Kamis, 19 Agustus 2010

Peribahasa

Kalah jadi abu, menang jadi arang

Yang kalah dan yang menang sama-sama merugi.


Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan

Bersama-sama berbahagia dan bersama-sama menderita.


Ada gula, ada semut

Orang yang kaya lazimnya banyak dikunjungi orang-orang yang ikut mengecap kenikmatan dari kekayaannya.


Ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan

Uang simpanan kita harus dipakai kalau perlu, karena tidak mempunyai mata pencaharian lagi.


Asal ada, kecil pun ada

Apa yang ada pada kita, walaupun sedikit, cukupkan dan manfaatkanlah.


Adat gunung tempatan kabut

Kepada yang pandai kita bertanya dan kepada yang kaya kita meminta atau meminjam.


Adat hidup tolong-menolong, adat mati jenguk-menjenguk

Sukalah tolong-menolong dalam menghadapi macam-macam kesukaran hidup.


Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam

Orang muda harus bersabar, jika merindukan sesuatu. Orang tua harus bersabar, jika ditimpa macam-macam kemalangan.


Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung

Segala sesuatu harus dikerjakan menurut adat, cara atau kebiasaan yang berlaku.


Air beriak tanda tak dalam

Banyak cakapnya, tetapi tidak banyak pengetahuannya.


Air susu dibalas dengan air tuba

Kebaikan dibalas dengan kejahatan.


Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga

Lazimnya tingkah-laku anak itu menurut contoh dari orang tuanya.


(700 Peribahasa Indonesia, R.H. Maskar Gandasudirja, TB Ekonomi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar