Minggu, 01/09/2013 - 14:37
BANDUNG, (PRLM).- Kerusakan ekosistem Sungai Cikapundung adalah cermin dari perilaku masyarakat yang tak peduli terhadap kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, informasi terkait pentingnnya kelestarian Sungai Cikapundung melalui pendidikan masyarakat berbasis lingkungan perlu dilakukan.
Demikian disampaikan Gian Ergiansyah selaku Kepala Sakola Cikapundung saat ditemui di Kawasan Curug Dago, Minggu (1/9/2013). Keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan Sungai Cikapundung membuat Gian beserta sejumlah mahasiswa Antropologi Unpad dan kampus lain mendirikan komunitas belajar masyarakat dengan nama Sakola Cikapundung.
Gian menuturkan, Sakola Cikapundung menjadi lubang informasi serta sarana pembelajaran masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung untuk tetap menjaga sungai tersebut terbebas dari pencemaran.
"Sakola Cikapundung didirikan sejak awal 2013. Sakola Cikapundung digelar di ruang terbuka bagi masyarakat di sekitar sungai Cikapung dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajarannya,"ujar Gian. Saat ini, tuturnya, Sakola Cikapundung melakukan kegiatan mengajar bagi anak-anak di Rw 08 Kelurahan Ciumbuleuit, kecamatan Cidadap yang berdekatan dengan Curug Dago. "Kegiatan dilakukan pada Sabtu dan Minggu dan diikuti seratus anak-anak,"ucapnya.
Sedangkan tenaga pengajar berasal dari para mahasiswa. "Anak-anak diajari bahasa Inggris melalui pengenalan terhadap berbagai jenis tumbuhan dan serta sungai dalam bahasa itu,"uja Gian. Kegiatan belajar pun jauh dari kesan formal karena berlangsung di alam terbuka. Selain belajar, kegiatan di alam terbuka juga dilakukan oleh Sakola Cikapundung dengan bermain sepak bola.
"Titik awalnya memang dari anak-anak, selanjutnya kita akan mengajari ibu-ibu untuk membuat kerajinan dari sampah. Ini dibuat untuk menciptakan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan,"kata Gian. Rencananya, Sakola Cikapundung akan disebar ke sejumlah daerah lain yang berada di sekitar Sungai Cikapundung. (A-201/A-26)***
SISWA Aliyah Al-Fallah membersihkan Sungai Cikapundung di Kawasan Curug
Dago, Kota Bandung, Minggu (1/9/2013). Kegiatan tersebut selain
memberikan pemahaman agar para siswa mencitai lingkungan juga bertujuan
untuk mengurangi pencemaran air sungai.*
BANDUNG, (PRLM).- Kerusakan ekosistem Sungai Cikapundung adalah cermin dari perilaku masyarakat yang tak peduli terhadap kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, informasi terkait pentingnnya kelestarian Sungai Cikapundung melalui pendidikan masyarakat berbasis lingkungan perlu dilakukan.
Demikian disampaikan Gian Ergiansyah selaku Kepala Sakola Cikapundung saat ditemui di Kawasan Curug Dago, Minggu (1/9/2013). Keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan Sungai Cikapundung membuat Gian beserta sejumlah mahasiswa Antropologi Unpad dan kampus lain mendirikan komunitas belajar masyarakat dengan nama Sakola Cikapundung.
Gian menuturkan, Sakola Cikapundung menjadi lubang informasi serta sarana pembelajaran masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung untuk tetap menjaga sungai tersebut terbebas dari pencemaran.
"Sakola Cikapundung didirikan sejak awal 2013. Sakola Cikapundung digelar di ruang terbuka bagi masyarakat di sekitar sungai Cikapung dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajarannya,"ujar Gian. Saat ini, tuturnya, Sakola Cikapundung melakukan kegiatan mengajar bagi anak-anak di Rw 08 Kelurahan Ciumbuleuit, kecamatan Cidadap yang berdekatan dengan Curug Dago. "Kegiatan dilakukan pada Sabtu dan Minggu dan diikuti seratus anak-anak,"ucapnya.
Sedangkan tenaga pengajar berasal dari para mahasiswa. "Anak-anak diajari bahasa Inggris melalui pengenalan terhadap berbagai jenis tumbuhan dan serta sungai dalam bahasa itu,"uja Gian. Kegiatan belajar pun jauh dari kesan formal karena berlangsung di alam terbuka. Selain belajar, kegiatan di alam terbuka juga dilakukan oleh Sakola Cikapundung dengan bermain sepak bola.
"Titik awalnya memang dari anak-anak, selanjutnya kita akan mengajari ibu-ibu untuk membuat kerajinan dari sampah. Ini dibuat untuk menciptakan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan,"kata Gian. Rencananya, Sakola Cikapundung akan disebar ke sejumlah daerah lain yang berada di sekitar Sungai Cikapundung. (A-201/A-26)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar