| I Made Asdhiana | Kamis, 21 April 2011 | 09:29 WIB
KOMPAS.com - Dalam perjalanan dari Cirebon menuju Bandung, kami melewati kota Sumedang. Memasuki kota ini pasti akan melihat tahu Sumedang dimana-mana, dari cuma penjaja kaki lima sampai rumah makan. Pastinya anda mengetahui tentang kelezatan Tahu Sumedang, tahu berwara coklat dan berasa sedikit asin itu memang sangat terkenal bahkan menjadi ikon dari kota asalnya, Sumedang. Aromanya pun sangat khas. Bisa dimakan langsung begitu saja atau mau dikombinasikan dengan lontong juga boleh-boleh saja.
Ke Sumedang kali ini kami mampir ke Tahu Bunkeng yang sangat legendaris itu, perintis tahu Sumedang sejak tahun 1917. Sudah hampir seabad ya, hebat euy. Awalnya ini dirintis oleh seorang imigran China bernama Ong Kino, beliau membuat tahu yang kemudian mendapat tanggapan yang bagus di masyarakat hingga laris manis terjual tahunya. Dan selanjutnya di teruskan ke anaknya yang bernama Boen Keng, kemudian berlanjut terus ke anaknya yang bernama Ukim. Nah sekarang di pegang oleh salah satu anak dari Bapak Ukim, yang bernama Bapak Suriadi. Jadi sudah generasi keempat yang menangani Tahu Bunkeng ini.
Dan di Sumedang juga sudah ada 4 tempat yang menjual Tahu Bunkeng. Pusatnya berada di Jalan 11 April nomor 53, Sumedang. Dan ada satu outlet yang berada di Bandung. Tahu Bunkeng ini sampai sekarang masih dibuat sendiri, supaya terjaga kualitasnya. Disini sangat laris sekali, dalam sekejap tumpukan tahu yang sudah matang pun habis terjual. Banyak sekali orang luar kota yang melewati Sumedang mampir disini hanya untuk membeli tahunya, contohnya ya seperti saya ini.
Tahu yang aromanya khas, sedikit asin, lembut isinya, dan agak renyah kulit tahunya. Enaknya memang disantap dalam keadaan panas, dengan cabe rawit, atau sambal kecap cabai rawit juga enak. Nah yang khas di Bunkeng selain tahunya adalah sambalnya. Enak banget untuk dicocol dengan tahunya. Yummyy... raos pisan euy.
Cobain deh teman-teman, makan tahu Bunkeng yang asli Sumedang. Rasanya memang berbeda dengan tahu sumedang yang ada di Jakarta. Dalam hitungan menit saya sudah menghabiskan 10 buah tahu he-he... Saya memang doyan banget makan tahu sumedang. Top deh Tahu Bunkeng. Selamat mencoba teman-teman. (Ita)
Sumber : www.doyanmakan.com
YUDI/WWW.DOYANMAKAN.COM
Tahu Bunkeng di Sumedang.
Tahu Bunkeng di Sumedang.
KOMPAS.com - Dalam perjalanan dari Cirebon menuju Bandung, kami melewati kota Sumedang. Memasuki kota ini pasti akan melihat tahu Sumedang dimana-mana, dari cuma penjaja kaki lima sampai rumah makan. Pastinya anda mengetahui tentang kelezatan Tahu Sumedang, tahu berwara coklat dan berasa sedikit asin itu memang sangat terkenal bahkan menjadi ikon dari kota asalnya, Sumedang. Aromanya pun sangat khas. Bisa dimakan langsung begitu saja atau mau dikombinasikan dengan lontong juga boleh-boleh saja.
Ke Sumedang kali ini kami mampir ke Tahu Bunkeng yang sangat legendaris itu, perintis tahu Sumedang sejak tahun 1917. Sudah hampir seabad ya, hebat euy. Awalnya ini dirintis oleh seorang imigran China bernama Ong Kino, beliau membuat tahu yang kemudian mendapat tanggapan yang bagus di masyarakat hingga laris manis terjual tahunya. Dan selanjutnya di teruskan ke anaknya yang bernama Boen Keng, kemudian berlanjut terus ke anaknya yang bernama Ukim. Nah sekarang di pegang oleh salah satu anak dari Bapak Ukim, yang bernama Bapak Suriadi. Jadi sudah generasi keempat yang menangani Tahu Bunkeng ini.
YUDI/WWW.DOYANMAKAN.COM
Lontong, cocok dinikmati bersama tahu bunkeng.
Lontong, cocok dinikmati bersama tahu bunkeng.
Dan di Sumedang juga sudah ada 4 tempat yang menjual Tahu Bunkeng. Pusatnya berada di Jalan 11 April nomor 53, Sumedang. Dan ada satu outlet yang berada di Bandung. Tahu Bunkeng ini sampai sekarang masih dibuat sendiri, supaya terjaga kualitasnya. Disini sangat laris sekali, dalam sekejap tumpukan tahu yang sudah matang pun habis terjual. Banyak sekali orang luar kota yang melewati Sumedang mampir disini hanya untuk membeli tahunya, contohnya ya seperti saya ini.
YUDI/WWW.DOYANMAKAN.COM
Tahu Bunkeng di Sumedang.
Tahu Bunkeng di Sumedang.
Tahu yang aromanya khas, sedikit asin, lembut isinya, dan agak renyah kulit tahunya. Enaknya memang disantap dalam keadaan panas, dengan cabe rawit, atau sambal kecap cabai rawit juga enak. Nah yang khas di Bunkeng selain tahunya adalah sambalnya. Enak banget untuk dicocol dengan tahunya. Yummyy... raos pisan euy.
Cobain deh teman-teman, makan tahu Bunkeng yang asli Sumedang. Rasanya memang berbeda dengan tahu sumedang yang ada di Jakarta. Dalam hitungan menit saya sudah menghabiskan 10 buah tahu he-he... Saya memang doyan banget makan tahu sumedang. Top deh Tahu Bunkeng. Selamat mencoba teman-teman. (Ita)
Sumber : www.doyanmakan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar