Rabu, 30 April 2008

Mak Nyuuus! "Wisata Kuliner" ala Tentara Indonesia di Lebanon


KOMPAS/PRIYOMBODO
Kontigen Garuda XIII-B - Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontigen Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Garuda XIII-B sujud dan berdoa seusai upacara pemberangkatan di Pangklan TNI AU Halim Perdana Kusuma Jakarta, Senin (12/11/07). Sebanyak 850 personil diberangkatkan ke Libanon melalui tiga gelombang keberangkatan.


Kompas Rabu, 30 April 2008 | 10:01 WIB
"WISATA KULINER" di tengah-tengah daerah konflik perang Lebanon-Israel ? Yang benar saja! Mungkin itu pertanyaan yang terlintas begitu membaca judul di atas. Tapi, demikianlah kreativitas yang dilakukan oleh prajurit Kontingen Garuda (Konga) XXIII B di Lebanon Selatan saat mengisi waktu liburan week end musim semi bagi masyarakat setempat di daerah Bani Hayyan, Sabtu (26/4).

Acara "Wisata Kuliner" yang dimaksud tentunya tidak persis sama seperti yang dilakukan di Tanah Air. Apalagi, kali ini yang ber-"wisata" bukanlah warga atau prajurit Indonesia, melainkan masyarakat Lebanon yang diperkenalkan tentang bagaimana memasak masakan dan minuman khas Indonesia dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan di Lebanon.

Bertempat di halaman depan Elementary School Bani Hayyan, Lebanon Selatan, para prajurit Garuda beraksi bak seorang koki profesional mendemontrasikan cara memasak masakan dan minuman khas Indonesia di hadapan sekitar 70-an warga lokal yang sebagian besar adalah ibu-ibu, remaja putri dan sebagian kecil bapak-bapak serta anak-anak. Acara demo memasak yang ditampilkan di hadapan masyarakat Lebanon tersebut bagi mereka ternyata merupakan pengalaman yang benar-benar baru dan sungguh mengasyikkan.

Para "koki" dadakan ini dikomandoi langsung oleh Komandan Kompi Mekanis-B/ Ajax Kapten Inf Mahbub Junaidi, dibantu oleh Kapten Kav Mujahidin, Praka Didi S. dan Pratu Rohim sebagai juru masak. Ini merupakan suatu hal yang langka di mana seorang Komandan pasukan memiliki kemahiran dalam mengolah masakan dan langsung mempraktikkannya di depan masyarakat umum.
Aneka masakan yang didemokan diantaranya bakso, sup ayam, perkedel kentang, nasi putih, dadar gulung dan es buah kopyor berlangsung meriah karena warga sangat antusias mengikuti tahap demi tahap pengolahan masakan tersebut. Selain itu kemeriahan juga timbul karena kepiawaian Kapten Mahbub, yang dibantu oleh Interpreter lokal Mohammad Farhad, saat mengomentari demo memasak tersebut sehingga mudah dimengerti oleh warga dan oleh karenanya tidak sulit bagi Kapten Mahbub meminta perwakilan warga untuk mencicipi masakan yang sedang diolah.

Tak dinyana, mereka menyukai "taste" masakan Indonesia. Terbukti dari raut wajah puas sambil mengacungkan jempol seraya berkata "good" berulang-ulang. Pada saat inilah improvisasi Kapten Mahbub muncul. Saat warga mengucapkan kata-kata "good", ia meminta mereka mengganti kata-kata itu menjadi "mak nyuuus". Kontan serentak mereka mengucapkan kata-kata yang amat populer di Indonesia itu : "Mak nyuuus !!!" sambil bertepuk tangan.

Mendekati masyarakat
Acara ini diprakarsai dan dilaksanakan sepenuhnya oleh prajurit Konga XXIII-B, khususnya dari Kompi Mekanis-B/Ajax dalam rangka menyambut pergantian musim dari musim semi ke musim panas di mana sebagian besar masyarakat Lebanon yang merantau kembali pulang ke daerahnya masing-masing untuk berlibur. Kesempatan inilah yang digunakan oleh Konga XXIII B untuk berinteraksi lebih dekat lagi dengan masyarakat Lebanon tersebut.

Tokoh masyarakat Bani Hayyan yang hadir saat itu, Mochtar Salah Jabbar (tokoh agama) dan Mayor Mohammad Shihab (kepala wilayah) memuji kreativitas yang dilakukan oleh pasukan Indobatt (sebutan bagi Konga XXIII B). Menurutnya selama UNIFIL (The United Nations Interim Force in Lebanon) berdiri sejak tahun 1978, baru kali inilah ada tentara dari negara lain yang mengenalkan dan mengajarkan cara memasak masakan khas dari negara asal tentara itu, namun dengan bahan-bahan yang mudah dijumpai di Lebanon. Kedua tokoh ini berharap, prajurit Indobatt secara kontinyu menyelenggarakan acara "wisata kuliner" tersebut sehingga dapat memperkaya khazanah masakan dan budaya kedua negara, terutama bagi masyarakat Lebanon Selatan sendiri.

Acara yang dihadiri juga Dansatgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII B/UNIFIL Letkol Inf AM Putranto, S.Sos ditutup dengan jamuan makan dengan menu masakan yang sama persis dengan yang telah didemokan. Sambutan warga yang menikmati hidangan amat positif. Mereka memuji cita rasa masakan Indonesia yang disebutnya "sungguh mengundang selera". Ini terlihat dari animo sebagian besar yang hadir untuk menambah porsi makanannya. Bagi warga yang berminat untuk mencobanya di rumah, disiapkan juga buku resep masakan dalam dua bahasa, Inggris dan Arab sehingga memudahkan mereka saat mencari bahan dan mengolahnya.
Diplomasi dalam rangka mewujudkan misi Perdamaian PBB di daerah konflik, khususnya di wilayah Lebanon Selatan yang berlangsung puluhan tahun tentunya tidak semudah yang dibayangkan. Resolusi DK PBB No. 1701 yang kemudian diperbaharui dengan Resolusi No. 1773 hanyalah merupakan pedoman dasar bagi setiap pasukan yang sedang bertugas. Namun dalam implementasinya memerlukan pendekatan yang unik agar dapat diterima oleh pihak-pihak yang bertikai. Untuk itu, Kontingen Garuda XXIII B selama ini terus berupaya melakukan inovasi-inovasi baru agar dapat meredam potensi konflik yang mungkin terjadi dengan harapan terwujudnya perdamaian permanen di wilayah Lebanon Selatan.

Kapten Chb Sandy M. Prakasa, S.Ikom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar