DERETAN pohon cemara menghiasi Pantai Tanjung Pakis di Desa Tanjung Pakis, Kecamatan Tanjung Jaya, Kabupaten Karawang. Pantai Tanjung Pakis tak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi kulinernya pun cukup "kajojo" di mata para wisatawan.* SYAMSUL BACHRI/"PR"
Langit pagi Pantai Tanjung Pakis begitu cerah. Biru dihiasi awan putih berarak. Burung-burung laut pun dengan anggunnya melayang-layang di angkasa biru, seperti sedang menikmati hangatnya belaian sang mentari.
Bak lukisan alam, pagi itu pesisir Pantai Tanjung Pakis begitu indah dan hangat. Pohon-pohon cemara yang berderet rapih di sepanjang pesisir pantai, tampak hijau dan asri. Sesekali, seperti seorang penari, cemara-cemara itu bergoyang-goyang diterpa embusan angin laut.
Jalur pendestrian sepanjang pesisir pantai, yang diapit deretan warung makanan dan pohon-pohon cemara, begitu tertata apik. Pasir pantai yang terhampar luas dan lumayan bersih, sesekali diterjang gulungan ombak yang saling berkejaran. Begitu indah dan damai.
Sentuhan profesional
Pantai Indah Tanjung Pakis ini, sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi daerah tujuan wisata yang bisa diandalkan. Betapa tidak, potensi alamnya layak jual, akses jalan dari kota terdekat Karawang sudah terhubung, dan faktor pendukung lainnya sudah ada. Tinggal menunggu apa lagi?
Kalau tidak secepatnya melakukan perubahan dan terobosan baru, Pantai Tanjung Pakis selamanya tak akan menjadi daerah tujuan wisata. Selamanya akan diam statis. Ngeuyembeu, kata orang Sunda.
Akses jalan menuju pantai harus segera diperbaiki. Ini sangat penting, sebab mana ada wisatawan yang mau tersiksa di perjalanan. Jangan sampai ada pengunjung yang mengurungkan niatnya berwisata karena jalan jelek. Atau, kapok datang lagi.
Fasilitas parkir pun harus diperhitungkan, baik itu untuk kendaraan roda dua maupun empat. Apalagi, jika ada pengunjung yang menggunakan bus besar atau truk. Jika tak diantisipasi dengan baik, permasalahan parkir bisa menjadi bumerang bagi Pantai Tanjung Pakis sendiri.
Dan, karena Tanjung Pakis merupakan wisata pantai, maka tempat mandi dan bilas harus benar-benar diperhatikan.
Sarana pendukung lainnya relatif cukup. Menurut Emi Tarman, istri pengelola objek wisata Pantai Tanjung Pakis, sudah ada 4 penginapan dan sekitar 170 warung makanan dan minuman yang beroperasi di Pantai Tanjung Pakis. "Warung-warung ini sudah tertata rapi dan bersih. Dan, keindahan pemandangan pantai tidak terganggu," katanya.
Selain penginapan dan warung makanan, di Pantai Tanjung Pakis pun Anda bisa menikmati aneka permainan, seperti speed boat, ATV, voli pantai, sepak bola pantai, berenang, panggung hiburan, dan kawasan agrowisata.
Penghijauan sepanjang pesisir pantai harus terus digalakan. Selain untuk lebih memperindah pantai, juga sebagai sarana untuk berteduh para pengunjung dan benteng penahan abrasi laut.
Jika pembenahan di berbagai sektor terus dilakukan, insya Allah Pantai Tanjung Pakis akan menjadi objek wisata pantai kebanggaan Kabupaten Karawang khususnya, dan Jawa Barat umumnya.
Pantai Tanjung Pakis ini berada di Desa Tanjung Pakis, Kecamatan Tanjung Jaya, Kabupaten Karawang. Lokasinya lumayan jauh dari Kota Karawang, sekitar 80 km. Dari Kecamatan Rengasdengklok sekitar 50 km. Dari kompleks candi purbakala (Candi Jiwa, Candi Blandongan, Candi Serut, Candi Sumur, dan 20 candi lainnya), masih harus menempuh perjalanan sekitar 30 km. Kondisi jalan lumayan beraspal, sebagian lagi berupa jalan beton.
Bandeng bakar
Ternyata, Pantai Tanjung Pakis tak hanya dikenal karena keindahan alamnya, kulinernya pun cukup kajojo di mata para wisatawan. Bandeng Bakar bumbu sambel kecap, yang khas dari Pantai Tanjung Pakis. Menu khas andalan objek wisata Pantai Tanjung Pakis ini, menurut Heri, pemilik warung sekaligus penjual bandeng bakar, harganya relatif terjangkau. Hanya Rp 25.000 per ekor ukuran besar. "Seharga itu, sudah siap santap plus dengan sajian nasi putihnya," katanya.
Bandeng bakar ini banyak sekali penikmatnya. Apalagi pas liburan atau Lebaran, pengunjung dari luar Karawang, banyak yang berburu kuliner khas Tanjung Pakis ini. "Kalau pas liburan atau Lebaran, kami selalu kewalahan melayani para penikmat Bandeng Bakar ini," katanya.
Berkah dari menu Bandeng Bakar ini membawa keberuntungan sendiri bagi Heri dan keluarganya. Jika libur Lebaran tiba, rata-rata per hari, Heri mampu meraup omzet sekitar Rp 500.000. "Lumayan Pak, mungkin berkah Lebaran," katanya. (Syamsul Bachri-PDR/"Pikiran Rakyat" )***
Melon Asin dari Tanjung Pakis
Anda pernah merasakan melon rasa asin manis? Jika belum, tengoklah kawasan agrowisata melon dan semangka yang lokasinya tak jauh dari Pantai Tanjung Pakis, Karawang. Sekitar 200 meteran dari bibir pantai.
Kawasan agrowisata ini memang agak unik. Lokasinya saja di bibir pantai. Yang ditanamnya melon yang dagingnya berwarna oranye dan semangka merah tanpa biji. Luas kawasan agrowisatanya lumayan luas, sekitar 2 hektare, tetapi yang sudah diberdayakan baru sekitar setengah hektare.
Selain itu, konsep penjualannya mirip-mirip dengan sistem penjualan stroberi di Ciwidey dan Lembang, yaitu petik sendiri. Bayangkan memetik melon dan semangka sendiri. Besar-besar dan lumayan berat lagi buahnya.
Nah, yang agak unik dari agrowisata Tanjung Pakis ini, melon oranyenya memiliki rasa yang agak unik, manis tetapi rasa asinnya cukup dominan. Padahal, menurut Suyitno (42), pengelola agrowisata Tanjung Pakis, tanaman buah melon oranye ini selalu disiram memakai air tawar, yang sengaja diambil dari luar desa. "Karena rasa melonnya yang agak unik ini, agrowisatanya ini banyak dikunjungi para wisatawan yang sedang berlibur di Pantai Tanjung Pakis. Mereka memetik sendiri melonnya. Ada yang memetik melon untuk dimakan di tempat, dan tidak sedikit pula yang membawanya pulang sebagai oleh-oleh," tutur Suyitno.
Masalah harga relatif terjangkau. Untuk melon oranye dipatok seharga Rp 8.000/kg dan semangka merah tanpa biji Rp 4.000/kg. "Berat buahnya bervariasi, paling besar mencapai 4 kg/buah dan paling kecil 1,7 kg/buah," katanya.
Berminat mencicipi sensasi melon rasa asin? Kalau ada waktu, cobalah berwisata ke Pantai Tanjung Pakis. Wisata alam dan kuliner ini bisa memberi sensasi tersendiri. (Syamsul Bachri-PDR/"Pikiran Rakyat")***
Sabtu 4 juni 2011, Dari Bekasi Menuju Tanjung Pakis Karawang, lewat rengas dengklok, perjalanan ditempuh 3,5 jam. Benar2 menguras tenaga, saya bingung dimana hati nurani pemkab kabupaten Bekasi & Karawang ???? Dimulai dengan jalan yg harus memutar karena tidak mau ambil resiko naik eretan karena membawa mobil ( tidak ada jembatan ), jalan rusak parah menuju ke tanjung pakis, mulai dari kec. Cabangbungin ( kira 12 km diempuh dengan waktu 1 jam ). Perhatikan dong bapak Kepala Daerah Bekasi dan Karawang....!!!!!! jangan ngurusin Kawasan Industri aja, apa karena gak ada duitnya ?????Waktu pilkada aja janjinya ngurusin daerah tertinggal, udah duduk enak mah duitnya takut ketinggalan ya pakkkkkkkk!!!!!!!!!!!!!
BalasHapuspantai yg BANYAK NYAMUK NA....
BalasHapusmgnkin krna sadar kebersihan yg kurang