Selasa, 22 April 2014

Morfologi



Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Sumber: Buku Morfologi (Suatu Tinjauan Deskriptif)
Penerbit: CV Karyono-Yogyakarta


Apakah Morfologi Itu?
Di samping kata sepeda terdapat kata bersepeda, sepeda-sepeda, sepeda motor; di samping kata rumah,terdapat kata berumah, perumahan, rumah-rumah, rumah-rumahan, rumah sakit; di samping kata jalan, terdapat kata berjalan, berjalan-jalan, jalan-jalan, perjalanan, menjalani, menjalankan, jalan raya, dan sebagainya.

Dari kata-kata tersebut dapatlah dikemukakan bahwa kata dalam bahasa Indonesia mempunyai berbagai bentuk. Kata sepeda terdiri dari satu morfem, sama halnya dengan kata rumah dan jalan;  kata bersepeda terdiri dari dua morfem; ialah morfem ber- sebagai afiks, dan morfem sepeda sebagai bentuk dasarnya. Demikian pula kata berumah dan berjalan, -masing-masing terdiri dari dua morfem, ialah morfem ber – sebagai afiks, dan morfem rumah, jalan, sebagai bentuk dasarnya.  Kata sepeda-sepeda terdiri dari dua morfem ialah morfem sepeda sebagai bentuk dasar, diikuti morfem sepeda sebagai morfem ulang. Demikian pula kata rumah-rumah, dan jalan-jalan, terdiri dari dua morfem, ialah morfem rumah dan jalan, diikuti morfem ulang.  Kata sepeda motor terdiri dari dua morfem, ialah morfem sepeda dan morfem motor, yang masing-masing merupakan kata. Demikian pula kata rumah sakit dan jalan raya.  Kata perumahan terdiri dari dua morfem, ialah morfem per-an sebagai afiks dan morfem rumah sebagai bentuk dasar. Demikian pula kata perjalanan, terdiri dari dua morfem, ialah morfem per-an sebagai afiks dan morfem jalan sebagai bentuk dasar. Kata rumah-rumahan terdiri dari tiga morfem, ialah morfem rumah sebagai bentuk dasar, diikuti morfem rumah sebagai morfem ulang dan morfem –an sebagai afiks. Kata berjalan-jalan terdiri dari tiga morfem, ialah morfem ber- sebagai morfem afiks, morfem jalan yang bersama-sama dengan morfem ber- merupakan bentuk dasar, dan morfem jalan yang kedua yang merupakan morfem ulang. Kata menjalani terdiri dari tiga morfem, ialah morfem meN- sebagai afiks, morfem jalan sebagai bentuk asal, dan morfem –i sebagai afiks. Yang terakhir, kata menjalankan terdiri dari tiga morfem, ialah morfem meN- sebagai afiks, morfem jalan sebagai bentuk asal, dan morfem –kan sebagai afiks. Soal-soal yang berhubungan dengan bentuk kata itulah yang menjadi objek dari suatu ilmu yang lazim disebut morfologi.

Perubahan-perubahan bentuk kata menyebabkan adanya perubahan golongan dan arti kata. Golongan kata sepeda tidak sama dengan golongan kata bersepeda. Kata sepeda termasuk golongan kata nominal, sedangkan kata bersepeda termasuk golongan kata verbal. Demikian pula golongan kata rumah dan jalan, misalnya dalam kalimat, Rumah itu disewakan dan Jalan itu sangat licin, berbeda dengan golongan kata berumah dan berjalan. Kata rumah dan jalan termasuk golongan kata nominal, sedangkan data berumah dan berjalan termasuk golongan kata verbal.

Di bidang arti, kata-kata sepeda, bersepeda, sepeda-sepeda, dan sepeda motor, semuanya mempunyai  arti yang berbeda-beda. Demikian pula kata-kata rumah, berumah, perumahan, rumah-rumah, rumah-rumahan, rumah sakit, dan kata-kata jalan, berjalan, berjalan-jalan, jalan-jalan, perjalanan, menjalani, menjalankan, dan jalan raya.

Perbedaan golongan dan arti kata-kata tersebut tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk kata. Karena itu, maka morfologi, di samping bidangnya yang utama menyelidiki seluk-beluk bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan bentuk kata.

Dengan ringkas dapatlah dikatakan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-belum bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata lain, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.


Morfologi dan Leksikologi
Leksikologi merupakan seluk-beluk kata, ialah mempelajari perbendaharaan kata dalam suatu bahasa, mempelajari pemakaian kata serta artinya seperti dipakai oleh masyarakat pemakai bahasa. Misalnya kata masak. Kata ini mempunyai berbagai arti dalam pemakaiannya, seperti yang dijelaskan dalam kamus, sebagai berikut:
1.      ‘Sudah sampai tua hingga boleh dipetik, dimakan, dsb’. Misalnya Buah yang masak di pohon.
2.      ‘Sudah jadi (tentang masakan)’. Misalnya Meskipun sudah sejam direbus, belum masak juga ubi ini.
3.      ‘Sudah selesai, sudah dipikirkan’. Misalnya Adunan ini belum masak; Bangsa kita dianggapnya belum masak.
4.      ‘Mengolah, membuat penganan’. Misalnya Masak kue lapis.

Selanjutnya diterangkan pula arti kata bentukan dari kata tersebut. Kata masak-memasak berarti ‘hal atau urusan memasak makanan, dan sebagainya’ ; memasakkan artinya ‘memasak untuk orang lain’, mungkin juga berarti ‘menjadikan masak’; masakan berarti ‘barang apa yang dimasak, seperti lauk-pauk, makanan, dan sebagainya’; pemasak berarti ‘orang yang memasak’. Mungkin juga berarti ‘alat untuk memasak’; pemasakan berarti ‘hal memasak’.

Meskipun leksikologi maupun morfologi mempelajari masalah arti, tetapi terdapat perbedaan antara keduanya. Perbedaannya ialah bahwa morfologi mempelajari arti yang timbul sebagai akibat peristiwa gramatik, ialah yang biasa disebut arti gramatik (grammatical meaning) atau makna, sedangkan leksiologi mempelajari arti yang lebih kurang tetap yang terkandung dalam kata, atau yang lazim disebut arti leksikal (lexical meaning). Sebagai contoh, di samping kata rumah terdapat kata berumah. Kedua kata tersebut masing-masing memiliki arti leksikal. Kata rumah berarti ‘bangunan untuk tempat tinggal’, ‘bangunan pada umumnya’, dan kata berumah  berarti ‘mempunyai rumah’, ‘diam’, ‘tinggal’.  Arti leksikal dan pemakaian kata tersebut dibicarakan dalam leksikologi, sedangkan dalam morfologi dibicarakan perubahan bentuknya, dari rumah menjadi berumah, perubahan golongannya, dari kata nominal menjadi kata verbal, serta perubahan arti yang timbul sebagai akibat melekatnya afiks ber-  pada rumah, ialah timbulnya makna ‘mempunyai’ atau ‘memakai, mempergunakan’.

3 komentar: