Jumat, 20 Januari 2012 13:51 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Hanaa Ben Abdesslem menjadi perhatian dunia. Ia tercatat sebagai Muslimah pertama yang menjadi model kosmetik Lancome. Wanita asal Tunisia itu akan menjadi duta untuk produk alas bedak Lancome jenis Teint Idole Ultra 24h. Lancome adalah merk produk kecantikan terkemuka yang berpusat di kota mode dunia, Paris, Prancis. Lancome berdiri pada 1935. Sejak 1964, Lancome berada di bawah payung L'Oreal.
“Model dapat menjadi pilihan karier juga,” ujar Hanaa seperti dikutip laman Daily Star, Kamis (19/1). Dengan menjadi model, Hanaa ingin mengubah pandangan yang keliru dalam kebudayaannya.
Gadis berusia 22 tahun itu mengawali kariernya di dunia model ketika menjadi pemenang kedua dalam sebuah acara reality show di Lebanon. Ia lalu bertemu seorang wanita Arab yang menginspirasinya. Wanita Arab bernama Sophie Galal itu memiliki pandangan dan ide yang sama dengannya, yakni memperkenalkan profesi model kepada dunia Arab. Galal pun menjadi manajer Hanaa dan memperkenalkannya pada agen model IMG.
Ia memulai kariernya sebagai model runway untuk Vivienne Westwood tahun lalu. Wajahnya pun pernah mengisi halaman editorial majalah Vogue Prancis. Ia juga pernah membawakan baju rancangan sejumlah perancang terkemuka dunia, seperti Ralph Lauren, Oscar de la Renta, dan Givenchy.
Meski telah menjadi model dunia, Hanaa tak pernah melupakan tanah kelahirannya. “Negara saya kaya sejarah dan tradisi. Sebuah kebudayaan yang dipengaruhi oleh kesuksesan dalam peradaban, termasuk kaum Barbar, Venisia, Roma, Arab, dan Otoman,” ujar dia.
Ia tumbuh dengan dikelilingi pengaruh tersebut. Hanaa mengaku bangga menjadi bagian dari kebudayaan negaranya. Sebagai Muslimah, Hanaa pun tidak meminum alkohol dan merokok.
Keputusan Lancome menampilkan model Afrika Utara itu bukanlah sebuah kebetulan. Ini adalah bagian dari tren yang tengah berkembang di industri fashion. Saat ini, dunia fashion mencari perempuan dari berbagai belahan dunia untuk menyajikan perbedaan budaya.
Kepala Divisi Wanita Ford, Paul Rowland, pun membenarkan. “Warisan ideal saya untuk Ford adalah terbuka pada ide kecantikan. Tak hanya klasik, tetapi juga mendunia,” ujar Rowland pada New York Times. Ia mengaku ingin mencari model dari Mesir, Sri Langka, dan India. Tempat-tempat yang menurutnya tidak dilihat orang.
Hanna juga dinilai memiliki kemiripan dengan mantan model Lancome yang juga seorang aktris, Isabella Rossellini. “Ia mengingatkan saya pada Rossellini. Menakjubkan,” ujar Presiden Lancome Internasional, Youcef Nabi, dalam laman Daily Mail. Kecantikannya yang sederhana mewakili keunikan, kekuatan, dan pesona setiap wanita Lancome.
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Satya Festiani
api.ning.com
Hanaa Ben Abdesslem
REPUBLIKA.CO.ID, Hanaa Ben Abdesslem menjadi perhatian dunia. Ia tercatat sebagai Muslimah pertama yang menjadi model kosmetik Lancome. Wanita asal Tunisia itu akan menjadi duta untuk produk alas bedak Lancome jenis Teint Idole Ultra 24h. Lancome adalah merk produk kecantikan terkemuka yang berpusat di kota mode dunia, Paris, Prancis. Lancome berdiri pada 1935. Sejak 1964, Lancome berada di bawah payung L'Oreal.
“Model dapat menjadi pilihan karier juga,” ujar Hanaa seperti dikutip laman Daily Star, Kamis (19/1). Dengan menjadi model, Hanaa ingin mengubah pandangan yang keliru dalam kebudayaannya.
Gadis berusia 22 tahun itu mengawali kariernya di dunia model ketika menjadi pemenang kedua dalam sebuah acara reality show di Lebanon. Ia lalu bertemu seorang wanita Arab yang menginspirasinya. Wanita Arab bernama Sophie Galal itu memiliki pandangan dan ide yang sama dengannya, yakni memperkenalkan profesi model kepada dunia Arab. Galal pun menjadi manajer Hanaa dan memperkenalkannya pada agen model IMG.
Ia memulai kariernya sebagai model runway untuk Vivienne Westwood tahun lalu. Wajahnya pun pernah mengisi halaman editorial majalah Vogue Prancis. Ia juga pernah membawakan baju rancangan sejumlah perancang terkemuka dunia, seperti Ralph Lauren, Oscar de la Renta, dan Givenchy.
Meski telah menjadi model dunia, Hanaa tak pernah melupakan tanah kelahirannya. “Negara saya kaya sejarah dan tradisi. Sebuah kebudayaan yang dipengaruhi oleh kesuksesan dalam peradaban, termasuk kaum Barbar, Venisia, Roma, Arab, dan Otoman,” ujar dia.
Ia tumbuh dengan dikelilingi pengaruh tersebut. Hanaa mengaku bangga menjadi bagian dari kebudayaan negaranya. Sebagai Muslimah, Hanaa pun tidak meminum alkohol dan merokok.
Keputusan Lancome menampilkan model Afrika Utara itu bukanlah sebuah kebetulan. Ini adalah bagian dari tren yang tengah berkembang di industri fashion. Saat ini, dunia fashion mencari perempuan dari berbagai belahan dunia untuk menyajikan perbedaan budaya.
Kepala Divisi Wanita Ford, Paul Rowland, pun membenarkan. “Warisan ideal saya untuk Ford adalah terbuka pada ide kecantikan. Tak hanya klasik, tetapi juga mendunia,” ujar Rowland pada New York Times. Ia mengaku ingin mencari model dari Mesir, Sri Langka, dan India. Tempat-tempat yang menurutnya tidak dilihat orang.
Hanna juga dinilai memiliki kemiripan dengan mantan model Lancome yang juga seorang aktris, Isabella Rossellini. “Ia mengingatkan saya pada Rossellini. Menakjubkan,” ujar Presiden Lancome Internasional, Youcef Nabi, dalam laman Daily Mail. Kecantikannya yang sederhana mewakili keunikan, kekuatan, dan pesona setiap wanita Lancome.
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Satya Festiani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar