Kompas/Iwan Setiyawan / Kompas Images
Peselancar Indonesia, I Made Widiarta, beraksi di antara ombak Pantai Kuta, Bali, pada pertandingan final selancar Asian Beach Games I 2008, Minggu (19/10). Widiarta meraih medali emas.
Denpasar, Kompas - Di luar dugaan, Indonesia membuat kejutan dengan menggondol lima medali emas yang diperebutkan pada hari kedua Asian Beach Games di Bali. Keberhasilan Indonesia ini tidak lepas dari motivasi dan semangat juang para atlet yang dipersiapkan secara serius sekitar dua setengah bulan.
Dengan biaya penyelenggaraan sekitar Rp 300 miliar dan menyertakan 210 atlet dari 16 cabang, Indonesia yang tadinya tidak memberi target medali emas mulai memperlihatkan kekuatannya. Lima medali emas yang diraih pun datang dari tiga cabang berbeda.
Indonesia sementara memimpin pengumpulan medali dengan 5 emas, 1 perak, dan 6 perunggu. Posisi kedua ditempati Vietnam dengan dua perak, disusul China dan Myanmar masing-masing satu perak.
Pada hari Minggu pagi dua emas disumbangkan cabang silat dari nomor peragaan tunggal putra dan nomor ganda putri.
Pada siang hari nomor perahu naga 1 kilometer juga menghadirkan dua emas bagi Indonesia lewat beregu putra-putri. Adapun emas kelima datang dari cabang selancar yang telah memastikan emas sebelum final, lewat I Made Widiarta yang mengalahkan I Made Raditya Rondi di final.
”Saya terkejut, terharu, dan juga gembira dengan pencapaian sementara tim Indonesia. Terus terang, saya tidak menyangka kami bisa membuat lompatan begitu hebat pada dua hari pertama,” kata Komandan Pelatnas Joko Pramono kepada Kompas.
Apakah dengan lima emas pada dua hari pertama Indonesia berpeluang menjadi juara umum? ”Saya tidak berani menargetkan itu. Biarlah wartawan yang mereka-reka. Tapi, saya boleh mengatakan, kemungkinan kami masih bisa menggondol medali lagi dari dragon (perahu naga), surfing (selancar), dan paragliding,” ujar Joko. Dari selancar, tersedia tiga dan perahu naga menyisakan empat medali emas.
Voli mulus
Dari cabang-cabang lain yang baru menyelesaikan babak penyisihan, cabang voli putra-putri melangkah mulus.
Tim Indonesia 1 menang atas Laos pada hari pertama, giliran Indonesia 2 menyusul dengan memukul India 21-11, 21-15 hari Minggu. Duet Darkuncoro dan Ardiansyah menumbangkan pasangan India, Poothatham dan Pradeep.
Di kelompok putri pasangan Ni Putu Timy dan Kapasiang dari Indonesia 2 menang atas Bautistan dan Brillo dari Filipina 2 dengan skor 21-17, 21-16. Adapun pasangan Siam Ayu dan Rahawarin dari Indonesia 1 memukul Khatun dan Akhter dari Banglades 1, 21-7, 21-9.
”Sebetulnya duet India itu tidak jelek. Mereka hanya belum terbiasa dengan kondisi lapangan,” kata Darkuncoro kepada wartawan seusai pertandingan.
Menurut Darkuncoro, ini untuk kelima kali pasangan Poothatham dan Pradeep bertemu mereka. ”Dan, selama itu pula kami selalu menang,” katanya.
Apa kelebihan pemain India? ”Mereka memiliki tinggi badan lebih baik dari kami, tetapi keunggulan ini tidak dioptimalkan dengan baik,” ujarnya.
”Saya melihat ada beberapa kekurangan mereka yang harus diperbaiki kalau mereka mau lebih baik. Kekurangan itu terutama servis dan pengambilan posisi saat bertanding,” katanya.
”Dengan kemenangan ini, kami membuka peluang, tetapi kami akan tetap waspada karena Jepang dan juga Yaman, yang merupakan dua lawan terakhir di grup, tentu tidak mau kalah,” katanya. (SAM/SET/YES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar