Selasa, 20 Desember 2011 18:29 WIB | 1540 Views
Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial (BPDAS dan PS) Kementerian Kehutanan dan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Jakarta, Selasa, menandatangani kerja sama dalam pengelolaan tujuh kawasan hutan mangrove atau bakau yang akan dijadikan percontohan di lingkup ASEAN.
"Ketujuh area model itu menjadi lokasi pembelajaran mangrove komunitas ASEAN dan internasional," kata Direktur Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Ditjen BPDAS dan PS, Kemenhut, Billy Indra.
Ketujuh kawasan hutan mangrove yang akan menerapkan mekanisme "share learning" itu berlokasi di Surabaya, Lampung, Bali Barat, Alas Purwo (Banyuwangi), Balik Papan, Tarakan, dan Jepara.
Selain lokasi pembelajaran, ketujuh kawasan tersebut juga menjadi tempat pengembangan kemampuan ekonomi masyarakat lokal dari hutan mangrove.
Berdasarkan survei yang dilakukan JICA, masing-masing area mempunyai keunggulan komparatif yang berbeda-beda.
Chief Advisor JICA, Takahisa Kusano, mencontohkan mangrove Surabaya dan Balikpapan, memiliki keunggulannya dalam sistem ekonomi pesisir terpadu. Mangrovenya berfungsi merehabilitasi lahan bekas tambak, pengurangan erosi, dan ekowisata.
Sementara itu, kawasan mangrove Tarakan dan Alas Purwo yang merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Alas Purwo yang memiliki keunggulan dari atraksi wisata alam.
Kerja sama pengembangan mangrove antara Indonesia dan Jepang melalui JICA, kata Billy, sudah terjalin sejak 1991. Kerja sama itu terbagi menjadi empat fase, yaitu fase pertama (1991-1999) melalui rehabilitasi mangrove di Bali dan fase kedua (2001-2006) melalui pembangunan pusat informasi mangrove di Bali.
Sementara fase ketiga (2007-2010) melalui survei dan pemilihan tujuh area percontohan mangrove Indonesia di ASEAN dan fase keempat (2011 ? 2014) melalui penandatanganan kerjasama, dan proyek konservasi mangrove pada tujuh "project sites" tersebut.
(A027)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011
Hutan mangrove (bakau). (FOTO ANTARA/Seno S.)
Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial (BPDAS dan PS) Kementerian Kehutanan dan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Jakarta, Selasa, menandatangani kerja sama dalam pengelolaan tujuh kawasan hutan mangrove atau bakau yang akan dijadikan percontohan di lingkup ASEAN.
"Ketujuh area model itu menjadi lokasi pembelajaran mangrove komunitas ASEAN dan internasional," kata Direktur Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Ditjen BPDAS dan PS, Kemenhut, Billy Indra.
Ketujuh kawasan hutan mangrove yang akan menerapkan mekanisme "share learning" itu berlokasi di Surabaya, Lampung, Bali Barat, Alas Purwo (Banyuwangi), Balik Papan, Tarakan, dan Jepara.
Selain lokasi pembelajaran, ketujuh kawasan tersebut juga menjadi tempat pengembangan kemampuan ekonomi masyarakat lokal dari hutan mangrove.
Berdasarkan survei yang dilakukan JICA, masing-masing area mempunyai keunggulan komparatif yang berbeda-beda.
Chief Advisor JICA, Takahisa Kusano, mencontohkan mangrove Surabaya dan Balikpapan, memiliki keunggulannya dalam sistem ekonomi pesisir terpadu. Mangrovenya berfungsi merehabilitasi lahan bekas tambak, pengurangan erosi, dan ekowisata.
Sementara itu, kawasan mangrove Tarakan dan Alas Purwo yang merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Alas Purwo yang memiliki keunggulan dari atraksi wisata alam.
Kerja sama pengembangan mangrove antara Indonesia dan Jepang melalui JICA, kata Billy, sudah terjalin sejak 1991. Kerja sama itu terbagi menjadi empat fase, yaitu fase pertama (1991-1999) melalui rehabilitasi mangrove di Bali dan fase kedua (2001-2006) melalui pembangunan pusat informasi mangrove di Bali.
Sementara fase ketiga (2007-2010) melalui survei dan pemilihan tujuh area percontohan mangrove Indonesia di ASEAN dan fase keempat (2011 ? 2014) melalui penandatanganan kerjasama, dan proyek konservasi mangrove pada tujuh "project sites" tersebut.
(A027)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar