Pikiran Rakyat
02122012
Pada masa
Pemerinahan Hindia Belanda, Situ Cileunca menjadi salah satu sumber listrik
bagi Kota Bandung. Air dari Situ Cileunca dialirkan ke sungai buatan untuk
menjadi penggerak turbin tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) utama di
Pangalengan. Listrik dari PLTA tersebut disebut-sebut merupakan listrik pertama
yang dapat dinikmati oleh penduduk di wilayah ini, termasuk dimanfaatkan para preanger
planter (pengusaha perkebunan). Sebelum menjadi situ atau danau buatan,
kawasan ini merupakan area hutan belantara milik seorang Belanda bernama Kuhlan.
Tahun 1918, area hutan tersebut direncanakan untuk dibangun situ dengan tujuan
awal untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga setempat. Pemerintah Hindia
Belanda pun kemudian membangun situ tersebut pada tahun berikutnya, yakni tahun
1919.
Untuk membangun
situ, aliran sungai yang ada di sekitar situ dibendung. Konon, pembangunan situ
tersebut tidak menggunakan cangkul melainkan alu atau halu dalam bahasa
Sunda. Tidak sedikit orang yang dikerahkan untuk mengerjakan pembuatan situ
tersebut. Atas perintah Hindia Belanda, proyek ini pun dikomandoi oleh dua
orang terpercaya, yaitu juragan Arya dan Mahesti. Hingga tujuh tahun lamanya,
tepatnya pada tahun 1926, Situ Cileunca baru benar-benar rampung. Situ yang
terletak di antara Desa Warnasari dan Desa Pulosari ini pun membentuk bendungan
hingga akhirnya diberi nama Dam Pulo.
Tahun 1930,
pemerintah mendirikan bangunan pengontrol ketinggianair di Situ Cileunca. Air
dari bangunan pengontrol ini kemudian mengalir ke sungai buatan Palayangan,
lalu menjadi salah satu sumber air yang digunakan untuk menggerakkan turbin
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Plengan, Lamajan, dan Cikondang. Dari
ketiga PLTA ini dihasilkan daya listrik sekitar 5,5MW. Tak hanya menjadi sumber
listrik, kapasitas situ yang mencapai 9, 89 juta meter kubik pun menjadi
cadangan sumber air bersih bagi Kota Bandung.
Dari segi
panorama, Situ Cileunca memiliki keindahan yang tak kalah menarik untuk
dijadikan objek wisata. Hamparan perkebunan teh dan pegunungan yang memanjakan
mata menjadi latar belakang Situ Cileunca. Situ Cileunca dikelilingi dua
perkebunan teh Malabar dan tiga gunung yang berdiri kokoh, yaitu Gunung Windu,
Gunung Malabar, dan Gunung Wayang. Untuk lebih menikmati pemandangan Situ
Cileunca, pengunjung dapat menyewa perahu mengelilingi situ. Pengunjung pun
dapat menyambangi kebun stroberi dan arbei yang berada di seberang Situ
Cileunca. Bagi penyuka wisata menantang, tersedia olahraga arung jeram yang
mengarungi Sungai Palayangan sepanjang 7 km atau permainan ekstrem lainnya flying
fox. Jika hanya ingin bersantai, area berkemah dekat danau pun dapat
menjadi pilihan pengunjung. (Kania DN/Periset PR)***
Lokasi
|
:
|
Desa Warnasari,
Kecamtan Pangalengan, Kabupaten Bandung (45 km sebelah selatan Kota Bandung)
|
Ketinggian
|
:
|
1.550 mdpl
|
Luas
|
:
|
180 hektare
|
Kedalaman
|
:
|
17 meter
|
Suhu
|
:
|
15-25° Celsius
|
Sumber Air
|
:
|
Situ
Cipanunjang, Situ Cilaki Beet, dan Sungai Cibuni Ayu
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar