengajak semua orang untuk mengumpulkan dana bersama untuk membuat jembatan yang layak untuk mereka.
Foto tersebut diambil oleh fotografer Kompas.com Kristianto Purnomo di Desa Cicaringin, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten, pada 18 Mei 2011. Foto yang diberi judul "Meniti Kawat Baja" itu menggambarkan rekaman para murid SDN Negeri Cicaringin 3 yang sedang meniti kawat baja untuk menyeberangi Sungai Ciliman.
Foto tersebut, selain telah dimuat di Kompas Images dan Kompas.com sebagai foto cerita, juga diterbitkan sebagai foto headline di sejumlah koran di lingkungan Kompas Gramedia. Foto itu kemudian berhasil menyabet anugerah Mochtar Lubis Award IV 2011 untuk kategori Foto Jurnalistik.
Selain itu, pada Juli lalu, foto yang sama juga menerima medali perunggu untuk kategori Single, Common Prosperity of Human Beings (Improvement of Human Living and Wellbeing), di ajang Yonhap International Press Photo Awards dan meraih 10 besar untuk kategori Story.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar