Rabu, 25/09/2013 - 08:00
CIAMIS,(PRLM).-Pemerintah Kabupaten Ciamis kembangkan wisata
budaya sebagai ikon baru sektor pariwisata. Selain onjek wisata budaya
Karangkamulyan, Pemkab Ciamis berencana mengembangkan wisata budaya
Kampung Adat Kuta dan Kampung Adat Gegersunten.
Diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Ciamis, Drs. Sobar Sugema, M.Pd., saat ini Pemkab Ciamis telah menyiapkan berbagai langkah upaya dan strategis dalam menggali berbagai potensi yang akan menghasilkan PAD dari sektor pariwisata.
“Pasca hilangnya PAD dari (pariwisata) Pangandaran, kita mulai mengambil sejumlah langkah untuk mengembangkan potensi wisata budaya, yang selama ini baru Cagar Budaya Karangkamulyan dan Astana Gede Kawali dikenal masyarakat,” ujar Sobar ditemui disela-sela Sosialisasi Pewarisan Seni Tradisional Gondang Buhun Kampung Adat Kuta, Selasa (24/9) bertempat di Alun-alu Kecamatan Tambaksari, Kab. Ciamis.
Kampung Adat Kuta dan Gegersunten di Karangpaninggal, Kec. Tambaksari, menurut Sobar, memiliki potensi untuk dikembangkan untuk salah satu tujuan wisata budaya.
“Seperti halnya kampung adat pada umumnya di Jawa Barat, Kampung Adat Kuta maupun Gegersunten memiliki kegiatan tradisi pada waktu tertentu seperti Kampung Adat Ciptagelar (Kab. Sukabumi) atau Kampung Naga (Kab. Tasikmalaya),” ujar Sobar.
Selain kedua kampung adat tersebut, menurut Sobar Pemkab Ciamis juga akan lebih menata dan mengembangkan wisata budaya yang sudah berlangsung dan dikenal selama ini. Seperti tradisi Nyangku di Panjalu, tradisi Nyepuh di Ciomas, tradisi Ngikis di Karangkamulyan dan Nyiar Lumar di Astana Gede.
“Bahkan kemungkinan kami akan menjadikan Situ Lengkong dan Panjalu dengan tradisi Nyangkunya akan menjadi ikon wisata budaya dan relijius Kab. Ciamis. Karena selama ini tradisi tersebut sudah dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan domestik,” ujar Sobar.(A-87/A-107)***
TRADISI
Nyangku yang dilaksanakan masyarakat Panjalu akan dikembangkan menjadi
salah satu ikon wisata budaya Kab. Ciamis selain upacara tradisi
masyarakat Kampung Adat Kuta dan Gegersunten di Desa Karangpaninggal,
Kec. Tambaksari, Kab. Ciamis.*
Diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Ciamis, Drs. Sobar Sugema, M.Pd., saat ini Pemkab Ciamis telah menyiapkan berbagai langkah upaya dan strategis dalam menggali berbagai potensi yang akan menghasilkan PAD dari sektor pariwisata.
“Pasca hilangnya PAD dari (pariwisata) Pangandaran, kita mulai mengambil sejumlah langkah untuk mengembangkan potensi wisata budaya, yang selama ini baru Cagar Budaya Karangkamulyan dan Astana Gede Kawali dikenal masyarakat,” ujar Sobar ditemui disela-sela Sosialisasi Pewarisan Seni Tradisional Gondang Buhun Kampung Adat Kuta, Selasa (24/9) bertempat di Alun-alu Kecamatan Tambaksari, Kab. Ciamis.
Kampung Adat Kuta dan Gegersunten di Karangpaninggal, Kec. Tambaksari, menurut Sobar, memiliki potensi untuk dikembangkan untuk salah satu tujuan wisata budaya.
“Seperti halnya kampung adat pada umumnya di Jawa Barat, Kampung Adat Kuta maupun Gegersunten memiliki kegiatan tradisi pada waktu tertentu seperti Kampung Adat Ciptagelar (Kab. Sukabumi) atau Kampung Naga (Kab. Tasikmalaya),” ujar Sobar.
Selain kedua kampung adat tersebut, menurut Sobar Pemkab Ciamis juga akan lebih menata dan mengembangkan wisata budaya yang sudah berlangsung dan dikenal selama ini. Seperti tradisi Nyangku di Panjalu, tradisi Nyepuh di Ciomas, tradisi Ngikis di Karangkamulyan dan Nyiar Lumar di Astana Gede.
“Bahkan kemungkinan kami akan menjadikan Situ Lengkong dan Panjalu dengan tradisi Nyangkunya akan menjadi ikon wisata budaya dan relijius Kab. Ciamis. Karena selama ini tradisi tersebut sudah dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan domestik,” ujar Sobar.(A-87/A-107)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar