Laporan wartawan Kompas Tjahja Gunawan Diredja dari Washington DC, Amerika
WASHINGTON, SELASA- Udara malam yang dingin di Wisma Indonesia di Washington DC Amerika Serikat, Senin malam waktu setempat (13/10) malam tadi, nyaris tidak terasa, karena sekitar 250 warga Indonesia yang tinggal di sekitar Ibu Kota AS itu, dihibur oleh Raja Dangdut Rhoma Irama.
Pada kesempatan itu, Bang Haji, demikian Oma Irama biasa dipanggil, menyanyikan sekitar 20 lagu seperti di antaranya Darah Muda, Begadang, Judi, Gali Lubang Tutup Lubang. Gedung Utama Wisma Indonesia yang beralamat di 2700 Tilden Street NW, Washington, DC 2008, itu terasa gegap gempita karena warga Indonesia bergoyang.
Tidak ketinggalan Duta Besar Indonesia untuk AS Sudjadnan Parnohadiningrat dan Wakil Dubes Salman Alfarisi serta para pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia di AS, ikut menyaksikan suguhan musik dangdut dari Bang Haji. Bahkan, kata Sudjadnan, sebenarnya dia penggemar berat lagu dangdut Oma Irama.
Waktu mahasiswa dulu. Saya sengaja naik kereta dari Yogyakarya ke Jakarta untuk menyaksikan aksi Raja Dangdut kita Oma Irama. Jabatan saya sebagai Dubes Indonesia di AS mungkin akan berakhir tapi Oma Irama sebagai Raja Dangdut tetap akan dikenang masyarakat selamanya, kata Sudjadnan yang disambut tepuk tangan hadirin.
Seluruh hasil penjualan dari pertunjukan musik dangdut itu, akan digunakan untuk keperluan dana kemanusiaan di Indonesia. Tiket masuk yang dijual 30 dollar AS sebanyak 250 lembar terjual habis. Bahkan banyak warga Indonesia yang tidak kebagian tiket. Terlaluuuu !!!
Kedatangan Bang Haji ke Negeri Paman Sam rupanya bukan hanya untuk menghibur warga Indonesia di Washington, tetapi atas undangan Departemen Musik University of Pittsburgh Amerika untuk tampil dal am sebuah seminar tentang "Islam, Terorisme, dan Kebudayaan Pop".
"Selama ini ada stigma bahwa Islam adalah teroris. Saya tegaskan Islam bukan teroris. Di Indonesia banyak orang yang tidak berdosa yang meninggal akibat serangan teroris seperti serangan bom di Bali sebanyak dua kali, serta serangan teroris ke Hotel (JW) Marriott Jakarta serta Kedutaan Besar Australia di Jakarta," ujarnya.
Kemudian, Bang Haji menyebutkan beberapa dalil dalam Al-Quran yang isinya mengutuk serangan terorisme tersebut. Barang siapa membunuh orang yang tidak berdosa sama dengan membunuh semua manusia. Menuru Oma Irama, dalam Islam memang ada perintah untuk perang namun itu dalam rangka mempertahankan diri.
"Kamu boleh berjalan di jalan Allah kalau kamu diperangi, tapi dalam medan perang yang defensif itu kamu tidak boleh melampaui batas." Jadi, kata Oma Irama, terorisme bukan masalah agama tetapi masalah politik.
Pandangan Oma Irama soal Islam, terorisme, dan kebudayaan pop di Indonesia yang dipresentasikan dalam seminar itu akan disebarluaskan oleh University of Pittsburgh dan dijadikan buku.
foto:KOMPAS/TJAHJA GUNAWAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar