Segala julukan diberikan terhadap negeri ini, negara agraris tetapi petaninya hidup miskin, negara bahari/maritim tetapi nelayannya miskin juga, negara hukum tetapi masyarakat dan aparat/pejabatnya banyak yang tidak memahami hukum, banyak korupsi dan kolusi di mana-mana.
Nah, ini lagi negeri ini merupakan negeri penghasil minyak bumi bahkan bisa mengekspor minyak plus sebagai anggota OPEC pula. Akan tetapi, dibalik itu semua rakyat dan masyarakat negeri ini tidak dapat menikmati minyak yang dihasilkan dari perut bumi negeri ini. Kenaikan harga minyak mentah dunia membuat para pengambil kebijakan negeri ini seolah sedang bermain sandiwara di atas panggung. Penontonnya tidak lain adalah rakyat jelata yang setiap hari menjerit kekurangan bahan bakar untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Di atas panggung para pengambil kebijakan itu bermain seolah-olah serius, kadang tertawa, sedih dan segudang raut muka yang diperlihatkan kepada penonton. Di atas panggung juga tampil segerombolan penjahat atau bahasa kerennya 'spekulan' pengambil keuntungan yang tidak peduli dengan rakyat kecil.
Kemana minyak yang dihasilkan dari perut bumi negeri ini mengalir????
Para pejabat membuat kebijakan lagi dengan program konversi dari minyak tanah ke gas.
Penonton pun bertepuk tangan ada sesuatu yang baru. Akan tetapi, sayang di antara para pengambil kebijakan itu sudah buru-buru mengambil alih perannya menjadi gerombolan penjahat tadi. Program belum begitu diphami oleh rakyat, gerombolan penjahat tadi dengan gesit memanfaatkan kebodohan rakyat kecil. Ada spekulan gasnya, ada spekulan tabung gasnya dan masih banyak spekulan-spekulan di negeri ini.
Cerita ini tidak akan selesai dalam satu hari satu malam, masih akan terus berlangsung di negeri ini. Apa pun cerita di negeri ini selalu menarik penontonnya tidak hanya penonton di negeri ini tetapi penonton dari luar negeri ini.
Berikut ada beberapa gambar/foto mengenai cerita di negeri ini. Kita memang kalah dari negeri dongeng yang ada di luar. Dari dongeng saja bisa menghidupi masyarakatnya. Masyarakatnya kenyang meskipun hanya makan dongeng. Akan tetapi, dongeng di negeri ini justru sebaliknya.
Maaf bila ada yang tersinggung dengan dongeng ini.
antre lagi..........
antre lagiiiiiiii......
antre lagiiii........
antreeeee lagiiiiiiiiiiii....................
Kompor minyak tanah akan segera hilang akibat konversi ke gas
Mudah-mudahan negeri ini berubah ke negeri dongeng yang lebih makmur dan sejahtera.
Salam hormat buat ibu-ibu rumah tangga pedagang kecil dan semua yang menggunakan minyak tanah dalam kehidupannya.
Mudah-mudahan ibu-ibu tidak membenci kehadiran gas yang akan membuat kehidupan berubah. Mudah-mudahan dengan konversi gas ini bisa seperti gasnya tidak berisik dan kotor, sekotor para 'spelukan'.
Tukang Ngetik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar