Bahasa Indonesia, Basa Sunda, Bahasa Asing, Kamus, Fotografi, Sejarah, Budaya, Dongeng, Teknologi, Kesehatan, Hukum dan Kriminal, Konservasi, Kuliner, Pembangunan, Krisis, Tokoh, Olahraga, Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Jalan-Jalan. (Indonesian Language, Sundanese Language, Foreign Languages, Dictionary, Photography, History, Culture, Story, Technology, Healthy, Law and Criminal, Conservation, Development, Crisis, Figure, Sports, Agriculture, Plantation, Fishery, and Travelling)
Rabu, 08 Oktober 2008
Gepuk Renyah dan Tak Alot dari Ny Ong
Ema Nur Arifah - detikBandung
Bandung - Jika berbicara tentang oleh-oleh Bandung, pikiran pasti langsung melayang pada brownies kukus, soes, keripik, gorengan tempe atau aneka pastri dari toko kue dan bakery.
Padahal oleh-oleh tak selalu sesuatu yang ringan berupa camilan untuk dikunyah di luar jam makan. Makanan untuk lauk nasi pun ternyata jadi salah satu oleh-oleh favorit para pelancong Jakarta.
Gepuk Ny Ong misalnya. Makanan dari daging sapi yang dikenal pula dengan sebutan empal ini juga memiliki penggemar yang tak sedikit.
Menurut Area Manager Gepuk Ny Ong, Wawan Gunawan (31), sebelum Ny Ong membuka cabang di Jakarta, hampir 70 persen pembelinya adalah warga Jakarta.
"Kebanyakan mereka membeli yang mentah untuk dijadikan oleh-oleh," jelas Wawan saat ditemui di salah satu outlet Gepuk Ny Ong, Jalan Terusan Pasteur (Jalan DR Djunjunan). Selain di Jalan Terusan Pasteur outletnya juga ada di Jalan Pasirkaliki, Jalan Buah Batu dan di beberapa swalayan serta di Jakarta dan Tangerang.
Wawan menuturkan, gepuk NY Ong ini memang tersedia yang setengah matang agar bisa dibawa pulang dan digoreng sendiri di rumah hanya dalam waktu dua menit.
Selain itu, kemasan yang praktis dalam bentuk dus menjadi daya tarik lain bagi para konsumen. Foto seorang artis senior yang selalu khas dengan logat Sundanya terpampang jelas di luar kemasan sebagai ikon Gepuk Ny Ong.
Usaha Gepuk atau empal ini dirintis NY Ong sejak 20 tahun yang lalu. Untuk menghasilkan gepuk yang mepuk dan enak, Wawan memaparkan, daging yang dipilih hanya bagian paha.
Selanjutnya daging dikukus sampai empuk, dipotong-potong, dipukul-pukul sampai pipih setelah itu baru dimasak bersama rempah selama satu hari satu malam sampai bumbu meresap. Proses itulah yang mungkin membuat rasanya tak pernah mati.
Seperti dua mojang geulis yang kos di kawasan Dago, Icha (24) dan Marlina (21) yang mengaku cukup sering membeli Gepuk Ny Ong.
"Enak, renyah dan tidak alot," tutur Marlina. Kepraktisan pun menjadi alasan lain bagi Marlina dan Icha karena mereka tidak memasak makanan sendiri.
Gepuk Ny Ong ini dijual per potong. Satu potongnya selepas Idul Fitri jadi naik yaitu Rp 8 ribu.
Ada dua rasa yang dipilih, manis atau pedas. Keduanya bisa dijadikan oleh-oleh atau teman santap lezat. Meskipun sambalnya nggak begitu nendang tapi tetap enak mantap jika dinikmati dengan nasi yang mengepul hangat.
Selain dengan nasi, gepuk juga ternyata bisa dinikmati dengan setangkup roti. Ehm...tidak percaya? Coba saja!(ema/ern)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar